Strategi Peningkatan Mutu Buah Mangga Indramayu dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar Mangga di Kota Bogor.

STRATEGI PENINGKATAN MUTU BUAH MANGGA
INDRAMAYU DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING
PASAR MANGGA DI KOTA BOGOR

FAJAR DHARMASETYA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

SUMBER

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Strategi
Peningkatan Mutu Buah Mangga Indramayu dalam Meningkatkan Daya
Saing Pasar Mangga di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka bagian akhir
Skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Fajar Dharmasetya
NIM H24100150

ABSTRAK
FAJAR DHARMASETYA. Strategi Peningkatan Mutu Buah Mangga
Indramayu dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar Mangga di Kota Bogor.
Di bawah bimbingan ALIM SETIAWAN.
Buah Mangga Indramayu menghadapi situasi pasar yang semakin
kompetitif. Strategi peningkatan mutu yang efektif dibutuhkan untuk
meningkatkan harga jual dan daya saing pasar. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi penanganan produksi, faktor internal dan eksternal, dan
menentukan strategi peningkatan mutu mangga. Penelitian ini dilakukan

pada sentra petani buah Mangga di Indramayu dan wilayah pemasaran buah
Mangga Indramayu di Bogor. Analisis tingkat kepuasan dan kepentingan
konsumen dilakukan dengan pendekatan Importance Performance Analysis
(IPA), analisis posisi strategi peningkatan mutu buah Mangga dengan
Matriks Internal-Eksternal (IE), serta formulasi dan penentuan strategi
prioritas dilakukan dengan pendekatan Strengths Weakness Opportunities
Threat (SWOT) dan Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM).
Peningkatan mutu buah Mangga Indramayu berada pada posisi Hold and
Maintain, sehingga strategi yang sesuai adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Prioritas strategi mencakup meningkatkan kapasitas
produksi, kualitas produk, teknologi, dan memperluas jaringan distribusi.
Kata Kunci: mangga indramayu, peningkatan mutu, SWOT
ABSTRACT
FAJAR DHARMASETYA. Quality Improvement Strategy of Mango
Indramayu in Improving Competitiveness Market of Market in Bogor.
Supervised by ALIM SETIAWAN.
Indramayu Mango facing situation more competitive market,
improving quality effective strategy needed to raise prices and
competitiveness mango fruit in the market. This research aims to identify
handling of production, identifies internal and external factor, decided a

strategy to improving the quality mango fruit. The study is conducted at the
central Mango fruit in Indramayu and the marketing Indramayu mango in
Bogor. Analysis satisfaction and consumer interest is done with Importance
Performance Analysis (IPA), analysis of quality improvement strategies
position with Internal-External Matrix (IE), formulation and determination
priority strategy done by approach Strenghts Weakness Opportunities
Threat (SWOT) and Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM).
Improving quality of Indramayu Mango are at Hold and Maintain position,
appropriate strategy is market penetration and product development. Priority
strategy includes increase production capacity, quality product, technology,
and expanding the distribution network.
Key words: improving quality, indramayu mango, SWOT

STRATEGI PENINGKATAN MUTU BUAH MANGGA
INDRAMAYU DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING
PASAR MANGGA DI KOTA BOGOR

FAJAR DHARMASETYA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Sripsi

: Strategi Peningkatan Mutu Buah Mangga lndramayu dalam

Nama

: Fajar Dhatmasetya

NIM


: H24100150

Meningkatkan Daya Saing Pasar Mangga di Kota Bogor

Disetujui oleh

Alim Setiawan, S.TP, MSi
Pembimbing

MM

Tanggal Lulus:

0 1 SEP 2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga karya tulis ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksananakan pada bulan November 2013

sampai dengan Maret 2014 ini adalah Strategi Peningkatan Mutu Buah
Mangga Indramayu dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar Mangga di Kota
Bogor.
Terimakasih kepada bapak Alim Setiawan, S.TP, MSi. Selaku
pembimbing atas perhatian, dukungan dan saran yang telah diberikannya.
Disamping itu, ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada bapak
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA dan Ibu Hj. Yuyu
Wahyuningsih selaku orang tua penulis atas doa, dukungan, kasih sayang
dan cinta yang luar biasa. Kepada kakak dan adik tercinta yang selalu
memberikan dukungan, doa dan semangat kepada penulis. Juga kepada
segenap Anggota Warkop Baraya 4 yang selalu menemani hari-hari penulis
selama kuliah, membangkitkan suasana dan berjuang bersama penulis. Serta
kepada semua teman-teman Manajemen 47 atas doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014
Fajar Dharmasetya

DAFTAR ISI


DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup

3

METODE PENELITIAN

3


Kerangka Pemikiran Penelitian

3

Lokasi dan Waktu Penelitian

4

Jenis dan Sumber Data

4

Metode Pengambilan Sampel

5

Pengolahan dan Analisis Data

5


HASIL DAN PEMBAHASAN

8

Deskripsi Produsen Mangga

8

Deskripsi Konsumen Mangga

8

Mutu Produk dan Standar Keamanan Pangan

9

Analisis IPA

12


Analisis Matriks IFE

12

Analisis Matriks EFE

13

Analisis Matriks IE

15

Analisis Matriks SWOT

16

Analisis Matriks QSP

17

Implikasi Manajerial

18

SIMPULAN DAN SARAN

19

Simpulan

19

Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

23

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Produksi buah mangga di pulau Jawa tahun 2009-2012
Skala Linkert
Bentuk dasar Matriks QSP
Karakteristik konsumen buah mangga
Tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen
Faktor strategi internal buah mangga Indramayu
Faktor strategi eksternal buah mangga Indramayu
Matriks SWOT
Matriks QSP

1
5
7
9
11
12
13
17
18

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.

Kerangka pemikiran penelitian
Matriks IE
Analisis SWOT
Diagram IPA buah mangga Indramayu
Hasil Matriks IE

4
6
7
11
15

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner karakteristik konsumen dan penjual
2. Kuesioner penentuan bobot atribut mutu buah mangga, penentuan
bobot dan rating faktor eksternal dan internal, dan QSPM

