Keunggulan kompetitif produk tabungan haji Bank Syariah (BMI, BSM, dan Bank DKI Syariah

(1)

TABUNGAN HAJI BANK SYARIAH (BMI, BSM, DAN

BANK DKI SYARIAH)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

SUHAETI

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

ii penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Adikku Dewi Ratna Dumilah, Yang selalu memberikan doa’a dan kebersamaannya kepada penulis

9. Mas Kindi adam, S.T, terima kasih atas segala bantuan, motivasi, canda tawa, kebaikan dan kebersamaannya, dan juga banyak memberikan pengalaman yang dapat dijadikan inspirasi kepada penulis.

10.Keponakan ku Mutiara dan Carina, yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis.

11.Teman-teman Prodi Pendidikan IPS angkatan 2006, terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini. Semoga tali silaturahmi dan persahabatan kita selalu terjalin.

12.Teman-teman yang selalu memberikan kebahagiaan, pengalaman yang berharga, terimakasih atas segala kebersamaannya selama ini. khususnya Evi, kiki, tami, febri, ani, reni, debi, sri, lia, inta, rifa, Leni, yang telah banyak memberikan semangat dan pengalaman kepada penulis, semoga kita semua sukses.

13.Khusus Amelia terima kasih Banget ya atas bantuan dan kerjasamanya , semoga sukses untuk kamu, aku, dan teman-teman.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik untuk penulis sendiri dan para pembaca.

Wasalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 17 Desember 2010


(6)

iii

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR GAMBAR………. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah...10

C. Pembatasan Masalah ...10

D. Perumusan Masalah ...11

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...11

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENGAJUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. E-Learning...13

1. Pengertian E-Learning...13

2. Sejarah E-learning...16

3. Karakteristik E-Learning...17

4. Teknologi Pendukung E-Learning...17

5. Pembelajaran E-Learning...18

6. Kelebihan dan kekurangan E-Learning...18

B. Pengertian Pembelajaran ...19

1. Ciri-ciri Pembelajaran ...20

2. Tujuan Pembelajaran...21

3. Jenis-jenis Pembelajaran ... 22

4. Teori-teori Pembelajaran ...23

5. Prinsip-prinsip Belajar...27


(7)

iv

4. Karakteristik Pelajaran IPS...29

4. Pembelajaran Konvensional ...30

D. Penelitian Tindakan Kelas...31

1. Pengertian Tindakan kelas...31

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ……….. 33

3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ……… 33

4. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas …. 34 5. Penerapan Penelitian Tindakan Kelas ……….. 34

6. Bentuk Penelitian Tindakan Kelas ……… 35

E. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ……….. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...37

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian...37

C. Subjek Yang Terlibat Dalam Penelitian...38

D. Peran dan Posisi Peneliti ...39

E. Tahapan Intervensi Tindakan ...39

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...40

G. Instrumen Pengumpulan Data ...40

H. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...41

I. Tindak Lanjut ...41

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ...42

1. Deskripsi Siswa Kelas IX MTS Yapia Parung-Bogor ...42

2. Sejarah MTs. YAPIA Parung-Bogor ...42

3. Visi MTs. YAPIA ………. .43

4. Misi MTs. YAPIA ……….. 44


(8)

v

E. Interpretasi Hasil Analisis ...58 F. Pembahasan Temuan Penelitian ...59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...63 B. Saran ...63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

vi

Tabel 1 Ulangan siklus I dan Siklus II ...59 Tabel 2 Statistik Deskriptif Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IX ...60


(10)

vii

Gambar 1 Peneliti pada saat memperkenalkan pembelajaran dengan media

elektronik ...46

Gambar 2 Suasana ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung ...48

Gambar 3 Suasana siswa pada saat merangkum pelajaran ...49

Gambar 4 Diskusi kelompok pada siklus II ...52

Gambar 5 Peneliti menjelaskan materi pada siklus II ...53

Gambar 6 Presentasi siswa dari hasil diskusi kelompok ...53

Gambar 7 Pada saat siswa sedang mengeluarkan pendapat...54

Gambar 8 Pada saat siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan pada media elektronik...54


(11)

i Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplak dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 06 Januari 2011


(12)

ii

KATA PENGANTAR

Maha Suci Allah SWT yang telah memberikan jalan hidup setiap insan yang

berbeda-beda. Sungguh Maha Indah karunia-Nya yang telah membekali setiap insan

dengan begitu banyak potensi dan bakat yang beraneka ragam. Dan atas ridho, kasih

sayang dan cinta-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka

memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.

Shalawat serta salam tidak luput penulis panjatkan kepada kekasih Allah,

Muhammad Saw. beserta para keluarga, sahabat, dah bahkan umatnya seluruh dunia

hingga akhir zaman, Insya Allah dan mudah-mudahan kita pun termasuk salah satu

kedalam umatnya, Amiin.

Alhamdulillah skripsi yang berjudul “Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank Syariah (Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank DKI Syariah)” dapat penulis selesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada jurusan Muamalat

prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Jakarta.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa banyak pihak dan orang-orang yang


(13)

iii

yang terbaik dan berlipat ganda. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan untaian

terima kasih, khususnya kepada:

1. Ibunda tercinta dan tersayang, Ratinah, atas segala doa, pengorbanan, ribuan

kasih sayang dan cintanya, keringat dan cucuran air mata yang telah banyak

mengalir. Tiada untaian kata yang sanggup untuk dilukiskan. Semoga Allah

memberikan balasan yang terindah dan berlipat ganda, serta membangunkan

sebuah rumah yang indah di surga-Nya nanti.

2. Ayahanda yang sangat kusayangi, Omang Abdurrahman, terima kasih atas

pengorbanan, pengertian, dan kasih sayangnya selama ini. Semoga Allah selalu

memberikan balasan yang sempurna, melindungi sepanjang hayatnya. Serta

selalu diberi kesehatan lahir dan bathin Amin.

3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM., selaku dekan

Fakultas Syariah dan Hukum

4. Ibu Dr. Euis Amalia, M. Ag. dan Bapak Mu’min Rouf, S.Ag, MA, selaku ketua dan sekretaris jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

5. BapakDr. H. Ahmad Mukri Aji, MA., selaku dosen pembimbing atas kesediaan

dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, bantuan, arahan, dan sarannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa

menaungi dalam keberkahan, kabaikan, dan kebahagiaan dunia akhirat.

6. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah banyak memberikan ilmu


(14)

iv

7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi dengan berbagai referensi.

8. Mba Dina Rahmawati yang banyak membantu penulis untuk melakukan

penelitian baik permohonan data maupun wawancara yang dibutuhkan dalam

penyelesaian skripsi ini.

9. Kakak-Kakakku tersayang, Anah, Amin, Mumuh, Latif khususnya Nunung dan

Ipah yang selalu tulus dan ikhlas memberikan kasih sayang, bantuan, do’a, perhatian, pengertian, pengorbanan dan memotivasi agar penulis segera

menyelesaikan skripsi ini.

10. Para keponakanku yang manis dan lucu selalu menemani dan menghibur penulis

setiap waktu.

11. Ly, Liya dan Riri yang selalu memberikan kesediaannya mendengarkan keluh

kesah dan berbagi dalam keadaan suka, senang, sedih, dan duka. Semoga Allah

selalu memberikan segala sesuatu yang terbaik dan terindah.

12. Teman-teman seperjuangan jurusan perbankan syariah angkatan 2006, khususnya

kelas PS D. Semoga persahabatan ini tidak akan pernah luntur oleh waktu dan

tetap abadi hingga akhirat kelak.

13. Dan pihak-pihak yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per

satu.Akhir kata, penulis sadar tentu ada kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena


(15)

v

membacanya, karena hanya Allah-lah yang Maha Benar. Penulis pun berharap

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan wawasan untuk kita semua.

Amiin Allahumma Amiin.

