Tinjauan Pustaka Pengalihan Pengelolaan Bank Dalam Rangka Penyehatan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan

6 Departemen Hukum Ekonomi FH USU menerima judul skripsi yang di ajukan Penulis. Maka berdasarkan hal itu wajarlah bila Penulis melanjutkan penelitian terhadap judul skripsi tersebut. Sehingga Penulis sampai pada suatu kesimpulan tulisan ini bukanlah hasil penggandaan ataupun jiplakan dari hasil karya maupun tulisan orang lain. Mengenai keberadaan kutipan pendapat dalam penulisan skripsi ini adalah suatu hal yang tidak perlu untuk diperdebatkan karena sebuah kutipan merupakan hal yang lumrah dan wajar karena diajukan semata-mata demi penyempurnaan penulisan skripsi, jadi sama sekali tidak ada maksud Penulis untuk melakukan suatu tindakan plagiat ataupun menjiplak hasil karya tulis orang lain.

E. Tinjauan Pustaka

Pasal 1 angka 2 UU Perbankan dikatakan bahwa pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank terdiri dari bank umum dan bank perkreditan rakyat selanjutnya disebut sebagai BPR. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank umum yang dikenal masyarakat luas dapat juga disebut bank komersial, bank niaga, atau bank dagang. BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau 7 berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. 6 Undang-undang OJK menentukan lain, yakni memberikan kewenangan luas kepada OJK. OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap kegiatan didalam sektor jasa keuangan secara terpadu, independen, dan akuntabel. UU OJK harus memberikan predictable, yaitu dapat memberikan jaminan dan kepastian hukum bagi lembaga jasa keuangan, terutama dampak pengaturan dan struktur pengawasan pada aspek kesehatan sistem lembaga jasa keuangan, stabilitas sistematik dan pengembangan sistem lembaga jasa keuangan. Pasal 37 ayat 1 huruf f UU Perbankan dikatakan bahwa dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, BI dapat melakukan tindakan agar bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain. 7 1. OJK menginformasikan kepada Lembaga Penjamin Simpanan mengenai bank bermasalah yang sedang dalam upaya penyehatan oleh OJK sebagai mana dimaksud didalam peraturan perundang-undangan. Mengenai upaya penyehatan bank oleh OJK, dijelaskan pada Pasal 41 UU OJK yang menyatakan : 2. Dalam hal OJK mengindikasikan bank tertentu mengalami kesulitan likuiditas danatau kondisi kesehatan semakin memburuk, OJK segera menginformasikan ke BI untuk melakukan langkah-langkah sesuai dengan kewenangan BI. 6 Komaruddin Sastradipoera, Strategi Manajemen Bisnis Perbankan Konsep dan Implementasi Untuk Bersaing Bandung: Kappa-Sigma, 2004, hlm. 130. 7 Bismar Nasution, Pengaturan dan Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan,Seminar tentang Sosialisasi Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Medan, 19 Juni 2012, hlm. 2 8 Pasal 7 UU OJK dikatakan, untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan, OJK mempunyai wewenang : a. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank meliputi : 1 perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasr, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan 2 kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa; b. pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi : 1 likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank; 2 laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; 3 sistem informasi debitur; 4 pengujian kredit credit testing ; dan 5 standar akuntansi bank; c. pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi : 1 manajemen risiko; 2 tata kelola bank; 3 prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan 4 pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan d. pemeriksaan bank. Lembaga Penjamin Simpanan adalah lembaga independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. 8 Fungsi LPS adalah : 9 1. menjamin simpanan nasabah penyimpan; dan 2. turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya.

F. Metode Penelitian