24
27

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mangga merupakan salah satu buah yang banyak dibudidayakan, tidak
hanya di Indonesia tetapi juga di belahan dunia lainnya. Buah yang tergolong ke
dalam kerabat Anacardiceae ini merupakan buah tropis yang memiliki tekstur
buah yang lunak dan terasa manis saat matang. Menurut jenis dan varietas mangga
budidaya dapat berasal dari alam dan buatan (hasil penyerbukan bersilang), dari
varietas tersebut tanaman dikembangkan secara generatif (seksual) dan vegetatif
(aseksual). Varietas mangga yang dikembangkan secara generatif akan
menghasilkan akan menghasilkan banyak varietas baru. Di samping itu, varietas
baru yang memiliki mutu yang tinggi dikembangkan secara vegetatif (Pracaya,
1992).
Di Indonesia hampir semua daerah menghasilkan buah mangga, namun ada
beberapa daerah yang merupakan penghasil utama seperti Indramayu, maka
dikenal sebagai Kota Mangga. Mangga merupakan salah satu komoditas unggulan
Kabupaten Indramayu terdapat 13 varietas mangga yang dibudidayakan di
Kabupaten Indramayu, diantaranya mangga Gedong Gincu, Arumanis dan
Cengkir. Produksi buah mangga di Jawa Barat terbagi atas dua wilayah yaitu
wilayah sentra dan luar wilayah sentra. Wilayah sentra terdiri dari Indramayu,
Cirebon, Kuningan, Majalengka, Subang, dan Sumedang, sedangkan wilayah
sisanya termasuk dalam wilayah luar sentra. Sebagai ilustrasi, pada Tabel 1
ditampilkan produksi mangga di Jawa Barat dari tahun 2009-2011.
Tabel 1 Produksi Buah Mangga di Jawa Barat Tahun 2009-2011
Wilayah

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Wilayah Sentra

277.504

96.674

255.152

Luar Wilayah Sentra

120.655

40.430

102.036

Jawa Barat

398.159

137.104

357.188

Sumber : jabar.bps.go.id, 2012
Tabel 1 memperlihatkan bahwa, perkembangan produksi buah mangga di
Jawa Barat pada tahun 2010 merupakan tingkat produksi buah mangga terendah
dibandingkan dengan tahun 2009 dan 2011. Hal ini disebabkan oleh cuaca ekstrim
yang terjadi di sepanjang tahun 2010 yang menyebabkan produksi menurun.
Dibandingkan dengan buah-buahan yang dihasilkan di Indonesia, buah mangga
menduduki posisi ketujuh nilai ekspor buah-buahan di tahun 2012 dan produksi
buah mangga di Jawa Barat menduduki posisi kedua setelah buah pisang (Deptan
2012). Hasil tersebut menunjukan bahwa buah mangga merupakan buah yang
memiliki tingkat produktivitas yang tinggi.
Mutu hari ini dan besok tidak selalu sama, karena adanya perubahan dalam
tuntutan. Dalam hal ini mutu merupakan persepsi relatif dan selalu dikaitkan
dengan harapan yang didasarkan pada pengalaman yang lalu, untuk itu

2
mendifinisikan mutu perlu dibuat standar. Menurut Hubeis (2007) standar adalah
persyaratan minimum yang harus dicapai suatu produk atau jasa tertentu untuk
memenuhi persyaratan yang sah atau permintaan konsumen. Tanpa adanya
standar, maka tidak ada pedoman bagi produsen untuk memproses produknya dan
tidak ada informasi yang jelas bagi konsumen saat membeli barang. Standar dan
proses standardisasi merupakan bagian yang penting karena memperlancar
transaksi perdagangan, mempercepat arus informasi pasar, dan mengarahkan
upaya-upaya untuk memperbaiki mutu produknya secara terus menerus.
Di daerah Indramayu terdapat banyak perkebunan mangga, namun tidak
semua perkebunan yang terjaga mutunya karena perkebunan tersebut disewakan.
Perkebunan yang disewakan tersebut hanya dikelola bila dekat dengan musim
mangga, apabila habis kontraknya perkebunan tersebut dibiarkan begitu saja. Hal
tersebut menyebabkan penurunan mutu buah mangga yang dihasilkan karena tidak
dirawat dengan maksimal. Oleh karena itu diperlukan strategi peningkatan mutu
terutama untuk di daerah Indramayu guna meningkatkan dan memperbaiki mutu
buah mangga yang di produksinya. Strategi peningkatan mutu juga dapat
memberikan solusi agar produksi buah manga tidak bergantung pada cuaca dan
juga meningkatkan mutu guna meningkatkan harga jual agar dapat bersaing dalam
pasar internasional yang memiliki standar mutu yang tinggi.
Perumusan Masalah
Permasalahan penelitian ini adalah mengenai strategi peningkatan mutu
mangga Indramayu. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka
permasalahan penelitian dapat disusun atas pertanyaan berikut: (1) Bagaimana
penanganan produksi mangga Indramayu di Jawa Barat, khususnya di daerah
Indramayu? (2) Bagaimana faktor internal dan eksternal buah mangga Indramayu?
dan (3) Bagaimana strategi peningkatan mutu mangga Indramayu, baik secara
umum dan khusus?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini
bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi penanganan produksi dan memetakan mutu
buah mangga Indramayu di Jawa Barat, (2) Mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal dalam usaha buah mangga Indramayu, dan (3) Menentukan strategi
peningkatan mutu mangga Indramayu secara umum dan khusus
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada berbagai pihak,
yaitu: (1) Bagi petani berguna untuk mengetahui cara penanganan produksi di saat
sebelum dan sesudah panen, serta mengetahui strategi peningkatan mutu secara
umum maupun khusus. (2) Bagi pemerintah daerah berguna untuk bahan
pertimbangan dalam menetapkan kebijakan bagi perkembangan usaha tani
mangga di Indramayu. (3) Bagi penulis, menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan dalam memahami potensi ekonomi suatu produk pertanian unggulan
daerah, lalu (4) Bagi pihak lain, memberikan informasi dan ilmu pengetahuan,

3
serta sebagai media belajar dan referensi bagi civitas akademik untuk melakukan
penelitian lanjutan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada strategi peningkatan mutu buah lokal,
khususnya pada jenis buah mangga Indramayu. Penelitian ini dilakukan di dua
tempat berbeda yaitu Desa Rancasari, Indramayu, Jawa Barat yang merupakan
daerah penghasil mangga Indramayu. Selanjutnya, penelitian ini juga dilakukan di
pasar-pasar yang terletak di wilayah Kota Bogor, untuk mengetahui daya saing
buah mangga di Kota Bogor.

METODE
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini menjelaskan bahwa produksi buah mangga yang
semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melihat strategi
peningkatan mutu yang terkait dengan tingkat ketersediaan dan mutu mangga
Indramayu. Jadi, penelitian ini menggunakan beberapa perangkat analisis, untuk
kepentingan dan kepuasan konsumen menggunakan analisis kepentingan kinerja
(IPA), untuk analisis dalam penyususnan strategi digunakan dua analisis yaitu
analisis faktor internal (IFE) dan analisis faktor eksternal (EFE). Selanjutnya,
hasil kedua analisis tersebut dimasukkan ke dalam Matriks Internal-External (IE).
Untuk mengetahui strategi yang sesuai digunakan analisis Strengths, Weakness,
Opportunities, and Threat (SWOT) yang berguna untuk mengetahui keunggulan,
kelemahan, kesempatan, dan anacaman yang ada dan analisis QSPM yang
digunakan unutk memilih alternatif strategi yang dihasilkan melalui analisa
SWOT. Berdasarkan uraian diatas untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
Gambar 1.

