PERENCANAAN KINERJA

2. Penyediaan PKHI selama Operasional Haji

a. Sekretariat Rekrutmen PKHI Rekrutmen PKHI

1) Penyelenggara rekrutmen PKHI ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/560/2016 tanggal 2 November 2016 tentang Tim Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji Indonesia Tahun 1438H/2017M.

2) Pendaftaran Online Rekrutmen PKHI Pendaftaran dilakukan secara online oleh pendaftar melalui alamat website rekrutmen: puskeshaji.depkes.go.id/rekrutmen. Pendaftaraan online dimulai dari pembuatan akun, yang sudah dapat dilakukan oleh peminat sejak bulan Desember tahun 2013. Dan sampai tanggal 25 September 2017 tercatat sudah sebanyak 63.976 pendaftar yang memiliki akun.

Pendaftar yang melengkapi data dan mendaftar pada periode tahun 1438H/2017M memiliki Nomor Formulir 1438xxxxxx tercatat sebanyak 6.560 orang (4.554 TKHI dan 2.006 PPIH), pendaftaran dimulai sejak tanggal 01 Februari 2016 sampai tanggal 11 Desember 2016.

Pendaftar yang telah mengambil NF1438xxxxxx melakukan tes potensi secara online mulai dari tanggal 08 November 2016 sampai 11 Desember 2016.

Pendaftar yang mengikuti registrasi online secara tuntas sampai memiliki nomor registrasi NR1438xxxxxx tercatat sebanyak 4.685 orang (3.165 TKHI dan 1.520 PPIH), pengambilan nomor registrasi dibuka mulai tanggal 30 November 2016 sampai 11 Desember 2016.

3) Seleksi Berkas Rekrutmen PKHI Proses seleksi berkas dilakukan secara serentak oleh Panitia Penyelenggara Pusat dan Panitia Penyelenggara Provinsi, dilaksanakan mulai tanggal 5 s/d 31 Januari 2017. Total berkas yang diseleksi sebanyak 4.685 berkas (3.165 TKHI dan 1.520 PPIH), dan sebanyak 3.630 berkas (2.482 TKHI dan 1.148 PPIH) dinyatakan lulus proses seleksi.

4) Tes Psikometri Pendaftar yang lulus seleksi berkas mengikuti tes psikometri di RS pelaksana tes psikometri, dilaksanakan mulai tanggal 28 Februari s/d

20 Maret 2017 sebanyak 3.567 orang (2.442 TKHI dan 1.125 PPIH).

5) Nominasi dan Penetapan Peserta Latih Pendaftar yang lulus tes psikometri dilakukan seleksi kembali melalui proses nominasi peserta latih. Nominasi TKHI daerah dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Rekrutmen TKHI Provinsi; sedangkan nominasi PPIH dan TKHI pusat dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Rekrutmen PKHI Pusat. Sebanyak 1.792 orang (1.524 TKHI dan 268 PPIH), peserta latih TKHI dan PPIH ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Haji No. HK.01.07/1/778/2017

tanggal 13 April

2017 dan No.

HK.02.07/3/1012/2017 tanggal 12 Mei 2017. Dalam Surat Keputusan Pusat Kesehatan Haji tersebut peserta latih diharuskan untuk dapat ikut serta dalam pembinaan jemaah haji di lingkungan domisili masing- masing.

6) Penempatan dan Penetapan Penempatan tenaga TKHI daerah dilakukan oleh Penyelenggara Rekrutmen TKHI Provinsi, penempatan TKHI Pusat dan PPIH dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Rekrutmen PKHI Pusat mulai tanggal 5 – 10 Juli 2017. Penempatan TKHI sesuai dengan kloter (total 507 kloter, terdiri dari 507 Dokter dan 1.013 Perawat) keberangkatan jemaah haji di masing-masing embarkasi. Penempatan PPIH sesuai

dengan Daerah Kerja dan Jenis Tenaga Kesehatan. Sebanyak 1.521 TKHI (507 Dokter dan 1.013 Perawat) ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.01.07/MENKES/355/2017 tanggal 21 Juli 2017. Sebanyak 268 PPIH ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.01.07/III/186/2017 tanggal 14 Juli 2017.

