Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap Pada Pt. (Persero) Angkasa Pura Ii Bandar Udara Internasional Kualanamu

(1)

1

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II

BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU

Oleh : YULI ARFAH

122102120

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

NAMA

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK : YULI ARFAH

NIM : 122102120

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU

Tanggal ... Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP: 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA

Tanggal ... Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP: 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA

Tanggal ... Dekan Fakultas Ekonomi USU

NIP: 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

NAMA

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR : YULI ARFAH

NIM : 122102120

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU

MEDAN, 2015

YULI ARFAH NIM: 122102120


(4)

i

Puji dan syukur alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Kualanamu”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus penulis menyampaikan hormat dan terimakasih yang tidak terhingga kepada (Alm) Ayahanda Drs. H. Amat Sudarto yang semasa hidupnya telah memberikan kasih sayang serta dorongan yang sangat berarti bagi penulis, juga untuk Ibunda tercinta Hj. Poni Ariany yang dengan kesabaran dan kasih sayangnya telah memberikan semangat penulis mulai dari persiapan hingga selesainya Tugas Akhir ini.

Penulis dengan tulus ikhlas mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga selesainya Tugas Akhir ini. Karena tanpa adanya bantuan dari semua pihak mungkin peneliti akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Melalui lembaran ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dosen


(5)

ii

dan pengarahan dalam penelitian Tugas Akhir ini.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak. selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh Staff Akademik Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Jaya Tahoma Sirait, selaku Kepala Cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Kualanamu dan Bapak yang telah memberikan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini beserta jajaran staff yang telah membantu dalam melancarkan proses riset.

7. Kakak penulis yang telah memberikan dukungan moril dan materi untuk penulis agar menyelesaikan studi ini.

8. Rekan-rekan Mahasiswa stambuk 2012 Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan penulisan ini, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2015 Penulis

NIM: 122102120 Yuli Arfah


(6)

iii

DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi

BAB I : PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah... B. Perumusan Masalah... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... D. Rencana Penulisan... 1. Jadwal Survei/Observasi dan Tugas Akhir…... 2. Rencana Isi...

1 1 3 4 4 5 6

BAB II : PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU... A. Sejarah Ringkas Perusahaan... B. Struktur Organisasi... C. Job Description... D. Jaringan Kegiatan... E. Kinerja Kegiatan Terkini... F. Rencana Kegiatan...

8 8 11 12 35 37 44


(7)

iv

TETAP PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA KUALANAMU... A. Pengertian Aktiva Tetap... B. Penggolongan Aktiva Tetap... C. Cara Perolehan Aktiva Tetap... D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap... E. Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap...

46 46 47 49 52 53

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan... B. Saran...

58 58 59


(8)

v


(9)

vi

Nomor Judul Halaman

Gambar II.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Utama PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu... 11 Gambar III.1 Prosedur Perolehaan Aktiva Tetap Pada PT. (Persero)

Angkasa Pura II... 51


(10)

1 A.Latar Belakang Masalah

Di dalam setiap perusahaan yang berorientasi, untuk dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya di setiap perusahaan harus mempunyai tujuan dan sasaran yang ingin diraih. Tujuan dari suatu perusahaan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal. Agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi, untuk itu setiap perusahaan harus membuat keputusan bisnis yang baik. Keputusan bisnis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan operasi perusahaan, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem perusahaan yang telah di bentuk oleh perusahaan.

Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan industri dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya pada umumnya membutuhkan faktor - faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan dijual kepada konsumen. Faktor-faktor produksi ini dikelola perusahaan untuk mencapai tujuan peruusahaan tersebut. Salah satu faktor produksi ini adalah aktiva tetap. Aktiva tetap merupakan harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan. Semua aktiva tetap milik perusahaan memerlukan biaya perawatan dan pemeliharan agar dapat digunakan


(11)

sesuai dengan rencana.aktiva tetap pada yang memiliki umur lebih dari setahun tidak mudah dijadikan kas.

Aktiva tetap merupakan harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan. Semua aktiva tetap milik perusahaan memerlukan biaya perawatan dan pemeliharan agar dapat digunakan sesuai dengan rencana.aktiva tetap pada yang memiliki umur lebih dari setahun tidak mudah dijadikan kas. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan pengawasan internal yang begitu besar terhadap aktiva tetap. Pengendalian dan pengawasan tersebut dilakukan untuk melindungi aktiva dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat.

Pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan perusahaan. Pengendalian internal juga dapat memberikan jaminan terhadap informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan usaha, serta mengupayakan agar karyawan perusahaan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku pada perusahaan.

Pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organsasi tertentu untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan, dan sampai seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi. Aktiva tetap juga


(12)

merupakan investasi jangka panjang perusahaan dengan jumlah yang cukup besar. Untuk itu aktiva tetap yang ada pada perusahaan harus benar-benar diperhatikan yaitu dengan melakukan pengendalian dan pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap.

Dengan adanya pengendalian dan pengawasan tersebut maka perusahaan dapat mengikhtisarkan seluruh aktiva tetap yang dimilikinya yang dapat memberikan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap aktiva tetap perusahaan maka akan mengalami kerugian bagi perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian ini terlihat jelas begitu besar peran sistem pengendalian internal atas aktiva tetap bagi suatu perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam tugas akhir yang berjudul ”Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu”.

B. Perumusan Masalah

Dalam permasalahan yang akan peneliti bahas dalam tugas akhir ini adalah sejauh mana peran sistem pengendalian internal aktiva tetap pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sistem pengendalian internal aktiva tetap pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu?


(13)

2. Apakah pengendalian internal aktiva tetap yang diterapkan pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu telah dilaksakan dengan efektif dan efisien?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Adapun tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

− Memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan Program Diploma III Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

− Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang sistem pengendalian internal aktiva tetap yang mungkin akan berguna apabila peneliti menemukan permasalahan yang berhubungan dengan permasalahan tersebut diatas.

− Membantu perusahaan dalam memberikan masukan yang lebih baik dalam meningkatkan efektivitas perusahaan.

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut “untuk mengetahui bagaimanakah sistem pengendalian internal aktiva tetap yang diterapkan pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu”.


(14)

1. Jadwal Survei/ Observasi dan Tugas Akhir

Penelitian ini akan dilakukan di PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu yang berlokasi di DESA BERINGIN Kec. Beringin, kab. Deli Serdang, Sumatera Utara

Tabel 1.1

Jadwal Survei/ Observasi dan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

APRIL 2015 MEI 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengurus SKS bersih.

2 Mengajukan surat permohonan judul. 3 Mengurus surat riset

4 Mengantar surat izin riset ke perusahaan

5 Mengambil surat balasan hasil riset dari perusahaan

6 Meminta data ke perusahaan mengenai sejarah ringkas

perusahaan, struktur organisasi, dan uraian tugas.

7 Melakukan wawancara kepada staff perusahaan mengenai sistem


(15)

Dalam kegiatan pengumpulan data, penulis melakukan penelitian selama beberapa minggu mulai 20 April s/d 31 Mei 2015 di bagian Aset PT. (PERSERO) Angkasa Pura II Bandar Udara Kualanamu.

2. Rencana Isi

Untuk mempermudah dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membuat rencana isi dalam empat bab. Secara garis besar pokok pembahasannya adalah sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan yang terbagi menjadi dua jenis yaitu jadwal survei/observasi dan rencana isi.

BAB II : PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian aktiva tetap, penggolongan aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, metode


(16)

penyusutan aktiva tetap, dan sistem pengendalian internal aktiva tetap.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan sistem pengendalian intern terhadap aktiva tetap pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu dalam menunjang kemajuan yang akan datang.