4
.
Produksi Buah Mangga

Permintaan Pasar
Analisis Kepentingan Mutu
dan Kepuasan Konsumen
Analisis Strategi
Peningkatan Mutu
Analisis Internal

Matriks IFE

Analisis Eksternal

Matriks IE

Matriks EFE

Strategi Peningkatan Mutu
(Analisis SWOT dan QSPM)

Rekomendasi Strategi
Peningkatan Mutu

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Indramayu untuk mengetahui
kondisi perkebunan buah mangga dan kota Bogor untuk mengetahui karakteristik
pasar buah mangga. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2013 –
Maret 2014.
Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini, dikumpulkan data primer dan sekunder. Data primer
dikumpulkan dari proses wawancara langsung dengan responden (Lampiran 1) di
pasar-pasar di wilayah kota Bogor, untuk mendapatkan informasi dari para pakar
seperti pemilik lahan perkebunan mangga, pengurus lahan perkebunan, ahli
budidaya tanaman dan ahli manajemen (Lampiran 2). Data yang diperoleh
kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program Excel 2007.
Sementara data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis yang dimiliki
pemilik usaha. Selain itu juga terdapat data penunjang yang didapat dari internet
dan perpustakaan yang terkait dengan penelitian ini.

5
Metode Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili
populasi. Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran
populasi diketahui, dapat menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008) berikut:

Keterangan:
n = Ukuran sampel yang diambil
N = Ukuran populasi
= Kesalahan yang ditolerir (10%)
Menghasilkan,
Pengolahan dan Analisis Data
Analisis Kepentingan Kinerja (IPA)
Menurut Purwono (2007) IPA digunakan untuk menganalisis perceived
quality dari suatu merek produk menurut penilaian responden dengan cara
membandingkan tingkat kepentingan terhadap atribut yang diteliti dengan tingkat
kinerja dari atribut-atribut yang melekat pada suatu produk.
Tingkat kepentingan dan kepuasan adalah seberapa penting dan puasnya
pelanggan pada suatu atribut mutu. Dalam menjelaskan tingkat kepentingan dan
kepuasan, digunakan skala Likert yang menggunakan skala 1-4 untuk mengetahui
jawaban dari responden karena jawaban “netral” tidak tersedia. Pilihan dibuat
berjenjang mulai dari tingkat paling rendah yaitu angka 1 (tidak penting) sampai
paling tinggi 4 (sangat penting).
Tabel 2 Skala Likert untuk Mengetahui Tingkat Kepentingan dan Kepuasan
Pilihan Jawaban

Skor (Nilai)

Tidak Penting

1

Cukup Penting

2

Penting

3

Sangat Penting

4

Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Menurut David (2010), Matriks IFE dan EFE meringkas dan mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman utama dalam berbagai bidang
fungsional dari suatu usaha dan matriks ini juga memberikan dasar untuk
mengenali dan mengevaluasi hubungan di antara bidang-bidang ini. Matriks IFE
dan EFE dapat dikembangkan dalam lima langkah berikut:

6
1.

Tuliskan faktor-faktor sukses kritis seperti yang dikenali dalam proses audit
internal dan eksternal. Gunakan 10 sampai 20 faktor internal dan eksternal
terpenting. Usahakan secara spesifik mungkin, gunakan persentase, rasio, dan
angka perbandingan kalau mungkin.
2. Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat
penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan kepentingan
alternatif dari faktor itu untuk sukses dalam kegiatan yang ditekuni
perusahaan.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan apakah
faktor ini mewakili kelemahan utama (peringkat=1), kelemahan kecil
(peringkat=2), kekuatan kecil (peringkat=3), atau kekuatan utama
(peringkat=4). Peringkat diberikan berdasarkan keadaan perusahaan,
sedangkan bobot dalam Langkah 2 didasarkan keadaan kegiatan.
4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang
dibobot untuk setiap alternatif.
5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap alternatif untuk menentukan nilai
yang dibobot total bagi perusahaan.
Seberapa banyak faktor yang dimasukkan dalam Matriks IFE dan EFE,
memiliki jumlah nilai yang dibobot berkisar dari 1,0 (rendah) sampai 4,0 (tinggi),
dengan rata-rata 2,5. Total nilai yang dibobot yang jauh di bawah 2,5 merupakan
ciri perusahaan yang lemah secara internal, sedangkan jumlah jauh di atas 2,5
menunjukkan posisi internal yang kuat.
Analisis Matriks Internal – Eksternal (IE)
Menurut David (2010) Matrik IE dapat mengidentifikasikan Sembilan sel
strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokan
menjadi tiga strategi utama. Pertama, posisi berada pada sel I, II, dan IV dapat
digambarkan sebagai Grow and Build, strategi yang cocok pada sel tersebut
adalah integration (backward, forward, and horizontal). Kedua, posisi berada
pada sel III, V, dan VII sesuai dengan strategi Hold and Maintain, strategi yang
umum dipakai yaitu market penetration and product development. Ketiga, posisi
berada pada sel VI, VIII, dan IX dapat menggunakan strategi Harvest and
Divestiture, strategi yang sesuai adalah divestasi atau likuidasi. Matriks IE dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Matriks IE (David 2010)

7
Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunity, and Threat (SWOT)
Matriks SWOT menurut David (2010) terdiri dari Sembilan sel, terdapat
satu sel yang dibiarkan kosong, empat sel faktor utama yang diberi nama S, W, O,
dan T, kemudian empat sel strategi yang dikembangkat dari sel faktor utama yang
diberi nama SO, WO, ST, dan WT dapat dilihat pada Gambar 3.
Internal
Strenghts-S
(Kekuatan-kekuatan
internal utama)

Weaknesses-W
(Kelemahan-kelemahan
internal utama)

Strategi S-O
(Memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan
peluang)
Strategi S-T
(Menggunakan kekuatan
yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman)

Strategi W-O
(Pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara
meminimalkan kelemahan
yang ada
Strategi W-T
(Meminimalkan kelemahan
yang ada untuk menghindari
ancaman)

Eksternal

Opportunities-O
(Peluang-peluang
eksternal utama)
Threats-T
(Ancamanancaman eksternal
utama)

Gambar 3 Matriks Analisis SWOT
Analisis Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM)
Menurut David (2010), secara konsep QSPM menentukan daya tarik
relative dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh factor keberhasilan kunci
internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Komponen dalam QSPM
adalah alternative Strategi, Faktor Kunci, Bobot, Nilai Daya Tarik (AS), Total
Nilai Daya Tarik (TAS) dan Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (Sum TAS).
Bentuk matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3 Bentuk dasar matriks QSPM
Alternatif Strategi
Faktor Utama

Weight
(Bobot)

Strategi 1
AS

Faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
Faktor Eksternal
Peluang
Ancaman