Jakarta, 06 Januari 2011


(16)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ………. i

KATA PENGANTAR ………... ii

DAFTAR ISI ………. v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……….. 7

C. Tujuan Penelitian ……….. 8

D. Manfaat Penelitian ……… 8

E. Review Studi Terdahulu .. ……….. 9

F. Kerangka Teori dan Skema Alur Penelitian... 11

G. Metode Penelitian ………. 17

H. Sistematika Penulisan ………. 19

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Ibadah Haji………. 21

B. Tabungan 1. Pengertian Tabungan………... ….. ...……… 22


(17)

vii

3. Pengertian Tabungan Syariah………. 27

4. Fungsi Tujuan dan Manfaat Tabungan……… 29 5. Manfaat dan Keuntungan Tabungan Haji... 33

C. Keunggulan Kompetitif

1. Pengertian……… 35

2. Nilai Pandang Pelanggan dan Keunikan Produk………… 36

BAB III GAMBARAN UMUM PROFIL BANK SYARIAH

A. Profil Bank Muamalat Indonesia………... 39 B. Profil Bank Syariah Mandiri………... 43 C. Profil Bank DKI Syariah………... 52

BAB IV KEUNGGULAN KOMPETITIF PRODUK TABUNGAN HAJI BANK SYARIAH

A. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji BMI……… 58

B. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji BSM……….. 62

C. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji Bank DKI Sya……... 63

D. Aplikasi dan Prosedur Tabungan Haji………. 64 E. Analisis terhadap Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank


(18)

viii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………... 80

B. Saran ………. 82

DAFTAR PUSTAKA……….. 84


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kelahiran bank syariah di Indonesia di dorong oleh keinginan

masyarakat Indonesia (terutama umat Islam) yang berpandangan bunga

merupakan hal yang haram. Walaupun demikian, sebenarnya prinsip bagi

hasil dalam lembaga keuangan telah dikenal baik di negara Islam maupun non

Islam. Jadi bank syariah tidak berkaitan dengan kegiatan ritual keagamaan

(Islam) tapi lebih merupakan konsep pembagian hasil usaha antara pemilik

modal dengan pihak pengelola modal. Dengan demikian pengelola bank

dengan prinsip syariah dapat diakses dan dikelola oleh seluruh masyarakat

yang bersikap tidak terbatas pada masyarakat Islam, walaupun tidak

dipungkiri sampai saat ini. Bank syariah di Indonesia cukup besar, karena

Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk muslim paling besar.

Dari aspek hukum, dikeluarkan UU NO. 10 Tahun 1998 tentang perubahan

UU NO. 7 Tahun 1992 tentang perbankan serta dikeluarkannya fatwa bunga

bank haram dari Majelis Ulama Indonesia. Tahun 2003 menyebabkan banyak

bank yang menjalankan prinsip syariah. Baik dengan melakukan konversi


(20)

pembukuan cabang syariah oleh bank-bank konvensional maupun pendiri

Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Hal ini dilakukan karena bank syariah

terbukti memiliki berbagai keunggulan dalam mengatasi dampak krisis

ekonomi beberapa waktu yang lalu, serta mempunyai potensi pasar yang

cukup besar, mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan

masih banyak kalangan umat Islam yang enggan berhubungan dengan

perbankan yang menggunakan sistem ribawi.1

Visi perbankan Islam umumnya adalah menjadi wadah terpercaya bagi

masyarakat yang ingin melakukan investasi dengan sistem bagi hasil secara

adil sesuai syariah. Memenuhi rasa keadilan bagi semua pihak dan

memberikan maslahat bagi masyarakat luas adalah misi utama perbankan

Islam.2

Salah satu produk perbankan yang dikatakan dapat mengakomodir

kebutuhan masyarakat muslim ialah produk tabungan haji. Produk ini

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan umat muslim dalam menunaikan

rukun Islam yang ke-5, yaitu ibadah haji, dikarenakan sebelumnya pelayanan

untuk jasa keuangan ibadah haji dilakukan oleh perbankan konvensional

mencemari nilai ibadah haji dikelola bank konvensional, menghasilkan bunga

bank. Sedangkan tujuan dari pengelola dana haji oleh bank syariah agar

ibadah haji dipastikan bersih dari praktek syariah. Kenyataannya pada tahun

1

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta:Gema Insani Press,2004,cet ke 8)h.26

2


(21)

2007 sampai 2008 nasabah banyak yang menyimpan tabungan haji di bank

konvensional.

Mantan Menteri agama Maftuh Basyuni menyatakan, penyetiran

Badan Pengelola Ibadah Haji sebaiknya lewat bank syariah. Tapi mantan duta

besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi berencana hanya menunjuk 3

bank syariah. Ia yakin, pemakaian bank syariah membuat niat suci ibadah haji

terlaksana dengan nyaman dan halal. Masih ada alasan lain, yaitu

mengefisiensikan tugas Departemen Agama, yang sebelumnya

mengkoordinasikan 21 Bank Penerima Setoran Badan Pengelola Ibadah Haji. ”jumlah sebanyak ini menyulitkan saat harus melakukan laporan keuangan”. Kebijakan Menteri Agama yang mulai berlaku tahun 2007 ini selaras dengan

isi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, yang mengharamkan pengelolaan dana

haji oleh bank konvensional yang berbasis riba. Ketua Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia, Ma‟ruf Amin : menegaskan bahwa rangkaian ibadah haji harus tetap terjaga kesuciannya sejak pembayaran,

penyelenggaraan, sampai pelaksanaannya. Menurut Ma‟ruf saat ini jaringan perbankan syariah makin luas berkat kebijakan Bank Indonesia melalui PBI

NO. 8/3/2006 tentang Office Chanelling. Kebijakan ini memungkinkan bank

konvensional yang sudah punya Undang-Undang Syariah membuka layanan syariah di seluruh gerai konvensionalnya. “jadi, setiap calon haji di berbagai pelosok daerah tetap bisa menyetorkan uang dengan sistem syariah melalui


(22)

bank terdekat. Perencanaan terhadap revisi Undang-Undang Nomor 17/1999

tentang penyelenggaraan ibadah haji merupakan yang baik prospek industri

perbankan syariah. Selama ini bank yang berperan sebagai bank penerima

setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji lebih di dominasi oleh

Undang-Undang No. 17/1999 tentang penyelenggaraan ibadah haji disebutkan pada

pasal 10 ayat 1 bahwa pembayaran biaya penyelenggaraan ibadah haji

dilakukan kepada rekening Menteri Agama melalui bank pemerintah atau

bank swasta yang ditunjuk oleh Menteri Agama setelah mendapat

pertimbangan Gubernur Bank Indonesia, adapun Bank-Bank penerima setoran

untuk Badan Pengelola Ibadah Haji ialah Bank BRI Syariah, Bank BNI

Syariah, BSM, Bank Muamalat, Bank Syariah Bukopin, Bank DKI Syariah,

Bank Jabar.3

Bank konvensional dan bank syariah mempunyai paradigma yang

berbeda secara mendasar dalam melakukan penghimpunan dana. Bank

konvensional menghimpun dana nasabah dan meminjamkan kepada debitur

dengan sistem bunga, sedangkan bank syariah menghimpun dana nasabah dan

menyalurkan kepada debitur dengan skim bagi hasil. Di satu pihak, tujuan

responden menabung haji di Bank Syariah adalah untuk mengamankan

dananya dari kemungkinan yang tidak diharapkan. Di pihak lain, tujuan

responden menanamkan uangnya di bank syariah adalah untuk

menginvestasikan dalam berbagai pembiayaan. Sedang jika mengalami

3


(23)

kerugian (yang bukan kesalahan bank sebagai mudharib) maka nasabah

pemilik dana ikut juga menanggung kerugian tersebut.4

Sekarang ini banyak perusahaan yang membuka biro perjalanan haji,

begitu juga dengan perbankan syariah. Industri perbankan syariah dapat

meraup keuntungan dari pengendapan dana haji. Dana haji yang mengendap

akan diinvestasikan kembali oleh industri perbankan pada instrumen yang

diprediksikan memberikan keuntungan. Dana haji yang dikelola oleh industri

perbankan syariah secara tidak langsung akan memberikan simultan positif

terhadap peningkatan market share bank syariah. Masalahnya, market share

bank syariah masih berkisar pada angka 1,7%. Angka yang sangat kecil jika

dibandingkan dengan market share perbankan konvensional.5

Banyaknya keberadaan biro-biro perjalanan haji, menimbulkan

persaingan antara satu dengan lainnya. Untuk dapat bertahan dan

mendominasi persaingan diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Selama

perusahaan dapat melakukan kegiatan tertentu dengan lebih baik dari para

pesaingnya, perusahaan itu akan dapat memperoleh keunggulan kompetitif.

