Efektivitas coffee break terhadap Relatedness Needs (kebutuhan akan afiliasi atau keterkaitan) karyawan Pusat Survei Geologi Bandung
4.3.5. Efektivitas coffee break terhadap Relatedness Needs (kebutuhan akan afiliasi atau keterkaitan) karyawan Pusat Survei Geologi Bandung
A. Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ( tabel tunggal )
Dilihat dari data yang diperoleh peneliti melalui angket penelitian yang telah Dilihat dari data yang diperoleh peneliti melalui angket penelitian yang telah
Tabel 4.23. Gairah Kerja n = 52
Persentase No
1 Sangat Setuju
3 Cukup Setuju
4 Tidak Setuju
Sangat Tidak
Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Relatedness Needs berkaitan dengan kebutuhan akan keberadaan responden,
sesuai dengan tabel 4.19 diatas yangsebagian besar responden menyatakan Cukup Setuju bahwa Gairah Kerja semakin bertambah setelah mengikuti Coffee Break sebanyak
26 responden atau sebesar 50 %. Sedangkan 5 responden atau 9,6% yang menyatakan Tidak Setuju peneliti asumsikan bahwa Coffee Break merupakan second primary atau kebutuhan kedua yang dapat menambah gairah kerja responden.
Tabel 4.24. perasaan diterima n = 52
Persentase No
1 Sangat Setuju
3 Cukup Setuju
4 Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan bahwa Perasaan Diterima oleh perusahaan setelah mengikuti Coffee Break sebesar 63,5% atau 33 responden yang menyatakan Setuju, sedangkan yang terendah adalah 28,8% atau
15 responden yang menyatakan Cukup Setuju. Tabel 4.25.
perasaan dihormati n = 52
Persentase No
1 Sangat Setuju
3 Cukup Setuju
4 Tidak Setuju
Sangat Tidak
Sumber : Penelitian Lapangan 2008
Berdasarkan tabel 4.25 diatas maka dapat diketahui jumlah responden yang menyatakan Setuju terhadap perasaan dihormati setelah mengikuti Coffee Break sebanyak 29 responden atau 55% sedangkan yang menyatakan Tidak Setuju sebanyak 3 responden atau 5.7%.
Tabel 4.26. Perasaan Ikut Serta n = 52
Persentase No
1 Sangat Setuju
2 Setuju
3 Cukup Setuju
4 Tidak Setuju
Sangat Tidak
Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Bertolak dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan Cukup Setuju merasakan Perasaan Ikut Serta semakin bertambah setelah mengikuti Coffee Break dalam setiap kegiatan perusahaan sebanyak 28 responden atau 54%. Sedangkan responden yang menyatakan Tidak Setuju sebesar 9,5% atau 5 responden.
B. Hasil Penelitian Dalam Korelasional
Perhitungan korelasi antara Efektivitas Coffee Break Dengan Relatedness Needs dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.27. Efektivitas Coffee Break Dengan Relatedness Needs
Correlations
Efektivitas Relatedness Coffee Break
Needs Spearman's rho
Efektivitas Coffee Break
Correlation Coefficient
Sig. (1-tailed)
52 52 Relatedness Needs
Correlation Coefficient
Sig. (1-tailed)
52 52 * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Sumber : penelitian 2008 (SPSS 12) Berdasarkan hasil kriteria di atas, maka hasil analisis menunjukan bahwa besarnya
korelasi antara Efektivitas Coffee Break dengan Relatedness Needs adalah sebesar
0,900. artinya pengaruh antara Efektivitas Coffee Break dengan Relatedness Needs mempunyai hubungan yang tinggi atau kuat, searah dan signifikan (penting).
Bersifat searah, karena angka korelasi bernilai positif (+). Artinya Ada pengaruh
Coffee Break terhadap Relatedness Needs dan Grow Needs juga mempengaruhi
Efektivitas Coffee Break. Korelasi dikatakan signifikan (penting), karena angka probabilitas (Sig) sebesar 0,019 yang dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,019 < 0,05). Hal ini disebabkan
oleh, baik tidaknya Relatedness Needs yang mengikuti Coffee Break . Besarnya pengaruh
Efektivitas Coffee Break terhadap Relatedness Needs dapat dihitung dengan
menggunakan perhitungan Koefisien Determinasi sebagai berikut :
KD 2 =r x 100% = (0,900) 2 x 100%
= 0,81 x 100% = 81%
Jadi pengaruh Efektivitas Coffee Break terhadap Relatedness Needs adalah
sebesar 81%, sisanya yaitu 19% dipengaruhi oleh faktor lain. Selanjutnya adalah proses uji hipotesis sebagai berikut :
H 1 = Ada Pengaruh antara Efektivitas Coffee Break terhadap Motivasi Kerja Karyawan di Pusat Survei Geologi.
H 0 = Tidak Ada Pengaruh antara Efektivitas Coffee Break terhadap Motivasi Kerja Karyawan di Pusat Survei Geologi. Maka tahap selanjutnya adalah dengan melakukan uji hipotesis diatas, tentunya menggunakan rumus sebagai berikut: Rumus:
t hitung =r = 0,9 = 0,9 = 0,9 = 0,9.16,22 t hitung =r = 0,9 = 0,9 = 0,9 = 0,9.16,22
df = n-2 (dimana n= jumlah sampel) df= 52-2 df= 50 Dengan df = 50, dan alpha () 0,05 maka diperoleh t tabel sebesar 2,021 (lihat
lampiran tabel distribusi t), serta dari t hitung sebesar 14,6. Dengan demikian (t hitung ≥ t tabel ) maka diperoleh kurva uji t, sebagai berikut:
Gambar 4.5 Kurva Uji t
Efektivitas Coffee Break terhadap Relatedness Needs
Sumber : penelitian 2008 Dari gambar 4.5 di atas, terlihat bahwa t hitung jatuh di daerah H 0 ditolak, yang
berarti H 1 diterima atau ada Pengaruh antara Efektivitas Coffee Break terhadap
Relatedness Needs Karyawan di Pusat Survei Geologi.