Tabel 5. Distribusi & Pengerahan TKHI dan PPIH

TKHI

KUOTA NO.

EMBARKASI

PROVINSI

Dokter Perawat

1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM BTJ 11 22

2 SUMATERA UTARA

MES

3 SUMATERA BARAT

5 SUMATERA SELATAN

PLM

6 BANGKA BELITUNG 3 6

7 LAMPUNG

JKG

19 38 8 DKI JAKARTA

20 40 9 BANTEN

24 48 10 JAWA TENGAH

86 172 11 DAISTA YOGYAKARTA

SOC

9 18 12 KALIMANTAN SELATAN

12 24 13 KALIMANTAN TENGAH

BDJ

5 10 14 KALIMANTAN TIMUR

6 12 15 KALIMANTAN UTARA

BPN

1 2 16 SULAWESI TENGAH

4 8 17 SULAWERI UTARA

2 4 18 GORONTALO

3 6 19 SULAWESI SELATAN

UPG

16 32 20 SULAWESI TENGGARA

4 8 21 MALUKU

2 4 22 MALUKU UTARA

3 6 23 PAPUA

2 4 24 PAPUA BARAT

2 4 25 SULAWESI BARAT

3 6 26 NUSA TENGGARA BARAT

10 20 27 JAWA BARAT

11 22 29 KALIMANTAN BARAT

BTH

6 12 30 KEPULAUAN RIAU

3 6 31 JAMBI

7 14 32 JAWA TIMUR

80 160 33 BALI

SUB

2 4 34 NUSA TENGGARA TIMUR

1 2 JUMLAH

JENIS TENAGA

KKH

TOTAL KKHI SEKTOR KKHI SEKTOR MOBILE

1 Ahli Gizi

2 Ahli Rekam Medik

3 Analis Kesehatan

6 Dokter Gigi

7 Dokter Spesialis Anastesi

8 Dokter Spesialis Bedah Umum

1 0 1 0 0 2 Dokter Spesialis Jantung dan

2 0 1 0 0 3 Pembuluh Darah

10 Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

11 Dokter Spesialis Paru

12 Dokter Spesialis Penyakit Dalam

13 Dokter Spesialis Rehab Medis

14 Dokter Spesialis Saraf

15 Penata Roentgen

16 Perawat

17 Sanitarian/Surveilans Epidemiolog

18 Siskohatkes

19 Teknisi Elektromedik

20 Tenaga Lainnya

21 Tenaga Teknis Kefarmasian

Subtotal

55 57 20 14 247 Tim Manajerial

JENIS TENAGA

KKH

TOTAL KKHI SEKTOR KKHI SEKTOR MOBILE

1 PENANGGUNG JAWAB

2 KABID KESEHATAN/ PPK

3 SEKRETARIS/SANSUR

4 KASI TGC

5 KASI TPP

6 KASI DAKER MAKKAH

7 KASI DAKER MADINAH

8 KASI PERBEKALAN KESEHATAN

9 BENDAHARA/PUM JEDDAH

10 PUM MADINAH

11 PUM MAKKAH

12 ADMINISTRASI UMUM

Subtotal

Tim Asistensi

TIM NO.

JENIS TENAGA

TOTAL MOBILE

1 KETUA

2 SEKRETARIS

3 KOORDINATOR TGC

4 ASISTENSI TPP DAN TGC

5 KOORDINATOR TPP

6 ASISTENSI TPP

b. Pembekalan Terintegrasi PKHI Guna merumuskan kesepakatan dan kesamaan persepsi fasilitator dan penyelenggara dalam pelaksanaan Pembekalan Terintegrasi Petugas Kesehatan Haji, dilaksanakan Pertemuan Koordinasi Persiapan Pembekalan Petugas Kesehatan Haji Kloter (TOT dan TOC) pada tanggal

4 – 7 April 2017 di Hotel Sultan Jakarta yang melibatkan Pusat Kesehatan Haji, 13 Kanwil Kementerian Agama Provinsi Embarkasi, 13 Dinas Kesehatan Provinsi Embarkasi, 18 KKP Embarkasi, 14 Balai Pelatihan Kesehatan di Provinsi Embarkasi dan Unit di Kementerian Kesehatan.