(17)

8

PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU

A.Sejarah Ringkas Perusahaan

Pada tahun 1992 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia, dimana terdapat 6 (enam) alternatif lokasi di Propinsi Sumatera Utara yang berada di kawasan Kualanamu, Pantai Cermin & Hamparan Perak (masing-masing dua lokasi). Adapun 6 (enam) kriteria yang menjadi perhatian Direktorat Jendral Perhubungan Udara adalah sebagai berikut:

a. Rencana Tata Ruang Wilayah b. Pertumbuhan Ekonomi

c. Kelayakan ekonomis, teknis, operasional, lingkungan dan usaha angkutan udara

d. Keamanan dan keselamatan penerbangan e. Keterpaduan intra dan antar moda

f. Pertahanan keamanan Negara

Dari keenam kriteria tersebut terpilih 2 (dua) alternatif lokasi Bandar Udara baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia yaitu di kawasan Kualanamu dan Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi). Lalu ditahun 1994 dilakukan studi pembuatan Master Plan & Basic Design Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terhadap 2 alternatif lokasi terpilih yaitu di kawasan Kualanamu & Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi). Ditahun selanjutnya ditetapkan lokasi Bandar Udara Baru di Kualanamu sebagai pengganti Bandar Udara Polonia melalui Keputusan


(18)

Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 pada 21 September 1995 yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 1996 6 Nopember 1996.

Pada tahun 1996 dimulainya proses pembebasan lahan lokasi Bandar Udara Baru Kualanamu seluas 1.365 Ha oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelengara bandar umum dan tahun1997 dilakukan studi Review Master Plan & Basic Design Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Baru Kualanamu oleh PT. Angkasa Pura II (Persero). Pencanangan membangun Bandara Baru Kualanamu dengan sistem Ruislag (tukar guling dengan Bandar Udara Polonia), pada saat itu sudah ada investor yang berminat yaitu konsorsium PT. Citra Lamtoro Gung Persada. Terkait terjadinya krisis ekonomi pada era pemerintahan Orde Baru, maka status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 pada tanggal 20 September 1997. Kemudian terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu untuk diteruskan pelaksanaannya melalui KEPPRES Nomor 47 Tahun 1997 pada tanggal 1 Nopember 1997.

Pada 1998 kembali terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 5 Tahun 1998 pada tanggal 10 Januari 1998. Namun pada tahun 2002 Diterbitkan KEPPRES Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencabutan KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 dengan mengintruksikan kepada Kementrian terkait untuk melakukan penilaian kelayakan penerusan proyek-proyek yang


(19)

ditangguhkan pelaksanaannya (termasuk proyek pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu) pada tanggal 22 Maret 2002.

Selanjutnya Kementrian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan pengkajian ulang yang didasarkan pada tingkat kebutuhan, ketersediaan dana dan kriteria/ karakteristik khusus proyek dan dinyatakan pembangunan Bandar Udara baru di Kualanamu layak untuk diteruskan pelaksanaanya. Atas persetujuan Presiden RI pada Era Reformasi, Menteri Perhubungan menetapkan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu dapat diteruskan pelaksanaanya dengan pola pendanan dari BLN (Bantuan Luar Negeri), namun kebijakan pemerintah pada Era Indonesia Bersatu menyetujui pendanaan dari APBN dan Sharing dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelenggara Bandar Udara umum.

Pada tahun 2003 dilakukan Pembuatan Detail Engineering Design pembangunan Bandar Udara Kualanamu oleh Ditjen Perhubungan Udara dan PT. Angkasa Pura II (Persero) dan tahun 2006 peletakan batu pertama sebagai awal dimulainya pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu oleh Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla. Adanya Penetapan Rencana Induk Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 30 Tahun 2007 tanggal 16 Juli 2007 dan perubahannya dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 61 Tahun 2007 tepatnya pada tanggal (29 November 2007 ). Penetapan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan) Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 57 Tahun 2007 pada tanggal 2 Nopember 2007.


(20)

Tahun 2008 pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu sampai dapat diselesaikan sesuai target pengoperasian bandar udara yang telah ditetapkan pemerintah. Tanggal 25 juli 2013 Bandar Udara Polonia resmi di dipindahkan dan mulailah pengoperasian Bandar Udara Internasional Kualanamu. Pada akhirnya Bandar Udara Internasional Kualanamu di resmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Tanggal 27 Maret 2014.

B. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi pada Kantor Cabang Utama PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu yaitu sebagai berikut.

Gambar II.1

Struktur Organisasi Kantor Cabang Utama PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu


(21)

C.Job Description

Bandar Udara Internasional Kualanamu memiliki struktur organisasi dengan fungsi dan tugas pokok yang berbeda-beda. Adapun Fungsi dan tugas pokok setiap bidang adalah sebagai berikut :

1. General Manager

Fungsi : Pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian seluruh kegiatan penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam menunjang pelaksanaan usaha perusahaan dan pengembangan strategi Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Tugas Pokok :

a. Menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu untuk menunjang strategi bisnis dan kegiatan operasional Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

b. Menyusun kegiatan dan evaluasi program pada Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan pada Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.


(22)

d. Melakukan pengendalian dan pengurusan aset perusahaan yang digunakan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Melakukan perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu berikut kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan dan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Direksi.

f. Mengendalikan ketertiban wilayah kerja Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu dalam menunjang keamanan dan keselamatan penerbangan.

g. Menyusun laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil kegiatan usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh Direksi.

h. Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pencapaian kinerja kepada Direksi secara periodik.

i. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

2. Ketua Pelelangan

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi pelelangan yang meliputi kegiatan seleksi untuk pengadaan barang dan jasa di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Tugas Pokok:

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Pelelangan yang telah ditetapkan dalam RKA.


(23)

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Pelelangan Kantor Cabang terkait seleksi untuk pengadaan barang dan jasa.

c. Melakukan pengkajian dan mengusulkan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur Divisi Pelelangan kepada pihak terkait.

d. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pelelangan kepada General Manager secara periodik.

e. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

3 . Manager Pengembangan Teknologi Informasi & Komunikasi

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi pengembangan teknologi komunikasi dan informasi pada wilayah kerja Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Pengembangan Teknologi Informasi & Komunikasi yang telah ditetapkan dalam RKA. b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Pengembangan Teknologi

Informasi & Komunikasi di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanam.

c. Melakukan implementasi rencana pengembangan sarana dan prasana teknologi informasi dan komunikasi.

d. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí


(24)

pengembang teknologi informasi dan komunikasi di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pengembangan Teknologi Informasi & Komunikasi kepada General Manager secara periodik.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

4. Manager Hukum

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi hukum yang meliputi kegiatan :

a. Peraturan dan bantuan hukum. b. Perjanjian kerja sama.

c. Perjanjian pengadaan barang dan jasa. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Hukum yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Hukum Kantor Cabang terkait bantuan hukum, perjanjian kerja sama serta perjanjian pengadaan barang dan jasa.

c. Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap terkait kegiatan penyusunan dan penelahaan peraturan, dokumentasi hukum, pemberian advokasi, penyelesaian / tindak lanjut permasalahan hukum, penyiapan


(25)

draft perjanjian kerjasama komersial, draft perjanjian pengadaan barang, pemborongan dan jasa lain

d. Melakukan pengkajian dan mengusulkan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur Divisi Hukum kepada pihak terkait.

e. Melaporkan pencapaian kinerja unit hukum kepada General Manager secara periodik.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

5. Manager Humas dan Protokoler

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi humas yang meliputi kegiatan :

I. Humas. II. Protokoler. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Humas dan Protokoler yang telah ditetapkan dalam RKAP.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Humas dan Protokoler Kantor Cabang terkait kegiatan kehumasan dan keprotokoleran.

c. Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap terkait kegiatan membina hubungan dengan media massa ataui instansi luar, dokumentasi kegiatan KNO, pencitraan KNO, publikasi, press release, media internal, duta bandar udara, hubungan dengan komunitas sekitar bandara,


(26)

keprotokoleran, pengurusan dan pelayanan akomodasi tamu KNO, pengurusan kunjungan kerja dari cabang lain dan dari instansi lain.

d. Mengawasi dan mengendalikan program kerja humas terkait produk pencitraan Kantor Cabang antara lain content Website, penyelenggaraan pameran, majalah internal, spanduk, banner dan lain-lain.

e. Melakukan pengkajian dan mengusulkan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur Divisi Humas dan Protokoler kepada pihak terkait. f. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Humas dan Protokoler kepada

General Manager secara periodik.

g. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

6. Manager Perencanaan dan Manager Kinerja

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi Perencanaan & Managemen Kinerja yang meliputi kegiatan :

I. Pengolahan dan analisis data statistik penerbangan, penumpang, dan moda transportasi darat.

II. Perencanaan pengembangan Bandar Udara Internasional Kualanamu. III. Monitoring dan akselarasi pencapaian target-target program investasi. IV. Pengembangan kinerja komersial.


