IDENTIFIKASI DATA

BAB III IDENTIFIKASI DATA

A. Gambaran Umum Indonesia Berkebun

Jakarta berkebun merupakan sebuah komunitas yang mengajak masyarakat untuk menanam buah-buahan dan sayur-sayuran di lingkungan ibu kota. Jakarta berkebun dibentuk sejak Februari 2011. Ridwan Kamil, arsitektur di Bandung mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam Jakarta Berkebun melalui media online twitter dengan hashtag #jakartaberkebun sejak Oktober 2011. Banyaknya masyarakat Jakarta yang prihatin dengan kondisi Jakarta berminat untuk berpatisipasi dalam kegiatan yang dicetuskan oleh Ridwan Kamil.

Sekitar dua puluh orang yang ikut serta dalam pertemuan pertama di bulan Oktober 2010 dan membuat keputusan untuk mengambil langkah dalam menyuburkan lahan-lahan kosong di wilayah Jakarta. Pada saat itu Perumahan Springhill di daerah Kemayoran di Pusat Jakarta mewujudkannya dengan memberikan lahan 10,800 meter persegi secara gratis untuk melakukan urban farming. Event pertama di Kemayoran dihadiri oleh 150 peserta, dan setiap peserta diberi lahan kecil untuk menanam kangkung. Kangkung merupakan tanaman yang mudah untuk ditanam dan hanya membutuhkan waktu tiga minggu sebelum siap dipanen. Peserta dianjurkan untuk melihat dan merawat kondisi kangkung mereka. Jakarta Berkebun kini telah berkembang menjadi sebuah komunitas yang postif untuk mengajak generasi muda untuk berkebun

commit to user

di daerah perkotaan. Tidak hanya di Jakarta, namun sekarang telah menyebar di seluruh kota di Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya serta kota-kota di pulau Sumatra, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi. Kini Jakarta Berkebun lebih dikenal dengan nama Indonesia Berkebun. Indonesia Berkebun memenuhi 3 konsep yaitu :

1. Ekologi Mengajarkan anak-anak untuk mengenal berbagai macam bentuk daun, jenis-jenis akar, nama bunga dan bagian-bagiannya, serta nama-nama buah yang ada di sekitarnya. Dengan terjun langsung di kebun, mereka juga dapat melihat dan mengobservasi langsung manfaat cacing yang hidup di tanah dan rantai makanan yang terjadi.

2. Edukasi Selain pelajaran biologi diatas, anggota komunitas juga bisa menamai kavlingnya berdasarkan nama kota, nama pulau atau nama negara. Sehingga ketika si anak A (misalnya mempunyai kavling Pulau Jawa) kemudian pergi ke kavling temannya B (Pulau Sumatera), dia akan menemui plang tulisan berisi nama kota lain atau nama sungai , nama danau atau bahkan nama selat yang harus dilewati ketika seseorang menyeberang pulau.

3. Ekonomi Merujuk pada hasil akhir berkebun yang sukses, pastinya panen akan berlimpah apabila dibawa pulang ke rumah. Karena itu mungkin pembicaraan awal berupa perbedaan jenis tanaman disetiap kavling akan 3. Ekonomi Merujuk pada hasil akhir berkebun yang sukses, pastinya panen akan berlimpah apabila dibawa pulang ke rumah. Karena itu mungkin pembicaraan awal berupa perbedaan jenis tanaman disetiap kavling akan

commit to user

sangat berguna. Kalaupun tetap berlebih, hasil panen bisa dijual dengan dititipkan pada tukang sayur.

Dalam hal ini Indonesia berkebun merupakan media yang mengajak dan memberikan fasilitas kepada masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan berkebun bersama dengan memanfaatkan lahan – lahan kosong yang ada di kotanya masing-masing. Sebagai sebuah kampanye sosial, Indonesia Berkebun memerlukan sebuah indentitas yang dapat menggambarkan jati diri, maksud dan tujuan dari kampanye ini, oleh karena itu mereka mengambil sebuah bentuk yang sekiranya dapat menggambarkan semua hal tersebut, dengan tujuan tersebut mereka meng gunakan bentuk dari sebuah “POT”.