Pelaksanaan pembekalan terintegrasi TKHI dilaksanakan di Asrama Haji 13 Embarkasi oleh Panitia Pembekalan TKHI Bidang Kesehatan dengan Kanwil Kemenag Provinsi. Pembekalan dilaksanakan selama 10 hari. Jadwal dan jumlah peserta dapat dilihat pada tabel 6 berikut:

Tabel 6. Jadwal Pelatihan TKHI Berdasarkan Embarkasi

Pembekalan terintegrasi PPIH dilaksanakan di Asrama Haji Pondok Gede pada tanggal 13 – 22 Juni 2017 oleh Panitia Pembekalan PPIH Bidang Kesehatan dengan Kementerian Agama. Pembekalan dilaksanakan selama 10 hari dengan jumlah peserta latih sebanyak 268 orang.

Tahun 2017, PPIH dikelompokkan dalam tiga tim yaitu Tim Promotif Preventif (TPP), Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR) dan Tim Gerak Cepat (TGC). Masing-masing tim diberikan materi pelatihan sebagai bekal dalam penugasannya sebagai tim tersebut.

c. Penugasan PKHI ke Arab Saudi Pemberangkatan dan penugasan TKHI sesuai dengan

pemberangkatan kloter penempatan di embarkasi masing-masing. Pemberangkatan dan Penugasan PPIH dibagi dalam beberapa pemberangkatan sesuai dengan daerah Kerja. Total TKHI yang diberangkatkan 1.520 orang (507 dokter dan 1.013 perawat).

Rekrutmen Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) TPK yang direkrut pada tahun 2017 sejumlah 186 orang dengan distribusi tenaga pendukung kesehatan sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Distribusi Tenaga Pendukung Kesehatan

NO JENIS TUGAS JUMLAH

1. Pendamping Orang Sakit

5. Pengemudi Ambulance

6. Pengemudi Operasional

7. Pengemudi TPP

8. Administrasi Perhajian

6 10.. Tenaga Kebersihan

9. Tenaga Perbekalan Kesehatan

11. Tenaga Rekam Medis

12. Tenaga Administrasi Perbekes

13. Tenaga Administrasi Bidang

C. Analisis Capaian Kinerja

Analisis Keberhasilan Kinerja Sesuai dengan Renstra Kemenkes, target kinerja satuan kerja Pusat

Kesehatan Haji adalah Jumlah jemaah haji yang telah mendapat penilaian istithaah kesehatan haji paling lambat 1 (satu) bulan sebelum hari pertama jemaah tiba di embarkasi dibagi quota jemaah haji tahun berjalan dikali 100% berdasarkan data siskohatkes, pada tahun 2017 sebanyak 70%. Dari total Kesehatan Haji adalah Jumlah jemaah haji yang telah mendapat penilaian istithaah kesehatan haji paling lambat 1 (satu) bulan sebelum hari pertama jemaah tiba di embarkasi dibagi quota jemaah haji tahun berjalan dikali 100% berdasarkan data siskohatkes, pada tahun 2017 sebanyak 70%. Dari total

Pada tahun 2017, target kinerja Pusat Kesehatan Haji adalah sebanyak 142.800 (70% x 204.000) jemaah haji reguler telah melakukan pemeriksaan kesehatan haji tahap II dan mendapatkan penilaian istithaah sebelum tanggal 27 juni 2017 (1 bulan sebelum sebelum hari pertama jemaah tiba di embarkasi).

Adapun target Indikator kinerja Pusat Kesehatan Haji dari tahun 2015 s.d 2017 serta capaian hasil pemeriksaan kesehatan haji tahap II dan penilaian istithaah di masing-masing provinsi tahun 2017dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut:

Tabel 8. Target Indikator Kinerja Pusat Kesehatan Haji dan Realisasi

Gambar 10. Capaian hasil pemeriksaan tahap II kesehatan jemaah haji berdasarkan

tempat pemeriksaan

CAKUPAN ENTRY PEMERIKSAAN TAHAP II PER TANGGAL 27 JUNI 2017 (INDIKATOR NASIONAL PER TANGGAL 27 JUNI ADALAH 70%)

