Studi Keanekaragaman Jenis Serangga Di Areal Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Berbagai Umur Tanaman Di PTPN III Kebun Huta Padang

(1)

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DI AREAL

PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

PADA BERBAGAI UMUR TANAMAN DI PTPN III

KEBUN HUTA PADANG

SKRIPSI

OLEH :

ALMANAH RAMBE 050302027/HPT

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DI AREAL

PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

PADA BERBAGAI UMUR TANAMAN DI PTPN III

KEBUN HUTA PADANG

SKRIPSI

OLEH :

ALMANAH RAMBE 040302027/HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS) ( Ir. Marheni, MP )

Ketua Anggota

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRACT

Almanah Rambe, Study of varieties insect at any age of palm oil in PTPN III UNIT HUTA PADANG farm area, KABUPATEN ASAHAN. The objective of this research was to study index of varieties insect at first age of plant area, second age plant area, Thrid age plant area, fifth age plant area, sixth age plant area and nineth age of palm area (Elaeis guinensis Jacq.).

Research was done in PTPN III UNIT KEBUN HUTA PADANG farm, Kabupaten Asahan with places height ± 120 m on surface of sea. Catch on the insect done with use sweep net, pit fall trap, and light trap. Then continued research in Hama Penyakit Tumbuhan laboratory, North Sumatera University.

The result of research showed that insect was caught in first age of plant area was 547 consist of 11 ordo and 37 family, second age plant area was 392 consist of 11 ordo and 32 family, Thrid age palant area was 302 consist of 10 ordo and 30 family, fifth age plant area was 269 consist of 9 ordo and 31 family. Sixth age plant area was 301 consist of 10 ordo and 29 family and Last Ninth age plant area was 330 consist of 9 ordo and 33 family.

From result of researsh showed that insect from Isoptera ordo; Termitidae was Most summary from each areal observation axcept at fifth age plant area there was 6 insects only, where at first age of plant area had 135, second age plant area had 75, Thrid age plant area 67, Sixth age plant area had 53 and the last ninth age plant rea had 70 insects.

Shanon-Weiner (H) Index varieties value of insect highest in fifth age area is 3,3646 (high), at first age area is 3,2977 (high), nineth age area is 3,1369 (high), first age area is 3,1346., at second age area is 3,1346 but third age area is 2,8358 (medium).


(4)

ABSTRAK

Almanah Rambe, STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS

SERANGGA DI AREAL PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis

guineensis Jacq.) PADA BERBAGAI UMUR TANAMAN DI PTPN III

KEBUN HUTA PADANG, dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti,

MS., selaku ketua dan Ibu Ir. Marheni, MP. selaku anggota.

Penelitian dilaksanakan di PTPN III Unit Kebun Huta Padang Kabupaten Asahan dengan ketinggian tempat 120 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada enam (6) lokasi yaitu pada Tanaman Umur Satu Tahun, Dua Tahun, Tiga Tahun, Lima Tahun, Enam Tahun dan Sembilan Tahun. Penangkapan serangga dilakukan dengan menggunakan Tanggok perangkap, Perangkap lubang (Pit Fall Trap), dan Perangkap Cahaya (Light Trap) Kemudian dilanjutkan Pengamatan di Laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan, Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga yang tertangkap pada areal Tanaman Umur Satu Tahun sebanyak 547 ekor yang terdiri dari 11 ordo dan 37 famili, areal Tanaman Umur Dua Tahun sebanyak 392 ekor yang terdiri dari 10 ordo dan 32 famili, areal Tanaman Umur Tiga Tahun sebanyak 302 ekor yang terdiri dari 10 ordo dan 30 famili, areal tanaman Umur Lima Tahun sebanyak 269 ekor yang terdiri dari 9 ordo dan 31 famili, areal Tanaman Umur Enam Tahun sebanyak 301 ekor yang terdiri dari 10 ordo dan 29 famili dan areal Tanaman Umur Sembilan Tahun sebanyak 330 ekor yang terdiri dari 9 ordo dan 33 famili.


(5)

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga dari ordo Isoptera; Termitidae merupakan jumlah yang terbanyak diperoleh dari setiap areal pengamatan kecuali pada areal tanaman umur Tanaman Lima Tahun yang hanya berjumlah 6 ekor saja, dimana pada areal tanaman Umur Satu Tahun terdapat sebanyak 135 ekor, areal tanaman Umur dua Tahun sebanyak 75 ekor, areal tanaman Umur Tiga Tahun sebanyak 67 ekor, pada areal tanaman Umur Enam Tahun sebanyak 53 ekor dan pada areal Tanaman Umur Sembilan Tahun berjumlah 70 ekor

Nilai indeks keragaman serangga Shanon-Weiner ( H ) tertinggi pada areal tanaman Umur Lima Tahun sebesar 3,3691 (tinggi), pada areal tanaman umur Sembilan Tahun adalah sebesar 3,1368 (Tinggi), areal tanaman umur Dua Tahun sebesar 3,1346 (Tinggi), pada areal tanaman umur Satu Tahun sebesar 3,1057 (Tinggi), sedangkan pada areal tanaman umur Enam Tahun sebesar 3,0060 (Sedang) dan areal tanaman umur Tiga Tahun sebesar 2,8358 (Sedang).


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Tanjungbalai pada tanggal 03 Februari 1987 dari Seorang Ayah Chaidir Rambe dan didampingi seorang Ibu Nurmaini Nasution. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara.

Tahun 2005 penulis lulus dari MAN Tanjungbalai yang dan pada tahun 2005 diterima di Fakultas Pertanian USU Medan, Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan melalui jalur PMP.

Penulis melakukan Praktek kerja Lapangan (PKL) di Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet PTPN III Unit Kebun Sei Silau Kisaran pada tahun 2009.

Penulis pernah menjadi Asisten Laboratorium Entomologi Pertanian, Asisten Laboratorium Mikologi dan Bakteriologi Organisme Pengganggu Tanaman, Asisten Laboratorium Mikrobiologi Organisme pengganggu Tanaman, Asisten Virologi Tumbuhan, Asisten Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub Penyakit dan Asisten Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub Hama.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena atas berkat dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi adalah STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA

DI AREAL PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

PADA BERBAGAI UMUR TANAMAN DI PTPN III KEBUN HUTA

PADANG.

Adapun tujuan dan kegunaan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS., selaku ketua dan Ibu Ir. Marheni, MP

.

selaku

anggota komisi Pembimbing. yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis, dan tidak lupa juga kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini bermanfaat.


(8)

DAFTAR ISI

Hlm

ABSTRACT ... .. i

ABSTRAK ... . ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... . v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... .ix

DAFTAR LAMPIRAN ... .. x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... . 1

Tujuan Penelitian ... . 3

Hipotesa Penelitian ... . 3

Kegunaan Penelitian ... . 3

TINJAUAN PUSTAKA Indeks Diversitas/Keanekaragaman ... 4

Keragaman Jenis Serangga dan Faktor Yang Mempengaruhinya ... 5

Ledakan Populasi Serangga ... 7

BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian ... 10

Bahan dan Alat ... 10

Metoda Analisa Data ... 11

Pelaksanaan Penelitian ... 14

Pengambilan Sampel ... 14

Identifikasi Serangga ... 20

Koleksi Serangga ... 20

Peubah Amatan ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal Tanaman Umur 1 (Satu) Tahun ... 22

Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal Tanaman Umur 2 (Dua) Tahun ... 24

Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal Tanaman Umur 3 (Tiga) Tahun... 26

Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal Tanaman Umur 5 (Lima) Tahun ... 28

Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal Tanaman Umur 6 (Enam) Tahun... 30

Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal Tanaman Umur 9 (Sembilan) Tahun ... 32


(9)

Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga ... 36

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 65 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hlm

1. Alat Perangkap Tanggok Kain ... 16 2. Perangkap Pit Fall Trap (Perangkap Jatuh) ... 18 3. Perangkap Lampu (Light trap) ... 19


(11)

DAFTAR TABEL

No Judul Hlm

1. Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal

Tanaman Umur Satu Tahun ... 22 2. Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal

Tanaman Umur Dua Tahun ... 24 3. Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal

Tanaman Umur Tiga Tahun... 26 4. Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal

Tanaman Umur Lima Tahun ... 28 5. Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal

Tanaman Umur Enam Tahun ... 30 6. Kelimpahan Serangga Yang Tertangkap Pada Areal

Tanaman Umur Sembilan Tahun ... 32 13. Indeks Keanekaragam Jenis Serangga Pada

Masing-Masing Lokasi ... 36 14. Kerapatan mutlak dan Kerapata relatif serangga pada


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hlm

1. Kelimpahan serangga pada masing-masing lokasi berdasarkan

perangkap yang digunakan ... 42

2. Nilai Indeks Keanekaragaman Serangga Pada Berbagai areal yang direliti ... 50

7. Peta Lokasi Afdeling IV Huta Padang dan jumlah pokok ... 56

8. Peta Lokasi Afdeling IV Huta Padang ... 57

9. Gambar serangga ... 58

10. Daerah Huta Padang ... 62

11. Peta bentangan kebun Huta Padang ... 63

12. Data curah hujan ... 64


(13)

ABSTRACT

Almanah Rambe, Study of varieties insect at any age of palm oil in PTPN III UNIT HUTA PADANG farm area, KABUPATEN ASAHAN. The objective of this research was to study index of varieties insect at first age of plant area, second age plant area, Thrid age plant area, fifth age plant area, sixth age plant area and nineth age of palm area (Elaeis guinensis Jacq.).

Research was done in PTPN III UNIT KEBUN HUTA PADANG farm, Kabupaten Asahan with places height ± 120 m on surface of sea. Catch on the insect done with use sweep net, pit fall trap, and light trap. Then continued research in Hama Penyakit Tumbuhan laboratory, North Sumatera University.

The result of research showed that insect was caught in first age of plant area was 547 consist of 11 ordo and 37 family, second age plant area was 392 consist of 11 ordo and 32 family, Thrid age palant area was 302 consist of 10 ordo and 30 family, fifth age plant area was 269 consist of 9 ordo and 31 family. Sixth age plant area was 301 consist of 10 ordo and 29 family and Last Ninth age plant area was 330 consist of 9 ordo and 33 family.

From result of researsh showed that insect from Isoptera ordo; Termitidae was Most summary from each areal observation axcept at fifth age plant area there was 6 insects only, where at first age of plant area had 135, second age plant area had 75, Thrid age plant area 67, Sixth age plant area had 53 and the last ninth age plant rea had 70 insects.

Shanon-Weiner (H) Index varieties value of insect highest in fifth age area is 3,3646 (high), at first age area is 3,2977 (high), nineth age area is 3,1369 (high), first age area is 3,1346., at second age area is 3,1346 but third age area is 2,8358 (medium).


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diperkirakan baerasal dari Nigeria, Afrika Barat. Tanaman ini masuk ke Indonesia pada tahun 1848 sebanyak empat batang, kemudian ditanam di kebun raya bogor sebagai tanaman hias. Selanjutnya percobaan penanaman kelapa sawit dilakukan di Muara Enim (1869), Musi Hulu (1870) dan Belitung (1890). Pada tahun 1911 kelapa sawit dibudidayakan secara komersial dalam bentuk perkebunan di Sungai Liput (Aceh) dan Pulo Raja (Sumatera Utara) (Risza, 1994).