TAS

Strategi 2
AS

TAS

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Produsen Buah Mangga
Profil Produsen
PT Indramayu Mega Farm merupakan salah satu produsen buah mangga di
desa Rancasari, Indramayu, Jawa Barat yang didirikan pada tahun 2008. Produsen
memiliki kepemilikan lahan seluas 10 Ha dengan total tanaman yang berproduksi
2000 pohon dan dapat berproduksi rata-rata 120-150 Kg, dari lahan seluas itu
presentase kerusakan buah mangga sebesar 10-20%. Produsen memiliki pekerja
tetap atau petani sebanyak 5 orang namum di saat musim panen dilakukan
penambahan tenaga kerja harian sebanyak 5 orang. Jenis buah mangga yang di
produksi yaitu mangga arumanis, gedong, dan cengkir, kemudian pasar tujuan
penjualan mangga ini yaitu pasar Swalayan dan pasar tradisional. Produsen juga
menyewakan lahan selama beberapa periode kepada para investor untuk
mengelola atau bekerjasama di lahan tersebut.
Proses Pengendalian Mutu Mangga
Menurut Poerrwanto (2014) tahapan pengendalian mutu mangga beberapa
tahapan seperti: perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan.
Untuk pelaksanaan pengendalian mutu terdapat kriteria-kriteria yang
mempengaruhi produk yang meliputi: pemilihan lokasi, pengelolahan lahan,
pemilihan varietas dan bibit, pemupukan, irigasi, pemangkasan tajuk,
pengendalian hama, penyakit, dan gulma, perawatan buah, proses panen dan pasca
panen.
Pemilihan lokasi harus disesuaikan dengan komoditas yang akan
diusahakan, pengelolaan lahan dan pemilihan varietas dan bibit juga harus
disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada. Proses pemupukan perlu
direncanakan dan dilakukan dengan benar karena bila kekurangan maka
menyebabkan produksi dan mutu yang rendah dan apabila berlebihan akan
menyebabkan tanaman tidak tahan terhadap hama dan penyakit. Irigasi diperlukan
agar tanaman tidak kekurangan ataupun kelebihan air. Pemangkasan sangat
penting dikarenakan apabila pemangkasan tidak dilakukan dapat menyebabkan
pengelolaan, pemupukan dan pengairan kurang efisien, kualitas buah rendah,
panen sulit dan biaya panen yang tinggi. Untuk pengendalian hama dan penyakit
dilakukan tanpa bahan kimia atau menggunakan pestisida seminimal mungkin.
Pemeliharaan buah perlu dilakukan untuk memaksimalkan hasil produksi,
pemeliharaan buah dapat dilakukan dengan cara membungkus buah yang berguna
untuk meningkatkan mutu buah, menghindari serangan hama, melindungi buah
dari getah dan dari gesekan pada saat dipetik. Panen dilakukan di saat yang tepat
karena apabila terlalu muda atau tua menyebabkan mutu buah tersebut berkurang,
cara pemanenan dilakukan di umur yang tepat, dilakukan pada pagi atau sore hari,
untuk menghindari benturan saat pemetikan dan pengankutan buah untuk menjaga
mutu buah tersebut. Kegiatan pasca panen meliputi: pencucian buah, pengendalian
hama, pengeringan buah, pemilahan, pengemasan, dan pengiriman.

9
Mutu Produk dan Standar Keamanan Pangan
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 3164:2009 tentang
mangga, ketentuan minimum mengenai mutu mangga yang harus dipenuhi antara
lain: utuh, padat, penampilan segar, layak dikonsumsi, bersih, bebas dari benda
asing, bebas dari memar, bebas dari hama dan penyakit, bebas dari kerusakan
akibat suhu, bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal, bebas dari aroma
dan rasa asing, kematangan yang cukup, apabila terdapat tangkai, panjangnya
tidak boleh lebih dari 1 cm. Pengkelasan buah mangga di golongkan dalam 3
(tiga) kelas mutu seperti berikut :
1. Kelas Super: Mangga bermutu paling baik yaitu bebas dari cacat kecuali
cacat sangat kecil batas toleransi maksimum 5%.
2. Kelas A : Mangga bermutu baik, dengan cacat yang diperbolehkan sebagai
berikut : sedikit penyimpangan pada bentuk, cacat tidak mempengaruhi
daging buah, akibat tergores atau terbakar sinar matahari, noda getah dan
lecet tidak lebih dari 2 cm batas toleransi maksimum 10%.
3. Kelas B : Mangga bermutu baik, dengan cacat yang diperbolehkan sebagai
berikut : sedikit kelainan pada bentuk, cacat tidak mempengaruhi daging
buah, cacat kulit akibat tergores, terbakar, noda getah dan lecet tidak lebih
dari 4 cm, batas toleransi maksimum 10% atau masih memenuhi ketentuan
minimum.
Deskripsi Konsumen Buah Mangga
Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen pembeli buah mangga berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 77%, memiliki usia sekitar 21-25 tahun 44% lalu status menikah
konsumen yaitu sebesar 55%. Kebanyakan konsumen memiliki pendidikan SMA
43% dan sarjana sebesar 25%, pekerjaan lainnya atau pekerjaan yang tidak
tercantum disana merupakan pekerjaan terbanyak dengan presentase 37% dan
pengeluaran responden untuk konsumsi buah per bulan terbanyak adalah < Rp.
150.000 sebanyak 51%.
Responden yang mengkonsumsi buah mangga 1-3 bulan sekali memiliki
presentase sebesar 47% dan 1-3 kali per bulan dengan presentase sebesar 35%.
Jenis buah mangga favorit konsumen adalah Arumanis dengan presentase 58%
dan yang kedua dengan presentase 31% ialah Cengkir atau biasa disebut mangga
Indramayu. Bagian yang sering diperhatikan para konsumen adalah tekstur
sebanyak 55% dan aroma sebanyak 31%, sedangkan sebagian besar konsumen
membeli buah manga di pasar tradisional presentase 33%, pasar swalayan 30%
dan 24% membeli buah di toko buah, seperti pada Tabel 5.
Tabel 5 Karakteristik konsumen buah manga
No

Karakteristik

1

Jenis Kelamin

Jumlah
Responden

%

Laki-Laki

77

77

Perempuan

23

23

10
Lanjutan Tabel 5.
No

2

3

4

5

Usia

Status Pernikahan

Pendidikan
Terakhir

Pekerjaan

6

Pengeluaran per
Bulan

7

Pengeluaran untuk
Konsumsi Buah per
Bulan

8

9

10

< 20 Tahun

Jumlah
Responden
9

21-25 Tahun

44

44

26-30 Tahun

19

19

30-35 Tahun

8

8

36-40 Tahun

16

16

> 41 Tahun

4

4

Menikah

55

55

Belum Menikah

45

45

SD/MI

10

10

SMP/MTS

11

11

SMA/SMK/MA

43

43

Diploma

7

7

Sarjana

25

25

Lainnya

4

4

Tidak/ Belum Bekerja
Mahasiswa
Wiraswasta/ Pengusaha
PNS
Pegawai Swasta
Lainnya

5
16
23
5
14
37

5
16
23
5
14
37

< Rp. 500.000

28

28

Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

25

25

Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000
Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000
> Rp. 2.000.000
< Rp. 150.000