Pot merupakan sebuah inovasi yang diciptakan sebagai manifestasi lahan dalam bentuk yang berbeda(mini), pot diciptakan untuk mengatasi masalah kurangnya lahan(tanah) yang amat diperlukan dalam hal berkebun. Kami membayangkan bahwa lahan/tanah kosong yang disediakan oleh (dalam hal ini) Indonesia Berkebun sebagai sebuah lahan di dalam pot yang sangat besar

(10.600m 2 ) yang diberikan kepada orang-orang yang memiliki keinginan untuk berkebun. Oleh karena itu sekiranya bentuk sebuah POT dapat mewakili jati diri, maksud, dan tujuan dari kampanye ini.

Logo dari kampanye ini memiliki beberapa unsur yaitu dua helai daun dibagian atas bentuk pot; susunan materi pembentuk pot yang terdiri dari 3 bagian yang berbeda. Dua helai daun menggambarkan sesuatu yang ditanam karena segala jenis tumbuhan akan bertumbuh dengan diawali dengan munculnya daun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada materi pembentuk pot, warna yang konsisten adalah hijau untuk menggambarkan kesan natural/alamiah , sedangkan untuk warna yang dominan menggunakan warna oranye yang merupakan warna khas kota Jakarta. Di beberapa varian kota lain dipergunakan warna lain yaitu seperti biru dan warna-warna lainnya, warna yang diambil merupakan warna - warna yang diambil untuk menunjukan kekhasan dari daerah yang bersangkutan(riset kecil dilakukan dengan melihat dari warna logo kota, warna seragam olahraga daerah, baju adat dan sebagainya).

B. Gambaran Umum Solo Berkebun

Solo Berkebun merupakan sebuah kampanye sosial yang bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia khususnya kota Solo untuk peduli akan lingkungan hidupnya. Selain itu kampanye ini juga bertujuan untuk memberikan suatu kesadaran kepada masyarakat akan masalah banyaknya lahan kosong yang terbengkalai yang sebenarnya dapat memiliki banyak manfaat yang dalam konteks ini dapat difungsikan sebagai lahan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan lingkungan hidupnya dengan cara berkebun. Skema urban farming dari Indonesia Berkebun sebagai berikut :

Sponsor: Pemberi pinjaman lahan dan / atau Pemberi dana untuk penggarapan tanah awal, pembelian benih, alat-alat berkebun (sesuai kesepakatan) Wali Kebun: Individu yang bertanggungjawab sebagai kordinator. Orang tersebut mempunyai kompetensi di bidang pertanian maupun tidak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perawat kebun: Seorang pekerja (bisa paruh waktu) yang bertugas menjaga lahan. Khususnya ketika lahan baru ditanami sehingga membutuhkan perhatian ekstra. Komunitas: Suatu keluarga utuh maupun lajang yang mempunyai kepedulian berkebun tetapi tidak mempunyai lahan di pekarangannya.

C. Komparasi

Dalam perancangan ini yang menjadi bahan komparasi adalah komunitas- komunitas di kota lain yan juga concern terhadap lingkungan di sekitarnya. Studi komparasi digunakan untuk mengetahui efektifitas dari media kampanye yang akan dirancang dibandingkan dengan media yang sudah pernah digunakan.

Adapun kampanye yang dilakukan oleh kota lain yang nantinya dijadikan sebagai komparasi atau pembanding sebagai berikut :

1. Watu Ijo Usaha ini berdiri pada Januari 2009 oleh Drs. Ahmad Adib, M.Hum. Berawal dari keprihatinan beliau atas kondisi lingkungan saat ini. Sebagai pemerhati lingkungan, dan sebagai anggota Green Peace, beliau merasa memiliki sebuah tanggung jawab terhadap lingkungan yang pada akhirnya diwujudkan dalam sebuah wadah yang bernama Watu Ijo. Konsep yang diangkat adalah media melalui fashion uang berupa clothing sebagai salah satu media kampanye yang dianggap cukup dekat dengan kehidupan remaja, supaya kampanye bisa tersampaikan kepada masyarakat dengan efektif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Komunitas Sekar Ijo Komunitas “Sekar Ijo” adalah komunitas yang mengusung pesan green