Keanekaragaman hayati adalah variabilitas antara makhluk hidup dari semua sumber daya, sepuluh persen dari ekosistem alam berupa suaka alam, suaka marga satwa, taman nasional, hutan lindung dan sebagian lagi digunakan untuk kepentingan pembudidayaan plasma nutfah (Arief, 2001).

Kajian ekologi dapat diketahui dengan membagi lingkungan hidup atau biosfer dalam beberapa bagian sesuai dengan komponen-komponen yang membentuk lingkungan tersebut, diantaranya adalah: lingkungan fisik/abiotik yaitu: tanah, suhu, pH, air, iklim, cuaca dan angin. Lingungan biotik mencakup keseluruhan lingkungan yang terbentuk dari semua fungsi hayati makhluk-makhluk hidup yang saling berinteraksi (Heddy dan Kurniawaty, 1996).

Menurut Dally et all., dalam Ewusie (1990) serangga adalah salah satu anggota kerajaan hewan yang mempunyai jumlah anggota terbesar. Hampir lebih dari 72 % anggota binatang masuk kedalam golongan serangga. Jadi ekologi serangga adalah keseluruhan pola hubungan timbal balik serangga dengan lingkungannnya yang merupakan faktor abiotik. Kajian ekologi memungkinkan


(15)

kita memahami komunitas secara keseluruhan. Supaya dapat memastikan kenyataan ini perlu diadakan penelitian.

Keanekaragaman famili suatu ekosistem serangga dapat diambil untuk menandai jumlah famili serangga dalam suatu daerah tertentu atau sebagian jumlah famili diantara jumlah total individu yang ada dari seluruh famili yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numerik sebagai indeks keanekaragaman (Michael, 1995).


(16)

1. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman serangga pada areal pertanaman kelapa sawit di kebun Huta Padang kabupaten Asahan.

Hipotesis Penelitian

1. Adanya perbedaan indeks keanekaragaman serangga pada areal perkebunan Huta Padang di kabupaten Asahan.

2. Terdapat perbedaan Nilai frekuensi mutlak, frekuensi relatif, kerapatan mutlak, kerapatan relatif pada setiap pengamatan.

Kegunaan Penelitian

1. Salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan untuk mengidentifikasi jenis-jenis serangga pada berbagai umur tanaman kelapa sawit.


(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Indeks keanekaragaman/ Indeks Diversitas

Insdeks keanekaragaman dapat dipegunakan dalam menyatakan hubungan kelimpahan spesies dalam suatu komunitas. Keanekaragaman jenis terdiri dari dua komponen yaitu:

1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan kekayaan spesies.

2. Kesamaan spesies, menunjukkan bagaimana kelimpahan spesies tersebut (yaitu jumlah individu, biomassa, tanaman penutup tanah)tersebar antara banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008).

Contohnya : pada suatu komunitas terdiri dari 10% species, jika 90% adalah 1 species dan 10% adalah 9 jenis yang tersebar, kesamaan disebut rendah. Sebaliknya jika masing-masing species jumlahnya 10%, kesamaannya maksimum. Beberapa tahun kemudian muncul penggolongan indeks kesamaan dan indeks kekayaan kemudian digabungkan menjadi indeks keanekaragaman dengan variable yang menggolongkan struktur komunitas, yaitu:

1. Jumlah Spesies 2. Kelimpahan relative 3. Homogenitas, dan


(18)

Kelimpahan individu dan kekayaan spesies serangga diperoleh pada setiap lahan saat melakukan penelitian keanekaragaman akan jelas terlihat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu: umur tanaman, keadaan cuaca saat pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel dan keadaan habitat di sekitar tanaman (penggunaan tanaman penutup tanah) (Rizali, Buchori dan Triwidodo, 2002).

Keanekaragaman Serangga dan Faktor yang Mempengaruhinya

Keaneka ragaman jenis adalah sifat komunitas yang diperlihatkan tingkat keanekaragaman jenis organisme yang ada di dalamnya. Menurut Odum (1971) untuk memperoleh keanekaragaman cukup diperlukan mengenal dan membedakan jenis meskipun tidak dapat mengidentifikasi secara mendetail tentang serangga tersebut (Kreb, 1978).

Dalam ekosistem alami semua makhluk hidup berada dalam keadaan seimbang dan saling mengendalikan sehingga tidak terjadi hama, di ekosistem alamiah keanekaragaman jenis sangat tinggi. Tingkat keanekaragaman pertanaman mempengaruhi timbulnya masalah hama. Sistem peranaman yang beranekaragam akan berpengaruh terhadap populasi hama (Oka, 1995).

Beberapa faktor yang saling berkaitan untuk menentukan derajat naik turunnya keanekaragaman jenis, adalah:


(19)

2. Heterogenitas ruang, semakin heterogen keadaan suatu lingkungan fisik maka semakin tinggi keragamannya

3. Kompetisi, terjadi apabila sejumlah organisme membutuhkan sumber yang sama yang ketersediaanya terbatas.

4. Pemasangan, yang mempertahankan komunitas populasi dari jenis bersaing yang berbeda di bawah daya dukung masing-masing selalu memperbesar kemungkinan hidup berdampingan sehingga mempertinggi keragaman, apabla intensitas dari pemasangan terlalu tinggi atau rendah dapat menurunkan keragaman.

5. Kestabilan iklim, makin stabil iklim akan lebih mendukung bagi keberlangsungan evolusi.

6. Produktivitas, merupakan syarat mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi (Michael, 1995).

Keenam faktor yang telah dipaparkan di atas saling berinteraksi untuk menetapkan keanekaragaman jenis dalam komunitas yang berbeda. Keanekaragaman ini sangatlah penting dalam menentukan batas kerusakan yang dilakukan terhadap sistemalam akibat turut campur tangannya manusia (Michael, 1995).

Faktor-faktor yang mengatur kepadatan suatu populasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal antara lain : persaingan antar individu dalam suatu populasi atau dengan spesies lain, perubahan lingkungan kimia akibat adanya sekresi dan metabolisme,


(20)

cuaca, suhu dan kelembapan. Sedangkan faktor internal perubahan genetik dari populasi (Oka, 1995).

Ledakan Populasi Serangga

Peledakan populasi serangga dapat terjadi jika suatu spesies dimasukkan ke dalam suatu daerah yang baru, dimana terdapat sumber-sumber yang belum dieksploitir oleh manusia dan tidak ada interaksi negatif (misalnya predator dan parasit), dimana sebenarnya predator dan parasit memainkan peranan dalam menahan peledakan populasi dan memang menekan laju pertumbuhan populasi (Heddy dan Kurniawaty, 1996).

Tindakan yang mengganggu hubungan yang terjadi secara alami antara musuh alami dan hama sering kali menyebabkan timbulnya ledakan populasi hama. Hal ini dapat terjadi karena suatu spesies hama mengklonisasi daerah geografis yang baru tanpa diikuti perkembangan musuh alami karena musuh alami banyak yang terbunuh akibat aplikasi pestisida atau habitat yang ditempati oleh hama dan musuh alami dimodifikasi sehingga sangat sesuai untuk perkembangan hama. Pestisida yang sering digunakan sebagai pilihan utama untuk memberantas OPT mempunyai daya bunuh yang tinggi, hasilnya cepat diketahui, namun bila aplikasinya kurang bijaksanadapat membawa dampak pada pengguna, hama sasaran, maupun lingkungan yang sangat berbahaya (Wudianto, 1997).

Untuk menjaga keseimbangan ekosistem, konservasi (pelestarian) perlu lebih digalakkan. Sebagai bagian terbesar dari spesies di bumi serangga menjadi entry point upaya pelestarian ekologi. Tanpa konservasi serangga bisa terjadi ledakan hama yang mengganggu kehidupan pertanian (Anonimus, 2008a).


(21)

Populasi setiap organisme pada ekosistem tidak pernah sama dari waktu ke waktu, tetapi selalu berfluktuasi (Untung, 1996). Demikian pula ekosistem yang terbentuk dari populasi serta lingkungan fisiknya senantiasa berubah dan bertambah sepanjang waktu (Tarumingkeng, 2001 dalam Anonimus, 2008a).

Odum (1971) menyatakan bahwa dalam keadaan ekosistem yang stabil, populasi suatu jenis organisme selalu dalam keadaan seimbang dengan populasi organisme lainnya dalam komunitasnya.

Menurut Harahap (1994) di dalam ekosistem alami populasi suatu jenis serangga atau hewan pemakan tumbuhan tidak pernah eksplosif (meledak) karena banyak faktor pengendalinya baik yang bersifat biotik maupun yang bersifat abiotik maupun biotik. Dengan demikian dalam ekosistem alami serangga tidak berstatus sebagai hama. Di dalam ekosistem pertanian faktor pengendali tersebut sudah banyak berkurang sehingga kadang-kadang populasinya meledak dan menjadi hama.

Serangga fitopag dapat berubah status dari non hama menjadi hama atau dari hama penting menjadi hama tidak penting, karena:

1. Perubahan lingkungan atau cara budidaya

2. Perpindahan tempat

3. Perubahan pandangan manusia


(22)

Pola penyebaran dan kepadatan serangga di suatu tempat akan berbeda-beda. Penyebaran dan kepadatan serangga sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya populasi serangga, prilaku serangga dan tempat hidup (keadaan tofografi) atau habitatnya (Gallangher dan Lilies, 1991).

Dalam keadaan ekosistem yang stabil, populasi suatu jenis organisme selalu dalam keadaan keseimbangan dengan populasi organisme lainnya dalam komunitasnya. Keseimbangan ini terjadi karena adanya mekanisme pengendalian yang bekerja secara umpan balik negatif yang berjalan apa tingkat antar spesies (persaingan, predasi) dan tingkat inter spesies (Untung, 1996).

Tindakan yang mengganggu hubungan yang terjadi secara alami antara musuh alami dan hama sering kali menyebabkan timbulnya ledakan populasi hama. Hal ini dapat terjadi karena suatu spesies hama mengkolonisasi daerah geografis yang baru tanpa diikuti oleh perkembangan musuh alami, musuh alami terbunuh oleh aplikasi pestisida, atau habitat yang ditempati oleh hama dan musuh alami dimodifikasi sehingga sangat sesuai untuk hama (BP2TP, 2009)


(23)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di areal kebun Huta Padang Kabupaten Asahan dengan ketinggian tempat 120 m di atas permukaan laut. Identifikasi serangga yang tertangkap dilakukan di Laboatorium Hama Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, yang dilakukan mulai bulan Agustus sampai selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah imago serangga yang tertangkap, air bersih, detergen, plastik transfaran, formalin 70%, alkohol 70% dan vaselin sebagai perekat.

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah stoples, botol spesimen, kain kasa, tanggok kaon berdiameter 50 cm, light trap dengan menggunakan lampu neon dan kain berwarna putih, fit fall trap dengan menggunakan ember plastik berdiameter 25 cm, kuas kecil, kertas label, sekop kecil, selotip, pinset, gunting, killing bottle, jarum suntik, lup, kamera, mikroskop stereo binokuler, alat tulis menulis, kayu atau bambu sebagai toggak penyangga perangkap cahaya, serta buku pedoman identifikasi seperti Suin (1997), Dindall (1990), Chung (1995), Kalshoven (1981), Sulthoni dan subiyanto (1980) dan Purba, dkk (2005), Siwi (2005) dan Borror (1992).