19
11
17
51

Karakteristik

Pembelian Buah

Mengkonsumsi
Buah Mangga

Jenis Buah Mangga

%
9

19
11
17
51

Rp. 150.000 – Rp. 300.000

20

20

Rp. 300.001 – Rp. 450.000

13

13

> Rp. 450.000

16

16

< 1 Kg

29

29

1-2 Kg

30

30

2-3 Kg

18

18

> 3 Kg

23

23

1-3 kali per bulan

35

35

4-6 kali per bulan

15

15

1-3 bulan sekali

47

47

> 3 bulan sekali

3

3

Arumanis
Gedong Gincu
Cengkir/ Indramayu

58
9
31

58
9
31

Lainnya

2

2

11
Lanjutan Tabel 5.
No

Karakteristik

11

Bagian yang
Diperhatikan saat
Membeli Buah
Mangga

12

Tempat Pembelian

Jumlah
Responden
55
9
31
5
33
13
30
24

Tekstur
Bentuk
Aroma
Berat
Pasar Tradisional
Pedagang Keliling
Pasar Swalayan
Toko buah

%
55
9
31
5
33
13
30
24

Sumber: Data diolah, 2014
Kepentingan dan Kepuasan Konsumen
Tingkat kepuasan dan kepentingan konsumen terhadap atribut mutu buah
mangga diketahui bahwa konsumen pada umumnya sudah merasa puas dengan
produk yang dihasilkan tetapi tingkat kepentingannya berbeda-beda pada tiap-tiap
atribut mutu.
Tingkat kepentingan tertinggi adalah daging buah dengan tingkat
kepentingan sangat penting (80%) dan yang kedua adalah kesegaran buah dengan
tingkat kepentingan sangat penting (67%). Tingkat kepuasan tertinggi adalah
daging buah dengan tingkat kepuasan sangat puas (71%) dan yang kedua adalah
aroma buah dengan tingkat kepuasan sangat puas (45%) seperti yang dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6 Tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Atribut Mutu
Bebas Memar
Kesegaran
Kebersihan
Bentuk
Ukuran
Warna Kulit
Warna Daging
Kulit Buah
Daging Buah
Rasa Manis
Aroma Buah
Bebas dari Hama
dan Penyakit
Bebas dari
Kebusukan
Bebas dari
Kerusakan pada
Tekstur

Tingkat Kepentingan
Tidak
Cukup
Sangat
Penting
Penting Penting
Penting
1
24
46
29
0
5
28
67
3
25
28
44
42
10
36
12
35
3
52
10
18
23
48
11
1
11
28
60
27
3
38
32
1
5
14
80
3
5
37
55
3
13
41
43

Tingkat Kepuasan
Tidak Cukup
Sangat
Puas
Puas
Puas
Puas
12
15
61
12
10
13
51
26
1
23
49
27
14
30
45
11
11
17
54
18
21
9
60
10
3
19
39
39
13
17
53
17
1
10
18
71
0
7
53
40
5
17
33
45

0

0

55

45

0

8

54

38

0

6

62

32

3

14

53

30

0

14

67

19

0

27

58

15

Sumber: Data diolah, 2014

12

Importance Performance Analysis (IPA)
Dari data yang diperoleh pada Tabel 6 dapat menentukan posisi atribut mutu
pada kuadran mana yang dapat dilihat pada Gambar 3. Posisi atribut mutu sudah
terlihat pada kuadran-kuadran mana saja. Pada kuadran 1 terdapat 4 atribut mutu
yang perlu diperbaiki secepat mungkin yaitu (1) bebas memar, (2) kesegaran, (3)
kebersihan dan (14) kerusakan pada tekstur, pada kuadran 2 terdapat 6 atribut
mutu yang kinerjanya sudah bagus dan perlu dipertahankan yaitu (7) warna
daging, (9) daging buah, (10) rasa manis, (11) aroma buah, (12) bebas dari hama
dan penyakit, dan (13) bebas dari kebusukan. Pada kuadran 3 terdapat 4 atribut
mutu yang kinerjanya masih kurang tetapi belum terlalu penting untuk konsumen
yaitu (4) bentuk, (5) ukuran, (6) warna kulit, dan (8) kulit buah, sedangkan pada
kuadran 4 tidak ada atribut mutu yang kinerjanya terlalu bagus dan tidak terlalu
penting menurut responden.

Gambar 4 Diagram IPA Buah Mangga

Analisis Matriks IFE
Analisis matriks IFE adalah untuk menganalisis faktor-faktor internal yang
terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang didapatkan dari buah mangga
Indramayu yang selanjutnya dimasukkan dalam matriks IFE seperti pada Tabel 7
yang memuat nilai bobot dan ratingnya. Pembobotan dan pemberian rating tiaptiap faktor strategi tersebut dapat dilihat pada lampiran 2.

13
Tabel 7 Faktor strategi internal buah manga Indramayu
No

Faktor Strategi Internal

A

Kekuatan
Keahlian dan pengetahuan petani terhadap
buah mangga
Segi teknis (lahan, iklim, kondisi wilayah)
mendukung

1
2

Rating
(a)

Bobot
(b)

Skor
(axb)

3.5

0.089

0.311

3.75

0.076

0.285

3

Hubungan yang baik antara petani mangga
dengan distributor dan penjual

3.75

0.078

0.291

4

Adanya Kelompok tani

3.5

0.079

0.278

5

Tingkat Produktivitas yang tinggi

3.5

0.078

0.272

6

Petani memiliki usahatani lain

3.25

0.073

0.237

3.5

0.071

0.250

1.25

0.081

0.101

1.75

0.074

0.129

1.25

0.084

0.105

1.25

0.074

0.092

1.5

0.073

0.109

1.25

0.071

0.088

1

2.549

7

Buah yang mudah dikonsumsi

B

Kelemahan

1

Banyaknya pohon yang disewakan sehingga
mutu ke depannya diragukan

2
3
4
5
6

Sebagian besar petani merupakan petani
mangga pekarangan
Penanganan pasca panen belum optimal
Harga mangga turun saat panen raya
Pemupukan dan pengendalian hama dan
penyakit bedasarkan produksi mangga yang
dihasilkan
Teknologi yang dimiliki masih sederhana
Total

Sumber: Data diolah, 2014
Pada tabel 7 dapat dilihat faktor strategi internal bagian kekuatan terdapat
7 kekuatan pada buah mangga indramayu yang terdiri dari keahlian dan
pengetahuan petani terhadap buah mangga yang merupakan kekuatan utama
karena hal ini sangat mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan nanti dan
memiliki skor tertinggi (skor 0.311), yang kedua adalah segi teknis yang
mendukung merupakan kekuatan lainnya karena di indramayu memiliki segi
teknis yang sesuai untuk budidaya buah mangga, ketiga adalah hubungan baik
antara petani dengan distributor dan penjual karena dengan hubungan yang baik
akan mempermudah petani untuk memasarkan produknya, berikutnya adanya
kelompok tani merupakan kekuatan internal karena dengan adanya kelompok tani
akan mempermudah petani di saat sebelum dan sesudah panen, tingkat
produktivitas tinggi merupakan kekuatan lainnya karena indramayu merupakan
salah satu daerah penghasil mangga di Jawa Barat. Petani memiliki usahatani lain
merupakan kekuatan internal karena apabila bukan musim mangga petani dapat
bertani buah-buah lainnya dan tidak bergantung pada buah mangga saja, dan buah
mangga merupakan buah yang mudah dikonsumsi merupakan salah satu kekuatan
lainnya.

