8
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan asal dengan menggunakan pelarut. Umumnya zat berkhasiat tersebut dapat ditarik,
namun khasiatnya tidak berubah. Tujuan utama ekstraksi adalah mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan
dari zat-zat yang tidk dibutuhkan, agar lebih mudah digunakan kemudahan diabsorpsi, rasa dan pemakaian dan disimpan dibandingkan simplisia asal dan
tujuan pengobatannya terjamin. Hasil ekstraksi disebut dengan eksrak yaitu sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati
atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan Ditjen POM, 1995.
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu:
a. Cara dingin
i. Maserasi
Maserasi adalah cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari dengan beberapa kali
pengocokkan atau pengadukkan pada temperatur kamar sedangkan remaserasi merupakan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya Ditjen POM, 2000
9 ii.
Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar Ditjen POM, 2000
b. Cara panas
i. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik Ditjen POM, 2000. ii.
Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi kontinu menggunakan alat soklet,
dimana pelarut akan terdestilasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi dan merendam sampel dalam tabung soklet, kemudian
setelah pelarut mencapai tinggi tertentu maka akan turun ke labu destilasi setelah melewati pipa sifon, demikian berulang-ulang Ditjen
POM, 2000. Keuntungan dari metode ini adalah ekstraksi simplisia dapat
dilakukan dengan sempurna dan pelarut yang digunakan lebih sedikit dibandingkan metode lainnya Voight, 1995.
iii. Digesti
Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan yaitu secara
umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
V Ditjen POM, 2000.
10 iv.
Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisa
nabati dengan air pada suhu 90
o
C selama 15 menit Ditjen POM, 1979. v.
Dekok Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia
nabati dengan air pada waktu yang lebih lama ±30 menit dengan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000.
2.3 Persyarafan Sistem Pencernaan