ENTRY PEMERIKSAAN

KUOTA JEMAAH

NO PROVINSI JEMAAH CAKUPAN ENTRY

TAHAP II

(SK KEMENAG)

1,39% 32 PAPUA BRT

0,00% 33 NTT

TOTAL

Pencapaian indikator kegiatan peningkatan kesehatan jemaah haji adalah persentase jemaah haji yang telah mendapatkan penilaian istitaah kesehatan haji dan dientry kedalam siskohatkes satu bulan sebelum operasional. Persentase diperoleh dari total jumlah Jemaah haji regular sebesar 204.000 orang. Pada grafik dan tabel diatas terlihat capaian terbesar diperoleh provinsi Yogyakarta yang mencapai lebih dari 100%. Capaian provinsi Yogyakarta dan Riau dapat lebih dari 100% karena ada dua kemungkinan:

1. Ada jemaah haji dari provinsi diluar Yogyakarta yang melakukan pemeriksaan di provinsi Yogyakarta. Sehingga hasil pemeriksaannya menjadi cakupan provinsi Yogyakarta.

2. Jemaah haji cadangan pun melakukan pemeriksaan kesehatan haji tahap

II, sehingga total jemaah yang melakukan pemeriksaan melebihi kuota jemaah haji di provinsi Yogyakarta. Dari grafik dan tabel cakupan diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2017 Pusat Kesehatan Haji telah mencapai indikator yang tertuang dalam Renstra yaitu sebesar 84.9%, capaian tersebut melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 70%.

a. Faktor pendukung.

1) Adanya Peningkatan koordinasi, jejaring kerja serta kemitraan antar instansi pemerintah dan pemangku kepentingan baik di pusat, propinsi maupun kabupaten/kota. Termasuk dalam melakukan sosialisasi haji sehat dengan melibatkan legislatif, lintas program dan lintas sektor.

2) Adanya kesadaran jemaah haji untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengikuti pembinaan kesehatan haji.

3) Kerja keras tim pemeriksa kesehatan jemaah haji di puskesmas serta pengelola program kesehatan haji di kabupaten/kota dan provinsi.

4) Terdapatnya tools untuk pencatatan dan pelaporan (Siskohatkes).

5) Adanya kebijakan tentang pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji (PMK No. 15 Tahun 2016 dan No. 62 Tahun 2016, Juknis PMK No. 15 Tahun 2016, Surat Edaran Menteri Agama dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri).

b. Impact dari keberhasilan.

1) Meningkatnya kualitas layanan kesehatan haji dengan pembinaan kesehatan sejak dini.

2) Terdapatnya status kesehatan jemaah haji, sehingga ada kesadaran jemaah haji untuk menjaga/memperbaiki status kesehatan dengan mengikuti pembinaan kesehatan haji.

3) Jemaah dapat mempersiapkan jasmaninya agar selalu sehat dan kuat sehingga dapat melaksanakan perjalanan dan mudah melakukan proses ibadah haji.

c. Tantangan utama penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2017.

1) Jumlah jemaah haji menjadi 221.000 orang sementara lebih dari 2/3 nya dengan status kesehatan resiko tinggi dan sepertiganya berusia diatas 60 tahun.

2) Pergeseran jumlah jemaah perkloter yang semula berkisar 380 orang menjadi sebagiannya diangkut dengan pesawat lebih besar yaitu mencapai 450 jemaah perkloter.

1. Pelayanan Kesehatan Haji

a. Pembimbingan Kesehatan Jemaah Haji. Berdasarkan capaian kegiatan-kegiatan pembinaan kesehatan haji, terlihat adanya perbedaan antara penetapan rencana kegiatan dengan hasil yang dicapai. Perbedaan tersebut terlihat pada jumlah peserta dan jumlah lokasi kegiatan.

Dengan ditetapkannya Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji, tetap perlu dilakukan peningkatan upaya pembinaan kesehatan Jemaah haji walaupun untuk tahun 2017 sudah melampaui target yang tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 (Target: 70 % dengan Capaian: 84,90%).