(24)

Metode Analisa Data

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode diagonal. Luas pengambilan areal sampel pada berbagai umur tanaman adalah kurang lebih 529.43 Ha, masing-masing dari jumlah tanaman pada berbagai umur di ambil sampel 5 %, dengan rincian sebagai berikut:

1. Blok sampling I, umur tanaman satu tahun (Tahun tanam 2008) berjumlah 5.475 pokok dengan luas areal sekitar 33,65 Ha. Jadi julah pokok sampel adalah 270 pokok.

2. Blok sampling II, tanaman umur 2 tahun (tahun tanam 2007) jumlah tanaman sekitar 21.423 pokok dengan luas areal 160.05 Ha. Jadi jumlah pokok sampel adalah 1.070 pokok.

3. Blok sampling III, tanaman umur 3 tahun (tahun tanam 2006) jumlah tanaman 17.884 pokok dengan luas areal 134,5 Ha. Jadi jumlah pokok sampel adalah 890 pokok.

4. Blok sampling IV. Tanaman umur 5 tahun (tahun tanam 2004) jumlah tanaman 16.335 pokok dengan luas areal 123.38 Ha. Jadi jumlah pokok sampel adalah 810 pokok.

5. Blok sampling V. Tanaman umur 6 tahun (tahun tanam 2003) jumlah tanaman 2080 pokok dengan luas areal 17.65 Ha. Jadi jumlah pokok sampel adalah 100 pokok.


(25)

6. Blok sampling VI. Tanaman umur 9 tahun (tahun tanam 2000) jumlah tanaman 7175 pokok dengan luas areal 55,20 Ha. Jadi jumlah pokok sampel adalah 350 pokok.

Serangga-serangga yang diperoleh pada setiap penagkapan setelah dikumpulkan, dikelompokkan dan selanjutnya diidentifikasi di Laboratorium, kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus berikut:

Frekuensi Mutlak (FM) suatui serangga :

Frekuensi Mutlak (FM) suatu jenis serangga yang ditemukan pada habitat yang dinyatakan secara mutlak (Suin, 1997).

n penangkapa seluruh Jumlah serangga jenis suatu ditemukan Jumlah FM=

Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis serangga :

FR = x100%

FM FM

% 100 n penangkapa setiap serangga seluruh Jumlah Total n penangkapa setiap serangga jenis suatu FM Nilai

FR= x

Frekuensi Relatif (FR) menunjukkan kesering hadiran suatu jenis serangga pada habitat dan dapat menggambarkan penyebaran jenis serangga tersebut (Suin, 1997).


(26)

Kerapatan Mutlak (KM) suatu jenis serangga:

Kerapatan mutlak menunjukkan jumlah serangga yang ditemukan pada habitat yang dinyatakan secara mutlak (Suin, 1997).

n Penangkapa seluruh Jumlah p tertangka yang jenis individu Jumlah KM=

Kerapatan Relatif (KR) suatu jenis serangga:

KR = x100%

KM KM

% 100 n penangkapa setiap dalam individu Total n penangkapa setiap dalam jenis suatu individu Jumlah

KR= x

Indeks keanekaragaman jenis serangga

Untuk membandingkan tinggi rendahnya keragaman jenis serangga digunakan indeks Shanon-Weiner (H) dengan rumus:

• H = -Σ pi In pi (Michael, 1995).

Dimana:

• pi = perbandingan jumlah individu suatu jenis serangga dengan keseluruhan jenis

• pi = ni/N


(27)

• N = jumlah total individu semua jenis

Dengan kriteria indeks keanekaragaman menurut Krebs (1989) sebagai berikut:

H’> 3-5 (Tinggi)

H’ 1-3 (Sedang)

H’<1-3 (Rendah)

Pelaksanaan Penelitian

Adapun metode yang digunakan untuk menentukan tanaman sampel dalam penelitian ini adalah metode diagonal.Dimana sampel pertama dibuat di tengah-tengah blok sampling, dari sampling pertama tersebut diambil empat sampling yang lain ke empat sisi tergantung jumlah masing-masing pohon sampel pada setiap blok sampling, kemudian sampel diletakkan pada pertengahan garis diagonal tersebut dengan jumlah pohon pertitik sampel 2 pohon. Pemasangan perangkap cahaya (Light trap) dan perangkap jatuh (Fit fall trap) dilakukan secara bergantian pada setiap blok sampling.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil dan mengumpulkan serangga yang tertangkap pada masing-masing blok sampling yang telah ditentukan. Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada afdeling IV Kebun Huta Padang PTPN III:


(28)

1. Tanaman muda (TBM), dengan tanaman penutup tanah mucuna. Umur tanaman 1 tahun (tahun tanam 2008).

2. Tanaman muda (TBM), dengan tanaman penutup tanah mucuna. Umur tanaman 2 tahun (tahun tanam 2009).

3. Tanaman muda (TBM), dengan tanaman penutup tanah mucuna. Umur tanaman 3 tahun (tahun tanam 2006).

4. Tanaman muda (TM), tanpa tanaman penutup tanah mucuna. Umur tanaman 5 tahun (tahun tanam 2004).

5. Tanaman Menghasilkan (TM) tanpa tanaman penutup tanah. Umur tanaman 6 tahun (tahun tanam 2003).

6. Tanaman Menghasilkan (TM) tanpa tanaman penutup tanah. Umur tanaman 9 tahun (tahun tanam 2000).

Sampel serangga yang diambil yaitu berupa imago dari serangga yang tertangkap.

Penangkapan serangga dilakukan dengan menggunakan berbagai perangkap sebagai berikut:

Serangga diurnal (serangga aktif siang hari)

Untuk penangkapan serangga yang aktif pada siang hari dilakukan dengan :


(29)

1. Perangkap tanggok dari kain

Perangkap ini digunakan untuk menangkap serangga yang berada di atas pohon. Serangga tersebut dikumpulkan dengan cara memukul pelepah dengan bambu atau menggoyangkannya sebanyak sepuluh kali. Sehingga serangga yang berada di atas pohon jatuh ke bawah. Hal ini dilakukan pada enam blok sampel yang telah ditentukan.

Teknik pengumpulan serangga ini berbeda untuk tanaman menghasilkan (TM) dan tanaman belum menghasilkan (TBM). Untuk tanaman belum menghasilkan pelepah tanaman bisa langsung dipukul sepuluh kali dengan alat pemukul bambu kemudian tanggok diletakkan agak dekat dengan pelepah yang dipukul untuk mengantisipasi serangga terbang jauh.

Sedangkan untuk tanaman menghasilkan (TM), diperlukan tangga untuk mencapai pelepahnya, kemudian pelepahnya dipukul sebanyak sepuluh kali menggunakan bambu dan tanggok diletakkan agak dekat dengan pelepah yang dipukul untuk mengantisipasi serangga terbang jauh.


(30)

Serangga yang terkumpul di tanggok kain tersebut lalu dipindahkan ke dalam botol spesimen. Untuk serangga yang berukuran kecil dipindahkan dengan kuas seterusnya dimasukkan ke dalam botol spesimen yang berisi alkohol 70% kemudian diidentifikasi di Laboratorium.

2. Perangkap lubang/perangkap jatuh (Fit fall trap)

Di lapangan hewan tanah juga dapat dikumpulkan dengan cara memasang lubang perangkap di tanah. Pengumpulan hewan permukaan tanah dengan memasang perangkap lubang juga tergolong tergolong pada pengumpulan hewan tanah secara dinamik. Perangkap lubang yang digunakan sangat sederhana yaitu berupa bejana yang ditanam di dalam tanah. Permukaan bejana dibuat datar dengan tanah. Agar air yang mengalir di permukaan tanah tidak masuk dalam perangkap maka perangkap dipasang pada tanah yang datar dan sedikit agak tinggi. Jarak perangkap yang dipaang sebaiknya minimal 5 meter (Suin, 2002).

Tujuan dari pemasangan lubang perangkap ini adalah untuk menduga dinamika populasi musuh alami dan hama dala suatu ekosistem. Pemasangan perangkap dilakukan dengan sistem diagonal dengan interval pemantauan satu kali dalam seminggu dengan waktu pemantauan 8 kali selama 2 bulan. Pada masing-masing titik sampel yang telah ditentukan tanahnya digali dan ditanam ember plastik dengan bagian permukaan ember plastik sejajar dengan permukaan tanah.


(31)

a b

Gambar 2. a. Perangkap lubang pada areal dengan tanaman penutup tanah (mucuna) dan b Tanpa penutup tanah (sumber: foto langsung)

Perangkap ini dipasang pada pukul 6.00 WIB pada pagi hari dan dibiarkan selama 4 jam. Setiap titik sampel dipasang dua perangkap lubang dengan jarak antar perangkap yang satu dengan yang lainnya sekitar 5 meter. Kemudian serangga yang tertangkap diambil dan dimasukkan ke dalam botol sampel transparan yang telah disediakan untuk serangga yang berukuran kecil, serangga yang berukuran besar dimasukkan ke dalam stoples. Selanjutnya sampel diawetkan dan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi

Serangga nocturnal (serangga aktif malam hari)

Untuk penangkapan serangga yang aktif pada malam hari dilakukan dengan menggunakan metode:

3. Perangkap cahaya (Light trap)

Prinsif kerja perangkap cahaya ini cukup sederhana yaitu dengan menarik serangga-serangga yang beterbangan menuju ke arah sumber cahaya kemudian di


(32)

menabrak perangkap yang telah kita pasang. Dengan demikian serangga yang terperangkap tersebut akan mati beberapa saat setelah menempel pada perekat. Dengan prinsif kerja seperti itu maka saat ini perangkap cahaya telah berkembang menjadi beberapa macam tergantung penggunaan sumber cahaya maupun bentuk perangkapnya (Firmansyah, 2008).

Perangkap ini digunakan untuk menangkap serangga yang respon terhadap cahaya pada malam hari (nocturnal). Pemasangan alat ini dilakukan pada pukul 18.00-20.00 WIB. Lokasi pemasangan perangkap dilakukan dengan sistem diagonal dengan interval pemantauan satu kali dalm 7 hari dangan waktu pengamatan 8 kali pemantauan selama 2-3 bulan. Perangkap ini menggunakan lampu neon sebagai sumber cahaya. Lampu diletakkan tepat pada bagian atas kain putih perangkap. Kain ini dipasang dengan cara merentangkannya pada dua buah tiang setinggi 1 meter dari permukaan tanah (mirip gawangan sepak bola) kemudian kain tersebut diolesi vaselin sebagai perekat, dengan demikian pendaran cahaya menjadi lebih banyak disekitar kain kelambu, sehingga serangga yang tertarik akan menubruk kain dan menempel pada kain. Selanjutnya semua sampel serangga yang didapatkan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.