14
Sedangkan pada faktor kelemahan terdapat 6 kelemahan pada buah
mangga indramayu yaitu banyaknya pohon yang disewakan sehingga mutu ke
depannya diragukan merupakan kelemahan karena tidak semua investor yang
menyewa kebun tersebut memiliki penanganan mutu yang baik, sebagian besar
petani merupakan petani mangga pekarangan adalah kelemahan utama pada upaya
peningkatan mutu buah mangga Indramayu, karena sebagai petani pekarangan
tidak terlalu mementingkan mutu dari buah mangga yang dihasilkan dengan skor
tertinggi (skor 0.129). Penanganan pasca panen yang belum optimal merupakan
kelemahan lainnya karena penanganan pasca panen dapat mempengaruhi produk
yang dihasilkan, apabila penanganannya baik maka akan menghasilkan prduk
dengan mutu yang baik juga sebaliknya. Harga mangga turun saat panen raya
dikarenakan penawaran lebih besar dibandingkan permintaan. Pemupukan dan
pengendalian hama dan penyakit berdasarkan produksinya saja merupakan
kelemahan yang dapat mempengaruhi hasil produksi seharusnya pemupukan dan
pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara berkala untuk mencegah dan
teknologi yang dimiliki masih sederhana karena sebgaian besar petani lebih
mudah menggunakan alat tradisional.
Bobot skor total yang diperoleh adalah 2.549. Hal ini menunjukan bahwa
Faktor Internal di posisi sedang, dalam artian memiliki peluang untuk
berkembang dengan baik, namun belum secara optimal menggunakan
kekuatannya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.
Analisis Matrix EFE
Analisis matriks EFE adalah untuk menganalisis faktor-faktor eksternal
yang terdiri dari peluang dan ancaman dari buah mangga indramayu yang
dimasukkan dalam matriks EFE seperti pada Tabel 8 dengan nilai bobot dan
ratingnya. Pembobotan dan pemberian rating tiap-tiap faktor strategi tersebut
dapat dilihat pada lampiran 2.
Tabel 8 Faktor strategi eksternal buah manga Indramayu
No

Faktor Strategi Eksternal

A

Peluang
Permintaan konsumsi mangga Indramayu
meningkat terus menerus dari waktu ke
waktu
Peluang pasar ekspor terbuka luas bagi
mangga Indramayu apabila memenuhi
standard negara pengimpor atau standard
internasional

1

2

Rating
(a)

Bobot
(b)

Skor
(axb)

3.5

0.107

0.374

3.5

0.097

0.340

3

Peningkatan pola hidup sehat

3.75

0.090

0.339

4

Investor swasta tertarik berinvestasi untuk
pengembangan usahatani mangga Indramayu

3.25

0.092

0.298

5

Perkembangan Teknologi budidaya mangga
Indramayu

3.5

0.097

0.340

15
Lanjutan Tabel 8
Rating
(a)

Bobot
(b)

Skor
(axb)

Hama dan penyakit pada mangga Indramayu

1.5

0.097

0.146

2

Perubahan cuaca ekstrim

1.5

0.097

0.146

3

Kelembagaan Petani belum merata

1.5

0.108

0.162

4

Penurunan mutu akibat penanganan pasca
panen yang kurang baik

1.75

0.110

0.192

5

Perilaku para pesaing yang saling
menjatuhkan dalam pemasaran mangga
Indramayu

1.5

0.104

0.156

1

2.493

No

Faktor Strategi Eksternal

B

Ancaman

1

Total

Sumber: Data diolah, 2014
Hasil perhitungan skor pada matriks EFE menunjukan bahwa peluang
utama (skor 0.374) adalah permintaan konsumsi mangga Indramayu meningkat
terus menerus dari waktu ke waktu karena selain memiliki skor tertinggi
permintaan yang meningkat merupakan peluang besar bagi mangga Indramayu
karena dengan permintaan konsumsi buah mangga Indramayu yang terus menerus
meningkat dari waktu ke waktu para petani mangga dapat meningkatkan produksi
karena permintaan buah mangga Indramayu terus meningkat seiring dengan
waktu. Lalu peluang pasar ekspor terbuka luas apabila memenuhi standar Negara
pengimpor atau internasional merupakan peluang bagi mangga Indramayu apabila
dapat memiliki mutu produk dan standar keamanan pangan berdasarkan SNI.
Peningkatan pola hidup sehat juga merupakan peluang bagi mangga indramayu
karena dengan peningkatan pola hidup yang sehat konsumsi buah-buahan pun
meningkat. Investor swasta tertarik berinvestasi untuk pengembangan usahatani
mangga Indramayu merupakan salah satu peluang lainnya karena dengan adanya
investor dana untuk meningkatkan mutu buah mangga indramayu sudah tersedia.
Peluang kelima adalah Perkembangan terknologi budidaya mangga indramayu
sedang berkembang, dengan perkembangan teknologi maka hasil produksi ikut
berkembang juga.
Sedangkan pada faktor ancaman terdapat 5 ancaman yaitu hama dan
penyakit pada mangga indramayu, hal ini tentu merupakan ancaman bagi para
petani karena bila sudah terkena penyakit atau hama diperlukan biaya yang tinggi
untuk mengatasinya. Perubahan cuaca yang ekstrim termasuk salah satu ancaman
bagi para petani, karena cuaca yang tidak menentu dan berubah secara drastis
dapat menyebabkan kematian pada pohon mangga. Lalu kelembagaan petani yang
belum merata merupakan ancaman lainnya untuk para petani karena tidak semua
daerah di Indramayu merata dalam hal kelembagaannya, hal ini dapat
menyebabkan kerugian terhadap petani yang kelembagaannya masih tertinggal.
Penurunan mutu akibat penanganan pasca panen yang kurang baik memiliki skor
tertinggi (skor 0.192), penanganan pasca panen yang kurang baik merupakan
ancaman utama pada upaya peningkatan mutu buah mangga Indramayu karena
dengan penanganan pasca panen yang buruk buah yang dihasilkan nantinya akan
menurun mutunya dikarenakan tidak dirawat secara baik dan benar. Perilaku para