Untuk daerah/wilayah dengan cakupan pemeriksaan kesehatan Jemaah haji tahap II terendah diperlukan pembinaan berkelanjutan Untuk daerah/wilayah dengan cakupan pemeriksaan kesehatan Jemaah haji tahap II terendah diperlukan pembinaan berkelanjutan

b. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji.

1) Sosialisasi Haji Sehat; target lokasi sebanyak 65 lokasi dengan jumlah jemaah haji 11.130 orang Sosialisasi Haji Sehat merupakan upaya Pemerintah dalam mempersiapkan Jemaah Haji sekaligus melaksanakan implementasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji tetap sehat dan dapat melaksanakan ibadah haji sesuai dengan Rukun Haji, Wajib Haji dan Syarat Haji.

Sesuai dengan Permenkes Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji, bahwa setiap jemaah haji berhak mendapatkan pembinaan kesehatan untuk mencapai keadaan istithaah kesehatan. Selain itu juga dilakukan pengukuran tingkat kebugaran jemaah haji dan dilakukan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular. Proses dan hasil kegiatan pembinaan kesehatan dicatat dan dipantau dalam status kesehatan jemaah haji yang berisi informasi kesehatan jemaah haji dan perkembangannya serta di-entry dalam sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan.

Kegiatan pembinaan kesehatan haji yang tersebut diatas merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan unit-unit atau instansi terkait lainnya dengan pelaksanaan yang berkesinambungan dengan melibatkan beberapa unit lintas program dan sektor. Lintas program yang dimaksud antara lain: Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaaan Masyarakat, PPTM, Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Kesehatan Tradisional dan unit-unit utama lainnya didalam Kementerian

Agama Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, POLRI dan TNI. Selama tahun angaran 2017 telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Haji Sehat di 65 kabupaten/kota dengan jumlah jemaah sebanyak 11.130 orang. Dari sisi lokasi, kegiatan Sosialisasi Haji

Kesehatan,

Kementerian

Sehat sudah mencapai target bahkan hampir 2 kali lipat (195%) tetapi dari sisi jumlah jemaah yang mengikuti kegiatan Sosialisasi Haji Sehat masih kurang dari yang sudah ditargetkan, yaitu sebesar 90%.

2) Penandaan Risiko Tinggi dengan memberikan gelang risti kepada Jemaah risti dengan target 124.701 orang. Jemaah haji dengan risiko tinggi akan diberikan penanda berupa gelang sesuai dengan risiko kesehatan yang dideritanya. Gelang warna hijau diberikan kepada jemaah haji yang berumur lebih dari 60 tahun dan tidak memiliki risiko penyakit tertentu, gelang warna kuning diberikan kepada jemaah haji yang berumur kurang dari 60 tahun tetapi memiliki risiko penyakit tertentu dan Gelang warna merah diberikan kepada jemaah haji yang berumur lebih dari 60 tahun dan memiliki risiko penyakit tertentu.

Jumlah gelang penanda jemaah risti berwarna hijau sebanyak 12.570 buah, warna kuning sebanyak 61.653 dan warna merah sebanyak 55.777 buah. Gelang-gelang tersebut didistribusikan ke 13 embarkasi haji dan diberikan kepada jemaah haji risti pada saat berada di embarkasi menjelang keberangkatan ke tanah suci.

3) Monitoring Faktor Risiko Kesehatan Haji di embarkasi dan debarkasi haji. Monitoring faktor risiko kesehatan haji bertujuan mengidentifikasi dan mengendalikan serta mengeleminasi faktor risiko yang terjadi di embarkasi dan debarkasi haji baik saat pra operasional maupun pada saat operasional haji.

Selama masa pra operasional dan operasional penyelenggaraan kesehatan haji telah dilakukan monitoring sebanyak 26 kali. Monitoring dilakukan ke 13 embarkasi utama, yaitu embarkasi Banda Aceh, Batam, Medan, Padang, Palembang, Jakarta pondok gede, Jakarta bekasi, Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Makasar, dan lombok.

4) Pemantauan Hygiene sanitasi asrama. Upaya mencegah timbulnya gangguan kesehatan lingkungan dan pencemaran lingkungan di asrama haji, dan kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare yang dikonsumsi oleh jemaah haji Indonesia khususnya makanan maka perlu dilakukan inspeksi kesehatan lingkungan.

