WS Cisadea-Cibareno. (2) Rencana pengembangan infrastruktur sumberdaya air dan
e. WS Cisadea-Cibareno. (2) Rencana pengembangan infrastruktur sumberdaya air dan
irigasi berbasis DAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas :
a. pengembangan waduk/ bendungan, situ, dan embung dalam rangka konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air;
b. pengembangan prasarana pengendali daya rusak air;
c. pengembangan jaringan irigasi; dan
d. rehabilitasi kawasan hutan dan lahan kritis di hulu DAS kritis dan sangat kritis.
(3) Rencana pengembangan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi berbasis DAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I V, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 22
(1) Pengembangan infrastruktur energi dan kelistrikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat (1) huruf c, terdiri atas: (1) Pengembangan infrastruktur energi dan kelistrikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat (1) huruf c, terdiri atas:
b. pengembangan energi terbarukan meliputi panas bumi, energi potensial air, energi surya, energi angin dan bioenergi; dan
c. pengembangan energi tak terbarukan meliputi bahan bakar minyak, gas, dan batubara untuk meningkatkan pasokan energi.
(2) Rencana pengembangan infrastruktur energi dan kelistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I V, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 23
(1) Pengembangan infrastruktur telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat (1) huruf d, terdiri atas :
a. pengembangan telekomunikasi di Desa yang belum terjangkau sinyal telepon;
b. pengembangan telekomunikasi di Desa yang belum dilalui jaringan terestrial telekomunikasi; dan
c. pengembangan Cyber Province. (2) Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I V, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 24
(1) Pengembangan infrastruktur permukiman sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat (1) huruf e, terdiri atas :
a. pengembangan hunian vertikal di perkotaan;
b. pengembangan kawasan siap bangun atau lingkungan siap bangun di perkotaan;
c. peningkatan pelayanan sistem air minum;
d. pengelolaan air limbah dan drainase;
e. pengelolaan persampahan;
f. peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh;
g. pembangunan kawasan dan sarana olahraga;
h. pembangunan pusat kebudayaan;
i. pembangunan rumah sakit; j. pembangunan pasar induk regional; k. pengembangan/ pembangunan home industry; l. peningkatan prasarana dasar permukiman perdesaan; m. peningkatan dan pembangunan pusat kegiatan belajar;
dan dan
(2) Rencana pengembangan permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I V, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedua Rencana Pola Ruang Paragraf 1 Umum Pasal 25
(1) Rencana pola ruang wilayah provinsi, terdiri atas:
a. kawasan lindung provinsi; dan
b. arahan pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis provinsi.
(2) Rencana pola ruang wilayah provinsi digambarkan dalam peta sebagaimana tercantum dalam Lampiran V, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Paragraf 2 Rencana Kawasan Lindung Pasal 26
Rencana pola ruang kawasan lindung provinsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 ayat (1) huruf a, meliputi :
a. menetapkan kawasan lindung provinsi sebesar 45% dari luas seluruh wilayah Daerah yang meliputi kawasan lindung berupa
kawasan hutan dan kawasan lindung di luar kawasan hutan,
yang ditargetkan untuk dicapai pada tahun 2018;
b. mempertahankan kawasan hutan minimal 30% dari luas Daerah Aliran Sungai (DAS);
c. mempertahankan kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidroorologis untuk menjamin ketersediaan sumberdaya air; dan
d. mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan lindung yang berada di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi lindung.
Pasal 27
(1) Kawasan yang berfungsi lindung di dalam kawasan hutan terdiri atas hutan konservasi dan hutan lindung.
(2) Kawasan yang berfungsi lindung di luar kawasan hutan, terdiri dari kawasan yang menunjang fungsi lindung, baik di wilayah darat maupun laut.
Pasal 28
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada Pasal 26, terdiri dari: