Perhitungan Diameter Butir Alat Pemanen Sawit

tidak mengadung energi deformasi mekanik. Oleh karena itu, struktur akan stabil dan hampir-hampir tidak mempunyai kecederungan untuk berubah. Pemanasan hingga suhu tinggi hanya akan mengubah bentuk butir secara terbatas, terkecuali pada besi dan baja. Pada logam ini, transformasi struktur padat terjadi jauh dibawah titik cair, dan mempunyai efek memperhalus butir struktur coran. Akan tetapi, umumnya bahan teknik tidak mengalami transformasi seperti itu dan struktur coran akan tetap ada sampai dipecahkan secara mekanik.

2.7 Perhitungan Diameter Butir

Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengukur besar butir dari struktur mikro suatu material salah satunya adalah metode Planimetri yang dikembangkan oleh Jeffries. Dimana metode ini cukup sederhana untuk menetukan jumlah butir persatuan luas pada bagian-bidang yang dapat dihubungkan pada standar ukuran butir ASTM E 112. Metode planimetri ini melibatkan jumlah butir yang terdapat dalam suatu area tertentu yang dinotasikan dengan N A . Secara skematis proses perhitungan menggunakan metode ini seperti pada gambar 2.4. Gambar 2.7 Perhitungan Butiran Menggunakan Metode Planimetri Universitas Sumatera Utara Jumlah butir bagian dalam lingkaran N inside ditambah setengah jumlah butir yang bersingungan N intercepted dengan lingkaran dikalikan oleh pengali Jeffries f dapat dituliskan pada persamaan 2.4. � � = � � ������ + � ����������� 2 ………..2.4 Dimana pengali Jeffries yang dipergunakan tergantung pada perbesaran yang digunakan pada saat melihat struktur mikro dan dapat ditetukan melalui tabel 2.1. Untuk selanjutnya setelah diperoleh nilai N A maka ukuran butir dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. d = 3,322 log N A – 2,95 …………………………2.5 Tabel 2.1. Hubungan Antara Perbesaran yang Digunakan dengan Pengali Jeffries. Perbesaran M Pengali Jefrries f untuk menetukan butiranmm 2 1 0.0002 10 0.02 25 0.125 50 0.5 75 1.125 100 2.0 150 4.5 200 8.0 250 12.5 300 18.0 500 50.0 750 112.5 1000 200.0 Sumber : ASTM E 112-96, 2000. Universitas Sumatera Utara

2.8 Alat Pemanen Sawit

Hasil panen dari kebun sawit merupakan Tandan Buah Segar TBS yang harus segera diangkut ke pabrik pengolahan untuk mendapatkan hasil minyak kelapa sawit yang bermutu tinggi. Proses pengolahan hasil panen ini berlangsung cukup panjang, dimulai dari pengangkutan TBS dari lahan pertanaman ke pabrik pengolahan sampai menghasilkan minyak kelapa sawit dan hasil sampingannya. Terdapat banyak jenis-jenis alat untuk pemanen kelapa sawit diantaranya : 1. Dodos Dodos merupakan alat panen untuk memotong buah kelapa sawit yang baru panen hingga berumur 10 tahun. Ukuran dodos dapat terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.8 Dodos 3inc, 4inc, 5inc Dodos adalah alat pemanen sawit untuk pohon yang masih rendah atau masih muda maksimal ketinggian 3 meter , bahan dodos ini terbuat dari baja karbon dengan kualitas tinggi. 2. Kampak Kampak merupakan alat panen untuk memotong tangkai atau gagang dan memotong pelepah. Universitas Sumatera Utara Untuk lebih jelasnya model kampak dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 2.9 Kampak Buah Kampak adalah alat pemanen sawit untuk pohon yang masih rendah atau masih muda maksimal ketinggian 1 meter , bahan kampak ini juga terbuat dari baja karbon dengan kualitas tinggi. Standar teknik kampak telah diatur didalam SNI 02-4507-1998. 3. Egrek Egrek merupakan alat panen untuk memotong buah kelapa sawit yang panen diatas 10 tahun. Contoh egrek terlihat pada gambar di bawah ini : Gambar 2.10 Pisau Egrek Egrek sawit adalah alat pemanen sawit untuk pohon yang sudah tinggi minimal 3 meter, fungsi egrek sendiri selain untuk memanen buah sawit tetapi juga untuk Universitas Sumatera Utara memudahkan para petani untuk memotong pelepah-pelepah daun sawit yang sudah tua. Egrek ini terbuat dari baja karbon yang berkualitas tinggi, sangat tajam dan tidak mudah tumpul, terdapat dua pilihan warna yakni putih stanlees stell, dan hitam. Sejak Pemerintah menerapkan impor alat panen salah satuny adalah egrek. Ada bebrapa Industri di Malaysia beralih ke Indonesia dengan mendirikan Industri Egrek . Makin menumbuhkembangkan industri alat panen sawit di Indonesia. Standar teknik egrek telah diatur didalam SNI 02-4874-1998 yang telah dikonsensuskan olen BSN pada 4 Maret 1997 dan menjadi acuan di dalam peraturan Perundang-undangan di Bidang Alsintan Tahun 2003. Syarat mutu egrek dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.2 Syarat Mutu Egrek No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 Tampak luar - Tidak cacat 2 Sisi potong - Tajam 3 Bentuk dan ukuran ada 2 macam : 1. Tipe A 2. Tipe B - Lihat gambar 4 Bahan baku - Baja karbon yang setara 5 Kekerasan sisi potong dilakukan perlakuan panas HRC Min 45,3 Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian pada bab ini akan dijelaskan mengenai waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, spesifikasi spesimen, cara karburisasi dan nitriding, serta metode pengujian.

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari bulan Februari sampai dengan Agustus 2013. Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di Laboratorium Teknologi Mekanik, Laboratorium Metalurgi Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Laboratorium Balai Riset Standarisasi Medan BARISTAN dan LaboratoriumWorkshop Teknik Mesin Universitas Negeri Medan. . 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1.Alat Adapun peralatan yang di pergunakan selama penelitian ini adalah: 1. Tungku PemanasFurnace Naber 2. Thermocouple Type-K 3. Jangka sorong 4. Penjepit specimen 5. Mesin poles polisher 6. Mikroskop optic Universitas Sumatera Utara