lifestyle yang bermunculan dengan berbagai motifm mulai dari bersepeda ke kantor, bersepeda ke kampus, penghijauan lahan gersang, pembuatna bank sampah, dan aksi lainnya. Nama Sekar Ijo diambil dari bahasa Jawa yang artinya Bunga Hijau. Terinspirasi dari istilah Sego Segawe yang artinya Sepeda Kanggo Sekolah Lan Nyambut Gawe, Sekar Ijo berarti Sepeda Kanggo Resik Lan Ijo. Sampah dan gersangnya daerah perkotaan menjadi masalah yang belum terselesaikan di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Sekar Ijo menghadirkan inovasi baru denfan membentuk komunitas bagi remaja untuk menyebarkan pesan green lifestyle dalam bentuk yang baru dan lebih berwarna. Menggabungkan konsep budaya bersepeda dan pengelolaan sampah plastik, juga tidak ketinggalan menghijaukan lahan gersang di sekitar Yogyakarta dan Sleman. Tujuan mereka adalah mengefektifkan budaya bersepeda yang sedang marak berkembang di Yogyakarta. Karena dengan bersepeda dapat mengurangi efek polusi udara. Selain itu, juga menginspirasi masayarakat yang bersepeda untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dan penghijauan alam. Yang terakhir adalah mengajak masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah dnegan benar.

3. U-Care Green U-Care adalah salah satu program U-Care Ukhuwah kota Bekasi yang

berkonsentrasi pada pengelolaan lingkungan hidup. Tujuan diadakannya berkonsentrasi pada pengelolaan lingkungan hidup. Tujuan diadakannya

commit to user

program tersebut adalah problematika lingkungan hidup di kota Bekasi, terutama masalah penanggulangan sampah. U-Care memiliki program dasar sebagai awal dari kegiatan yang nantinya akan dikembangkan sesuai kondisi dan situasi lokal. “BEKASI BERLIAN” atau Bekasi Bersih Lingkungan merupakan salah satu jenis program U-Care yang berjangka panjang karena dijadikan sebagai pilot project (proyek percontohan). Kegiatan BEKASI BERLIAN memusatkan perhatian pada permasalahan penanganan sampah kota. Tujuan programnya adalah meningkatkan kesadaran kepada masyarakat tentang menjaga kualitas lingkungan yang nyaman, harmoni, bersih dan sehat. Selain itu, juga mendapatkan manfaat dari hasil pelatihan pengolahan sampah.

D. Analisa SWOT

Analisis SWOT bertujuan untuk mengetahui perbandingan obyek perancangan dengan perancangan yang pernah ada dilihat dari data fisik. Analisa ini membantu untuk melihat kembali kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat).

SWOT

Solo Berkebun

Watu Ijo

Sekar Ijo

U- Care

1. Mendapatkan beberapa

1. Dalam setiap

1. Jangkauan promosi

1. Jangkauan promosi

Strength

merchandise untuk

pembelian produk

kesehatan lebih luas.

kesehatan lebih luas

mendukung kegiatan tanam-

Watu Ijo akan selalu

2. Media yang

2. Dana promosi

menanam

mendapatkan satu pot

digunakan menarik

kesehatan lebih besar

2. Merupakan komunitas non-

tanaman, sebagai

karena bersifat ramah 3. Sudah memiliki

profit. salah satu bentuk

terhadap lingkungan.

banyak event yang

3. Media promosi yang sesuai

kampanye.

berhubungan dengan

denan ketertarikan remaja

pelestarian

sehingga dapat diaplikasikan

lingkungan

dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Anggota yang berpengalaman

dalam bidangnya masing-

masing.

Weakness 1.

Biaya produksi lebih mahal/

1. Kurangnya staff ahli

1. Target audiens kurang 1. Target audiens

banyak.

yang bergerak dalam

mengena.

kurang mengena.

Waktu yang diperlukan untuk

bidang lingkungan.

2. Kurangnya promosi

membuat media promosi Solo 2. Keberadaanya belum

kepada masyarakat.

Berkebun lebih lama.

begitu dikenal

masyarakat.

Opportunity 1. Banyak menjalin kerjasama

1. Di kota Solo sendiri

1. Melestarikan

1. Melestarikan

dengan perusahaan swasta

belum terdapat usaha

lingkungan

lingkungan

yang mendukung.

yang sejenis. Hanya

merupakan kebutuhan

merupakan

kebutuhan utama isu yang sedang hangat di

2. Isu yang diangkat merupakan

ada perusahaan

utama pada setiap

pada setiap elemen masyarakat.

clothing biasa.

masyarakat

masyarakat

3. Masyarakat yang sedang menyukai hal-hal yang bersifat penghijauan alam.

Threat

1. Adanya permainan atau game 1. Kurangnya antusisme

1. Remaja yang mulai

1. Banyaknya ragam

digital lain yang lebih

masyarakat terutama

jenuh dengan

aktivasi promosi

menarik perhatian anak.

anak muda terhadap

banyaknya

yang dilakukan oleh

lingkungan.

komunitas di

komunitas lain yang

kotanya.