Dengan demikian, maka perusahaan harus mampu memberikan kepuasan

terhadap nasabahnya. Dalam memberikan kepuasan terhadap nasabah dapat

melalui penyampaian produk dan pelayanan.

4

Rubrik Ekonomi Bisnis Syariah, Republika, 18 Januari 2006) h.15

5

AM.Hasan Ali, Mengais Keuntungan di Lahan Haji, artikel diakses pada tanggal 17 Juni 2008 dari www.google.com


(24)

Saat ini bank-bank bersaing dalam menawarkan produk tersebut agar

masyarakat berminat menabung di bank tersebut. Oleh karena itu, bank harus

memberikan berbagai macam produk yang mempunyai kelebihan dan

keunggulan tersendiri dibanding dengan produk pesaing guna mencapai

kepuasan pelanggan.

Dengan demikian, jelaslah bahwa dengan produk yang berkualitas

tinggi dan diiringi dengan pelayanan yang baik yang diberikan oleh bank

maka akan mendorong nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan.

Dengan dasar pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk mencoba

mengadakan penelitian guna mengetahui apa saja keunggulan produk

tabungan haji di bank syariah. Dengan adanya tabungan haji ini, selain merasa

aman juga dapat meringankan calon jemaah haji dalam menyiapkan Biaya

Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), karena dana tersebut dalam jangka waktu

panjang juga dapat memberikan efek yang menguntungkan dan juga dana

yang terkumpul dapat diinvestasikan dan membeli berbagai aset demi

pelaksanaan haji di lapangan.

Hingga tahun 2010 lalu, terdapat 11 BUS yakni Bank Syariah Mandiri,

Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah,

Bank Bukopin Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, BCA

Syariah, Bank Jabar Banten Syariah serta Maybank Syariah. Dari sekian


(25)

membandingkan produk tabungan haji antara BMI, BSM, dan Bank DKI

Syariah. Karena BMI dan BSM termasuk kategori BUS yang menggunakan

konsep Full Islamic Banking dan Dual Banking System. Selain itu, Bank Muamalat Indonesia (BMI) meraih prediket bank syariah terbaik di Indonesia

dari Islamic Finance News dan BSM mendominasi sebagai pemimpin pangsa

pasar industri perbankan syariah. Sedangkan Bank DKI Syariah adalah

satu-satunya UUS yang bekerja sama dengan Kantor Urusan Haji Provinsi DKI

Jakarta juga menjadi agen wakaf uang Badan Wakaf Indonesia untuk

penghimpunan wakaf uang.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba mengangkat

masalah tersebut dalam karya ilmiah ini dengan judul “Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank Syariah (Bank Muamalat

Indonesia, BSM, Bank DKI Syariah)”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dideskripsikan diatas, maka

penulis perlu membatasi pembahasan. Agar pembahasan mempunyai maksud

dan tujuan terarah dan jelas, supaya tidak terjadi pelebaran masalah dalam


(26)

Dengan pembahasan masalah yang khusus membahas tentang

keunggulan produk tabungan haji pada beberapa bank syariah. Serta

perbedaan kompetitif produk tabungan haji pada bank syariah.

Dari latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan beberapa

permasalahan ini sebagai berikut :

1. Bagaimana produk tabungan haji yang ditawarkan oleh Bank Muamalat?

2. Bagaimana produk tabungan haji yang ditawarkan oleh Bank Syariah

Mandiri?

3. Bagaimana produk tabungan haji yang ditawarkan oleh Bank DKI

Syariah?

4. Apa keunggulan kompetitif dari produk tabungan haji yang ditawarkan

oleh masing-masing bank syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini diadakan adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui apa keunggulan dari produk tabungan haji Bank Muamalat,

Bank Syariah Mandiri, Bank DKI Syariah

2. Untuk mengetahui perbedaan keunggulan produk tabungan haji bank syariah

3. Untuk mengetahui manfaat tabungan haji masing-masing bank syariah bagi


(27)

Sedangkan manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah

1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang ekonomi

Islam

2. Sebagai kontribusi sederhana bagi keilmuan ekonomi Islam, khususnya

perkembangan bank syariah

3. Dapat dijadikan referensi dan informasi

4. Bagi fakultas syariah dan hukum, hasil penelitian diharapkan dapat

menambah khazanah perpustakaan tentang ekonomi islam dan sebagai

sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang lingkup

karya-karya penelitian

5. Bagi masyarakat, diharapkan dapat digunakan sebagai media informasi untuk melaksanakan roda perekonomian yang dapat meningkatkan taraf hidup yang

sejahtera

D. Review Studi Terdahulu

1. Pendekatan Analisis Swot terhadap Produk Tabungan Haji Arafah (Studi

Kasus pada Bank Muamalat), Cipto Kurnia Aji-Perbankan Syariah, 2008

Analisis Swot tabungan haji arafah membandingkan antara faktor eksternal

peluang (opportunities) yaitu mayoritas penduduk beragama Islam, membaiknya

image masyarakat terhadap bank syariah, memiliki Undang-undang perbankan


(28)

kurangnya antusias masyarakat, banyaknya pesaing, keadaan ekonomi yang buruk

dengan faktor internal. Kekuatan (strength) seperti dikelola dengan system

syariah, memperoleh nisbah bagi hasil, diberikan asuransi jiwa, memperoleh

kepastian keberangkatan, mendapatkan fee, bebas biaya administrasi bulanan dan

kelemahan (weakness) seperti kurangnya promosi, terlalu tinggi setoran perbulan.

2. Kepuasan Nasabah terhadap Tabungan Haji Mabrur di Bank Syariah

Mandiri Cabang Pamulang, Siti Hajar Yanti-Perbankan Syariah, 2009

Suatu kepuasan produk tabungan haji di BSM mempunyai suatu kepuasan pada

keamanan uang nasabah pada tabungan haji, penggunaan dana tabungan haji

untuk usaha yang halal, bagi hasil pada tabungan haji yang sesuai dengan syariah,

pelayanan yang ramah terhadap nasabah tabungan haji, cepat tanggap terhadap

pengaduan nasabah , fasilitas ATM , prosedur tabungan haji yang tidak

terbelit-belit, transfer uang tabungan haji cepat, program sosialisasi tabungan haji yang

menarik, penguasaan pegawai bank terhadap tabungan haji.

Mayoritas kepuasan positif nasabah mencerminkan kognitif, afektif, dan konoatif,

yang terbentuk dengan melibatkan sejumlah factor antara lain prosedur maka,

kepuasan positif nasabah itu harus ditindak lanjuti dengan upaya prosedur yang

optimal, sehingga kepuasan positif mengalami penguatan, yang pada gilirannya


(29)

3. Strategi Pemasaran Tabungan Haji Mabrur di Bank Syariah Mandiri,

Sidoarjo, Siti Nurul Kamalia IAIN Sunan Ampel Surabaya

Bahwasannya, strategi pemasaran yang telah diterapkan pada BSM adalah

strategi pemasaran secara umum, yang mengemukakan tentang strategi

persaingan serta mempertahankan konsumen yang ada.

Sedangkan yang membedakan dengan penelitian saat ini adalah keunggulan

kompetitif produk tabungan haji antara bank syariah yang diteliti.