(33)

Identifikasi Serangga

Serangga yang terdapat di lapangan dibawa ke laboratorium kemudian dikelompokkan sesuai dengan lokasi pengambilan dan jenis perangkap kemudian diawetkan dengan alkohol 70 %, selanjutnya dideterminasi dan diidentifikasi dengan memperhatikan bentuk luar morfologi dengan bantual loup, mikroskop stereo binokuler serta buku acuan kalshoven (1981), Sulthoni dan Subiyanto (1980) dan Borror (1982). Identifikasi dilakukan sampai kepada tingkat famili.

Koleksi Serangga

Serangga-serangga yang ditemukan di lapangan segera diawetkan dengan menggunakan formalin, alkohol dan air dengan perbandingan 1:3:10 yang dimasukkan ke dalam botol spesimen untuk serangga yang berukuran kecil, serangga yang berukuran relatif besar diawetkan dengan menyuntikkan alkohol atau formalin kemudian dimasukkan ke dalam stoples, bagi serangga yang mudah rusak misalnya ordo Lepidoptera disimpan dalam kertas yang telah dilipat sedemikian rupa membentuk segitiga, posisi sayap dilipat keatas sebelum diselipkan ke dalam lipatan kertas. Kemudian seluruh serangga hasil tangkapan tersebut dibawa ke laboratorium untuk dilakukan identifikasi dengan menggunakan buku-buku identifikasi serangga yang telah disediakan.

Kemudian dari semua koleksi serangga ini ditentukan statusnya termasuk sebagai hama atau musuh alami (natural enemy) pada areal pertanaman kelapa sawit tersebut.


(34)

Peubah Amatan

1. Jumlah serangga dan jenis serangga yang tertangkap pada setiap perangkap yang dipasang

2. Nilai frekuensi mutlak, frekuensi relatif, kerapatan mutlak, kerapatan relatif pada setiap pengamatan.


(35)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelimpahan Serangga Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Kelimpahan serangga pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Tanaman Umur Satu Tahun

SERANGGA

Pengamatan

KM KR

(%) FM FR(%)

1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Omophorinidae 1 2 1 2 2 1 3 1 13 2,3766 8 3,5556

Carabidae 3 3 2 2 4 1 3 2 20 3,6563 8 3,5556

Scarabidae 2 1 2 1 1 1 8 1,4625 6 2,6667

Cerambycidae 1 2 1 4 0,7313 3 1,3333

Coccinellidae 2 1 2 1 2 1 1 1 11 2,011 8 3,5556

Phalacridae 1 1 1 3 0,5484 3 1,3333

Cucujidae 1 2 3 1 7 1,2797 4 1,7778

ORTHOPTERA Blatellidae 2 1 1 1 1 1 1 8 1,4625 7 3,1111

Tettigonidae 3 2 1 2 3 2 4 3 20 3,6563 8 3,5556

Gryllidae 6 2 2 2 4 4 4 2 26 4,7532 8 3,5556

Acridiidae 1 1 1 2 1 6 1,0969 5 2,2222

Mantidae 1 1 1 1 4 0,7313 4 1,7778

DERMAPTERA Forficulidae 2 2 1 1 1 1 1 1 10 1,8282 8 3,5556

DIPTERA Babionidae 2 2 3 3 1 1 3 15 2,7422 7 3,1111

Tachinidae 3 3 2 1 3 4 3 2 21 3,8391 8 3,5556

Bombyliidae 1 2 2 1 1 7 1,2797 5 2,2222

Culicidae 2 1 3 2 2 10 1,8282 5 2,2222

HYMENOPTERA Bombidae 1 2 1 1 1 6 1,0969 5 2,2222

Formicidae 5 7 3 5 8 4 5 5 42 7,6782 8 3,5556

Apidae 6 2 2 3 3 3 3 3 25 4,5704 8 3,5556

Xylocopidae 1 2 1 1 5 0,9141 4 1,7778

Siricidae 2 1 1 1 1 6 1,0969 5 2,2222

Tenthrinidae 1 2 1 2 3 9 1,6453 5 2,2222

Sphecidae 1 1 2 3 1 8 1,4625 5 2,2222

MECOPTERA Bittacidae 1 1 1 1 1 5 0,9141 5 2,2222

HEMIPTERA Piesmatidae 1 1 2 0,3656 2 0,8889

Reduviidae 1 2 1 3 4 1 12 2,1938 6 2,6667

Alydidae 1 1 1 2 1 2 8 1,4625 6 2,6667

Nabiidae 5 1 1 2 1 1 3 4 18 3,2907 8 3,5556

Pentatomidae 1 1 2 1 2 1 3 1 12 2,1938 8 3,5556

HOMOPTERA Cicadelidae 2 1 1 1 2 2 9 1,6453 6 2,6667

Cicadidae 1 1 1 1 4 0,7313 4 1,7778

ODONATA Coenagrionidae 1 2 2 1 4 1 3 3 17 3,1079 8 3,5556

LEPIDOPTERA Pieridae 1 1 1 1 4 0,7313 4 1,7778

Danaidae 1 2 1 1 1 1 3 10 1,8282 7 3,1111

Noctuidae 2 3 2 3 2 2 2 1 17 3,1079 8 3,5556

ISOPTERA Termitidae 21 7 11 12 21 22 20 21 135 24,68 8 3,5556

TOTAL 89 52 58 57 78 62 77 74 547 100 225 100


(36)

perangkap lubang dan perangkap cahaya) pada tanaman umur 1 (satu) tahun cukup beranekaragam yaitu sebanyak 547 ekor populasi serangga, yang terdiri dari 11 ordo dan 37 famili.

Dari Tabel juga dapat diketahui bahwa nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Isoptera (Termitidae) yaitu berjumlah 135 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 24,68% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Hemiptera (Piesmatidae) yaitu hanya 2 ekor dengan nilai KR sebesar 0,3656 %. Nilai Frekuensi Mutlak (FM) ordo Hemiptera (Piesmatidae) juga yang paling rendah dari seluruh penangkapan yaitu sebanyak 2 ekor dengan nilai Frekuensi Relatif (FR) sebesar 0,8889%.

Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem pada daerah ini belum terganggu atau masih dalam keadaan yang seimbang, ini juga dapat dipengaruhi oleh keadaan vegetasi disekitar pertanaman yang masih banyak ditumbuhi oleh mucuna sebagai tanaman penutup tanah (cover crop). Hal ini sesuai dengan pernyataan Rizali, Buchori dan Triwidodo (2002) yang menyatakan bahwa Perbedaan keanekaragaman seranggga di suatu tempat dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu: umur tanaman, keadaan cuaca saat pengambilan sampel dan keadaan habitat di sekitar tanaman (penggunaan tanaman penutup tanah).


(37)

Tabel 2. Tanaman Umur Dua Tahun

Kelimpahan serangga pada tanaman umur 2 (dua) tahun dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

SERANGGA

Pengamatan

KM KR

(%) FM FR(%)

1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Cerambycidae 1 2 1 1 1 1 7 1,7857 6 3,1915

Elateridae 1 2 3 1 7 1,7857 4 2,1277

Carabidae 1 1 1 2 2 2 1 10 2,551 7 3,7234

Scarabidae 1 1 1 1 2 1 7 1,7857 6 3,1915

Staphylinidae 2 1 3 1 1 8 2,0408 5 2,6596

Meloidae 2 2 2 2 8 2,0408 4 2,1277

Chrysomelidae 2 1 2 2 2 9 2,2959 6 3,1915

ORTHOPTERA Tettigonidae 4 1 2 3 2 2 4 5 23 5,8673 8 4,2553

Gryllidae 1 2 1 3 1 3 1 1 13 3,3163 8 4,2553

Acridiidae 3 2 3 2 4 2 4 3 23 5,8673 8 4,2553

Mantidae 1 1 1 1 1 5 1,2755 5 2,6596

DERMAPTERA Forficulidae 1 2 1 3 2 1 1 2 13 3,3163 8 4,2553

DIPTERA Tipulidae 2 1 1 2 1 1 8 2,0408 6 3,1915

Tachinidae 1 1 2 1 2 1 8 2,0408 6 3,1915

Bombyliidae 1 1 1 1 2 1 2 9 2,2959 7 3,7234

Culicidae 1 2 1 2 6 1,5306 4 2,1277

HYMENOPTERA Pompilidae 1 2 3 0,7653 2 1,0638

Formicidae 5 2 2 6 2 1 8 6 32 8,1633 8 4,2553

Apidae 2 1 1 1 4 1 1 2 13 3,3163 8 4,2553

Siricidae 1 1 1 3 2 8 2,0408 5 2,6596

Ichneumonidae 1 2 1 4 1,0204 3 1,5957

Tenthrinidae 3 2 2 1 3 4 15 3,8265 6 3,1915

Sphecidae 1 1 1 2 5 1,2755 4 2,1277

MECOPTERA Bittacidae 1 1 2 1 1 2 8 2,0408 6 3,1915

HEMIPTERA Pentatomidae 2 1 2 1 2 1 9 2,2959 6 3,1915

Reduviidae 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2,0408 8 4,2553

Nabiidae 1 1 2 1 2 2 9 2,2959 6 3,1915

HOMOPTERA Cicadelidae 2 2 1 1 6 1,5306 4 2,1277

ODONATA Coenagrionidae 3 2 4 3 1 1 14 3,5714 6 3,1915

LEPIDOPTERA Papillionidae 1 1 2 0,5102 2 1,0638

Noctuidae 3 2 2 1 2 2 2 3 17 4,3367 8 4,2553


(38)

Dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan serangga yang tertangkap dengan menggunakan berbagai perangkap (perangkap tanggok, perangkap lubang dan perangkap cahaya) pada tanaman umur 2 (dua) tahun adalah sebanyak 392 ekor populasi serangga, yang terdiri dari 11 ordo dan 32 famili.

Dari Tabel juga dapat diketahui bahwa nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Isoptera (Termitidae) yaitu berjumlah 75 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 19,133% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Lepidoptera (Papillionidae) yaitu hanya 2 ekor dengan nilai KR sebesar 0,5102 %. Nilai FM terendah dari seluruh penangkapan adalah ordo Hymenoptera (Pompilidae) dan ordo Lepidoptera (Papilliodidae) yang hanya terdiri dari 2 ekor dengan nilai FR sebesar 1,0638%.

Jika Tabel 1 dibandingkan dengan Tabel 2 maka dapat dilihat bahwa populasi serangga tidak selalu sama diantara ke dua umur tanaman tersebut, walaupun selisih umur tanaman yang hanya terpaut satu tahun dan lokasi yang saling berdekatan. Hal ini terjadi karena Populasi setiap organisme pada ekosistem tidak pernah sama dari waktu ke waktu, tetapi selalu berfluktuasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Untung (1996) yang mengatakan bahwa Populasi setiap organisme pada ekosistem tidak pernah sama dari waktu ke waktu, tetapi selalu berfluktuasi.

Demikian pula ekosistem yang terbentuk dari populasi serta lingkungan fisiknya senantiasa berubah dan bertambah atau berkurang sepanjang waktu tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya (Tarumingkeng, 2001 dalam Anonimus, 2008a).