sejenis sejenis

commit to user

E. Positioning

Strategi positioning sebagai dasar strategi pemasaran dikemukakan oleh Jack Trout dan Al Ries pada awal tahun 1972 dan menjadi dasar yang popular pengembangan strategi kreatif. Mereka berdua merupakan penulis buku yang berjudul Positioning: The Battle for Your Mind. Gagasan umum positioning adalah menempatkan sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dalam benak konsumen. Positioning yang efektif mensyaratkan bahwa suatu perusahaan sepenuhnya menyadari dan mengeksploitasi kelemahan- kelemahan persaingan. Suatu merek diposisikan dalam benak konsumen untuk dapat menyaingi pesaingnya. Jack Trout dan Al Ries mengatakan bahwa positioning bukan yang dikerjakan terhadap produk, tetapi yang dikerjakan terhadap benak konsumen (M. Suyanto, 2004:119). Mereka juga berpendapat bahwa perusahaa n yang sukses harus berorientasi pada “competitor (kepada pesaing)” harus mencari poin-poin kelemahan dalam posisi competitor mereka, dan kemudian meluncurkan serangan pemasaran terhadap poin-poin kelemahan tsb. Positioning ini bisa diimplementasikan dengan menggunakan USP, citra-merek, atau pendekatan kreatif lainnya. (Terence A Shimp, 2003:443)

Ada enam pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan positioning, yaitu:

1. Positioning berdasarkan atribut, ciri-ciri atau manfaat bagi pelanggan, yaitu dengan jalan mengasosiasikan suatu produk dengan atribut tertentu, karakteristik khusus, atau dengan manfaat bagi pelanggan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Positioning berdasarkan harga/ kualitas, yaitu berusaha menciptakan kesan atau citra berkualitas tinggi.

3. Positioning yang dilandasi aspek penggunaan atau aplikasi.

4. Positioning berdasarkan pemakai produk, yaitu mengaitkan produk dengan tokoh terkenal.

5. Positioning berdasarkan kelas produk tertentu.

6. Positioning berkenaan dengan pesaing, yaitu dikaitkan dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama. Tujuan pokok strategi positioning adalah:

1. Untuk menempatkan atau memposisikan produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing

2. Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada para pelanggan, yaitu what you stand for, what you are, dan how you would like customers to evaluate you. ( Fandy Tjiptono,1995:91-92)

Pada perancangan kampanye solo berkebun melalui desain komunikasi visual diposisioningkan sebagai media alternatif yang inovatif dan efektif dalam mengkomunikasikan pesan ajakan ke masyaraktan untuk berkebun kepada target audience.

F. USP (Unique Selling Prepotion)

Strategi unique selling preposition dikembangkan oleh Rosser Reeves. Strategi ini berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang Strategi unique selling preposition dikembangkan oleh Rosser Reeves. Strategi ini berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang

commit to user

dicari atau dijadikan alasan konsumen menggunakan suatu produk. Produk dibedakan oleh karakter yang spesifik (M.Suyanto, 2004:116).

Ciri utama periklanan USP adalah memperkenalkan perbedaan penting yang membuat suatu produk yang unik, lalu mengembangkan suatu klaim periklanan hingga para pesaing tidak bisa memilih atau tidak memiliki pilihan. Penerjemahan keistimewaan produk yang unik ke dalam suatu manfaat yang relevan bagi konsumen, memberikan preposisi penjualan yang unik. Dalam berbagai hal strategi USP merupakan teknik kreatif yang optimum. Ini karena strategi tersebut memberi alasan pembeda yang jelas bagi konsumen untuk memilih merek pengiklan daripada penawaran kompetitif lainnya. (Terence A Shimp, 440-441)

Dalam perancangan ini, USPnya adalah perancangan kampanye Solo Berkebun melalui media komunikasi visual untuk generasi muda agar mereka mau terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Solo Berkebun.

G. Pengumpulan Data Kuesioner

Kuesioner disebar ke SMP, SMA, dan Universitas di Solo. Diantaranya adalah SMP Al Islam 1 Solo, SMA Batik 1 Solo, SMK 3 Solo, STM 1 Solo, SMA 4 Solo dan Universitas Sebelas Maret. Jumlah kuesioner yang disebar adalah seratus kuesioner. Berikut ini adalah hasilnya: Kuesioner disebar ke SMP, SMA, dan Universitas di Solo. Diantaranya adalah SMP Al Islam 1 Solo, SMA Batik 1 Solo, SMK 3 Solo, STM 1 Solo, SMA 4 Solo dan Universitas Sebelas Maret. Jumlah kuesioner yang disebar adalah seratus kuesioner. Berikut ini adalah hasilnya:

commit to user

Dari pertanyaan diatas dapat disimpulkan bahwa remaja saat ini jarang melakukan kegiatan berkebun. Oleh karena itu Solo Berkebun memiliki tanggung jawab besar untuk mengajak remaja untuk mengenal lebih jauh aktifitas berkebun.