E. Kerangka Teori dan Skema Alur Penelitian

1. Produk Penghimpunan Dana

Bagi bank konvensional, selain modal, sumber dana lainnya cenderung

bertujuan untuk menahan uang. Hal ini sesuai dengan pendekatan yang

dialkukan Keynes yang mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang

untuk tiga kegunaan : transaksi, cadangan (jaga-jaga), dan investasi. Oleh

karena itu, produk penghimpunan dana pun disesuaikan dengan tiga fungsi

tersebut, yaitu berupa giro, tabungan, dan deposito.6

a. Giro

Pada umumnya, bank syariah mengggunakan akad al-wadi‟ah pada rekening giro. Nasabah yang membuka rekening giro berarti menggunakan akad wadi‟ah (titipan). Dalam fiqh muamalah, wadi‟ah

6

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta:Gema Insani


(30)

dibagi menjadi dua macam : wadi‟ah yad al-amanah dan wadi‟ah yad adh-dhamanah.7 Akad wadi‟ah yad al-amanah adalah akad titipan yang dilakukan dengan kondisi penerima titipan (bank) tidak wajib mengganti

jika terjadi kerusakan. Biasanya, akad ini diterapkan bank pada titipan

murni, seperti safe deposit box. Dalam hal ini bank hanya bertanggung

jawab atas nilai bukan fisik yang dititipkan. Adapun wadi‟ah yad adh

-dhamanah adalah titipan yang dilakukan dengan kondisi penerima titipan

bertanggung jawab atas nilai bukan fisik dari uang yang dititipkan. Bank

syariah menggunakan akad wadi‟ah yad adh-dhamanah untuk rekening

giro.

b. Tabungan

Bank syariah menerapkan dua akad dalam tabungan, yaitu wadi‟ah dan mudharabah.8 Tabungan yang menerapkan akad wadi‟ah mengikuti prinsip-prinsip wadi‟ah yad adh-dhamanah, srtinys tabungan ini tidak mendapatkan keuntungan karena ia titipan dan dapat diambil

sewaktu-waktu dengan menggunakan buku tabungan atau media lain seperti kartu

ATM. Tabungan yang berdasarkan akad wadi‟ah ini tidak mendapatkan

7

Mustafa Abdullah al Hamsyari,al- a,mal al- mashrafiyyah wal-islam.(Kairo:Majma Buhuth al-islamiyah,1985).Jihad Abdullah Husain Abu Uwaimir,Attarsyid Asysyarie lil-Bunuk Al-Qaimah

(Kairo al-ittihadad-dauli lil-bunuk al-islamiah,1986)

8

Hasan Abdullah al-amin,al-mudharabah asy-syar’iyyah wa tatbiqatuha al-haditsah


(31)

dari bank karena bersifat titipan. Akan tetapi bank tidak dilarang jika

ingin memberikan bonus/hadiah.

Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti

prinsip-prinsip akad mudharabah. Di antaranya sebagai berikut. Pertama,

keuntungan dana yang digunakan harus dibagi antara shahibul maal

(nasabah) dan mudharib (bank). Kedua, adanya tenggang waktu antara

dana yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan

investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup.

c. Deposito

Bank syariah menerapkan akad mudharabah untuk deposito.9 Seperti

dalam tabungan, dalam hal ini nasabah (deposan) bertindak sebagai

shohibul maal dan bank selaku mudharib. Penerapan mudharabah

terhadap deposito dikarenakan kesesuaian yang terdapat di antara

keduanya. Misalnya, akad mudharabah mensyaratkan adanya tenggang

waktu antara penyetoran dan penarikan agar dana itu bisa diputarkan.

Tenggang waktu ini merupakan salah satu sifat deposito, bahkan dalam

deposito terdapat pengaturan waktu, seperti 30 hari, 90 hari dan

seterusnya.

9

Mahnud Mohammad Babily,al-Mashrafal-iskami Dharurah Hatmiyah (Beirut:Maktab al-islami,1989)


(32)

2. Keunggulan Kompetitif

Keunggulan Kompetitif (Competitive Intelligence) adalah hasil

(output) dari proses yang sistematik dan sah (legal) untuk mendapatkan

dan menganalisa informasi mengenai pesaing bisnis yang telah ada dan

potensial. Outputnya mungkin terdiri atas rencana / pemikiran yang saat

ini dilakukan pesaing, fokus mereka, kegiatan atau program yang sedang

dijalankan.

Strategi adalah tindakan yang terintegrasi dalam mengejar keunggulan

kompetitif. Strategi yang sukses membutuhkan pemahaman atas nilai ynag

unik yang menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan

akhirnya sukses karena kemampuan mereka melaksanakan aktivitas

spesifik atau sekelompok aktivitas lebih baik daripada pesaing mereka.

Aktivitas-aktivitas ini memampukan perusahaan untuk menciptakan nilai

yang unik bagi para pelanggan mereka. Ini adalah nilai yang merupakan

pusat untuk mencapai dan mendukung keunggulan kompetitif. Nilai yang

unik ini harus merupakan sesuatu yang tidak mudah ditandingi oleh

pesaing. Keunikan dan besarnya nilai pelanggan itu diciptakan oleh

strategi perusahaan yang akhirnya ditentukan oleh persepsi pelanggan.

Mutu strategi perusahaan pada akhirnya diukur dari hasil penjualan, laba,

atau beberapa ukuran lain. Hasilnya, pada gilirannya, tergantung pada


(33)

diterima oleh pelanggan, semakin baik strategi itu. Sebuah perusahaan

mungkin memasarkan perangkap tikus yang lebih baik, tetapi sukses akhir

dari produk itu tergantung pada keputusan pelanggan apakah akan

membelinya atau tidak menurut nilai yang diyakininya ada pada produk

tadi. Ringkasnya, keunggulan bersaing dicapai dengan menciptakan nilai

yang lebih tinggi daripada pesaing dan nilai ditentukan oleh pelanggan.10

10

Warren,J.Keegan,Manajemen Pemasaran Global(Jakarta:PT.Indeks Kelompok Gramedia,2003)hal 15-19


(34)

Skema Alur Penelitian

Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank Syariah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank DKI

Syariah)

Produk Tabungan Haji pada Bank Syariah

Keunikan Produk

BMI BSM Bank DKI

Syariah

Analisis Perbandingan

Hasil Penelitian


(35)

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif yaitu kegiatan

yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan yang

menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu

penelitian. Penelitian deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan

sekarang.11Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu

kejadian tertentu. Dalam penelitian deskriptif tingkat keyakinan harus

maksimal.12

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang penulis akan lakukan yakni studi kasus 3

bank syariah. Dimana suatu pendekatan yang mencoba menyajikan objek

yang sedang diteliti serta menganalisisnya.Metode ini akan melibatkan kita

dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara

menyeluruh terhadap objek penelitian.

3. Jenis data dan sumber data

a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama kali baik

dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara.

11

Alimuddin Tuwu,Pengantar Metode Penelitian(Jakarta:UI Press,1993),hal 71

12

Sukandar Rumidi,Metodologi Penelitian(Yogyakarta:Gajah Mada University Press,2004)hal 104


(36)

b. Data sekunder merupakan data yang telah ada, yang diperoleh dari buku,

majalah, koran, jurnal, internet dan sumber tertulis lainnya yang

mengandung informasi yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Teknik pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini diperoleh melalui :

a. Studi Dokumentasi, yaitu dengan jalan mengumpulkan data dari

buku-buku, majalah,internet dan artikel yang berhubungan dengan materi skripsi.

b. Wawancara, yakni wawancara bebas yang dilakukan dalam bentuk tanya

jawab dengan pihak yang bersangkutan yang dapat memberikan informasi

yang dibutuhkan dalam penulisan ini.

5. Teknik Analisa Data

Setelah selesai mengumpulkan data secara lengkap, tahapan

selanjutnya adalah analisis data. Pada tahap ini, data dikerjakan serta

dimanfaatkan sampai dapat berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran

yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam

penelitian. Dalam informasi tersebut akan disajikan dalam bentuk deskriptif

kualitatif yang fungsinya untuk menggambarkan keadaan atau fenomena.

Dalam hal ini, penulis hanya menganalisis pada hal-hal yang berhubungan


(37)

6. Teknik Penulisan Skripsi

Adapun teknik penulisan skripsi ini, mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Adapun keseluruhan isi dari skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori, metodologi

penelitian, objek penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini akan dibahas lebih mendalam tinjauan pustaka atau studi literatur

dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.

BAB III. GAMBARAN UMUM PROFIL BANK SYARIAH

Dalam bab ini akan diuraikan gambaran umum profil masing-masing bank


(38)

BAB IV. KEUNGGULAN KOMPETITIF PRODUK TABUNGAN HAJI BANK SYARIAH

Bab ini berisi mengenai deskripsi produk tabungan haji Bank Muamalat, BSM,

dan Bank DKI Syariah serta analisis terhadap keunggulan kompetitif produk

tabungan haji masing-masing bank syariah.

BAB V. PENUTUP

Pada bab ini penulis mencoba membuat kesimpulan dari pembahasan yang telah

diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya


(39)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. IBADAH HAJI

Ibadah haji diwajibkan kepada kaum muslimin, yang memiliki

kemampuan dan kesanggupan, agar mereka dapat menyaksikan berbagai

manfaat kerohanian yang sangat berguna. Padasaat melakukan ibadah haji,

umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Makkah, Masjidil Haram, di

bawah naungan satu agama, untuk mencapai satu tujuan, Ukhuwah Islamiyah.