(39)

Tabel 3. Tanaman Umur Tiga Tahun

Kelimpahan serangga pada tanaman umur tiga tahun dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

SERANGGA

Pengamatan

KM

KR

(%) FM FR(%)

1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Omophorinidae 3 1 1 2 1 8 2,649 5 3,1056

Elateridae 1 2 2 1 6 1,9868 4 2,4845

Carabidae 1 1 2 4 1,3245 3 1,8634

Coccinellidae 1 2 1 1 1 2 8 2,649 6 3,7267

Meloidae 2 1 1 1 2 7 2,3179 5 3,1056

Cucujidae 1 2 1 1 1 1 7 2,3179 6 3,7267

Scarabidae 3 1 2 1 1 8 2,649 5 3,1056

ORTHOPTERA Tettigonidae 3 1 1 1 2 2 4 14 4,6358 7 4,3478

Gryllidae 2 2 2 1 1 8 2,649 5 3,1056

Gryllotalpidae 1 2 1 1 3 8 2,649 5 3,1056

DERMAPTERA Forficulidae 1 1 1 2 5 1,6556 4 2,4845

Chelisocidae 1 1 2 1 5 1,6556 4 2,4845

DIPTERA Bombyliidae 2 2 1 2 1 8 2,649 5 3,1056

Tachinidae 1 1 1 2 5 1,6556 4 2,4845

Tipulidae 1 1 1 1 1 5 1,6556 5 3,1056

Culicidae 1 2 1 1 1 1 7 2,3179 6 3,7267

HYMENOPTERA Apidae 5 2 1 1 2 11 3,6424 5 3,1056

Braconidae 1 1 1 3 0,9934 3 1,8634

Formicidae 4 2 6 2 3 3 3 3 26 8,6093 8 4,9689

Ichneumonidae 2 1 3 1 1 1 1 10 3,3113 7 4,3478

Sphecidae 1 1 1 1 4 1,3245 4 2,4845

MECOPTERA Bittacidae 1 2 1 1 1 6 1,9868 5 3,1056

HEMIPTERA Nabiidae 1 1 2 1 2 2 9 2,9801 6 3,7267

Pentatomidae 2 1 2 1 2 1 9 2,9801 7 4,3478

ODONATA Libellulidae 1 1 1 3 1 7 2,3179 5 3,1056

Coenagrionidae 2 2 2 1 1 2 1 1 12 3,9735 8 4,9689

LEPIDOPTERA Noctuidae 1 3 1 1 3 2 3 14 4,6358 7 4,3478

Danaidae 1 2 1 4 1,3245 3 1,8634

Pieridae 2 1 1 1 1 1 7 2,3179 6 3,7267

ISOPTERA Termitidae 12 13 10 2 7 11 2 10 67 22,185 8 4,9689


(40)

Dari Tabel 3. dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan serangga yang tertangkap dengan menggunakan berbagai perangkap adalah sebanyak 302 ekor populasi serangga yang terdiri dari 10 ordo dan 30 famili.

Dari Tabel juga dapat diketahui bahwa nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Isoptera (Termitidae) yaitu berjumlah 67 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 22,1854% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Hymenoptera (Braconidae) yaitu hanya 3 ekor dengan nilai KR sebesar 0,99338 %. Terdapat dua ordo yang paling sering muncul dari setiap penangkapn yaitu ordo Hymenoptera (Formicidae), Odonata (Coenagrionidae) dan ordo Isoptera (Termitidae) yaitu sebesar 8 ekor dengan nilai Frekuensi Relatif (FR) sebesar 4,9689%.

Sedangkan nilai FM terendah dari seluruh penangkapan adalah ordo Hymenoptera (Braconidae) dan Lepidoptera (Danaidae) yaitu masing-masing berjumlah 3 ekor dengan nilai FR sebesar 1,8634%.

Apabila Tabel 1-3 dibandingkan maka dapat diketahui bahwa populasi serangga lebih banyak ditemukan pada tanaman umur satu tahun dibandingkan dengan tanaman umur 2 dan 3 tahun, hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan fisik yang heterogen misalnya vegetasi disekitar pertanaman seperti yang dinyatakan oleh Michael (1995) semakin heterogen keadaan suatu lingkungan fisik maka semakin tinggi keragamannya. Dalam hal ini pada tanaman umur 1 tahun jumlah vegetasi tanaman penutup tanah (mucuna) relatif masih tinggi dan berkurang seiring bertambahnya umur tanaman sehingga populasi serangga yang menjadikan mucuna sebagai host/inang juga berkurang.


(41)

Kelimpahan Serangga Pada Tanaman Menghasilkan (TM)

Kelimpahan serangga pada tanaman menghasilkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Kelimpahan Serangga Pada Tanaman Umur Lima Tahun

SERANGGA Pengamatan

KM

KR

(%) FM FR(%)

1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Elateridae 2 2 2 1 1 8 2,974 5 2,6455

Cerambycidae 1 2 1 1 5 1,8587 4 2,1164

Cincidelidae 1 1 2 1 1 1 7 2,6022 6 3,1746

Carabidae 1 3 1 1 2 2 1 1 12 4,461 8 4,2328

Staphylinidae 1 1 1 1 4 1,487 4 2,1164

Chrysomelidae 2 1 1 1 2 2 1 10 3,7175 7 3,7037

Meloidae 1 1 1 1 1 1 6 2,2305 6 3,1746

ORTHOPTERA Gryllidae 1 1 2 1 1 2 8 2,974 6 3,1746

Tettigonidae 3 3 2 2 3 2 3 2 20 7,4349 8 4,2328

Gryllotalpidae 2 3 1 2 1 1 2 1 13 4,8327 8 4,2328

Acridiidae 1 1 1 2 1 1 7 2,6022 6 3,1746

DERMAPTERA Forficulidae 1 1 2 1 2 2 1 1 11 4,0892 8 4,2328

Chelisocidae 1 1 2 1 1 1 7 2,6022 6 3,1746

DIPTERA Sarcophagidae 1 2 3 1 2 1 1 11 4,0892 7 3,7037

Tachinidae 2 1 1 1 1 6 2,2305 5 2,6455

Culicidae 2 2 1 1 6 2,2305 4 2,1164

HYMENOPTERA Formicidae 1 2 2 2 1 2 2 3 15 5,5762 8 4,2328

Pompiliidae 1 1 2 1 1 6 2,2305 5 2,6455

Anthoridae 1 2 1 1 2 1 8 2,974 6 3,1746

Ichneumonidae 1 1 1 1 2 6 2,2305 5 2,6455

Siricidae 2 1 1 1 2 2 1 10 3,7175 7 3,7037

Sphecidae 1 2 3 1 2 1 1 11 4,0892 7 3,7037

Xylocopidae 2 2 1 1 6 2,2305 4 2,1164

HEMIPTERA Reduviidae 1 1 1 1 2 6 2,2305 5 2,6455

Pentatomidae 2 1 1 2 1 7 2,6022 5 2,6455

ODONATA Libellulidae 2 1 1 1 1 2 2 10 3,7175 7 3,7037

Coenagrionidae 2 3 1 2 1 1 1 1 12 4,461 8 4,2328

LEPIDOPTERA Noctuidae 2 1 1 1 1 6 2,2305 5 2,6455

Danaidae 1 1 1 1 1 2 7 2,6022 6 3,1746

Pieridae 2 2 1 1 1 1 2 2 12 4,461 8 4,2328


(42)

Dari Tabel 4. dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan serangga yang tertangkap pada tanaman umur lima tahun dengan menggunakan berbagai perangkap adalah sebanyak 269 ekor populasi serangga yang terdiri dari 9 ordo dan 31 famili.

Dari Tabel 4. di atas dapat diketahui bahwa nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Orthoptera (Tettigonidae) yaitu berjumlah 20 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 7,4627% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Coleoptera (Staphylinidae) yaitu hanya 4 ekor dengan nilai KR sebesar 1,476%. Nilai FM tertinggi terdiri dari 7 famili yaitu Lepidoptera (pieridae), Odonata (Coenagrionidae), Hymenoptera (Formicidae), Dermaptera (Forficulidae), Orthoptera (Gryllotalpidae dan Tettigonidae) dan Coleoptera (Carabidae) yaitu masing-masing 8 ekor dengan nilai FR 4,2328%.

Nilai FM terendah terdiri dari 4 famili yaitu Coleoptera (Cerambycida dan Staphylinidae), Diptera (Culicidae) dan Hymenoptera (Xylocopidae) masing-masing 4 ekor dengan nilai FR 2,1164%.

Pada semua umur tanaman yang diteliti, nilai KM yang tertinggi umumnya adalah ordo Isoptera (Termitidae), begitu juga dengan nilai FM nya, tetapi pada tanaman umur 5 tahun justru yang tertinggi adalah ordo Orthoptera (Tettigonidae) dan hanya berkisar 20 ekor. Hal ini terjadi karena penggunaan herbisida untuk membunuh mucuna yang masih terdapat di areal pertanaman, karena dapat menggangu proses pemupukan dan optimalisasi sanitasi lahan supaya tidak menggangu proses pemanenan, bagi tanaman yang statusnya adalah TM 1. Sanitasi lahan berarti mengurangi heterogenitas vegetasi disekitar pertanaman sehingga mengurangi populasi serangga seperti Isoptera (Termitidae).


(43)

Tabel 5. Kelimpahan Serangga Pada Tanaman Umur Enam Tahun

Kelimpahan serangga pada tanaman umur enam tahun dapat dilihat pda tabel di bawah ini:

SERANGGA Pengamatan KM KR

(%) FM FR(%)

1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Elateridae 1 2 1 1 1 2 8 2,6578 6 3,6364

Cerambycidae 1 1 1 1 1 1 6 1,9934 6 3,6364

Carabidae 1 2 2 3 2 1 3 1 15 4,9834 8 4,8485

Omophorinidae 1 2 1 2 6 1,9934 4 2,4242

Chrysomelidae 1 1 1 1 1 1 6 1,9934 6 3,6364

Coccinellidae 1 1 1 2 5 1,6611 4 2,4242

Scarabidae 1 1 1 1 4 1,3289 4 2,4242

Cincidelidae 1 2 1 1 1 6 1,9934 5 3,0303

ORTHOPTERA Acridiidae 1 2 1 2 1 1 1 2 11 3,6545 8 4,8485

Gryllidae 3 3 3 4 1 5 1 2 22 7,309 8 4,8485

Gryllotalpidae 2 2 1 2 2 1 1 2 13 4,3189 8 4,8485

Mantidae 1 1 2 0,6645 2 1,2121

Tettigonidae 2 2 1 3 2 1 4 15 4,9834 7 4,2424

DERMAPTERA Forficulidae 2 2 1 2 3 1 2 2 15 4,9834 8 4,8485

Chelisocidae 2 1 1 1 2 1 8 2,6578 6 3,6364

DIPTERA Tipulidae 1 1 1 2 2 7 2,3256 5 3,0303

Tachinidae 2 2 1 2 2 1 10 3,3223 6 3,6364

Culicidae 1 2 1 1 1 1 7 2,3256 6 3,6364

HYMENOPTERA Formicidae 5 5 2 3 3 5 2 4 29 9,6346 8 4,8485

Pompilidae 2 1 2 1 1 1 8 2,6578 6 3,6364

Braconidae 2 1 2 2 1 2 1 11 3,6545 7 4,2424

Tenthrinidae 1 1 2 1 5 1,6611 5 3,0303

Siricidae 1 1 1 1 2 6 1,9934 5 3,0303

HEMIPTERA Nabiidae 1 1 2 0,6645 2 1,2121

Pentatomidae 1 1 1 1 4 1,3289 4 2,4242

ODONATA Libellulidae 2 1 1 1 5 1,6611 4 2,4242

LEPIDOPTERA Noctuidae 2 2 1 2 7 2,3256 4 2,4242

ISOPTERA Termitidae 15 2 3 2 11 5 3 12 53 17,608 8 4,8485

MECOPTERA Bittacidae 1 1 1 1 1 5 1,6611 5 3,0303


(44)

Dari Tabel 5. dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan serangga yang tertangkap pada tanaman umur enam tahun dengan menggunakan berbagai perangkap adalah sebanyak 301 ekor populasi serangga yang terdiri dari 10 ordo dan 29 famili.

