Prospek Usaha Kayu Gergajian Sawit (Elaesis Guineensis Jacq.) Terkompregnasi (Studi Kasus di Bogor dan Propinsi Lampung)

PROSPEK USAaA I W U GERGAJJAN SAWIT (Elaeis guitzeetrsis Jacq.)
TERKOMPREGNASI
(Studi Kasus di Bogor dan Propinsi Lampung)

Oleh :
BUDaY SETIAWAN
E01495082

JURUSAN MANAJJ3MEN HUTAN
F X U L T A S =HUTANAN
LNSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000

Puji dan Syukur Kupaqatkan Kepada Sang Illahi atas Kebesaran-Nya

RINGKASAN
BUDHY SETIAWAN. E01495052. Prospelc Usnlia K ~ y uG e ~ a j i a nSawit (Elneis guirleefrsis Jacq.)
T e ~ k o m p ~ q n n(Studi
si
Kasus di Bogol. dan Propinsi Lnmlianz), di bawvah bimbiuigan Ir. Bah~uni,MS.
Kebutuhai kayu untuk bahai baogti~ian~naupunkoniponen perabotaii mmali t a i g a riieningkat

tenls sejalzui deligan ltielungkatl~ya ju~nlah pe~iduduk drui pendapatan rata-rata rumah taigga.
Sementara keniampuan hutai untuk iiieniproduksi kayu menunm terus sejalan dengai peiiumnai luas
dan kualitas dari lliltan seliinga terjadi kekurangrui pasokai kayu bulat dalain junilah yaog sangat
besar bersaliia segala alubatliya. Dalalii kondisi demikian, perhatian terliadap pencarian bahan berkayu
(biomassa kayu) laill terniasuk dari limball pertanian unh~kpeligganti sebagian pengunaan kayil
seluakili besar tenltama bioliiassa kayu yang meii~pollyaipotensi cukup besar dan belu111 banyak
dima~lfaatkatidengan baik.
Salali satu contoh biomassa kayii yang potensiliya cukup besar dan belum tenuanfaatkan
dengn baik adalah batang kelapa sawit (K/acis guirieerisis Jacq.). Polioi~ kelapa sawit iiiempcinyai
nmur ekonomis 25 taliun, setelali it11 polion aka11 ditebang dibakarldibiarkan melapuk di lapalign.
Kegiatan pembakarao selaili tidak mengl~asilkanapa-apa juga a k a mellimbulkan pencemaran udara
yang dapat menganggo terlladap lingktnigan. Semelitara ihl denmi dibiarkati ~nelapukdi lapangan
dapat melijadi saralig ku~nbangOrycles rl?inocerus serta penyakit Gaiodernia. Ole11 karena itii untuk
~iieningkatkan tiilai tanibalu~yaperlu dicari cara periianfaatai kayu sawit yang selalna iiii hanya
diangap sebagai limbali kegiatan peremajaa~i.
Salah satu opaya yang dapat dilaknkan ulituk meningkatka~~
~ ~ i i tarnbah
ai
kayu sawit ialal~
pewanfaatan kayu irii u~itukbalian bangunan d a i produk fiuniture yaug selain akan ~iienu~~jang

program pemerintah dalam usaha meiiingkatkan ekspor non migas, juga aka11 mengurangi laju
konsumsi terliadap kayu. Deligan demikian upaya tersebut secara tidak langsi~sungakan bemanfaat
dala~iirangka ~iiempertaliankaikelestarian l~utan,kliosus~~ya
liutai tropis.
Tiijuari penelitian ini adalah melalcakan (1) analisis pasar untuk mengetahui preferensi
masyaralat dan daya saing kayu sawit terkompregiasi densan kayu lain sebagai bahan bangu~iandan
komponen fi~rnitore, (2) analisis biaya pengolahau kayu saxrit terkontpregiasi berdasarka~~
skala
penelitiai di laboratorium lnaupiui pada skala itidustri dali (3) untilk mengetahoi jumlali industri kayil
gergajian kelalx sawit terkon~pregnasiyang dapat didirikan deugan potensi balian balcu tersedia di
alatii.
Penelilia11yang dilaksaiiakan meri~pakanstudi kasus di Bogor dan kopit~siLampong dengan
uuit contoldsaoipelnya adalab masyardcat yalig berada di desa, antara desa-kota dan masyarakat kota.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive denga~ijumlah responden 30 orang pada ~iiasi~igmasing daerah studi kasus. Data yang diperoleli disajikan dalaoi kiituk tabulasi d a i ~diai~alisissecara
deskriptif Analisis biaya dilakukan ontok rnenghitung besarnya biaya produksi ontuk mengolah kayu

sawit terkompregiasi didekati denganl dua pe~idekatatiyaitu (I) pendekatan lanlgsutlg berdasarkai liasil
penelitian pada skala laboratorium dan (2) pe~idekatanbiaya pada beberapa industri penggergajian
yang ada di Propinsi Lampulig, deligat1 cara mengadopsi biaya produksi pada elnpat buah itidustri.
Penelitiari illi dilakukan pada bulan Septeniber sannlpai Oktober 1999.

