Proses Pembuatan Tempat Handphone

C. Proses Pembuatan Tempat Handphone

Proses kerja dalam pembuatan tempat handphone meliputi :

1. Pembuatan desain Sebelum melangkah pada proses selanjutnya perlu dibuat desain sesuai model yang akan dibuat dengan urutan sebagai berikut.

a. Pembuatan sket atau acuan visual Sebelum membuat pola tempat hand phone terlebih dahulu membuat sket atau acuan visual dari beberapa bentuk gantungan kunci.

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Produk Kulit Non Alas Kaki dan Non Busana (XI,1)

b. Sket terpilih Setelah sket jadi atau pengamatan acuan visual dari beberapa sample, maka terpilih satu desain yang akan diwujudkan produk.

2. Pembuatan pola Dari sket terpilih yang telah ditentukan selanjutnya dibuat pola master dan pola potong.

a. Pola Master Pola master digunakan sebagai pola dokumen bila diperlukan untuk membuat tempat handphone yang sama

b. Pola potong Pola potong digunakan untuk memotong bahan kulit, agar sesuai dengan ukuran handphone yang akan dibuat

c. Pola kerja Pola kerja digunakan dalam proses perakitan, supaya ukuran sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun urutan pembuatan pola sebagai berikut :

Gambar 4.1. Pola tempat handphone Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

3. Pemotongan bahan Perlu diperhatikan dalam pemotongan bahan kulit, karena dari satu lembar kulit akan ada keregangan dan ketegangan kulit. Hal ini perlu diperhatikan untuk arah ketegangan diperuntukan kulit yang

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Produk Kulit Non Alas Kaki dan Non Busana (XI,1)

membawa beban serta arah kemuluran untuk bagian yang tidak membawa beban agar menghasilkan produk yang berkualitas.

Gambar 4.2. Pemotongan bahan kulit Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

Gambar 4.3. Pemotongan bahan lapis Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

Gambar 4.4. Hasil pemotongan Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

4. Menyeset bahan Setelah di potong sesuai dengan pola potong langkah selanjutnya diseset dengan mesin seset. Mesin seset adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyeset atau mengurangi ketebalan dalam rangka membuat produk kulit yang berkualitas, pengerjaan penyesetan yang dilakukan atau bagian dalam kulit dengan sudut-sudut penyesetan tertentu. Setelah penyesetan, permukaan kulit harus tetap dalam keadaan sempurna, tidak rusak, kompak dan tidak berkurang kemulurannya. Kadang- kadang penyesetan dilakukan pada bagian permukaan kulit bertujuan

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Produk Kulit Non Alas Kaki dan Non Busana (XI,1)

untuk memperkuat melekatnya lem, apabila akan menyambung dari dua bagian komponen sebelum dijahit. Sebelum potongan di jahit perlu diseset bagian tepi potongan, supaya kelihatan rapi dan rata.

Gambar 4.5. Proses penyesetan Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

Gambar 4.6. Hasil sesetan Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

5. Penjahitan dan perakitan Untuk produk gantungan kunci, proses penjahitan dan perakitan bisa dijadikan satu kompetensi. Setelah diseset rata bagian tepi kulit terus di lem menggunakan lem kontak adhesive. Tunggu setelah kering benar baru dirakit dengan cara menggabungkan kedua sisi potongan, setelah nempel kemudian dijahit.

Gambar 4.7. Perakitan potongan produk kulit dengan kertas marga

Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Produk Kulit Non Alas Kaki dan Non Busana (XI,1)

Gambar 4.8. Proses pelipatan Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

Gambar 4.9. Hasil pelipatan Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

Gambar 4.10. Proses jahit Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Produk Kulit Non Alas Kaki dan Non Busana (XI,1)

Gambar 4.11. Hasil jahitan Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

6. Finishing Finishing berfungsi untuk menghilangkan bekas lem yang menempel dan sisa-sisa benang serta mengecat bagian tepi kulit supaya kelihatan rapi dan indah pada produk gantungan kunci. Setelah bersih kemudian dibersihkan lagi dengan bahan cairan pledge atau lak kulit supaya lebih indah

Gambar 4.12. Produk jadi Sumber. PPPPTK Seni dan Budaya

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Produk Kulit Non Alas Kaki dan Non Busana (XI,1)

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24