Pertemuan internasional yang besar itu sudah tentu akan mempermudah

tergalangnya persatuan dan kesatuan. Semuanya merasakan hangatnya

persaudaraan Islam.13

Setiap orang Islam tentu mendambakan untuk pada suatu ketika dapat

pergi menunaikan haji ke tanah suci Makkah, di mana pelaksanaannya adalah

tiap tahun, untuk memenuhi rukun Islam yang kelima. Bagi umat Islam yang

bermukim di sekitar tanah Arab, pergi menunaikan ibadah haji mungkin tidak

menjadi masalah, karena dekatnya. Tetapi bagi umat Islam yang berada di

Asia Tenggara dan lainnya, perjalanan ke Makkah merupakan pengembaraan

yang mengagumkan. Berbagai cara ditempuh, dengan kapal laut yang

13


(40)

memakan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan. Sekarang, dengan

bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih serta makin

lancarnya transportasi misalnya dengan menggunakan pesawat terbang

sehingga melaksanakan ibadah haji lebih mudah.

Banyak rahasia dan hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan

ibadah haji. Di sana terdapat bukti-bukti sejarah dan keagamaan yang

menunjukkan betapa eratnya hubungan ajaran Islam dengan ajaran Nabi

Ibrahim as. Ia pun mengandung rahasia kejiwaan yang dialami oleh

masing-masing orang yang melakukan ibadah haji. Tiap orang mempunyai makna

tersendiri terhadap pengalaman di tanah suci.

B. TABUNGAN

1. Pengertian Tabungan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : bahwa pengertian tabungan

adalah tempat menabung uang, celengan atau uang yang disimpan di bank

yang pengembaliannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat

tertentu.14

Dalam fiqh Islam, tabungan disebut al-wadi‟ah. Al-wadi‟ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu

14

Penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:balai Pustaka,1989) h.881


(41)

maupun badan hukum,yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si

penitip kehendaki.15

Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam,karena dengan

menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan

perencanaan masa yang akan dating sekaligus untuk menghadapi hal-hal

yang tidak diinginkan.16 Dalam al Qur‟an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik,seperti dalam al Qur‟an :











( ءاسنلا ̸ ۴ : )

Artinya:” Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” ( QS. An Nisa/ 4 : 9)

Ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi

masa depan keturunan, baik secara rohani (iman dan takwa) maupun secara

ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya, salah satunya

dengan menabung.

15

Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah (Beirut: DarulKitab Al Arabi, 1987) Cet ke-8 h. 3

16

M.Syafi‟I Antonio, Bank Syariah:Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta:Tazkia Institute,1999)


(42)







( رشحلا ̸ ٥ : ١ )

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”( QS. Al Hasyr / 59: 18)

Dahulu orang menyebut tabungan sebagai hasil mengumpulkan uang

yang disimpan dalam tabung yang dibuat dari tanah liat, peti dan tabungan

llainnya. Hasil tabungannya ini adalah kelebihan penghasilan seseorang

setelah dikonsumsi dan digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Setelah terkumpul dan jumlahnya cukup, maka tabungan tersebut

dimanfaatkan untuk keperluan yang biasanya sudah direncanakan terlebih

dahulu seperti pergi haji, beli sawah, modal usaha dan sebagainya.17

Kebiasaan seperti itu berlangsung terus sampai saat ini. Bedanya ialah

apabila waktu lampau pengumpulan uang secara fisik (kertas maupun logam)

masih sering dilakukan, maka saat ini masih jarang terjadi, kecuali pada

anak-anak yang oleh orang tua atau gurunya dilatih untuk membiasakan hidup

hemat untuk menabung. Dewasa ini orang lebih memilih bank atau koperasi

simpan pinjam sebagai cara menabung.

17


(43)

Menabung seperti yang diutarakan terdahulu mengandung kelemahan

antara lain, harus menyiapkan tabung atau tempat yang aman dari kehilangan

atau pencurian dan jumlahnya tidak akan bertambah bila tabungan tersebut

tidak diisi. Selama uang tersebut, berada ditempatnya, uang tersebut tidak

memberi faedah apa-apa bagi pemiliknya maupun orang lain.

Kalau diamati, dunia perbankan selalu melihat setiap adanya peluang

sumber dana termasuk kebiasaan masyarakat dalam praktek menabung. Untuk

mendayagunakan dana tersebut maka bank kemudian menawarkan jasanya

berupa produk tabungan yang kita kenal semua. Tabungan di bank

memberikan faedah yang lebih besar baik bagi pemilik diberikan oleh bank.

Sementara itu bank dapat memberikan alat produksi, perluasan usaha,

menambah modal kerja dan sebagainya sehingga dapat melipat gandakan

kemakmuran.18

2. Pengertian Tabungan di Bank

Pengertian tabungan menurut undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah “ simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik

18


(44)

dengan cek, bilyet giro, dan atauu lainnya yang dipersamakan dengan

itu.19

Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat

tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk menarik uang yang

disimpan di rekening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya

berbeda, tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai pula

dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan penabung.20

Menurut sejarahnya, antara tahun 1974 sampai dengan 1988 tabungan

di Indonesia hanya tabanas (tabungan pembangunan nasional) dan taska

(tabungan asuransi berjangka) saja, yang penyelenggaraannya dibawah

koordinasi bank Indonesia. Tabungan yang semula diselenggarakannya

oleh masing-masing bank diganti tabanas dan taska tersebut.21

Kebijakan tersebut merupakan gerakan menabung yang tujuannya

ialah untuk menggairahkan menabung atau mobilisasi dana dan

membiasakan masyarakat berbank, supaya masyarakat tertarik, maka

setiap semester kepada masing-masing penabung tabanas dan taska

tersebut diberikan hadiah yang diundi dengan membagikan kupon sesuai

dengan banyaknya saldo tabungan masing-masing. Untuk pengadaan

19

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003) Cet ke-7 h. 74

20

Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) Cet ke-3 h. 84

21


(45)

hadiah tabanas atau hadiah taska Bank pelaksana tabanas atau taska

dikenakan secara proporsional.

Jenis tabungan seperti ini kurang dinikmati oleh masyarakat karena

bunganya rendah. Setelah masa diregulisasi perbankan yang terkenal

dikeluarkan pada tanggal 27 Oktober 1988, maka bank-bank dibebaskan

kembali untuk mengeluarkan tabungan masing-masing diluar proyek

tabanas dan taska yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sejak itulah

berbagai bentuk tabungan yang diperkenalkan melalui promosi dan hadiah

lebih gencar dan menarik, sehingga menghimpun dana besar yang

sebelumnya tidak tersentuh oleh perbankan karena bank tidak bebas

membuka kantor cabang.22

3. Pengertian Tabungan Syariah

Yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini Dewan Syariah

Nasional (DSN) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa

tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip

Wadiah dan Mudharabah.

22


(46)

a. Tabungan Wadiah

Tabungan Wadiah merupakan tabungan yang dijalankan

berdasarkan akad wadiah, yakni simpanan atau titipan pihak ketiga

pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan

syarat-syarat tertentu yang telah disepakati antara bank dan nasabah.23

Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan

akad wadiah, titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap

saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Berkaitan dengan produk

tabungan wadiah, bank syariah menggunakan wadiah yad

adh-dhamanah. Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang

memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan dan

memanfaatkan uang atau barang titipan, sedangkan bank syariah

bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yangg disertai

hak untuk menggunakan atau manfaatkan dana atau barang tersebut.

b. Tabungan Mudharabah

Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah yang

dijalankan berdasarkan akad mudharabah adalah tabungan yang

dijalankan berdasarkan akad mudharabah.24 Mudharabah mempunyai

23

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta:Zikrul Hakim, 2004) Cet ke-2 h 101

24

Euis Amalia, dkk, Konsep dan Mekanisme Bank Syariah, Rujukan Konseptual untuk Praktek Bank Mini Syariah, (Jakarta:Fakultas Syariah dan Hukum UIN) h. 23