Sesuai dengan PMK Nomor 62 Tahun 2016, Pasal 32, penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Indonesia dilaksanakan pada asrama haji, pesawat dan katering.

Kegiatan Inspeksi kesehatan lingkungan tahap pertama adalah melakukan pemantauan hygiene sanitasi asrama haji pada saat 6 bulan sebelum jemaah haji masuk asrama haji.

Sasaran kegiatan terdiri dari 13 embarkasi utama dan 5 embarkasi antara, dengan total 18 embarkasi; adapun capaiannya 88,9% (16 embarkasi).

Kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan tahap kedua dan ketiga dilaksanakan pada saat satu minggu sebelum jemaah masuk asrama haji untuk memastikan kesiapan embarkasi jemaah haji dan selama jemaah haji berada di asrama haji saat embarkasi/debarkasi. Adapun capaian kegiatan tahap dua dan tiga sebesar 72,2% (13 embarkasi).

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan dilaksanakan dengan berkoordinasi Kantor kesehatan Pelabuhan, Balai Teknis Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian Agama.

5) Seminar Kesehatan Haji. Sebagai upaya mengingkatkan pengetahuan dan pemahaman petugas kesehatan dan calon jemaah haji, Pusat Kesehatan Haji telah mengadakan seminar kesehatan sebanyak 2 kali, yaitu seminar kesehatan lajut usia dan seminar menghadapi wabah kolera.

Seminar kesehatan lanjut usia dilaksanakan di Bandung pada tanggal

13 Juli 2017 dengan mengundang jemaah haji usia lanjut. Selain kegiatan seminar kesehatan juga dilakukan pemeriksaan kesehatan dan senam lansia.

Seminar menghadapi wabah kolera dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2017 di Jakarta. Seminar ini dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan pemerintah dalam mengahadapi wabah kolera yang terjadi di Yaman menjelang operasional haji tahun 1438 H/ 2017 M. Peserta yang hadir dalam acara seminar ini berasal dari lintas program dan lintas sektor, antara lain WHO Indonesia, SEARO, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, Komite Ahli Kesehatan Haji Indonesia serta Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).

c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji. Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes.

Kegiatan ini diawali dengan rapat persiapan yang selanjutnya diselenggarakan pertemuan di 17 provinsi, seperti yang tercantum pada tabel 8 di bawah ini:

Tabel 9. Penyelenggaraan Pertemuan Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data

Tanggal Pelaksanaan Keterangan

Peserta

1 Lampung 20 23 - 24 Maret 2017 2 Riau

20 26 - 27 Maret 2017 3 Kalimantan Timur

20 30 - 31 Maret 2017 4 Yogyakarta

60 10 - 11 April 2017

Yogya dan Jateng

5 Sumatera Barat 15 13 - 14 April 2017 6 Maluku Utara

20 17 - 18 April 2017 7 Kalimantan Tengah

20 17 - 18 April 2017 8 Maluku

15 20 - 21 April 2017 9 Jawa Timur

60 25 - 26 April 2017 10 Bangka Belitung

30 25 - 26 April 2017 11 Bali

14 28 - 29 April 2017 12 Gorontalo

18 2 - 4 Mei 2017

13 Sulawesi Tenggara

20 10 - 11 Mei 2017

14 Sulawesi Selatan

30 18 - 19 Mei 2017

Jabar, Jakarta,

15 Jawa Barat 65 27 - 28 April 2017

Banten

16 Papua

15 11 - 12 Mei 2017

17 Sumatera Selatan

25 6 - 7 April 2017

JUMLAH

Adapun cakupan indikator pelayanan kesehatan haji yang diinput ke Siskohatkes pada waktu 1 (satu) bulan sebelum jemaah haji masuk asrama (tanggal 27 Juni 2017) mencapai angka 84,9%. Hal ini berarti cakupan setelah pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes berada di atas target yang ditetapkan (70%).

d. Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan Haji. Pertemuan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan.

Dengan pelaksanaan Pertemuan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan diharapkan dapat menghasilkan dokumen usulan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan serta dokumen Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Pemerintah.