Dari Tabel juga dapat diketahui bahwa nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Isoptera (Termitidae) yaitu berjumlah 53 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 17,608% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Orthoptera (Mantidae) dan ordo Hemimptera (Nabiidae) yaitu hanya 2 ekor dengan nilai KR sebesar 0,6645%. Nilai FM terendah dari seluruh penangkapan pada tanaman umur enam tahun adalah Orthoptera (Mantidae) dan Hemiptera (Pentatomidae) yaitu masing-masing 2 ekor dengan nilai FR 1,2121%.

Jumlah Ordo Hemiptera yang tertangkap di areal tanaman belum menghasilkan jauh lebih tinggi dibandingkan yang tertangkap pada tanaman yang sudah menghasilkan. Keadaan ini dipengaruhi oleh adanya perubahan lingkungan dari waktu ke waktu, misalnya berkurangnya vegetasi di sekitar pertanaman yang mengurangi heterogenitas ruang. Menurut Michael (1995) semakin heterogen keadaan suatu lingkungan fisik maka semakin tinggi keragamannya begitu pula sebaliknya.

Selain berkurangnya jumlah vegetasi di sekitar pertanaman seiiring berjalannya waktu, berkurangnya populasi serangga juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan pestisida yang tidak bijaksana, sehingga memusnahkan individu tertentu, tidak selektif sehingga yang terbunuh bukan hanya hama, tetapi juga musuh alami yang berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Dampak negatif penggunaan pestisida ini sejalan dengan pernyataan Wudianto (1997) yang


(45)

menyatakan bahwa bila aplikasi pestisida kurang bijaksana dapat membawa dampak pada pengguna, non target organisme, maupun lingkungan yang akibatnya sangat berbahaya.

Tabel 6. Kelimpahan Serangga Pada Tanaman Umur Sembilan Tahun

Kelimpahan serangga pada tanaman umur sembilan tahun dapat dilihat pda tabel di bawah ini:

SERANGGA Pengamatan KM KR

(%) FM FR(%)

1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Elateridae 1 1 1 2 5 1,5152 4 2,1277

Carabidae 2 1 1 1 5 1,5152 4 2,1277

Cerambycidae 1 1 1 1 4 1,2121 4 2,1277

Omophorinidae 1 1 1 1 1 1 1 7 2,1212 7 3,7234

Chrysomelidae 2 2 1 1 1 1 2 2 12 3,6364 8 4,2553

Coccinellidae 1 2 2 1 6 1,8182 4 2,1277

Meloidae 2 2 1 2 1 1 1 10 3,0303 7 3,7234

Scarabidae 1 1 1 3 0,9091 3 1,5957

ORTHOPTERA Blatellidae 1 1 1 1 1 1 1 7 2,1212 7 3,7234

Gryllidae 2 2 1 1 1 1 2 2 12 3,6364 8 4,2553

Gryllotalpidae 1 2 2 1 6 1,8182 4 2,1277

Tettigonidae 2 2 1 2 1 1 1 10 3,0303 7 3,7234

DERMAPTERA Forficulidae 2 1 1 2 1 1 2 10 3,0303 7 3,7234

Chelisocidae 2 2 1 1 2 1 1 2 12 3,6364 8 4,2553

DIPTERA Sarcophagidae 1 2 1 1 1 1 1 8 2,4242 7 3,7234

Babionidae 2 1 2 1 6 1,8182 4 2,1277

Tachinidae 1 1 1 2 5 1,5152 4 2,1277

Culicidae 1 2 1 1 1 1 7 2,1212 6 3,1915

Bombyliidae 1 1 1 2 5 1,5152 4 2,1277

HYMENOPTERA Formicidae 6 4 2 3 5 4 4 3 31 9,3939 8 4,2553

Anthoridae 3 1 1 1 1 7 2,1212 5 2,6596

Pompilidae 1 1 1 1 1 5 1,5152 5 2,6596

Apidae 3 2 1 2 1 1 2 1 13 3,9394 8 4,2553

Ichneumonidae 1 1 1 1 1 5 1,5152 5 2,6596

Sphecidae 1 1 1 1 4 1,2121 4 2,1277

Siricidae 2 1 1 1 5 1,5152 4 2,1277

Braconidae 3 1 1 1 1 7 2,1212 5 2,6596

HEMIPTERA Pentatomidae 3 1 1 1 6 1,8182 4 2,1277

ODONATA Libellulidae 1 1 1 1 2 6 1,8182 5 2,6596

Coenagrionidae 2 2 2 1 1 1 1 10 3,0303 7 3,7234


(46)

Dari Tabel 6. dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan serangga yang tertangkap pada tanaman umur enam tahun dengan menggunakan berbagai perangkap adalah sebanyak 330 ekor populasi serangga yang terdiri dari 9 ordo dan 33 famili.

Dari Tabel juga dapat diketahui bahwa nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Isoptera (Termitidae) yaitu berjumlah 70 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 21,212% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Coleoptera (Scarabidae) yaitu hanya 2 ekor dengan nilai KR sebesar 0,6645%. Nilai FM terendah adalah ordo Coleoptera (Scarbidae) yaitu berjumlah 3 ekor dengan nilai FR sebesar 1,5957%.

Jika dibandingkan Tabel 3-5 maka dapat dilihat bahwa jumlah serangga yang tertangkap justru paling banyak pada areal tanaman umur sembilan tahun, hal ini diakibatkan lokasi tanaman tahun 2000 ini berdekatan dengan lahan garapan penduduk dan masih banyak terdapat areal yang belum dibuka. Sehingga keragaman serangga lebih tinggi. Di areal pertanaman ini memang sudah tidak ditemukan mucuna tetapi banyak dijumpai tanaman paku-pakuan. Michael (1995) semakin heterogen keadaan suatu lingkungan fisik maka semakin tinggi keragaman populasinya begitu pula sebaliknya.

Di areal ini juga dapat ditemukan ordo Coleoptera (Scarbidae) yang umumnya Oryctes rhynoceros yang seyogyanya tanaman ini menyerang tanaman muda. Hal ini diduga disebabkan lokasi pertanaman yang berdekatan dengan areal main nursery (sekitar 6-8 bulan dipindahkan ke lapangan) , tanaman tahun 2009 yang saat itu terserang oleh kumbang ini. Saat dipasang perangkap cahaya terjadi perpindahan hama dari satu tempat ke tempat yang lain dengan radius tertentu.


(47)

Hal ini sesuai dengan literatur Oka (1995) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mengatur kepadatan suatu populasi adalah perubahan lingkungan kimia dan fisik akibat adanya sekresi dan metabolisme, kekurangan makanan, serangan predator/penyakit, migrasi (perpindahan), faktor iklim misalnya cuaca, suhu dan kelembapan.

Apabila jumlah serangga yang tertangkap pada tanaman menghasilkan dibandingkan dengan tanaman belum menghasilkan maka diketahui bahwa jumlah serangga yang tertangkap pada tanaman belum menghasilkan (TBM) lebih tinggi dari pada pada tanaman menghasilkan (TM). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya heterogenitas vegetasi disekitar pertanaman, tofografi lahan dan juga dipengaruhi oleh umur tanaman itu sendiri.

Vegetasi tanaman penutup tanah (cover crop) pada tanaman belum menghasilkan (TBM) lebih tinggi dibandingkan pada tanaman menghasilkan (TM). Bahkan tanaman penutup tanah dalam hal ini yang dipakai adalah mucuna hampir tidak dijumpai lagi pada tanaman menghasilkan (TM) karena mucuna akan mati seiring bertambahnya umur tanaman yang mengakibatkan mucuna tidak dapat pasokan cahaya matahri yang cukup.

Umur tanaman juga sangat menentukan kepadatan populasi serangga, ada serangga tertentu misalnya hama yang hanya menyenangi tanaman muda, dan hampir tidak ditemukan menyerang tanaman tua. Munculnya hama ini akan diikuti dengan munculnya serangga lain yang sifatnya pengendali hayati misalnya natural enemies (musuh alami). Hal ini membuktikan umur tanaman juga sangat berpengaruh menentukan kepadatan populasi serangga di areal tersebut.


(48)

Seperti yang terlihat pada tabel, jumlah populasi serangga yang tertangkap lebih tinggi pada TBM dari pada TM. Rizali, Buchori dan Triwidodo (2002) menyatakan Perbedaan populasi serangga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu: umur tanaman, keadaan cuaca saat pengambilan sampel dan keadaan habitat di sekitar tanaman (penggunaan tanaman penutup tanah).

Bila dilihat dari tabel 1. sampai tabel 6 dapat diketahui bahwa serangga yang tertangkap tidak selalu sama pada masing-masing umur tanaman. Dari data dapat diketahui bahwa ada serangga yang hanya ditemukan pada umur tanaman satu dan lima tahun sementara tidak ditemukan pada umur tanaman yang lain, sebagai contoh adalah dari ordo Hymenoptera (Xylocopidae) dan umumnya serangga ini adalah tergolong parasitoid. Hal ini terjadi karena ekosistem dari serangga tersebut sudah rusak sehingga terjadi pemusnahan. Hedy dan kurniaty (1996) menyatakan pemusnahan dapat terjadi pada ekosistem yang baru dan belum mantap, misalnya ada perubahan yang mendadak karena ulah manusia atau ekosistem yang telah mengalami perubahan seiring waktu.


(49)

Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Masing-Masing Lokasi.

Hasil Perhitungan Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga dari beberapa

lokasi Pengkajian di areal PTPN III unit Kebun Huta Padang pada berbagai umur tanaman dapat dilihat dalam tabel 13-19.

Tabel 7. Indeks keragaman Jenis serangga pada berbagai umur tanaman

Menurut Michael (1995), ada 3 kriteria keanekaragaman jenis serangga yaitu, bila H’<1 berarti keanekaragaman serangga tergolong rendah., bila H’ 1-3 berarti keanekaragaman serangga tergolong sedang, bila H’>3 berarti keanekaragaman serangga tergolong tinggi.

Berdasarkan kriteria tersebut maka keanekaragaman jenis serangga pada tanaman umur 1,2,5 dan 9 tahun tergolong tinggi, hal ini menunjukkan keadaan ekosistem yang ada di lapangan antara hama dan musuh alaminya adalah seimbang/stabil. Sedangkan pada tanamn umur 3 tahun tergolong sedang, hal ini menunjukkan keadaan ekosistem yang ada di lapangan antara hama dan musuh

NO Lokasi

Indeks keanekaragaman

jenis Keterangan

1.