(27)

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Perencanaan & Managemen Kinerja yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Perencanaan & Managemen Kinerja di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Melakukan pengolahan dan analisis data statistik yang telah dikompilasi oleh Divisi Pelayanan Bandar Udara untuk kebutuhan Kantor Cabang dan Perusahaan.

d. Mengelola dan menyusun kegiatan inovasi di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengawasi dan melakukan akselarasi pencapaian target-target program investasi dan KPI Kantor Cabang.

f. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada managemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí perencanaan dan managemen kinerja di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

g. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Perencanaan & Manajemen Kinerja kepada General Manager secara periodik.

h. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


(28)

7. Deputi Bidang Operasi dan Teknik

Fungsi : Pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian pada bidang operasi dan teknik mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam menunjang pelaksanaan usaha perusahaan dan pengembangan strategi Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Tugas Pokok :

a. Menyelenggarakan kegiatan bidang operasi dan teknik yang terkait fungsi-fungsi pelayanan bandar udara, pengamanan, PKP-PK, fasilitas elektronika dan teknologi informasi, fasilitas LMP, infrastruktur bandara serta risk and safety management secara sistematis dan mampu bersinergi dengan baik.

b. Menyusun kegiatan dan evaluasi program fungsi bidang operasi dan teknik mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Membantu General Manager dalam menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian pada bidang operasi dan teknik.

d. Membantu General Manager dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Divisi Pelayanan Bandar Udara, Pengamanan, PKP-PK, Fasilitas Elektronika & Teknologi Informasi, Fasilitas LMP, Infrastruktur Bandara serta Risk & Safety Management.


(29)

e. Melakukan penelaahan data dalam rangka perumusan kebijakan pengelolaan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu pada bidang operasi dan teknik.

f. Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pencapaian kinerja pada bidang operasi dan teknik kepada General Manager secara periodik.

g. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

8. Manajer Pelayanan Bandar Udara

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi pelayanan bandar udara di seluruh wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meliputi :

I. Pelayanan pelanggan. II. Operasi sisi udara.

III. Operasi sisi darat dan terminal. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Pelayanan bandar udara yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Pelayanan Bandara terkait kegiatan operasi pada sisi darat, sisi udara, dan terminal serta pelayanan pelanggan di Bandar Udara Internasional Kualanamu.


(30)

c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Pelayanan Bandara Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating seluruh fungsi pelayanan bandara di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí pelayanan bandar udara di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

f. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pelayanan Bandara kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.

g. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

9. Manager Pengamanan

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi pengamanan di seluruh wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meliputi :

I. Pengamanan penerbangan. II. Pengamanan umum.


(31)

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Pengamanan yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola Melaksanakan kegiatan Divisi Pengamanan terkait kegiatan keamanan dan keselamatan penerbangan di wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Pengamanan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating seluruh fungsi pengamanan di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu. e. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada

manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí pengamanan di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

f. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pengamanan kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.

g. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan

10. Manager Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)


(32)

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi PKP-PK yang meliputi kegiatan :

I. Operasional dan pemeliharaan fasilitas PKP-PK. II. Pengendalian kualitas PKP-PK dan pelatihan. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi PKP-PK yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan divisi PKP-PK terkait pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran, pemeliharaan peralatan PKP-PK, proses salvage, pengendalian kualitas PKP-PK dan pelatihan personil PKP-PK.

c. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating personil fungsi PKP-PK di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí PKP-PK di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi PKP-PK kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


(33)

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi infrastruktur bandara di seluruh wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meliputi pemeliharaan seperti:

I. Bangunan terminal. II. Bangunan non terminal. III. Aksesibilitas dan landasan. IV. Lingkungan.

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Infrastruktur Bandar Udara yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Infrastruktur Bandar Udara mengenai kegiatan pemeliharaan infrastruktur terkait bangunan terminal dan non terminal, aksesibilitas dan landasan, serta lingkungan di wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Infrastruktur Bandar Udara Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating serta pengajuan TCC personil seluruh fungsi infrastruktur bandar udara di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas infrastruktur bandar udara agar dapat berfungsi dengan baik.


(34)

f. Mengelola jadwal pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur bandar udara secara berkala.

g. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí infrastruktur bandar udara di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

h. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Infrastruktur bandar udara kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.

i. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

12. Manager Fasilitas Listrik, Mekanikal dan Peralatan

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi fasilitas listrik, mekanikal, & peralatan di seluruh wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meliputi :

I. Energi dan catu daya. II. Fasilitas listrik bandara. III. Fasilitas mekanikal. IV. Fasilitas peralatan.

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Fasilitas Listrik, Mekanikal, & Peralatan yang telah ditetapkan dalam RKA.


(35)

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Fasilitas Listrik, Mekanikal, & Peralatan terkait kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas listrik, mekanikal, dan peralatan di wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Fasilitas Listrik, Mekanikal, & Peralatan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating serta pengajuan TCC personil seluruh fungsi fasilitas listrik, mekanikal, dan peralatan di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas listrik, mekanikal, dan peralatan agar dapat berfungsi dengan baik.

f. Mengelola jadwal pemeliharaan dan perbaikan fasilitas listrik, mekanikal, dan peralatan secara berkala.

13. Manager Fasilitas Elektronika dan Teknologi Informatika

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi fasilitas elektronika dan teknologi informasi di seluruh wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meliputi :

I. Elektronika bandar udara. II. Fasilitas data dan informasi. III. Infrastruktur dan jaringan. IV.Teknologi informasi perkantoran.


(36)

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Fasilitas Elektronika & Teknologi Informasi yang telah ditetapkan dalam RKA. b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Fasilitas Elektronika & Teknologi

Informasi terkait kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas elektronika dan teknologi informasi di wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Fasilitas Elektronika & Teknologi Informasi Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating serta pengajuan TCC personil seluruh fungsi elektronika di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas elektronika dan teknologi informasi agar dapat berfungsi dengan baik.

f. Mengelola jadwal pemeliharaan dan perbaikan fasilitas elektronika dan teknologi informasi secara berkala.

g. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí fasilitas elektronika dan teknologi informasi di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.