(47)

dua bentuk, yaitu mudharabah muthlaqah dan mudharabah

muqayyadah, yang perbedaan utama diantara keduanya terletak pada

ada atau tidaknya persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada

bank dalam mengelola hartanya. Dalam hal ini, bank syariah

bertindaksebagai mudharib (pengelola dana). Bank syariah dalam

kepastiannya sebagai mudharib, mempunyai kuasa untuk melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertindak dengan prinsip syariah

serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah

dengan pihak lain.25

4. Fungsi Tujuan dan Manfaat Tabungan

Islam sebagai agama yang universal mengatur umatnya tidak hanya

dalam aspek ibadah tetapi mengatur juga aspek social, politik bahkan

ekonomi. Semua norma dan nilai ekonomi diatur dalam sumber hokum

Islam, yaitu al Qur‟an dan as-Sunnah. Hal inimeletakkan ekonomi Islam

jauh lebih unggul dan terbukti dibandingkan ekonomi kapitalis dan

sosialis. Islam adalah agama sederhana yang umatnya senantiasa

diarahkan untuk hidup hemat dan tidak berbelanja secara berlebihan,

penghematan ini perlu dilakukan dengan mengurangi kecenderungan

untuk menggunakan barang keperluan. Jumlah keuntungan pendapatan

25

Adiwarman Karim, Bank Islam:Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2004) h.272


(48)

yang tinggal dari penggunaan itu, pada gilirannya. Akan memungkinkan

seseorang muslim untuk cenderung menabung lebih banyak. Larangan

berbelanja secara berlebihan dan tuntutan agama untuk menggunakan

barang berdasarkan konnsep halal dan haram,mendorong umat Islam

supaya menabung. Ini adalah tanda bahwa seorang muslim yang baikyang

senantiasa mematuhi panduan syarriah akan cenderung menabung lebih banyak dibandingkan bukan Islam. Tidak sedikit ayat al Qur‟an ada secara langsung atau tidak langsung. Yang mendorong umat Islamsupaya

menabung. Konsep kesederhanaan dalam berbelanja sangat tegas

disebutkan oleh Allah SWT terhadap pemubaziran atau pemborosan ini

adalah cukup beralasan karena ia akan menyebabkan kehidupan masa

depan seseorang menjadi tidak pasti karena tidak mempunyai perencanaan

ekonomi. Mereka yang tidak menabung akan menghadapi kesulitan

ekonomi yang tidak diduga pada masa depan. Oleh karena itu, al Qur‟an meminta umatnya untuk tidak berbelanja secara berlebih-lebihan dan tidak

terlalu kikir, seperti disebutkan dalam beberapa ayat berikut ini :







(ا إ ارس ̸ ٧ : ٩ )

Artinya:” Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya Karena itu kamu


(49)















ا (ا إ ارس ̸ ٧ : ٧ )

Artinya :”Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara

syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”( QS. Al

Isra / 17 : 27)







( ناقرفلا ̸ : ٧ )

Artinya :” Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka

tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”( QS. Al Furqan/ 25 : 67)











( أا فارع ̸ ٧ : )

Artinya :”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”( QS. Al A‟raf / 7 :31)

Sementara itu Rasulullah saw telah memberi peringatan kepada umatnya

supaya menabung sebagai cara terbaik untuk berjaga-jaga dari

kemungkinan buruk yang dapat terjadi di masa yang akan datang, karena


(50)

Adapun ayat al Qur‟an yang lebih tegas membicarakan masalah simpanan (tabungan) tertera pada surat Yusuf (12) ayat ke-47, yang berbunyi :

















( فسوي ̸ : ٧ )

Artinya :” Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)

sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan

dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.”( QS. Yusuf / 12 : 47)

Berdasarkan ayat al Qur‟an diatas, jelas bahwa menabung sangat digalakkan dalam Islam. Namun hal ini tidak berarti bahwa Islam

membenarkan umatnya untuk berlaku kikir dan kemudian membiarkan

harta itu tidak produktif. Mengapa umat Islam lebih berpotensi untuk

menabung dalam sistem ekonomi Islam? tidak seperti dalam ekonomi

konvensional. Islam melarang umatnya untuk menggunakan barang yang

haram hukumnya. Ini karena ia akan dapat memudharatkan sama ada

kesehatan system ekonomi manapun kesehatan mereka. Contohnya, Islam

tidak membenarkan umatnya mengamalkan hokum riba, memakan

makanan haram, seperti babi dan meminum arak. Ini karena terbatasnya

jumlah barang yang boleh digunakan, maka akan semakin besar

kecenderungan umat Islam untuk menabung. Hal inilah yang


(51)

berpandukan kepada konsep halal dan haram dalam menggunakan barang

dan jasa sebagai pendorong untuk meminumkan jumlah harta yang

dibelanjakan sehingga memisahkan jumlah maksimuum harta yang boleh

ditabung.26

5. Manfaat dan Keuntungan Tabungan Haji

Sebagian besar rakyat Indonesia beragama Islam, salah satu rukun

Islam tersebut adalah menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Karena

panggilan agama itulah maka umat Islam mengharapkan dapat menjalani

ibadah haji ke tanah suci Mekkah meskipun biayanya sangat relatif kecil

tabungan haji mudharabah adalah simpanan pihak ketiga yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat nasabah akan menunaikan

ibadah haji atau pada saat tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan.

Simpanan ini menerapkan imbalan dengan sistem bagi hasil al

mudharabah. Adapun tabungan haji al mudharabah dalam pelaksanaannya

menggunkan prinsip mudharabah adalah bentuk tabungan yang

dipergunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kepastian porsi

berangkat menunaikan ibadah haji sesuai keinginan penabung. Konfirmasi

sesuai surat keterangan Ditjen Bimas Islam dan urusan haji No. D/146

Tahun 1998 Tanggal 13 Agustus 1998. Tabungan haji yang dikeluarkan

26

Adiwarman Karim, Bank Islam:Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2004) h.126


(52)

oleh bank-bank, baik konvensional maupun bank syariah mempunyai

beberapa keuntungan bagi pihak penabung, bank maupun perekonomian.27

Adapun keuntungan yang diperoleh penabung adalah :

a. Dari sisi finansial kita dapat memperoleh keuntungan bagi hasil dari

dana haji yang diinvestasikan oleh bank syariah, bagi hasil tersebut

menjadi tambahan dari total dana yang kita miliki di bank syariah.

Disisi lain, uang kita juga akan aman dikelola, kita tidak merasa

khawatir hilangnya uang yang kita tabung. Lain halnya, kita

menyimpan uang untuk persiapan naik haji. Jika di rumah akan timbul

adanya risiko kehilangan, baik karena pencurian atau karena faktor

alam semacam banjir atau gempa bumi.

b. Keuntungan spiritual. Keuntungan ini tidak didapatkan jika kita

menabung tabungan haji di bank konvensional. Secara spiritual kita

merasakan adanya kenikmatan melakukan transaksi sesuai dengan

syariat Islam, karena sistem yang digunakan oleh bank syariah

mengacu pada prinsip-prinsip dasar yang ada dalam ajaran Islam.

C. Keunggulan Kompetitif

27


(53)

Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk

memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi

penerimaan dari investasi yang dilakukan. Sekurang-kurangnya ada dua

prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan untuk meraih keunggulan

kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.28

- Sudut Pandang Nilai Pelanggan.

Keunggulan kompetitif akan terjadi apabila terdapat pandangan pelanggan

bahwa mereka memperoleh nilai tertentu dari transaksi ekonomi dengan

perusahaan tersebut. Untuk itu syaratnya adalah semua karyawan

perusahaan harus fokus pada kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal

demikian baru terwujud ketika pelanggan dilibatkan dalam merancang

proses memproduksi barang dan atau jasa serta didorong membantu

perusahaan merancang sistem Manajemen SDM yang akan mempercepat

pengiriman barang dan jasa yang diinginkan pelanggan.

- Sudut Keunikan.

28


(54)

Keunikan dicirikan oleh barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tidak

dapat mudah ditiru oleh pesaing. Misalnya Anda membuka rumah makan

dengan menyajikan sop dan sate kambing serta sayur asem. Tidak

berlangsung lama ada pesaing membuka rumah makan di sebelah rumah

makan Anda. Jenis sajiannya semua sama termasuk rasa dan harga dengan

yang Anda sajikan. Dapat terjadi Anda akan kehilangan keuntungan

karena sebagian pelanggan pindah ke rumah makan baru itu kecuali kalau

Anda mampu menciptakan sesuatu yang unik yang sulit ditiru pesaing

Anda. Apa saja keunikan itu? 29

Ciri-ciri Keunikan

(1) Kemampuan finansial dan ekonomis. Ciri keunikan ini ditunjukan

oleh adanya kemudahan perusahaan untuk memperoleh sumber finansial

dengan relatif cepat dengan bunga yang relatif lebih rendah dari pada

bunga pasar. Selain itu dapat berupa kemampuan perusahaan menekan

harga produk yang lebih murah ketimbangan harga produk yang sama dari

perusahaan lain.