16
pesaing yang saling menjaatuhkan dalam pemasaran mangga Indramayu
merupakan ancaman bagi para petani mangga indramayu karena para pesaing
dapat menjatuhkan harga jual dari buah yang diproduksi oleh pesaing lainnya.
Bobot skor total yang diperoleh adalah 2.493. Hal ini menunjukan bahwa
Faktor Eksternal di posisi sedang, dalam artian memiliki peluang untuk
berkembang dengan baik, namun belum secara optimal menggunakan peluang
yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada.
Analisis Matriks IE
Matriks IE merupakan matrik yang menggabungkan bobot skor pada
Matriks IFE dan EFE untuk melihat posisi sel strategi peningkatan mutu buah
mangga Indramayu. Jika posisi sel telah diketahui, maka diketahui pula strategi
yang sesuai untuk meningkatkan mutu buah mangga Indramayu. Dari perhitungan
matriks IFE didapatkan bobot skor 2.549 dan dari matriks EFE didapatkan skor
2.493. Hasil pemetaan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Hasil Matriks IE
Peningkatan mutu buah mangga Indramayu berada pada posisi sel V. Sel
V menggambarkan bahwa posisi usaha strategi peningkatan mutu mangga
Indramayu berada pada posisi Hold and Maintain (menjaga dan
mempertahankan). Strategi yang tepat bagi usaha yang berada pada sel V adalah
strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk (David, 2010). Dalam
posisi sel V, strategi tersebut dapat dilakukan dengan perbaikan dan perbaikan
mutu produk, penambahan peralatan, dan penambahan kapasitas produksi.
Analisis Matriks SWOT
Menurut Sarma (2007) Analisis SWOT bersandar pada informasi yang
diturunkan dari tahap input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal
dengan kekuatan dan kelemahan internal. Formulasi strategi dilakukan dengan
mengkombinasi berbagai faktor yang telah diidentifikasi. Hasil formulasi strategi
dikelompokan menjadi empat kelompok yang terdiri atas: strategi kekuatanpeluang (S-O), strategi kekuatan-ancaman (S-T), strategi kelemahan-peluang

17
(W-O), strategi kelemahan-ancaman (W-T). Keempat kelompok strategi yang
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Analisis SWOT
Faktor Internal
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Kekuatan (Strenghts-S)
Keahlian dan pengetahuan
petani terhadap buah manga
Segi teknis (lahan, iklim,
kondisi wilayah) mendukung
Hubungan yang baik antara
petani manga dengan
distributor dan penjual
Adanya kelompok tani
Tingkat produktivitas yang
tinggi
Petani memiliki usahatani lain
Buah yang mudah di
konsumsi

Faktor Eksternal
Peluang
(Opportunities-O)
1. Permintaan konsumsi
buah mangga
Indramayu meningkat
terus menerus dari
waktu ke waktu
2. Peluang pasar ekspor
terbuka luas bagi buah
mangga Indramayu
apabila memenuhi
standar Negara pengimpor atau standar
ekspor
3. Peningkatan pola hidup
sehat
4. Investor swasta tertarik
berinvestasi untuk
pengembangan usahatani buah mangga
Indramayu
5. Perkembangan teknologi budidaya mangga
Indramayu
Ancaman (Threat-T)
1. Hama dan penyakit
pada mangga
Indramayu
2. Perubahan cuaca
ekstrim
3. Kelembagaan petani
belum merata
4. Penurunan mutu akibat
penanganan pasca
panen yang kurang baik
5. Perilaku para pesaing
yang saling
menjatuhkan dalam
pemasaran

1.

2.
3.
4.
5.

6.
Strategi SO
1.

2.

Meningkatkan
kapasitas
produksi, mutu SDM, mutu
produk, dan memperluas
jaringan distribusi (S1, S2, S3
S5, O1, O2, O3, O4, O5)
Penggunaan teknologi modern
untuk menghasilkan produk
yang bermutu (S1, S2, S5, O1,
O2, O4, O5)

1.

Strategi ST
1.

Menjalin
hubungan
baik
dengan para kelompok tani
untuk meningkatkan produktivitas
dan
menambah
wawasan para petani agar
memiliki rasa peduli terhadap
pra dan pasca panen menjadi
lebih baik dan teratur

Kelemahan (Weakness-W)
Banyaknya pohon yang
disewakan sehingga mutu
kedepannya diragukan
Sebagian besar petani
merupakan petani pekarangan
Penanganan pasca panen
belum optimal
Harga turun drastis saat panen
raya
Pemupukan dan pengendalian
hama dan penyakit
berdasarkan produksi yang
dihasilkan
Teknologi yang dimiliki
masih sederhana
Strategi WO
Memperbaiki system penanganan pra dan pasca
panen, pembaharuan teknologi dan melakukan pemeliharaan secara berkala
untuk meningkatkan dan
menjaga mutu produk (W1,
W3, W4, W5, W6, O1, O2,
O4, O5)

Strategi WT
1.

2.

Memelihara
secara
menyeluruh dari pra dan pasca
panen agar mutu tetap terjaga
dan terhindar dari hama dan
penyakit lainnya.
Memberikan pelatihan kepada
para petani dan membuat
kelompok tani agar petani
lebih terampil dan memiliki
tingkat kepedulian yang tinggi
terhadap mutu produk dan
lingkungannya

18
A. Strategi S-O
Strategi S-O diformulasikan dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya,
dengan formulasi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kapasitas produksi, mutu SDM, mutu produk,
dan memperluas jaringan distribusi
2. Penggunaan teknologi modern untuk menghasilkan produk
yang bermutu
B. Strategi S-T
Strategi S-T diformulasikan menggunakan kekuatan yang dimiliki
untuk mengatasi ancaman, dengan formulasi strategi sebagai berikut:
1. Menjalin hubungan baik dengan para kelompok tani untuk
meningkatkan produktivitas dan menambah wawasan para
petani agar memiliki rasa peduli terhadap pra dan pasca panen
menjadi lebih baik dan teratur.
C. Strategi W-O
Strategi W-O diformulasikan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada, dengan
formulasi strategi sebagai berikut:
1. Memperbaiki system penanganan pra dan pasca panen,
pembaharuan teknologi dan melakukan pemeliharaan secara
berkala untuk meningkatkan dan menjaga mutu produk
D. Strategi W-T
Strategi W-T bersifat bertahan sehingga diformulasikan dengan
meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman,
dengan formulasi strategi sebagai berikut:
1. Memelihara secara menyeluruh dari pra dan pasca panen agar
mutu tetap terjaga dan terhindar dari hama dan penyakit
lainnya.
2. Memberikan pelatihan kepada para petani dan membuat
kelompok tani agar petani lebih terampil dan memiliki tingkat
kepedulian yang tinggi terhadap mutu produk dan
lingkungannya
Dari keempat alternatif strategi (SO, WO, ST, dan WT) yang digunakan
dapat diklasifikasikan tiga pengertian: 1. Peningkatan produktivitas (tanaman
mangga beserta penanganan mutu), 2. Peningkatan kemitraan dengan para pelaku
usaha mangga, dan 3. Pengembangan capacity building yang mencakup pelatihan
keterampilan dan pemeliharaan mutu produksi.