(37)

h. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Fasilitas Elektronika & Teknologi Informasi kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.

i. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

14. Manajer Risk and Safety Management

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi risk & safety management yang meliputi kegiatan :

I. Pengawasan sistem manajemen keselamatan. II. Indentifikasi sistem manajemen risiko.

III. Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi PKP-PK yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan divisi PKP-PK terkait pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran, pemeliharaan peralatan PKP-PK, proses salvage, pengendalian kualitas PKP-PK dan pelatihan personil PKP-PK.

c. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating personil fungsi PKP-PK di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí


(38)

PKP-PK di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi PKP-PK kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

14. Deputi Bidang Keuangan, Komersial, & SDM

Fungsi : Pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian pada bidang keuangan, komersial, dan SDM mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam menunjang pelaksanaan usaha dan pengembangan strategi Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Tugas Pokok :

a. Menyelenggarakan kegiatan bidang keuangan, komersial, dan SDM yang terkait fungsi-fungsi keuangan, komersial, manajemen aset dan perlengkapan, serta SDM dan umum secara sistematis dan mampu bersinergi dengan baik.

b. Menyusun kegiatan dan evaluasi program fungsi bidang keuangan, komersial, dan SDM mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.


(39)

c. Membantu General Manager dalam menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian pada bidang keuangan, komersial, dan SDM.

d. Membantu General Manager dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Divisi Keuangan, Komersial, Manajemen Aset & Perlengkapan, serta SDM & Umum.

e. Melakukan penelaahan data dalam rangka perumusan kebijakan pengelolaan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu pada bidang keuangan, komersial, dan SDM.

f. Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pencapaian kinerja pada bidang keuangan, komersial, dan SDM kepada General Manager secara periodik.

g. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

15. Manager Keuangan

Fungsi : Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan peng-koordinasian fungsi keuangan yang meliputi kegiatan:

I. Administrasi keuangan dan perpajakan. II. Akuntansi dan anggaran.

III. Manajemen piutang. IV. PKBL.


(40)

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi Keuangan yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi Keuangan Kantor Cabang terkait kegitana administrasi keuangan dan perpajakan, akuntansi dan anggaran, manajemen piutang serta PKBL Kantor cabang.

c. Mengkaji dan mengajukan usulan kepada manajemen atau divisi terkait mengenai kegiatan fungsi keuangan di Kantor Cabang Bandar Udara Kualanamu.

d. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí keuangan di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Keuangan kepada Deputi Bidang Keuangan, Komersial & SDM.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

16. Manager Komersial Bandar Udara dan Penerbangan

Fungsi : Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan peng-koordinasian fungsi komersial yang meliputi kegiatan:


(41)

II. Akuntansi dan Anggaran. III. Manajemen Piutang. IV. PKBL.

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi Komersial Bandara & Penerbangan yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi Komersial Bandar Udara & Penerbangan Kantor Cabang terkait kegiatan akun PJP2U, PJP4U, tenan, dan jasa penunjang.

c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Komersial Bandar Udara & Penerbangan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí komersial di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu;

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Komersial Bandara & Penerbangan kepada Deputi Bidang Keuangan,Komersial & SDM;

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


(42)

Fungsi : Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi manajemen aset dan perlengkapan yang meliputi kegiatan:

I. Aset Tetap dan Pertanahan. II. Pengadaan.

III. Perlengkapan. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi Manajemen Aset Tetap & Perlengkapan yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi Manajemen Aset & Perlengkapan Kantor Cabang terkait kegitan Aset tetap dan pertanahan, pengadaan dan perlengkapan Kantor cabang.

c. Mengkaji dan mengajukan usulan kepada manajemen atau divisi terkait mengenai kegiatan fungsi manajemen aset dan perlengkapan di Kantor Cabang Kualanamu.

d. Mengevaluasi kegiatan di Divisi Manajemen Aset dan Perlengkapan serta mengajukan usulan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur di Divisi Manajemen Aset dan Perlengkapan.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Manajemen Aset dan Perlengkapan kepada Deputi Bidang Keuangan,Komersial dan SDM.


(43)

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

18. Manager SDM dan Umum

Fungsi : Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi SDM dan Umum yang meliputi kegiatan:

I. Personalia dan Kesejahteraan. II. Pengembangan SDM dan Diklat. III. Administrasi dan Kerumahtangaan. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi SDM dan Umum yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi SDM dan Umum Kantor Cabang terkait kegitan personalia dan kesejahteraan, pengembangan SDM dan Diklat serta administrasi dan kerumahtangaan Kantor cabang.

c. Mengkaji dan mengajukan usulan kepada manajemen atau divisi terkait mengenai kegiatan fungsi manajemen aset dan perlengkapan di Kantor Cabang Bandar Udara Kualanamu.

d. Mengevaluasi kegiatan di Divisi SDM & Umum serta mengajukan usulan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur di Divisi SDM & Umum.


(44)

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi SDM & Umum kepada Deputi Bidang Keuangan,Komersial dan SDM.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

D.Jaringan Kegiatan

Tata kelola pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu mempunyai komitmen penerapan GCG (Good Coprorate Governance) merupakan hal yang mutlak bagi Angkasa Pura II. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan infrastruktur yang dimiliki dan secara berkesinambungan meningkatkan sistem dan prosedur untuk mendukung efektivitas pelaksanaan GCG di Angkasa Pura II.

Untuk mewujudkan perusahaan yang tumbuh berkembang dan berdaya saing tinggi, Angkasa Pura II telah mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) dengan memperhatikan prinsip-prinsip GCG sesuai ketentuan dan peraturan serta best practise yang berlaku. Pelaksanaan GCG merupakan tindak lanjut Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER 01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik pada BUMN, yang menyebutkan bahwa “BUMN wajib melaksanakan operasional perusahaan dengan berpegang pada prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntanbilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran”.


(45)

Semangat yang terkandung dalam penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah niat dan tekad manajemen Angkasa Pura II untuk menjadikan Angkasa Pura II sebuah perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas Produk dan Proses Kerja yang baik, serta memiliki Code of Conduct, termasuk tanggung jawab terhadap lingkungannya.

Tujuan Penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah sebagai berikut:

1) Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Organ Perseroan (Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi), karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan berjalan secara baik dan kepentingan semua pihak terpenuhi .

2) Mendorong dan mendukung pengembangan Angkasa Pura II. 3) Mengelola sumber daya secara lebih amanah.

4) Mengelola risiko secara lebih baik.

5) Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders.

6) Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Angkasa Pura II. 7) Memperbaiki budaya kerja Angkasa Pura II.

8) Meningkatkan citra Angkasa Pura II (image) menjadi semakin baik.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Angkasa Pura II memiliki komitmen penuh dan secara konsisten menegakkan penerapan GCG dengan mengacu kepada beberapa aturan formal yang menjadi landasan bagi Angkasa Pura II dalam penerapan GCG yaitu:

1. Undang Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN(Pasal 5 ayat 3).

2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha No. PER- 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara dan perubahannya Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012 tanggal 06 Juli 2012.

3. Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 06 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.

4. Undang Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang diperbaharui oleh Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007.

5. Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor: KEP.448/UM.004/X/AP II–2007 dan Nomor: KEP.02.03.01/00/10/2007 461


(46)

tentang Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) di Lingkungan PT Angkasa Pura II (Persero).

Prinsip-prinsip GCG sesuai dengan PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, meliputi:

1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan;

2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip prinsip korporasi yang sehat;

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan(stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.


(47)

Memaksimalkan pelayanan terbaik melalui penyediaan beragam pelayanan jasa penunjang Bandar udara yang modern dengan ditunjang fasilitas berteknologi tinggi adalah komitmen Angkasa Pura II untuk mewujudkan kenyamanan bagi pengguna jasa selama berada di lingkungan bandara. Angkasa Pura II mengusahakan pelayanan-pelayanan jasa yang menunjang bisnis jasa kebandarudaraan. Pelayanan jasa terkait bandara udara disediakan oleh Angkasa Pura II bertujuan untuk mendukung terciptanya aspek keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna jasa bandara selama berada di kawasan Bandara. Pelayanan jasa terkait bandar udara tersebut diantaranya: penyewaan ruangan, gudang, lahan dan fasilitas lainnya, kegiatan konsesioner, parkir kendaraan, pas bandara dan penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta bangunan yang berhubungan dengan kelancaraan angkutan udara.