(2) Kemampuan menciptakan produk strategik.Bentuk jenis keunikan

ini berupa kelebihan ciri-ciri produk Anda dibanding produk yang sama

29


(55)

dari perusahaan lain. Antara lain dapat dilihat dari aspek rasa, ukuran,

penampilan dan keamanan produk serta suasana lingkungan bisnis Anda.

Kembali ke contoh terdahulu, misalnya Anda menyajikan sate dengan

ukuran daging yang lebih besar, bumbu yang lebih bervariasi, minuman

tradisional, kematangan yang merata, ada musik khas, ada tempat bermain

untuk anak-anak, oleh-oleh buat anak-anak tanpa harus mengurangi

keuntungan bisnis Anda dsb.

(3) Kemampuan teknologi dan proses.Perusahaan harus memiliki ciri

berbeda dalam membuat dan menyajikan produk ke para pelanggan

dibanding perusahaan lain.Hal ini dicirikan oleh alat yang digunakan

apakah alat tua ataukah yang modern dan sudah sangat dikenal

kehandalannya di kalangan luas pelanggan. Biasanya pelanggan sudah

mempunyai pilihan favorit tentang alat-alat dan proses tertentu yang

digemarinya. Contoh lain adalah penggunaan alat-alat canggih seperti

sistem komputer dan fasilitas pabrik pengolahan produksi modern .

(4) Kemampuan keorganisasian. Keunikan disini dicirikan oleh

kelebihan perusahaan dalam pengelolaan sistem keorganisasian yang

sepadan dengan kebutuhan pelanggan. Perusahaan termasuk

karyawannya perlu memiliki daya tanggap, sensitif dan adapatasi yang


(56)

teknologi, keadaan pasokan, peraturan, dan kondisi ekonomi. Dengan

demikian para pelanggan akan senang hati untuk selalu loyal kepada

perusahaan.30

BAB III

GAMBARAN UMUM PROFIL BANK SYARIAH

30


(57)

A. Profil Bank Muamalat Indonesia 1. Sejarah Bank Muamalat Indonesia31

Bank Muamalat Indonesia didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan melalui kegiatan

operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan

Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim,

pendirian Bank Muamalat Indonesia juga menerima dukungan masyarakat,

terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan seniali 84 miliar pada saat

penandatanganan akata pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara

silahturrahim peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan

komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanamkan modal senilai Rp.

106 miliar.

Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank syariah

ini belum mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan

nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah ini

hanya dikategorikan sebagai „bank dengan sistem bagi hasil‟, tidak terdapat landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan.

2. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia32

31

www.muamalatbank.com

32


(58)

 Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,

dikagumi di pasar rasional.

 Misi

Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan

orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi

stakeholder.

3. Tujuan Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat Indonesia memiliki tujuan yaitu:

1. Memperbaiki kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat dalam rangka

mempersempit jurang pemisah sosial ekonomi melalui:

a. Memperbaiki kualitas kegiatan bisnis

b. Promosi kesempatan kerja

c. Meningkatkan pendapatan masyarakat

2. Mempromosikan partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan

terutama dalam bidang keuangan dengan alasan bahwa:

a. Masih banyak masyarakat yang enggan berurusan dengan bank

b. Masih banyak masyarakat yang percaya bahwa bunga bank bertentangan


(59)

4. Strategi Usaha Bank Muamalat Indonesia33

Untuk mencapai tujuannya, Bank Muamalat Indonesia di dalam

operasionalnya akan mendasarkan strategi usaha sebagai berikut:

a. Sasaran Pembinaan

Adalah sasaran pembinaan Bank Muamalat Indonesia meliputi

pengkrajin industri kecil, nelayan, peternak, pekebun petani tanaman dan

holtikultura, pedangang kecil, pengusaha transportasi dan pengusaha

lainnya. Untuk sasaran tersebut dilakukan kegiatan untuk memebina dan

mempercepat berkembangnya masyarakat kelompok ekonomi menengah

kebawah untuk mengantisipasi dampak negarif dari pembangunan, sehingga

terbentuk landasan yang kokoh bagi pengembangan manusia seluruhnya

dalam pembangunan nasional jangka panjang kedua.

b. Strategi Pengembangan

Strategi pengembangan Bank Muamalat Indonesia delakukan dengan

kegiatan-kegiatan:

i. Bekerjasama dengan BPR yang telah ada dengan cara:

1. Mengintrodusir dan membina pengembangan produk-produk dalam

sisi perbankan berdasarkan syariah Islam.

2. Mengintrodusir sisi pengembangan usaha berdasarkan kebersamaan

dan peran serta dalam permodalan dan risiko.

33


(60)

3. Merintis dan mengembangkan kerjasama dengan lembaga swadaya

masyarakat dalam mendukung peningkatan kemampuan manajerial

dan teknologi. Peningkatan nilai dan pengembangan usaha

pengusaha kecil dan menengah.

ii. Mondorong pengembangan bank-bank BPR baru di daerah-daerah

potensial, pengembangan usaha kecil dan mengengah dengan cara:

1. Penyediaan modal perangsang

2. Penyediaan staf BPR dan Pelatihan

3. Penyediaan modal kerja dan pembinaan teknis

4. Pembinaan lanjutan

5. Merintis dan mengembangkan kerjasama dengan LSM dalam

mendukung peningkatan kemampuan manajerial dan teknologi,

peningkatan nilai tambah dan pengembangan usaha pengusaha kecil

dan menengah.

iii. Bekerja sama dengan badan amil zakar, infaq, shodaqoh (BAZIS)

mengintensifkan pengelolaan dana zakat, infaq, shodaqoh untuk

proyek-proyek pengembangan usaha kecil dan menengah.

iv. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga

penyediaan bantuan tekhnik manajemen usaha pengusaha kecil dan


(61)

v. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga

penyediaan teknologi peningkatan produktivitas.

vi. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga

penyediaan bantuan pembianaan keterampilan akuntansi.

vii. Mengembankan peranan kelembagaan dan melancarkan jaringan

penyediaan bahan baku.

viii. Mengembankan peranan kelembagaan penyediaan teknologi pasca

panen.

ix. Mengembankan peranan kelembagaan pemasaran hasil produksi.

B.Profil Bank Syariah Mandiri

1. Sejarah Ringkas Bank Syariah Mandiri34

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan

krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian

nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang

didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat

parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa

mengambil tindakan untuk merekstrukturisasi dan merekapitalisasi

sebagian bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perubahan

atas Undang-Undang No. 7 Tahuun 1992 tentang Perbankan, pada bulan

34


(62)

November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya

bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan

bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang

khusus syariah.

PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan

Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi

berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara. Mulai dari

langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi

menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.35

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi

Daya, Bank Exim, dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero)

pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti

menjadi Bank Syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih

oleh PT. Bank Mandiri (Persero).

PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik banru mendukung

sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti

menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri untuk

membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar

tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah

berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani, MS. SH, NO. 29 pada tanggal 19

Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999

35


(63)

Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah

menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat

Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah

memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti.

Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank

Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank

Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT. Bank Susila Bakti menjadi

PT. Bank Syariah Mandiri.36

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999

merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri.

Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para

perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank

Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah di

lingkungan PT. Bank Mandiri (Persero).

PT. Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang

mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang

melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai

rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah

Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

36


(64)

2. Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan37 a. Visi

Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha

b. Misi

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran

pembiayaan pada segmen UMKM.

3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan

kerja yang sehat.

4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang

sehat.

c. Budaya Perusahaan

BSM sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam

menerapkan budaya perusahaan yang mengacu pada sikap Akhlaqul

Karimah, yaitu sikap pribadi kaum muslimin. Sikap tersebut terangkum

dalam kata SIFAT :

1. Shiddiq (integritas). Menjaga martabat dengan integritas. Awali

dengan niat dan hati tulus, berfikir jernih, bicara benar, sikap terpuji, dan

perilaku teladan.