Tanaman umur satu tahun

(tahun tanam 2008) 3,2977 Tinggi

2.

Tanaman umur satu dua

(tahun tanam 2007) 3,1346 Tinggi

3.

Tanaman umur tiga tahun

(tahun tanam 2006) 2,7890 Sedang

4.

Tanaman umur lima tahun

(tahun tanam 2004) 3,3646 Tinggi

5

Tanaman umur enam tahun

(tahun tanam 2003) 3,0571 Sedang

6

Tanaman umur sembilan tahun (tahun tanam


(50)

organisme dalam komunitasnya dapat menurun akibat perubahan keadaan ekosistem alami menjadi ekosistem buatan.

Dari data dapat dilihat bahwa indeks keanekaragaman pada tanaman umur 1,2,5 dan 9 tahun tergolong tinggi, karena keadaan populasi serangga merugikan, parasitoid, predator dan serangga berguna lainnya terdapat dalam keadaan yang stabil, hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan fisik yang stabil. Sehingga tidak terjadi peledakan populasi hama. Menurut Oka (1995) dalam ekosistem yang stabil semua makhluk hidup berada dalam keadaan seimbang dan saling mengendalikan sehingga tidak terjadi hama.

Tanaman umur 3 tahun indeks keanekaragamannya paling rendah jika dibandingkan umur tanaman yang lain, hal ini terjadi karena keadaan topografi lahan tanaman tesebut yang bergelombang dan berbukit-bukit, terdiri dari enam teresan, sehingga mempengaruhi migrasi dan pola penyebaran serangga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gallangher dan Lilies (1991) yang menyatakan bahwa Pola penyebaran dan kepadatan serangga di suatu tempat akan berbeda-beda. Penyebaran dan kepadatan serangga sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya populasi serangga, prilaku serangga dan tempat hidup termasuk didalamnya topografi atau habitatnya.


(51)

Kerapatan Mutlak dan Kerapatan Relatif famili serangga yang tertangkap pada masing-masing perangkap.

Tabel 8. Kerapatan Mutlak dan Kerapatan Relatif Serangga pada perangkap lubang (Fit Fall Trap)

Traping Serangga KM KR(%)

Ordo Famili

Fit Fall Trap Coleoptera Omophorinidae 21 3,1019

Carabidae 31 4,579

Scarabidae 5 0,7386

Cerambycidae 26 3,8405

Elateridae 34 5,0222

Cincidelidae 7 1,034

Orthoptera Blatellidae 15 2,2157

Tettigonidae 62 9,1581

Gryllidae 76 11,226

Acridiidae 27 3,9882

Gryllotalpidae 27 3,9882

Dermaptera Forficulidae 74 10,931

Chelisocidae 32 4,7267

Diptera Babionidae 21 3,1019

Tachinidae 23 3,3973

Bombyliidae 29 4,2836

Sarcophagidae 8 1,1817

Hymenoptera Bombidae 6 0,8863

Formicidae 89 13,146

Apidae 16 2,3634

Pompiliidae 22 3,2496

Braconidae 3 0,4431

Anthoridae 15 2,2157

Lepidoptera Noctuidae 8 1,1817

TOTAL 677 100

Jumlah serangga yang tertangkap dengan menggunakan perangkap lubang (fit fall trap) adalah sebanyak 677 ekor yang terdiri dari 6 ordo dan 24 famili. Pada Tabel juga dapat dilihat bahwa famili yang paling banyak tertangkap adalah Formicidae dari ordo Hymenoptera. Dengan nilai Kerapatan Relatif dari seluruh penangkapan adalah 13,146%. Jumlah serangga yang terperangkap cukup


(52)

Tabel 9. Kerapatan Mutlak dan Kerapatan Relatif Serangga pada perangkap Tanggok.

Traping Serangga KM KR(%)

Ordo Famili

Tanggok Coleoptera Coccinellidae 30 4,6948

Phalacridae 3 0,4695

Cucujidae 14 2,1909

Omophorinidae 14 2,1909

Carabidae 21 3,2864

Chrysomelidae 38 5,9468

Staphylinidae 13 2,0344

Meloidae 31 4,8513

Cincidelidae 6 0,939

Diptera Tachinidae 32 5,0078

Tipulidae 20 3,1299

Sarcophagidae 11 1,7214

Mecoptera Bittacidae 24 3,7559

Hemiptera Piesmatidae 2 0,313

Reduviidae 26 4,0689

Alydidae 8 1,252

Nabiidae 38 5,9468

Pentatomidae 47 7,3552

Orthoptera Acridiidae 20 3,1299

Mantidae 11 1,7214

Homoptera Ciccadidae 3 0,4695

Hymenoptera Xylocopidae 11 1,7214

Siricidae 6 0,939

Apidae 46 7,1987

Ichneumonidae 25 3,9124

Braconidae 18 2,8169

Odonata Coenagrionidae 53 8,2942

Libellulidae 21 3,2864

Lepidotera Danaidae 22 3,4429

Papillionidae 2 0,313

Pieridae 23 3,5994

TOTAL 639 100

Dari Tabel diketahui bahwa jumlah serangga yang tertangkap dengan menggunakan perangkap tanggok adalah 639 ekor, yang terdiri dari 9 ordo dan 31 famili. Sreangga yang paling banyak tertangkap adalah ordo Odonata (Coenagrionidae) yaitu sebayak 53 ekor dengan nilai KR sebesar 8,2942%.


(53)

Apabila dibandingkan dengan Tabel 8. Jumlah famili serangga yang tertangkap pada perangkap tanggok lebih beranekaragam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah waktu pengambilan sampel atau pemasangan perangkap. Perangkap lubang dipasang pada jam 6.00 pagi. Sedangkan perangkap tanggok diaplikasikan pada pagi hari menjelang siang. Dengan perangkap tanggok kita juga dapat lebih berperan dalam mengontrol pergerakan serangga yang tertangkap, sehingga jumlah serangga yang tertangkap lebih bervariasi.

Tabel 10. Kerapatan Mutlak dan Kerapatan Relatif Serangga pada perangkap Cahaya (Light Trap).

Traping Serangga KM KR(%)

Ordo Famili

Light Trap Coleoptera Carabidae 14 1,7435

Scarabidae 25 3,1133

Hymenoptera Formicidae 72 8,9664

Tenthrinidae 28 3,4869

Sphecidae 31 3,8605

Siricidae 29 3,6115

Lepidoptera Noctuidae 66 8,2192

Diptera Culicidae 43 5,3549

Orthoptera Tettigonidae 47 5,8531

Gryllidae 13 1,6189

Gryllotalpidae 13 1,6189

Isoptera Termitidae 406 50,56

Homoptera Cicadidae 4 0,4981

Cicadelidae 12 1,4944

TOTAL 803 100

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah serangga yang tertangkap adalah sebanyak 803 ekor yang terdiri dari 7 ordo dan 14 famili. Dibandingkan dengan semua perangkap, perangkap cahaya paling sedikit keragaman populasi serangganya, hal ini diakibatkan pada saat pemasangan perangkap, kondisi cuaca yang kurang baik. Saat itu hampir setiap hari hujan (dapat dilihat pada data curah hujan) menjelang sore hari, keadaan ini dapat mempengaruhi penyebaran


(54)

serangga yang tertangkap pada perangkap cahaya jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 803 ekor. Karena jumlah populasi ordo Isoptera (Termitidae) yang sangat mencolok.

Hampir diseluruh areal terdapat ordo Isoptera (Termitidae), dan sangat tertarik terhadap cahaya. Biasanya serangga ini juga berdatangan dengan bergerombol. Sehingga serangga ini sangat banyak tertangkap dengan perangkap cahaya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman populasi serangga di suatu tempat sangat dipengaruhi oleh waktu pengambilan sampel atau pemasangan perangkap, keadaan cuaca seperti curah hujan, dsb. Hal ini sesuai dengan pendapat Rizali, Buchori dan Triwidodo (2002) perbedaan populasi serangga dapat dipengaruhi oleh umur tanaman, keadaan cuaca saat pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel dan keadaan habitat di sekitar tanaman.


(55)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dari keseluruhan pengamatan pada berbagai umur tanaman jumlah serangga yang paling banyak tertangkap adalah Ordo Isoptera (Termitidae). Kecuali tanaman umur lima tahun.

2. Indeks keanekaragaman tertinggi dari seluruh areal adalah pada tanaman umur lima tahun yaitu sebesar 3,3646.

3. Indeks keanekaragaman terendah dari seluruh areal pada berbagai umur tanaman adalah tanaman umur 3 tahun yaitu sebesar 2,7890 dan tergolong sedang. Hal ini dipengaruhi tofografi lahan yang bergelombang dan berbukit-bukit.

4. Pada tanaman umur satu tahun, nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Isoptera (Termitidae) yaitu berjumlah 135 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 24,68% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Hemiptera (Piesmatidae) yaitu hanya 2 ekor dengan nilai KR sebesar 0,3656 %.

5. Pada tanaman umur dua tahun, nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Isoptera (Termitidae) yaitu berjumlah 75 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 19,133% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Lepidoptera (Papillionidae) yaitu hanya 2 ekor dengan nilai KR sebesar 0,5102 %.


(56)

Kerapatan Relatif (KR) sebesar 22,1854% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Hymenoptera (Braconidae) yaitu hanya 3 ekor dengan nilai KR sebesar 0,99338 %.

7. Pada tanaman umur lima tahun, nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Orthoptera (Tettigonidae) yaitu berjumlah 20 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 7,4627% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Coleoptera (Staphylinidae) yaitu hanya 4 ekor dengan nilai KR sebesar 1,476%.

8. Pada tanaman umur enam tahun, nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Isoptera (Termitidae) yaitu berjumlah 53 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 17,608% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Orthoptera (Mantidae) dan ordo Hemimptera (Nabiidae) yaitu hanya 2 ekor dengan nilai KR sebesar 0,6645%

9. Pada tanaman umur sembilan tahun, nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi adalah ordo Isoptera (Termitidae) yaitu berjumlah 70 ekor dengan nilai Kerapatan Relatif (KR) sebesar 21,212% dan nilai KM yang paling rendah adalah ordo Coleoptera (Scarabidae) yaitu hanya 2 ekor dengan nilai KR sebesar 0,6645%. Nilai FM terendah adalah ordo Coleoptera (Scarbidae) yaitu berjumlah 3 ekor dengan nilai FR sebesar 1,5957%.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang keanekaragaman serangga pada ekosistem yang lain dan perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang dampak kerusakan yang disebabkan oleh Ordo Isoptera (Termitidae).


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2008a. Konservasi Serangga Demi Pelestarian Ekology. Diunduh dari :

Arief, 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius, Yogyakarta.

Borror, D.J, C.A Triplehorn., dan N.F Jhonson., 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi Ke enam. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Ewusie, J.Y., 1990. Pengantar Ekologi Tropika. ITB Press, Bandung.

Firmansyah, E., 2008. Mengurangi Populasi Hama Serangga tanpa Merusak

Lingkungan. Available on line at :

2009)

Gallangher, D. K dan S. Lilies, Ch., 1991. Metode Ekologi Lapangan. Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu. Jakarta.