Pelayanan penunjang lainnya yang juga diupayakan oleh Angkasa Pura II antara lain: pelayanan operasi bandara, pelayanan penerbangan haji, pelayanan tenaga kerja Indonesia, pelayanan kargo, pelayanan keamanan dan keselamatan bandara, pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) serta pelayanan penanggulangan gawat darurat.

1. Pelayanan Bandara

Seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap jasa angkutan udara yang semakin meningkat, berdampak pada lalu lintas para pengguna jasa bandara yang menjadi begitu padat baik pada saat sebelum penerbangan (keberangkatan) maupun saat setelah penerbangan (kedatangan). Hal ini menuntut perlunya pengelolaan yang serius dan memadai. Angkasa Pura II


(48)

berupaya penuh untuk memberikan pelayanan terbaik melalui pelayanan operasi bandara dengan penambahan berbagai fasilitas di lingkungan bandara dan perluasan kawasan terminal termasuk pembangunan gedung atau bangunan terminal baru. Upaya yang dilakukan ini bertujuan supaya dapat menampung jumlah penumpang yang bertambah serta dapat menghadirkan kenyamanan bagi pengguna jasa bandara.

Penambahan dan perbaikan fasilitas bandara yang dilakukan oleh perusahaan diantaranya adalah penambahan dan perbaikan kursi di ruang tunggu penumpang, garbarata, toilet, troli bagasi, konter check in, konter pemeriksaan, fasilitas tempat ibadah seperti mushola dan sejumlah fasilitas pendukung lainnya. Terkait dengan pengembangan kawasan terminal, Angkasa Pura II melakukan penambahan kapasitas bandara diantaranya penambahan ruang yang mampu menampung peningkatan jumlah penumpang serta penataan ruangan yang memperlancar proses pemeriksaan dan memudahkan pengurusan administrasi penumpang. Melalui kerjasama dengan mitra binaan perusahaan, Angkasa Pura II juga menambah konterkonter jualan yang menyediakan berbagai kebutuhan para pengguna jasa bandara. Dalam rangka menjaga kenyamanan dan keindahan di lingkungan bandara, Angkasa Pura II senantiasa memantau kebersihan kawasan bandara dan melakukan program kebersihan bandara.

2. Pelayanan Penerbangan Haji

Pelayanan penerbangan haji pada tahun 2012 (1433H) dibagi dalam 2 fase yaitu: fase I pemberangkatan penerbangan haji dimulai pada tanggal 21


(49)

September dan berakhir 20 Oktober 2012, dengan mengangkut 82.638 jemaah.

Fase II pemulangan penerbangan haji tanggal 31 Oktober-30 November 2012 yang terbagi dalam 197 kelompok terbang (kloter) sebagaimana yang telah ditentukan oleh penyelenggara jemaah haji Indonesia (Kementerian Agama Republik Indonesia). Kegiatan penyelenggaraan penerbangan haji pada tahun 2012 dilakukan melalui 5 embarkasi/dembarkasi Bandar Udara Angkasa Pura II meliputi: Soekarno-Hatta, Polonia, Sultan Iskandar Muda, Minangkabau dan Sultan Mahmud Badaruddin II. Dalam rangka menunjang kelancaran penyelenggaraan penerbangan tersebut, Angkasa Pura II senantiasa terus meningkatkan kualitas pelayanan, fasilitas dan sumber daya manusia.

3. Pelayanan Tenaga Kerja Indonesia(TKI)

Indonesia mempunyai jumlah tenaga kerja yang relatif banyak yang tersebar di berbagai negara, di mana sebagian besar memanfaatkan pelayanan jasa angkutan udara. Lalu lintas tenaga kerja Indonesia yang melalui pintu keberangkatan maupun pintu kedatangan bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ada di luar negeri. Selama tahun 2012, tenaga kerja Indonesia tercatat sebagai pengguna jasa bandara terbesar kedua setelah wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Besarnya kontribusi para tenaga kerja Indonesia dalam menggunakan pelayanan jasa bandar udara, Angkasa Pura II berkomitmen untuk


(50)

memberikan pelayanan yang maksimal dan fasilitas kemudahan bagi TKI diantaranya adalah penyediaan jalur khusus keberangkatan dan kedatangan TKI, pusat layanan informasi TKI dan layanan angkutan darat bagi TKI yang pulang ke kampung. Angkasa Pura II juga memberikan perhatian khusus dan perlindungan bagi para TKI dari aksi-aksi penipuan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab di lingkungan bandara. Dengan demikian, diharapkan para TKI merasa nyaman dan aman selama berada di bandara.

4. Pelayanan Kargo

Bisnis pengiriman atau pengangkutan barang memiliki prospek usaha yang sangat strategis termasuk bisnis pengiriman barang melalui angkutan udara (kargo). Peluang bisnis yang strategis ini, dimanfaatkan oleh PT. Agkasa Pura II dengan mengoperasikan terminal kargo dimulai sejak tahun 2007. Perusahaan telah membentuk unit bisnis strategis yang mengelola pelayanan kargo di setiap bandara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II.

Dalam rangka memastikan terpenuhinya aspek kelancaran, keamanan dan keselamatan operasional pengiriman barang dari mulai dari mulai proses penggudangan sampai dengan penerbangan, PT. Angkasa Pura II melakukan pengawasan kepatuhan terhadap prosedur dan standar yang berlaku. Perusahaan melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kargo di badara-bandara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II seperti peningkatan kapasitas pergudangan kargo yang dapat menampung peningkatan volume transaksi.


(51)

5. Keamanan dan Keselamatan Bandara

PT. Angkasa Pura II memiliki komitmen yang tinggi atas terpenuhinya aspek keamanan dan keselamatan bandara dari segala bentuk ancaman dan gangguan yang dapat merugikan penumpang, pengguna jasa bandara maupun perusahaan sendiri. Komitmen perusahann tersebut diwujudkan dengan adanya penyediaan pelayanan keamanan dan keselamatan bandara. PT. Angkasa Pura II telah melengkapi bandara-bandara yang dikelola dengan fasilitas pengamanan yang modern dan berteknologi tinggi mulai dari peralatan X-Ray untuk pemeriksaan bagasi dan kargo, walk-through dan handheld metal detector, sitem CCTV, pagar parimeter, dan lain-lain. Pada aspek kualitas sumber daya manusia yang bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan dikawasan bandara, perusahaan telah memberikan berbagai pelatihan baik yang bersifat pengetahuan sampai pada keterampilan teknis dilapangan. Hal ini bertujuan untuk membentuk personil keamanan yang handal dan profesional dalam menjalankan tugas-tugas operasional pengamanan bandara.

6. Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan pemadam Kebakaran (PKP-PK)

PT. Angkasa Pura II sangat menyadari dalam pengelolaan bisnis jasa kebandarudaraan yang berhubungan dengan jasa lalu lintas penerbangan memiliki tingkat resiko yang tinggi. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai program pelayanan yang bertujuan untuk meminimalisir dan mengantisipasi munculnya resiko tersebut yaitu melalui program pelayanan pertolongan


(52)

kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK). PT. Angkasa Pura II berupaya memastikan bahwa semua infrastruktur/fasilitas yang terkait dengan program PKP-PK dalam kondisi yang siap siaga dan berfungsi secara optimal. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan berupa perbaikan dan peningkatan kelengkapan fasilitas maupun penggantian atau peremajaan kendaraan operasional PKP-PK antara lain foam tender, rescue invention vehcle (rapid car), ambulan dan commando car, sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku bagi masing-masing bandara.