Berdasarkan hasil wawancara di Iapangao dengrui tnasyarakat Bogor dad Lampung mengeuai
jenis-jenis kayu yang biasa dipakai utnltuk bahan bangunan bagi nnlasyarakat yang berada di desa, antara
desa-kota niaupun masyarakat kota teniyata terjadi kece~idenniganperubali;ui pilihai terhadap suatu
jenis kayu.

Pada masyarakat Bogor yang berada di desa umnunmya nienggunakrui kayu kaniper

(23,5%), bonieo (20,6%) diikuti rasaniala (14,7%) sedangkan pada nnlasyarakat aitara desa-kota
omuniliya mengunaka11 kayu borneo (33,3%), kaniper (23,3%) diikuti jati (13,3%).

U~nltuk

rnasyarakat kota oolttnuiya rner~&w~~akan
k a y ~kamper (23,3%) keniudian bomeo (30%) diikt~tijati
(13,3%).
Pada masyarakat Laupu~igyang berada di desa umiuiuiya ~iienggt~nakan
kayu kelapa (23,8%)
keniudian tenan (21,1%) diiknti rengas dan sengo11 (14,3%). Sedangkatnl pada ~nasyarakatantara desaltota umomnya rnenW~~iak;ui
kayu kelapa (25%) diih~tiracuk (21,9%) dan Inenten1 (12,5%). Untuk
~iiasyarakatkota umunuiya menggunakan kayu tenam (21,4%) diikuti nierbau (21,4%) dan racuk

(14,3%). Perbedaan pilihrui pemakaiai jenis-jenis kayu untuk bahai banlguna~pada ~nasyarakatBogor
daii Lannlpung ini didasari atas persepsi mereka terliadap kualitas, keynarudfungsi serta selera terhadap
suatii jeiiis kayu. Hal lait1 yarig dapat dililiat dari uraian di atas adalali sanpai saat ini belmn a&
masyarakat Bogor dan Lampung yang ~ i i e n ~ u n a k akayu
t i sawit sebagai balian ba~iguna~i
liiaupun
koniponen f~inuture.
Setelali diperkenalbi dengan kayti sawit yalig telah mengalanu proses kompregnasi d a ~ i
dijelaskan data-data yang berkaitan dengrui proses tersebut teniyata lliasyarakat meniberikan respon
yalig positif terhadap kayu sawit terkonipregiasi dan tinleninibulkan keinginan untuk niennlbeli kayu
sawit karena penampkan serat yang diniilikinya sangat nienarik drui deligall harapati llarga yang
ditawarkan ~iaiitinyarelatif lebili nmrali dibaodingkai jellis kayu lain dengal kualitas relatif setara.
Berdasarkan simdasi liar@ yang diniulai denga~nltawaral Rp. 100.000/n1' kepada respondeti di Bogor
dan Lampung ternyata masyarakat bersedia me~iiLxlikayu sawit yang ditawarkai sampai liar@ paling
tinggi ~ ~ . 2 5 0 . 0 0 0 / 1 i i ~ .
Pada ~inlasyrakatBogor yang berada di desa sebanyak (41,2%) tertarik terhadap produk kayu
sawit karena harganya dm (5S,S%) tertarik ole11 penampakan serat~iya. Pada ~nasyarakatantara desai
tertarik oleh
kota sebanyak (47,1%) tertarik terhadap produk kayu sawit karena hargulya d a ~(52,9%)
penrunpakan seratnya. Sedarigkan pada masyarakat kota sebanyak (46,1%) tertarik terhadap produk

kayu sawit karena harganya dan (53,9%) tertarik ole11 petianlpakai seratnya. Pada masyaralat
Lampu~igyang berada di desa sebanyak (454%) tertarik terhadap produk kayu sawit karena harganya
dari (54.5%) tertarik ole11 pena~iipal