Dengan adanya daftar kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai tahun 2017, pemenuhan kebutuhan obat dan perbekkes dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan berdasarkan pada data (evidence based). Dalam penyusunan obat dan perbekkes, selain memperhatikan ketersediaan (stok) yang ada juga disesuaikan dengan pola penyakit tahun sebelumnya dan perkiraan kondisi lingkungan yang terjadi pada musim haji serta peningkatan kuota jemaah haji. Kebutuhan yang disediakan yaitu kebutuhan pelayanan kesehatan di Arab Saudi dan kebutuhan untuk paket jemaah.

Perlu adanya perbaikan pengelolaan sistem pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan haji di Arab Saudi. Sistem aplikasi ini dibutuhkan dalam mengendalikan obat dan perbekalan kesehatan setiap daerah kerja di Arab Saudi pada tahun 2018.

Dengan adanya LAKIP, Pusat Kesehatan Haji dapat mengetahui capaian penilaian kinerja yang telah dilaksanakan pada tahun 2017. Hal ini dapat pula dijadikan acuan untuk peningkatan pelaksanaan kegiatan di tahun yang akan datang.

2. Penyediaan PKHI selama Operasional Haji

a. Sekretariat Rekrutmen PKHI. Rekrutmen

bertujuan untuk menyediakan dan mempersiapkan sumber daya manusia sebagai petugas kesehatan haji untuk pelayanan kesehatan bagi jemaah haji di Arab Saudi. Adapun target dan realisasinya adalah sebagai berikut:

PKHI

Tabel 10. Pencapaian Rekrutmen PKHI TA. 2017

Tersedianya PKHI TKHI

1.521 orang 100 PPIH

Penyediaan PPIH direncanakan sebanyak 306 orang, akan tetapi Kementerian Agama menetapkan kuota petugas PPIH Bidang Kesehatan Arab Saudi sebanyak 268 orang (87,58%), hal ini disebabkan karena adanya pengurangan kuota dari Kementerian Agama sebanyak 38 petugas.

Kebutuhan TKHI sudah terpenuhi seluruhnya meskipun berbeda dengan target awal yang ditetapkan. Dimana target awal adalah sebanyak 1.533 orang (511 kloter), sedangkan realisasinya sebesar 99,21% dengan petugas TKHI sebanyak 1.521 orang (507 kloter). Kesesuaian/ketepatan dalam alokasi tenaga TKHI bergantung dengan ketetapan dari Kementerian Agama mengenai kuota Jemaah Haji dan jumlah kloter tahun 2017.

Tahun 2017, seluruh PKHI yang terdaftar sebagai peserta latih diinstruksikan untuk terlibat secara langsung dalam pembinaan kesehatan jemaah haji di daerah domisili masing-masing. Keterlibatan ini turut membantu peningkatan kesehatan jemaah haji sejak awal sebelum masa keberangkatan.

Rekrutmen PKHI tahun 1439H/2018M

Selain penyediaan PKHI tahun 2017, disiapkan juga kebutuhan Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) tahun 1439H/2018M, dan dimulai kegiatan rekrutmen yang dilaksanakan pada Bulan Oktober s/d Desember 2017. Adapun tahapan rekrutmen PKHI yang telah dilaksanakan yaitu :

1. Pembuatan nomor akun Pembuatan akun pendaftar dilaksanakan sepanjang tahun. Adapun pendaftar PKHI yang telah membuat nomor akun sampai dengan Bulan Desember 2017 berjumlah 88.767 orang.

2. Pembuatan nomor formulir Pembuatan nomor formulir dialksanakan mulai tanggal 14 Oktober s/d

14 Desember 2017. Adapun pendaftar PKHI yang telah membuat nomor formulir sampai dengan tanggal 14 Desember 2017 sebanyak 17.912 orang.

3. Pembuatan nomor registrasi Pembuatan nonor registrasi dialksanakan mulaii tanggal 14 Oktober s/d

14 Desember 2017. Adapun pendaftar PKHI yang telah membuat nomor registrasi sampai dengan tanggal 14 Desember 2017 sebanyak 8.497 orang.