Heddy, S dan M, Kurniawaty., 1996. Prinsif-Prinsip Dasar Ekologi. P.T Raja Grafindo, Jakarta.

Irwanto, 2008. Indeks Diversitas/ Keanekaragaman. Diunduh dari :

Krebs, 1978. Ecology. The Experimental Analisys of Distribution an Abudance. Third Edition. Harper and Row Publisher, New York.

Michael, P., 1995. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Terjemahan Yanti R. Koester. UI Press. Jakarta.

Menallaed, F.D., Marino. P.C., Gage, S. H dan Landist D. A., 1999. Does Agriculture Landscape Structure Effect Parasitisme and Parasitoid diversity?. Journal Ecology. Soci America

Odum, E.P., 1971. Fundamental of Ecology. W.B Saunders, Philadelphia.

Oka, I. N., 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. UGM Press, Yogyakarta.

Risza, S., 1994. Seri Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta

Rizali, A., Bukhori, D., Triwidodo, H., 2002. Keanekaragaman Serangga pada Lahan Persawahan-tepaian Hutan indicator untuk Kesehatan


(58)

Suin, M. I., 2002. Metode Ekologi. Universitas Andalas Press, Padang.

Sulthoni, A dan Subiyanto, 1980. Kunci Determinasi Serangga. Gadjah Mada University press, Yogyakarta.

Untung, K., 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta


(59)

Lampiran 1

Tabel. Kelimpahan serangga yang tertangkap pada tanaman umur satu tahun berdasarkan perangkap yang digunakan.

Perangkap Lubang

SERANGGA

Pengamatan

KM KR (%) FM

FR (%) 1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Omophorinidae 1 1 1 1 2 1 7 5,1095 6 6,8182

Carabidae 2 1 1 1 1 6 4,3796 5 5,6818

Scarabidae 1 1 1 1 1 5 3,6496 5 5,6818

Cerambycidae 1 2 1 4 2,9197 3 3,4091

ORTHOPTERA Blatelidae 2 1 1 1 1 1 1 8 5,8394 7 7,9545

Tettigonidae 1 2 2 2 2 2 1 12 8,7591 7 7,9545

Gryllidae 3 1 1 1 2 2 2 1 13 9,4891 8 9,0909

DERMAPTERA Forficulidae 2 2 1 1 1 1 1 1 10 7,2993 8 9,0909

DIPTERA Babiinidae 2 2 3 3 1 1 3 15 10,949 7 7,9545

Tachinnidae 2 2 2 1 2 1 10 7,2993 6 6,8182

Bombyliidae 1 2 2 1 1 7 5,1095 5 5,6818

HYMENOPTERA Bombidae 1 2 1 1 1 6 4,3796 5 5,6818

Formicidae 3 4 2 1 5 3 2 2 22 16,058 8 9,0909

Aphidae 3 1 1 2 1 2 1 1 12 8,7591 8 9,0909

Total 22 20 15 14 23 14 15 14 137 100 88 100

Perangkap Tanggok

SERANGGA

Pengamatan

KM KR (%) FM

FR (%) 1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Coccinellidae 2 1 2 1 2 1 1 1 11 6,4706 8 6,7797

Phalacridae 1 1 1 3 1,7647 3 2,5424

Cucujidae 1 2 3 1 7 4,1176 4 3,3898

Omophorinidae 2 1 1 1 1 1 7 4,1176 6 5,0847

Carabidae 1 1 1 1 1 1 6 3,5294 6 5,0847

DIPTERA Tachinidae 1 1 2 1 1 3 1 1 11 6,4706 8 6,7797

MECOPTERA Bittacidae 1 1 1 1 1 5 2,9412 5 4,2373

HEMIPTERA Piesmatidae 1 1 2 1,1765 2 1,6949

Reduviidae 1 2 1 3 4 1 12 7,0588 6 5,0847

Alydidae 1 1 1 2 1 2 8 4,7059 6 5,0847

Nabiidae 5 1 1 2 1 1 3 4 18 10,588 8 6,7797

Pentatomidae 1 1 2 1 2 1 3 1 12 7,0588 8 6,7797

ORTHOPTERA Acridiidae 1 1 1 2 1 6 3,5294 5 4,2373

Mantidae 1 1 1 1 4 2,3529 4 3,3898

HOMOPTERA Cicadelidae 1 1 1 3 1,7647 3 2,5424

HYMENOPTERA Xylocopidae 1 2 1 1 5 2,9412 4 3,3898

Siricidae 2 1 1 1 1 6 3,5294 5 4,2373

Aphidae 3 1 1 1 2 1 2 2 13 7,6471 8 6,7797

ODONATA Coenagrionidae 1 2 2 1 4 1 3 3 17 10 8 6,7797

LEPIDOPTERA Pieridae 1 1 1 1 4 2,3529 4 3,3898

Danaidae 1 2 1 1 1 1 3 10 5,8824 7 5,9322


(60)

Lampiran 2 Perangkap Cahaya SERANGGA Pengamatan KM KR

(%) FM

FR (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Carabidae 2 1 2 1 2 8 3,3195 5 7,3529

Scarabidae 1 1 1 3 1,2448 3 4,4118

HYMENOPTERA Formicidae 2 3 1 4 3 1 3 3 20 8,2988 8 11,765

Tenthrinidae 1 2 1 2 3 9 3,7344 5 7,3529

Sphecidae 1 1 2 3 1 8 3,3195 5 7,3529

LEPIDOPTERA Noctuidae 2 3 2 3 2 2 2 1 17 7,0539 8 11,765

DIPTERA Culicidae 2 1 3 2 2 10 4,1494 5 7,3529

ORTHOPTERA Tettigonidae 2 1 1 2 2 8 3,3195 5 7,3529

Gryllidae 3 1 1 1 2 2 2 1 13 5,3942 8 11,765

ISOPTERA Termitidae 21 7 11 12 21 22 20 21 135 56,017 8 11,765

HOMOPTERA Cicadidae 1 1 1 1 4 1,6598 3 4,4118

Cicadelidae 1 1 1 2 1 6 2,4896 5 7,3529

Total 39 16 21 23 37 30 37 38 241 100 68 100

Tabel. Kelimpahan serangga yang tertangkap pada tanaman umur dua tahun berdasarkan perangkap yang digunakan.

Perangkap Lubang

SERANGGA

Pengamatan

KM KR

(%) FM

FR (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Cerambycidae 1 2 1 1 1 1 7 6,087 7 9,4595

Elateridae 1 2 3 1 7 6,087 4 5,4054

Carabidae 1 1 1 2 2 2 1 10 8,6957 7 9,4595

ORTHOPTERA Gryllidae 1 2 1 3 1 3 1 1 13 11,304 8 10,811

Tettigonidae 2 1 1 3 1 2 2 3 15 13,044 8 10,811

Acridiidae 2 1 1 1 3 1 2 2 13 11,304 8 10,811

DERMAPTERA Forficulidae 1 2 1 3 2 1 1 2 13 11,304 8 10,811

DIPTERA Tachinnidae 1 1 2 1 2 1 8 6,9565 6 8,1081

Bombyliidae 1 1 1 1 2 1 2 9 7,8261 7 9,4595

HYMENOPTERA Formicidae 3 1 2 2 1 1 4 3 17 14,783 8 10,811

Pompiliidae 1 2 3 2,6087 3 4,0541


(61)

Lampiran 3 Perangkap Tanggok Perangkap Cahaya SERANGGA Pengamatan KM KR

(%) FM

FR (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

LEPIDOPTERA Noctuidae 3 2 2 1 2 2 2 3 17 10,494 8 14,286

COLEOPTERA Scarabidae 1 1 1 1 2 1 7 4,321 6 10,714

HYMENOPTERA Tenthrinidae 3 2 2 1 3 4 15 9,2593 6 10,714

Sphecidae 1 1 1 2 5 3,0864 4 7,1429

Siricidae 1 1 1 3 2 8 4,9383 5 8,9286

Formicidae 2 1 4 1 4 3 15 9,2593 6 10,714

DIPTERA Culicidae 1 2 1 2 6 3,7037 4 7,1429

ORTHOPTERA Tettigonidae 2 1 1 2 2 8 4,9383 5 8,9286

HOMOPTERA Ciccadelidae 2 2 1 1 6 3,7037 4 7,1429

ISOPTERA Termitidae 13 10 12 10 10 7 6 7 75 46,296 8 14,286

Total 29 20 18 22 17 13 21 22 162 100 56 100

SERANGGA

Pengamatan

KM KR

(%) FM

FR (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

COLEOPTERA Cerambycidae 1 2 1 1 1 1 7 6,087 7 9,4595

Elateridae 1 2 3 1 7 6,087 4 5,4054

Carabidae 1 1 1 2 2 2 1 10 8,6957 7 9,4595

ORTHOPTERA Gryllidae 1 2 1 3 1 3 1 1 13 11,304 8 10,811

Tettigonidae 2 1 1 3 1 2 2 3 15 13,044 8 10,811

Acridiidae 2 1 1 1 3 1 2 2 13 11,304 8 10,811

DERMAPTERA Forficulidae 1 2 1 3 2 1 1 2 13 11,304 8 10,811

DIPTERA Tachinnidae 1 1 2 1 2 1 8 6,9565 6 8,1081

Bombyliidae 1 1 1 1 2 1 2 9 7,8261 7 9,4595

HYMENOPTERA Formicidae 3 1 2 2 1 1 4 3 17 14,783 8 10,811

Pompiliidae 1 2 3 2,6087 3 4,0541


(1)

Lampiran 18. Gambar serangga yang tertangkap dari setiap areal pengamatan

HEMIPTERA

Hemiptera : Miridae Hemiptera : Pentatomidae Hemiptera : Reduviidae Hemiptera : Vellidae

DIPTERA

Diptera: Sarcophagidae Diptera: Bombyliidae Diptera: Bittacidae Diptera: Bombidae

Diptera: Tachinidae


(2)

Lampiran 19. Gambar serangga yang tertangkap dari setiap areal pengamatan

HOMOPTERA

Homoptera : Cicadidae Homoptera : Cicadellidae

HYMENOPTERA

Hymenoptera : Sphecidae Hymenoptera :Formicidae Hymenoptera : Siricidae

ISOPTERA

Isoptera : Termitidae


(3)

Lampiran 20. Gambar serangga yang tertangkap dari setiap areal pengamatan

LEPIDOPTERA

Lepidoptera : Danaidae Lepidoptera :Satyridae

ORTHOPTERA

Orthoptera : Acrididae Orthoptera:Blattidae Orthoptera : Gryllidae

Orthoptera : Mantidae


(4)

Lampiran 21

Perangkap Tanggok Papan nama Afdeling 4

Tanaman tahun 2007 Serangga yang tertangkap pada fit fall trap

Papan nama kebun Huta Padang Tanaman tahun 2008


(5)

Lampiran 22

Tanaman tahun 2004 Kantor Kebun Huta Padang

Bapak Sampoadi Pembimbing lapangan Papan nama Kantor Kebun Huta Padang

Tanaman tahun 2008 Mengumpulkan serangga dari tanggok


(6)

Lampiran 23

Peta Bentangan kebun Huta Padang PTPN III