7. Layanan Penanggulangan Gawat Darurat Kecelakaan Pesawat

Kesiapan bandara menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat udara, memiliki dampak yang sangat signifikan dalam mencengah atau meminimalkan timbulnya kerugian jiwa maupun material. Kesiapan ini bergantung pada kondisi bandara atas ketersediaan fasilitas yang memadai, yang didukung oleh personil handal dan terlatih dalam melakukan penanggulangan gawat darurat. PT. Angkasa Pura II melalui layanan penanggulangan gawat darurat berupaya untuk memberikan respon yang cepat atas terjadinya kecelakan pesawat udara. Untuk itu, PT. Angkasa Pura II memastikan bahwa seluruh bandara yang dikelolanya telah melakukan pelatihan-pelatihan tentang penanggulangan gawat darurat serta melengkapi berbagai fasilitas serta unsur-unsur penunjangnya. Dalam rangka penanggulangan gawat darurat, PT. Angkasa Pura II bekerja sama dan berkoordinasi dengan berbagai unsur dan instansi yang tergabung dalam


(53)

Airport Emergency Committee (AEC) sesuai prosedur atau standar dalam Airport Emergency Plan (AEP).

F. Rencana Kegiatan

Sasaran & Tujuan Perusahaan 1. Sasaran Perusahaan

PT. Angkasa Pura II telah menetapkan sasaran perusahaan dalam rangka menyukseskan Tujuan Perusahaan untuk periode tahun 2009 - 2013 sebagai berikut :

1) Tercapainya pengembangan kegiatan bisnis yang menjadi fokus PT. Angkasa Pura II serta peningkatan produktivitas kegiatan usaha PT. Angkasa Pura II.

2) Tercapainya kepuasan pengguna jasa melalui pelayanan prima yang didukung dengan jaminan Service Level Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee (SLG) serta ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pengguna jasa.

3) Terselenggaranya perbaikan berkelanjutan dalam proses bisnis yang berlandaskan mutu dan sesuai dengan harapan pengguna jasa.

4) Terciptanya pengembangan leadership system untuk mewujudkan efektifitas kepemimpinan sebagai role model.

5) Terwujudnya organisasi yang sesuai dengan fungsi pengelolaan bisnis bandara dan didukung oleh SDM yang berkinerja tinggi dan kompeten sesuai fokus bisnis PT. Angkasa Pura II.

6) Terjalinnya integrasi jaringan/networking antar instansi dan bandara lainnya.

2. Tujuan Perusahaan

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Pererusahaan, PT. Angkasa Pura II telah menetatapkan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan tersebut antara lain :


(54)

1) Menjalankan dan mendukung kebijakan program perusahaan dalam segmen ekonomi dan pembangunan.

2) Mengumpulkan keuntungan bagi perusahaan dengan menjalankan bisnis kebandarudaraan yang sesuai dengan asas-asas perusahaan.


(55)

46

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II

BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU

A.Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002; 13) adalah “Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”. Sedangkan menurut Simamora (2000; 297) aktiva tetap adalah “Aktiva-aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dadulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Menurut Mulyadi (2001) mengatakan aktiva tetap adalah “Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.”

Aktiva tetap berdasarkan wujudnya digolongkan kepada dua kelompok yaitu :

1. aktiva berwujud (tangible asset) adalah aktiva yang memiliki wujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu yang digunakan dalam proses produksi, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali


(56)

2. dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun,

3. aktiva tidak berwujud (intangible asset) adalah aktiva berumur panjang dalam operasi perusahaan yang tidak disimpan untuk dijual dan tidak mempunya bentuk fisik.

Adapun pengertian aktiva tetap menurut perusahaan adalah setiap barang baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak dengan nilai perolehan per unit sesuai Kebijakan Akuntansi Perusahaan (berikut dengan seluruh biaya yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap tersebut) yang dapat dikapitalisasi dan digunakan unit pemakai dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

B.Penggolongan Aktiva Tetap

Menurut Mulyadi (1998) penggolongan aktiva tetap dalam perusahaan umumnya digolongkan sebagai berikut:

1. tanah dan perbaikan tanah, 2. gedung dan perbaikan gedung, 3. mesin,

4. mebel, 5. kendaraan.

Aktiva tetap dapat digolongkan dalam berbagai sudut antara lain: 1. Sudut Substansi, aktiva tetap dapat dibagi :

a. tangible Assets ( aktiva tetap berwujud ) seperti : lahan, mesin,gedung dan peralatan,

b. intangible Assets ( aktiva tetap tidak berwujud ) seperti : HGU, HGB, Goodwill, Paten, Copyright, Hak Cipta, Franchise dan lain- lain.


(57)

2. Sudut disusutkan atau tidak disusutkan dapat dibagi:

a. depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan, seperti: building, equipment, machinery, inventaris, jalan dan lain – lain,

b. undepreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan, seperti land ( tanah ).

Menurut Mulyadi ( 2001 ) penggolongan aktiva tetap berbagi kedalam beberapa bagian yaitu:

1) Lahan yaitu bidang tanah terhampar yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri.

2) Gedung yaitu bangunan yang berdiri diatas bumi, baik diatas lahan maupun air. Pencatatanya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu. 3) Mesin, mesin termasuk peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang

bersaangkutan, kendaraan, terdiri dari semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain.

4) Perabot, terdiri dari perabot kantor, perabot laboratorium yang merupakan isi dari suatu bangunan.

5) Inventaris ( peralatan ), peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan, seperti: inventaris kantor, inventaris laboratorium, inventaris gudang, dan lain-lain.

6) Prasarana, perusahaan di Indonesia pada umumnya mengklasifikasikan sarana seperti: jalan, jembatan, pagar, dan lain-lain.


(58)

PT. (Persero) Angkasa Pura II menggolongkan aktiva tetap menjadi sepuluh (10) golongan yang terdiri dari:

1. Tanah

2. Bangunan Lapangan

3. Bangunan Gedung - Gedung

4. Alat - Alat Perhubungan & Alat Bantu Navigasi 5. Alat-Alat Pengangkutan

6. Alat - Alat Kantor 7. Instalasi Dan Jaringan

8. Peralatan Terminal Dan Gedung - Gedung 9. Alat - Alat Perbengkelan

10. Aktiva Lain - Lain

C.Cara Perolehan Aktiva Tetap

Menurut Kusnadi, Lukman, Kertahadi, (2001) Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yaitu:

1. Pembelian tunai

Aktiva yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya - biaya sehubungan dengan pembelian aktiva itu, dikurangi potongan harga yang diberikan baik karena pembelian dalam partai besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.

2. Pembelian secara kredit jangka panjang

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam hal harga perolehan tidak boleh termasuk bunga, dalam kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembelian akan dilakukan dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunga. Pembayaran bunga atas kredit ada dua kemungkinan:


(59)

b) Berdasarkan sisa hutang adalah biaya bunga dihitung. 3. Pembelian dengan surat berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham obligasi perusahaan, dicatat dalam buku besar, harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini, nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.

4. Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah / donasi

Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan maka transaksi ini disebut nonreciprocal transfer ( transfer yang tidak memerlukan umpan balik ). Aktiva ini harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independen. 5. Aktiva tetap yang dibangun sendiri

Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang langsung ( biaya variabel ), yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunkan untuk pembangunan ini harus dikapitalisasi.

6. Aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran

Aktiva tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aktiva tetap yang kita miliki dengan aktiva tetap lainnya yang dimiliki pihak lain. Transaksi pertukaran bisa bersih tanpa tambahan - tambahan lain atau dapat juga ditambah dengan transaksi tambahan lainnya, misalnya kas.


(60)

Adapun prosedur perolehan aktiva tetap yang diterapkan pada PT. (Persero) Angkasa Pura II yaitu sebagai berikut.