Setelah menyebar quesioner ke beberapa sekolah-sekolah dan universitas di Solo, ternyata masih banyak generasi muda yang merasa

1. Apakah Anda sering melakukan kegiatan berkebun?

A. Sering sekali

B. Sering

C. Jarang

D. Jarang sekali

E. Belum pernah

2. Pentingkah pengenalan lingkungan alam disekitar kita dimulai

dari usia dini?

A. Sangat penting sekali

B. Sangat penting

C. Penting

D. Kurang penting

E. Tidak penting E. Tidak penting

commit to user

bahwa pengenalan lingkungan alam sangat penting dan harus dimulai dari usia dini.

Rata-rata anak remaja saat ini pernah menanam cabe di kebun rumahnya. Namun ada beberapa dari mereka yang pernah menanam bunga, tanaman hias dan herbal.

3. Tanaman apa saja yang pernah Anda tanam?

A. Cabe

B. Kangkung

C. Pisang

D. Mangga

E. Jawaban bervariasi

4. Apakah Anda pernah mendengar komunitas Solo

Berkebun?

A. Belum Pernah

B. Pernah B. Pernah

commit to user

68

Lebih dari 50% koresponden belum pernah mendengar komunitas Solo Berkebun. Dari data di atas penulis memiliki tanggung jawab untuk melakukan perancangan promosi yang menarik untuk Solo Berkebun agar lebih dikenal masyarakat Solo terutama generasi mudanya.

Pertanyaan 5 sampai dengan 12 merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan Solo Berkebun dan event seperti apa yang diinginkan remaja saat ini.

Sekitar 37% remaja mengetahui komunitas Solo Berkebun dari social media seperti twitter dan facebook.

5. Darimana Anda megetahui komunitas Solo Berkebun?

A. Teman/ keluarga

B. Social media

C. Koran/ majalah

D. Public space

E. Jawaban bervariasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Lebih dari 50% remaja menjawab bahwa advokasi yang dilakukan Solo Berkebun masih kurang.

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa 59% remaja menginginkan event yang diadakan Solo Berkebun semi formal. Santai dalam setiap kegiatannya namun juga serius dalam mengajari remaja berkebun secara baik dan benar.

6. Menurut Anda, sudah cukup baikkah Solo Berkebun dalam

melakukan advokasi?

A. Sudah baik sekali

B. Sudah baik

C. Baik

D. Kurang baik

E. Belum baik

9. Event yang seperti apakah ya ng Anda inginkan dari komunitas

Solo Berkebun?

A. Sangat formal

B. Semi formal

C. Santai

D. Sangat santai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lokasi yang sangat diinginkan remaja dalam melakukan kegiatan Solo Berkebun adalah di lahan kosong, yang kedua adalah taman kota. Namun ada juga diantara mereka yang menjawab mall dan jalan-jalan utama di Solo.

Dari pertanyaan diatas, sekitar 41% remaja yang menganggap bahwa pengenalan terhadap SoloBerkebun merupakan media yang sangat efektif untuk memberikan pengajaran tentang lingkungan di sekitarnya.

10. Dimanakah lokasi yang tepat untuk melakukan kegiatan Solo

Berkebun?

A. Taman kota

B. Sekolahan

C. Lahan kosong

D. Jawaban bervariasi

11. Apakah menurut Anda promosi dan pengenalan terhadap Solo Berkebun merupakan media yang efektif untuk memberikan pengajaran

tentang lingkungan di sekitarnya?

A. Sangat efektif sekali

B. Sangat efektif

C. Efektif

D. Kurang efektif E. Belum efektif D. Kurang efektif E. Belum efektif

commit to user

71

Warna pastel atau warna soft merupakan warna yang diinginkan remaja untuk melakukan promosi Solo Berkebun.

12. Menurut Anda warna apakah yang paling menarik untuk

melakukan promosi terhadap Solo Berkebun?

A. Warna cerah sekali

B. Warna cerah

C. Warna pastel

D. Warna gelap

E. Warna gelap sekali

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user