37


(1)

Al Qur‟anul Karim

Al Qur‟an dan Terjemahnya

Antonio, M.Syafi‟i.Bank Syariah:Suatu Pengenalan Umum.Jakarta:Tazkia Institut, 1999

Amalia, Euis dkk.Konsep dan Mekanisme Bank Syariah,Rujukan Konseptual untuk Praktek Bank Mini Syariah.Jakarta:Fakultas Syariah dan Hukum UIN, 2007

Antonio, M.Syafi‟i.Perkembangan lembaga keuangan Islam.Artikel dalam Buku Arbitrase Islam di Indonesia, 2000

Ali, Hasan dan M.Nadratuzzaman Hosen.Buku Saku Bank Syariah.Jakarta:PKES, 2007

Al Muslih, Abdullah.Fiqh Ekonomi Keuangan Islam.Jakarta:Daarrul Haq, 2004 Antonio, M.Syafi‟i.Bank Syariah:Dari Teori ke Praktek.Jakarta:Gema Insani Press,

2004

Arifin,Zainul.Dasar-dasar Manajemen bank Syariah.Jakarta:Alvabet, 2003 Ascarya.Akad dan Produk Bank Syariah.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2007 Bungin,Burhan.Metodologi Penelitian Kualitatif.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,

2004

Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji.Bunga Rampai Perhajian II.Jakarta:DEPAG RI, 2001

Karim, Adiwarman.Bank Islam:Analisis Fikih dan Keuangan.Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2004

Keegan,Warren J.Manajemen Pemasaran Global.Jakarta:PT.Indeks Kelompok Gramedia, 2003

Kotler,Philip. Manajemen Pemasaran di Indonesia:analisis perencanaan,implementasi,dan pengendalian.Jakarta:Salemba Empat, 1999 Lubis,Ibrahim.Ekonomi Islam Suatu Pengantar.Jakarta:Kalam Mulia, 1994

Mannan,M.Abdul. Teori dan Praktek Ekonomi Islam.Yogyakarta:PT.Dana Bakti Prima Yasa, 1970


(2)

Muhammad.Bank Syariah.Jakarta:Graha Ilmu, 2005

Perwataatmadja,Karnaen, M.Syafi‟i Antonio.Apa dan Bagaimana Bank Islam.Yogyakarta:Dana Bakti Wakaf, 1992

Purwadi,Budi.Riset Pemasaran:implementasi dalam bauran pemasaran.Jakarta:PT.Grasindo, 2000

Qardhawi, Yusuf.Norma dan Etika Ekonomi Islam.Jakarta:Gema Insani Press, 1997 Rangkuti,Freddy.Riset Pemasaran.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama, 1997 Robert.Studi Kasus Desain dan Metode.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2004 Rumidi,Sukandar.Metodologi Penelitian.Yogyakarta:Gajah Mada University Press,

2004

Sabiq, Sayyid. Fiqhus Sunnah. Beirut: Darul Kitab al Arabi, 1987

Sarkani Putra,Murasa.Pengantar Ekonomi Islam Bahan Pengajaran Ekonomi dan Perbankan Syariah.Jakarta:IAIN Syahid, 1999

Sudarasono, Heri.Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,

Yogyakarta:EKONOSIA, 2001

Sumitro Warkum.Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2004

Tuwu, Alimuddin.Pengantar Metode Penelitian.Jakarta: UI Press, 1993

Umar,Husein.Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama, 2005

Umar,Husein.Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2004

Wirdaningsih,SH.Bank dan Asuransi di Indonesia.Jakarta:Kencana, 2005 www.ronawajah.wordpress.com

www.syariahmandiri.com www.bankdki-syariah.com www.muamalatbank.com


(3)

(4)

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana sejarah berdirinya Bank Syariah? 2. Apa visi dan misi Bank Syariah?

3. Produk-produk apa saja yang dikeluarkan Bank Syariah?

4. Bagaimana produk yang ditawarkan pada nasabah, apakah produk yang tersedia sudah mengakomodir kebutuhan nasabah?

5. Apakah selama ini ada nasabah yang mengemukakan keluhan (complain) tantang pelayanan (fasilitas) yang tersedia?

6. Bagaimana Bank Syariah menanggapi keluhan atau complain yang datang dari nasabah tentang produk tabungan haji?

7. Bagaimana kepuasan nasabah dalam pandangan Bank Syariah? 8. Apa yang dimaksud produk tabungan haji pada Bank Syariah?

9. Ada berapa macam produk tabungan haji yang ditawarkan pada Bank Syariah?

10.Bagaimana aplikasi dan mekanisme produk tabungan haji pada Bank Syariah? 11.Bagaimana meningkatkan produk tabungan haji yang ditawarkan oleh Bank

Syariah?

12.Dalam meningkatkan produk tabungan haji Bank Syariah, hal-hal apa saja atau seperti apa yang diberikan kepada nasabah?

13.Apa kelebihan dan fasilitas yang diberikan oleh Bank Syariah terhadap nasabah tabungan haji Bank Syariah?

14.Apa saja keuntungan dan manfaat produk tabungan haji Bank Syariah? 15.Bagaimana Bank Syariah menanggapi nasabah apabila tidak bisa melanjutkan

lagi tabungan haji?

16.Apakah setoran pembukaan tabungan haji sudah sesuai kemampuan nasabah? 17.Apakah Bank memberikan keuntungan bagi hasil yang menarik bagi nasabah? 18.Apakah nasabah mudah memperoleh kepastian nomor porsi keberangkatan

karena telah online dengan SISKOHAT?

19.Apakah ada pertanggungan asuransi kecelakaan diri dan kematian dalam produk tabungan haji yang diberikan Bank Syariah?

20.Apakah Bank memberikan pembiayaan dana talangan haji bagi nasabah/calon haji yang belum mempunyai dana yang cukup untuk mendapatkan porsi?


(5)

Informan : Ahmad Sehu Ibrahim Jabatan : Manager Salamuamalat Tempat : Jakarta

Waktu : 03 Desember 2010

P : Bagaimana pandangan Bapak tentang keamanan uang di Bank Syariah?

J : Saya yakin tentang keamanan uang di Bank Syariah terhadap

menjaga keamanan uang tabungan haji karena bank syariah merujuk pada

prinsip syariah.

P : Bagaimana menurut Bapak terhadap bagi hasil tabungan haji? J : Saya melihat bahwa tabungan haji di bank syariah pada

penabungannya terhadap bagi hasilnya sangat memuaskan. P : Bagaimana menurut Bapak terhadap pengaduan nasabah

tabungan haji?

J : Sangat cepat untuk melayani pengaduan nasabah tabungan haji. P : Bagaimana menurut Bapak pada program sosialisasi tabungan

haji di Bank Syariah?

J : Sangat memuaskan nasabah terhadap sosialisasi pada tabungan haji di Bank Syariah.


(6)

P : Apakah selama ini ada nasabah yang mengemukakan keluhan (complain) tantang pelayanan (fasilitas) yang tersedia?

J : Sampai saat ini ada beberapa orang saja

P : Bagaimana Bank Syariah menanggapi keluhan atau complain yang datang dari nasabah tentang produk tabungan haji? J : Sangat cepat tanggap terhadap keluhan nasabah dan kami siap

menanganinya dengan baik

P : Bagaimana meningkatkan produk tabungan haji yang ditawarkan oleh Bank Syariah?

J : Kami tingkatkan produk tabungan haji dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh nasabah

P : Apa kelebihan dan fasilitas yang diberikan oleh Bank Syariah terhadap nasabah tabungan haji Bank Syariah?

J : Diantaranya, Setoran yang tidak memberatkan nasabah, mendapatkan bagi hasil, menyediakan fasilitas asuransi baik kecelakaan maupun kematian, menyediakan dana talangan haji jika dibutuhkan, menyediakan fasilitas online dengan Siskohat, memberkan hadiah yang menarik dan lain sebagainya

P : Bagaimana Bank Syariah menanggapi nasabah apabila tidak bisa melanjutkan lagi tabungan haji?

J : Apabila nasabah tidak bisa melanjutkan maka kami dari pihak bank menyerahkannya kepada ahli waris nasabah.