Gambar III.1

Prosedur Perolehaan Aktiva Tetap Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Sumber: PT. (Persero) Angkasa Pura II


(61)

D.Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat. Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan, dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.

Metode penyusutan yang diterapkan oleh PT. (Persero) Angkasa Pura II dalam penyusutan aktiva tetapnya mengunakan metode garis lurus yang dianggap lebih sederhana dan akan relatif mudah diterapkan terhadap semua jenis aktiva tetap, yang didasarkan atas pertimbangan dan alasan yang layak serta penerapan aktiva yang dimiliki secara konsisten. Metode penyusutan dengan metode garis lurus yang dianggap sederhana akan relatif mudah diterapkan terhadap semua jenis aktiva tetap. Nilai buku aktiva tetap akan semakin menurun dari tahun ketahun akibat adanya alokasi. Namun, nilai penyusutan dapat berubah dengan suatu perbaikan terhadap aktiva tetap sehingga dapat memperpanjang umur teknis.


(62)

Metode ini menghitung penyusutan berat beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap.Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut (Harahap, 2002):

Keterangan :

D = Beban Penyusutan (Depresiasi) C = Harga Pokok Aktiva (cost) S = Salvage Value (nilai residu) N = Useful Life (umur teknis)

E.Sistem Pengendalian Intern Aktiva Tetap

Sistem pengendalian intern maupun internal control merupakan proedur-prosedur mekanisme dalam pemeriksaan ketelitian data-data administrasi, misalnya mencocokkan penjumlahan horizontal dengan penjumlahan vertikal. Usaha ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa kebijakan dan proedur spesifik yang dirancang demi sebuah pencapaian tujuan dapat dipenuhi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepala perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Menurut M.Narafin (2004), pengendalian (control) adalah melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan

C ̶ S

D =


(63)

realisasi dengan rencana, dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Menurut Warren, Reeve, Fees (2005) Pengendalian (Control) adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.

Dari uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan pengertian pengendalian (control) menurut perusahaan dengan menurut M.Narafin (2004) dan menurut Warren, Reeve, Fees (2005) memiliki kesamaan yaitu pengendalian adalah melakukan evaluasi atau penilaian dengan membandingkan antara realisasi dengan rencana dan melakukan tindakan koreksi apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan.

Menurut Hartadi ( 1999 : 3 ) Pengendalian internal meliputi 2 hal yaitu pengendalian internal bidang akuntansi dan pengendalian internal bidang administrasi.

1. Pengendalian akuntansi

Pengendalian akuntansi yaitu meliputi rencana organisasi, metode dan ukuran, prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang dikoordinasikan terutama untuk menjamin kekayaan organisasi dan mengecek ketentuan dan keandalan data organisasi.

2. Pengendalian administrasi

Pengendalian administrasi yaitu meliputi rencana organisasi serta prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang berhubungan dengan proses pembuatan


(64)

keputusan yang mengarah kepada tindakan manajemen untuk menyetujui atau memberi wewenang.

PT. (Persero) Angkasa Pura II melakukan pengendalian internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut:

A.Eksploitasi (Pemeliharaan)

Kegiatan pemeliharaan dilaksanakan dengan tata cara yang diatur sebagai berikut:

1) Peralatan/fasilitas harus mempunyai petunjuk pengoperasian yang disusun oleh Unit Pengelola sesuai petunjuk teknis dan pengalaman operasional. 2) Setiap operator yang mengoperasikan suatu peralatan harus memahami,

mematuhi petunjuk pengoperasian dan peraturan yang berlaku dan memiliki ijin resmi baik secara intern maupun ekstern. Pelanggaran terhadap hal tersebut dapat dikenakan sanksi.

3) Segala kegiatan pengoperasian peralatan harus mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku serta menghindari hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan.

4) Untuk pemeilharaan yang dilaksanakan sendiri, unit pengelola setingkat Asisten Deputi/Kepala Bagian/Manager, bertanggung jawab sebagai koordinator pelaksanaannya sesuai ketentuan yang berlaku.

B.Inventarisasi/Pencatatan

Pelaksanaan inventarisasi dilaksanakan sebagai berikut:

1) Setiap mutasi harus dicatat dengan baik meliputi jumlah, nilai perolehan, lokasi/tempat, kondisi, tahun perolehan dan lain-lain sesuai keperluannya.


(65)

2) Pelaksanaan inventarisasi dilakukan oleh Unit Manajemen Aset dan Perlengkapan dan/atau unit kerja yang membidangi fungsi perlengkapan sesuai fungsi dan tugas pokok yang diatur dalam Struktur Organisasi Perusahaan.

3) Unit kerja fungsional yang menggunakan/mengoperasionalkan suatu alat/barang bertanggung jawab atas keamanan dan keutuhan barang inventaris yang ada dalam penguasaannya.

Adapun tata cara pencatatan aktiva tetap pada PT. (Persero) Angkasa Pura II yaitu sebagai berikut:

1) Untuk pengawasan atau pemantauan barang, dibuat Daftar Inventaris Ruangan (DIR) di setiap ruangan yang masing-masing berisikan catatan tentang seluruh aktiva tetap maupun aktiva yang dibiayakan yang berada di ruangan tersebut, dan dilengkapi juga dengan foto-foto barang yang disimpan dalam Buku Inventaris (BI).

2) Barang Inventaris yang berada disetiap ruangan dicatat dalam DIR yang ditandatangani oleh penanggung jawab unit kerja dan penanggung jawab yang membidangi Manajemen Aset dan Perlengkapan atau unit kerja yang membidangi fungsi perlengkapan.

3) DIR asli di tempelkan pada ruangan unit kerja dimana barang tersebut berada, sedangkan DI/DIR tembusan merupakan data dan dimasukkan dalam BI.


(66)

4) Secara periodik sekurang-kurangnya setiap semester, harus dilakukan pengecekan terhadap DIR yang ada agar perubahan yang tidak terkoordinasi dapat segera diketahui.

5) Setiap saat jika ada perubahan/pemindahan barang wajib dilaporkan oleh penanggung jawab ruangan kepada unit kerja dan penanggung jawab yang membidangi Manajemen Aset dan Perlengkapan atau unit kerja yang membidangi fungsi perlengkapan dan harus segera dibuat DIR baru.

6) Pencatatan Aktiva Tetap, dilakukan dalam BI, meliputi antara lain: − Nama barang (jenis/merk/type/ukuran/isi dan sebagainya) − Jumlah

− Tahun perolehan − Nilai perolehan − Masa manfaat − Nilai buku

− Nilai penyusutan, kecuali tanah − Lokasi pemakaian/penempatan − Kondisi (baik/rusak dan sebagainya)

7) Pencatatan aktiva tetap harus dilengkapi dengan dokumentasi lain berupa foto-foto barang sesuai dengan kondisi saat pemeriksaan baik dalam keadaan rusak maupun beroperasi dengan baik.

8) Pencatatan/pembukuan harus dilaksanakan dengan tertib dan terus-menerus untuk:

− Setiap adanya perubahan dan pemindahan.

− Setiap adanya penambahan akibat pengadaan, pemborongan dan lain-lain.


(67)

58

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Pengendalian Internal Aktiva Tetap pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengendalian internal akiva tetap yang dijalankan PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu sudah sesuai dengan prosedur dan Peraturan Menteri Negara BUMN.

2. Sistem pengendalian aktiva tetap telah dijalankan dengan efektif, dimana perusahaan telah berusaha keras untuk melaksanakan pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap yang dimiliki. Dengan adanya penanganan, yaitu adanya pencatatan terhadap aktiva tetap yang dilakukan oleh bagian khusus yang telah ditugaskan pihak perusahaan. Dengan kata lain perusahaan telah menempatkan karyawan yang ahli dalam masing- masing bagian.