4. Seleksi verifikasi data online Seleksi veriifikasi data online dilaksanakan selama 3 tahap, yaitu tanggal 4 s/d 8 Desember 2017, 11 s/d 15 Desember 2017 dan 18 s/d

22 Desember 2017.

5. Pemberkasan (pengiriman berkas lamaran) Rencana pengiriman berkas dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 14 Januari 2018

6. Seleksi validasi berkas Direncanakan dilaksanakan selama 2 (dua) tahap tanggal 8 s/d 12 Januari 2018 dan tanggal 15 s/d 19 Januari 2018.

7. Tes Psikometri Pendaftar PKHI yang lulus validasi, tahapan selanjutnya pelaksanaan pemeriksaan psikometri. Kegiatannya tersebut direncanakan tanggal

23 s/d 31 Januari 2018 di rumah sakit pelaksana pemeriksa psikometri yang telah ditentukan.

8. Pelatihan Kompetensi Pendaftar PKHI yang dinyatakan lulus pemeriksaan psikometri tahapan selanjutnya pelatihan kompetensi. Adapun kegiatannya tersebut direncanakan tanggal 12 Febuari s/d 12 Maret 2018. Penyelenggara pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Pusat Pelatihan Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan.

9. Pelatihan Integrasi Terjadwal dengan Kementerian Agama

b. Rekrutmen Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK). Kebutuhan TPK tahun 2017 telah terpenuhi. Sebanyak 186 TPK telah direkrut untuk menunjang penyelenggaran kesehatan haji di Arab Saudi.

D. Realisasi Anggaran

Pagu anggaran Pusat Kesehatan Haji tahun 2017 sebesar Rp.280.662.786.000,- dipergunakan untuk kegiatan Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji, dimana 70% anggaran berada pada Pembiayaan Penyediaan PKHI Selama Operasional Haji. Pembiayaan tersebut diantaranya untuk biaya sekretariat rekrutmen PKHI, Pembekalan Terintegrasi PKHI, serta penugasan PKHI Arab Saudi.

Sedangkan Pembiayaan sebesar 30% dari pagu anggaran dipergunakan untuk kegiatan Pelayanan Kesehatan Haji, Dukungan Layanan Internal, dan Dukungan Layanan Perkantoran. Serapan anggaran pada tahun 2017 meningkat jika dibandingkan pada tahun 2016 yang hanya sebesar Rp.216.143.631.886 atau 80,49%.

Data realisasi keuangan tahun anggaran 2017 adalah sebesar Rp.257.787.325.442,- atau 91,85% dari pagu anggaran, uraian pagu dan realisasi komponen kegiatan disajikan dalam tabel 10 berikut:

Tabel 11. Realisasi Anggaran Tahun 2017

Laporan Realisasi Anggaran Saatuan Kerja Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2017 dan 2016 (Dalam Rupiah)

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KEMENTERIAN KESEHATAN

ESELON I

SERETARIAT JENDERAL

WILAYAH/PROPINSI

INSTANSI PUSAT

SATUAN KERJA

PUSAT KESEHATAN HAJI

JENIS KEWENANGAN

: KP

KANTOR PUSAT

REALISASI DI ATAS NO

REALISASI DI ATAS

REALISASI (BAWAH)

ANGG.

ANGG.

ANGGARAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH A.I.1 PENERIMAAN NEGARA

ANGGARAN

0 331.208.000 331.208.000 0,00 A.I.1.a Penerimaan Perpajakan

0 0 0 0,00 A.I.1.b Penerimaan Negara Bukan Pajak

0 331.208.000 331.208.000 0,00 A.I.2 HIBAH

0 0 0 0,00 JUMLAH PENDAPATAN DAN HIBAH

0 331.208.000 331.208.000 0,00 B BELANJA NEGARA B.I.1 Rupiah Murni

257.787.325.442 (22.875.460.558) 91,85% 268.547.558.000 216.143.631.886 (52.403.926.114) 80,49% B.I.1.a Belanja Pegawai

0 0 0 0 0 0 0 0 B.I.1.b Belanja Barang

244.806.540.886 (21.097.266.114) 92,07% 240.793.176.000 207.534.760.607 (33.258.415.393) 86,19% B.I.1.c Belanja Modal

8.608.871.279 (19.145.510.721) 31,02% JUMLAH BELANJA