Sejarah Ringkas Perusahaan Sistem Pengendalian Internal Kas Pada Pt. (Persero) Angkasa Pura Ii Bandar Udara Internasional Kualanamu

8 BAB II PT. PERSERO ANGKASA PURA II BANDAR UDARA KUALANAMU

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Pada tahun 1992 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia, dimana terdapat 6 enam alternatif lokasi di Propinsi Sumatera Utara yang berada di kawasan Kualanamu, Pantai Cermin Hamparan Perak masing- masing dua lokasi. Adapun 6 enam kriteria yang menjadi perhatian Direktorat Jendral Perhubungan Udara adalah sebagai berikut: a. Rencana Tata Ruang Wilayah b. Pertumbuhan Ekonomi c. Kelayakan ekonomis, teknis, operasional, lingkungan dan usaha angkutan udara d. Keamanan dan keselamatan penerbangan e. Keterpaduan intra dan antar moda f. Pertahanan keamanan Negara Dari keenam kriteria tersebut terpilih 2 dua alternatif lokasi Bandar Udara baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia yaitu di kawasan Kualanamu dan Pantai Cermin masing-masing satu lokasi. Lalu ditahun 1994 dilakukan studi pembuatan Master Plan Basic Design Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terhadap 2 alternatif lokasi terpilih yaitu di kawasan Kualanamu Pantai Cermin masing-masing satu lokasi. Ditahun selanjutnya ditetapkan lokasi Bandar Udara Baru di Kualanamu sebagai pengganti Bandar Udara Polonia melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 pada 21 September 1995 yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 1996 6 Nopember 1996. Pada tahun 1996 dimulainya proses pembebasan lahan lokasi Bandar Udara Baru Kualanamu seluas 1.365 Ha oleh PT. Angkasa Pura II Persero selaku BUMN penyelengara bandar umum dan tahun1997 dilakukan studi Review Master Plan Basic Design Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Baru Kualanamu oleh PT. Angkasa Pura II Persero. Pencanangan membangun Bandara Baru Kualanamu dengan sistem Ruislag tukar guling dengan Bandar Udara Polonia, pada saat itu sudah ada investor yang berminat yaitu konsorsium PT. Citra Lamtoro Gung Persada. Terkait terjadinya krisis ekonomi pada era pemerintahan Orde Baru, maka status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 pada tanggal 20 September 1997. Kemudian terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu untuk diteruskan pelaksanaannya melalui KEPPRES Nomor 47 Tahun 1997 pada tanggal 1 Nopember 1997. Pada 1998 kembali terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 5 Tahun 1998 pada tanggal10 Januari 1998. Namun pada tahun 2002 Diterbitkan KEPPRES Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencabutan KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 dengan mengintruksikan kepada Kementrian terkait untuk melakukan penilaian kelayakan penerusanproyek-proyek yang ditangguhkan pelaksanaannya termasuk proyek pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu pada tanggal 22 Maret 2002. Selanjutnya Kementrian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan pengkajian ulang yang didasarkan pada tingkat kebutuhan, ketersediaan dana dan kriteria karakteristik khusus proyek dan dinyatakan pembangunan Bandar Udara baru di Kualanamu layak untuk diteruskan pelaksanaanya. Atas persetujuan Presiden RI pada Era Reformasi, Menteri Perhubungan menetapkan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu dapat diteruskan pelaksanaanya dengan pola pendanan dari BLN Bantuan Luar Negeri, namun kebijakan pemerintah pada Era Indonesia Bersatu menyetujui pendanaan dari APBN dan Sharing dengan PT.Angkasa Pura II Persero selaku BUMN penyelenggara Bandar Udara umum. Pada tahun 2003 dilakukan Pembuatan Detail Engineering Designpembangunan Bandar Udara Kualanamu oleh Ditjen Perhubungan Udara dan PT. Angkasa Pura II Persero dan tahun 2006peletakan batu pertama sebagai awal dimulainya pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu oleh Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla. Adanya Penetapan Rencana Induk Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 30 Tahun 2007tanggal 16 Juli 2007 dan perubahannya dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 61 Tahun 2007 tepatnya pada tanggal 29 November 2007 . Penetapan KKOP Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 57 Tahun 2007 pada tanggal 2 Nopember 2007. Tahun 2008 pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu sampai dapat diselesaikan sesuai target pengoperasian bandar udara yang telah ditetapkan pemerintah. Tanggal 25 juli 2013 Bandar Udara Polonia resmi di dipindahkan dan mulailah pengoperasian Bandar Udara Internasional Kualanamu. Pada akhirnya Bandar Udara Internasional Kualanamu di resmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Tanggal 27 Maret 2014.

B. Struktur Organisasi