3. Metode Penyusutan yang diterapkan oleh perusahaan sudah dijalankan dengan efektif, dimana dalam penyusutan aktiva tetapnya menggunakan metode garis lurus yang dianggap lebih sederhana dan akan relatif mudah diterapkan terhadap semua jenis aktiva tetap, yang didasarkan atas pertimbangan dan alasan yang layak serta penerapan aktiva yang dimiliki secara konsisten.


(68)

B.Saran

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki antara lain:

1. Pengendalian internal akiva tetap yang dijalankan PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Kualanamu sebaiknya dipertahankan, bahkan bila perlu dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk memperkecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aktiva.

2. PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Kualanamu secara umum telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan yang lazim terhadap sistem akuntansi aktiva tetapnya, dan hendaknya terus dilakukan secara konsisten.


(69)

60

Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Edisi 1, Penerbit : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartadi, Bambang. 1999. Sistem Pengendalian Dalam Hubungan dengan Manajemen dan Audit. Edisi Ketiga, Penerbit : BPFE, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002, Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Kusnadi, Lukman Syamsuddin, Kertahadi. 2001. Teori Akuntansi. Penerbit : Universitas Brawijaya, Malang.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi 1, Cetakan Tiga, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

Narafin M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid 2, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Reeve , Fess. 2005. Pengantar Akuntansi , Buku Satu, Edisi 21, diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendarwan, Penerbit : Salemba Empat ,Jakarta.


(1)

55

keputusan yang mengarah kepada tindakan manajemen untuk menyetujui atau memberi wewenang.

PT. (Persero) Angkasa Pura II melakukan pengendalian internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut:

A.Eksploitasi (Pemeliharaan)

Kegiatan pemeliharaan dilaksanakan dengan tata cara yang diatur sebagai berikut:

1) Peralatan/fasilitas harus mempunyai petunjuk pengoperasian yang disusun oleh Unit Pengelola sesuai petunjuk teknis dan pengalaman operasional. 2) Setiap operator yang mengoperasikan suatu peralatan harus memahami,

mematuhi petunjuk pengoperasian dan peraturan yang berlaku dan memiliki ijin resmi baik secara intern maupun ekstern. Pelanggaran terhadap hal tersebut dapat dikenakan sanksi.

3) Segala kegiatan pengoperasian peralatan harus mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku serta menghindari hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan.

4) Untuk pemeilharaan yang dilaksanakan sendiri, unit pengelola setingkat Asisten Deputi/Kepala Bagian/Manager, bertanggung jawab sebagai koordinator pelaksanaannya sesuai ketentuan yang berlaku.

B.Inventarisasi/Pencatatan

Pelaksanaan inventarisasi dilaksanakan sebagai berikut:

1) Setiap mutasi harus dicatat dengan baik meliputi jumlah, nilai perolehan, lokasi/tempat, kondisi, tahun perolehan dan lain-lain sesuai keperluannya.


(2)

2) Pelaksanaan inventarisasi dilakukan oleh Unit Manajemen Aset dan Perlengkapan dan/atau unit kerja yang membidangi fungsi perlengkapan sesuai fungsi dan tugas pokok yang diatur dalam Struktur Organisasi Perusahaan.

3) Unit kerja fungsional yang menggunakan/mengoperasionalkan suatu alat/barang bertanggung jawab atas keamanan dan keutuhan barang inventaris yang ada dalam penguasaannya.

Adapun tata cara pencatatan aktiva tetap pada PT. (Persero) Angkasa Pura II yaitu sebagai berikut:

1) Untuk pengawasan atau pemantauan barang, dibuat Daftar Inventaris Ruangan (DIR) di setiap ruangan yang masing-masing berisikan catatan tentang seluruh aktiva tetap maupun aktiva yang dibiayakan yang berada di ruangan tersebut, dan dilengkapi juga dengan foto-foto barang yang disimpan dalam Buku Inventaris (BI).

2) Barang Inventaris yang berada disetiap ruangan dicatat dalam DIR yang ditandatangani oleh penanggung jawab unit kerja dan penanggung jawab yang membidangi Manajemen Aset dan Perlengkapan atau unit kerja yang membidangi fungsi perlengkapan.

3) DIR asli di tempelkan pada ruangan unit kerja dimana barang tersebut berada, sedangkan DI/DIR tembusan merupakan data dan dimasukkan dalam BI.


(3)

57

4) Secara periodik sekurang-kurangnya setiap semester, harus dilakukan pengecekan terhadap DIR yang ada agar perubahan yang tidak terkoordinasi dapat segera diketahui.

5) Setiap saat jika ada perubahan/pemindahan barang wajib dilaporkan oleh penanggung jawab ruangan kepada unit kerja dan penanggung jawab yang membidangi Manajemen Aset dan Perlengkapan atau unit kerja yang membidangi fungsi perlengkapan dan harus segera dibuat DIR baru.

6) Pencatatan Aktiva Tetap, dilakukan dalam BI, meliputi antara lain: − Nama barang (jenis/merk/type/ukuran/isi dan sebagainya) − Jumlah

− Tahun perolehan − Nilai perolehan − Masa manfaat − Nilai buku

− Nilai penyusutan, kecuali tanah − Lokasi pemakaian/penempatan − Kondisi (baik/rusak dan sebagainya)

7) Pencatatan aktiva tetap harus dilengkapi dengan dokumentasi lain berupa foto-foto barang sesuai dengan kondisi saat pemeriksaan baik dalam keadaan rusak maupun beroperasi dengan baik.

8) Pencatatan/pembukuan harus dilaksanakan dengan tertib dan terus-menerus untuk:

− Setiap adanya perubahan dan pemindahan.

− Setiap adanya penambahan akibat pengadaan, pemborongan dan lain-lain.


(4)

58

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Pengendalian Internal Aktiva Tetap pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengendalian internal akiva tetap yang dijalankan PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu sudah sesuai dengan prosedur dan Peraturan Menteri Negara BUMN.

2. Sistem pengendalian aktiva tetap telah dijalankan dengan efektif, dimana perusahaan telah berusaha keras untuk melaksanakan pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap yang dimiliki. Dengan adanya penanganan, yaitu adanya pencatatan terhadap aktiva tetap yang dilakukan oleh bagian khusus yang telah ditugaskan pihak perusahaan. Dengan kata lain perusahaan telah menempatkan karyawan yang ahli dalam masing- masing bagian.

3. Metode Penyusutan yang diterapkan oleh perusahaan sudah dijalankan dengan efektif, dimana dalam penyusutan aktiva tetapnya menggunakan metode garis lurus yang dianggap lebih sederhana dan akan relatif mudah diterapkan terhadap semua jenis aktiva tetap, yang didasarkan atas pertimbangan dan alasan yang layak serta penerapan aktiva yang dimiliki secara konsisten.


(5)

59

B.Saran

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki antara lain:

1. Pengendalian internal akiva tetap yang dijalankan PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Kualanamu sebaiknya dipertahankan, bahkan bila perlu dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk memperkecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aktiva.

2. PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Kualanamu secara umum telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan yang lazim terhadap sistem akuntansi aktiva tetapnya, dan hendaknya terus dilakukan secara konsisten.


(6)

60

Hartadi, Bambang. 1999. Sistem Pengendalian Dalam Hubungan dengan

Manajemen dan Audit. Edisi Ketiga, Penerbit : BPFE, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002, Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Kusnadi, Lukman Syamsuddin, Kertahadi. 2001. Teori Akuntansi. Penerbit : Universitas Brawijaya, Malang.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi 1, Cetakan Tiga, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

Narafin M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid 2, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Reeve , Fess. 2005. Pengantar Akuntansi , Buku Satu, Edisi 21, diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendarwan, Penerbit : Salemba Empat ,Jakarta.