19
Analisis Matriks QSP
Hasil pembobotan dan penilaian skor kemenarikan faktor strategis internal
dan eksternal sebagai alternative keputusan strategi terbaik yang harus segera
dilaksanakan dalam analisis QSPM (Nurhayati, 2008). Dari hasil perhitungan
matriks QSPM, alternative strategi yang paling menarik atau paling berpengaruh
untuk diimplementasikan untuk meningkatkan mutu mangga Indramayu sebagai
upaya peningkatan daya saing pasar dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Analisis Matriks QSP
Strategi
Strategi 1 (S-O)
Meningkatkan kapasitas produksi, mutu
produk, teknologi dan memperluas
jaringan distribusi.
Strategi 2 (S-O)
Penggunaan teknologi modern untuk
menghasilkan produk yang bermutu.
Strategi 3 (W-O)
Memperbaiki system penanganan pasca
panen, pembaharuan teknologi dan
melakukan pemeliharaan secara berkala
untuk meningkatkan dan menjaga mutu
produk.
Strategi 4 (S-T)
Menjalin hubungan baik dengan para
kelompok tani untuk meningkatkan
produktivitas dan menambah wawasan
para petani agar memiliki rasa peduli
terhadap pra dan pasca panen menjadi
lebih baik dan teratur.

Strategi 5 (W-T)
Memelihara secara menyeluruh sebelum
dan sesudah panen agar mutu tetap
terjaga dan terhindar dari hama dan
penyakit lainnya.
Strategi 6 (W-T)
Memberikan pelatihan kepada para
petani dan membuat kelompok tani agar
petani lebih terampil dan memiliki
tingkat kepedulian yang tinggi terhadap
mutu produk dan lingkungannya.

Total Nilai Daya Tarik atau STAS

Prioritas

5.108

1

5.005

2

4.927

3

4.721

4

4.345

6

4.409

5

Berdasarkan pada Tabel 10 strategi yang direkomendasikan adalah strategi
satu yaitu strategi meningkatkan kapasitas produksi, teknologi, dan memperluas
jaringan distribusi (S-O) merupakan prioritas utama dengan total Nilai Daya Tarik
(STAS) sebesar 5.108. Prioritas kedua adalah strategi dua yaitu strategi
penggunaan teknologi modern untuk menghasilkan produk yang bermutu (S-O).
Kedua strategi dapat dikelaskan sebagai upaya peningkatan produktivitas.

20

Implikasi Manajerial
Dari penelitian ini diperoleh hasil yang didapat dari konsumen terdapat
empat atribut mutu yang perlu diperbaiki secepat mungkin yaitu bebas memar,
kesegaran, kebersihan dan kerusakan pada tekstur yang terdapat pada kuadran 1
yaitu kuadran dengan tingkat kepentingan yang tinggi namun tingkat kepuasan
yang rendah. Untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen, atribut mutu pada
kuadran 1 perlu ditingkatkan dengan berbagai cara seperti membungkus buah
mangga agar mengurangi benturan yang menyebabkan kerusakan pada tekstur,
melakukan pemilahan dan membersihkan buah mangga. Dengan hal tersebut,
mutu buah mangga dan tingkat kepuasan konsumen akan meningkat.
Faktor internal terbesar dalam produksi buah mangga yaitu keahlian dan
pengetahuan petani terhadap buah mangga, berikutnya dari faktor eksternal adalah
permintaan konsumsi mangga Indramayu meningkat dari waktu ke waktu. Kedua
hal tersebut perlu dipertahankan bila perlu ditingkatkan agar produksi buah
mangga semakin berkembang. Dengan faktor internal dan eksternal yang berada
pada posisi menengah atau sedang strategi Hold and Maintain (menjaga dan
mempertahankan) yang diperoleh pada penelitian ini berupa strategi penetrasi
pasar dan pengembangan produk. Untuk itu diperlukan langkah-langkah terkait
seperti peningkatan kapasitas produksi, peningkatan mutu SDM melalui pelatihan,
perbaikan mutu produk sesuai standar, memperluas jaringan distribusi, dam
penggunaan peralatan atau teknologi modern yang dapat mempertahankan mutu
buah mangga Indramayu.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bobot atribut mutu buah mangga dari pakar adalah atribut mutu
prioritas yaitu bebas dari kebusukan dengan nilai bobot 0.111, atribut mutu yang
kedua yaitu bebas dari hama dan penyakit dengan skor 0.106 dan yang ketiga
yaitu bebas memar dengan skor 0.1.
Hasil dari perhitungan skor pada matriks IFE menunjukan bahwa keahlian
dan pengetahuan petani terhadap buah mangga sebagai kekuatan yang paling
tinggi skornya (skor 0.311), sedangkan pada faktor kelemahan, skor tertinggi
(skor 0.129) adalah sebagian besar petani merupakan petani mangga pekarangan.
Hasil perhitungan skor pada matriks EFE menunjukan bahwa permintaan
konsumsi mangga Indramayu meningkat terus menerus dari waktu ke waktu
sebagai peluang yang paling tinggi skornya (skor 0.374), sedangkan pada faktor
ancaman, penurunan mutu akibat penanganan pasca panen yang kurang baik
memiliki skor tertinggi (skor 0.192).
Hasil perhitungan skor matriks IFE dan EFE dimasukkan kedalam matriks
IE yang menunjukan bahwa peningkatan buah mangga Indramayu berada pada
posisis sel V yaitu sel Hold and Maintain (menjaga dan mempertahankan).
Analisis SWOT menghasilkan 6 macam strategi yang kemudian diolah oleh

21
analisis matriks QSPM untuk menentukan strategi yang sesuai untuk
meningkatkan mutu mangga Indramayu berdasarkan total nilai daya tarik (STAS)
tertinggi. Strategi 1 (S-O) merupakan hasil dari QSPM dengan STAS sebesar
5.108 yang menjadikan strategi 1 sebagai prioritas utama

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diajukan adalah perlunya sosialisasi dan pembinaan terhadap petani agar lebih
terampil dibidangnya dan memahami pentingnya mutu terutama atribut-atribut
utama. Dari upaya tersebut, mutu mangga Indramayu dapat terjaga mutunya dan
memiliki peluang pasar yang baik apabila memiliki mutu yang sesuai standar atau
lebih. Oleh karena itu diperlukan perawatan untuk sebelum dan pasca panen guna
menjaga mutu dari buah mangga yang dihasilkannya.

22

DAFTAR PUSTAKA
Assauri. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi Lembaga. Jakarta (ID): Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Buah Mangga di Pulau Jawa Tahun
2010-2012 [Internet].
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. Buah Mangga SNI 3164:2009. Jakarta
(ID): BSN.
David FR. 2010 Manajemen Strategis Konsep. Sunardi D, penerjemah; Wuriarti
P, editor. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic
Management. Ed ke-12
Direktorat Hortikultura. 2012. Nilai Impor dan Ekspor Buah Tahun 2012
[Internet] Tersedia pada: Hortikultura.deptan.go.id
Febtyanisa, M. 2013. Analisis Strate