Strategi Pengelolaan Cagar Alam Kamojang dan Jasa Lingkungan

STRATEGI PENGELOLAAN CAGAR ALAM KAMOJANG
DAN JASA LINGKUNGAN PANAS BUMI

VELLA PUTIKSARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Strategi Pengelolaan
Cagar Alam Kamojang dan Jasa Lingkungan Panas Bumi” adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Vella Putiksari
NIM E352110071

RINGKASAN
VELLA PUTIKSARI. Strategi Pengelolaan Cagar Alam Kamojang dan Jasa
Lingkungan Panas Bumi. Dibimbing oleh ENDES NURFILMARASA DAHLAN
dan LILIK BUDI PRASETYO.
Cagar Alam Kamojang merupakan salah satu kawasan hutan konservasi yang
bukan hanya mengalami berbagai tekanan fisik yang mengancam kelestariannya,
tetapi juga mengakomodasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber energi
panas bumi pertama kali di Indonesia, yaitu sejak tahun 1918. Sejak proses
eksplorasi panas bumi dijalankan di Cagar Alam Kamojang, telah terjadi
perubahan terhadap kondisi ekologi maupun sosial ekonomi. Permasalahan Cagar
Alam Kamojang terkait dengan pembukaan lahan dalam kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi panas bumi yang disertai dengan aktifitas destruktif masyarakat
menyebabkan semakin bertambahnya luas deforestasi dan terganggunya peran
hutan sebagai penyedia jasa lingkungan.
Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut: 1) Mengukur laju

perubahan penutupan hutan dan mengidentifikasi faktor sosial ekonomi penyebab
deforestasi; 2) Mengidentifikasi kegiatan pemanfaatan panas bumi serta
dampaknya terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan; dan 3) Merumuskan
strategi prioritas pengelolaan Cagar Alam Kamojang dan jasa lingkungan panas
bumi.
Hasil analisis citra landsat menunjukkan bahwa tipe tutupan lahan berupa
hutan masih mendominasi tutupan lahan di Cagar Alam Kamojang dengan luasan
sebesar 4231.26 ha atau menutupi kawasan Cagar Alam Kamojang dengan persen
penutupan hutan sebesar 51.17%. Berdasarkan hasil tersebut, kondisi hutan Cagar
Alam Kamojang periode 2000-2011 termasuk dalam status terganggu. Gangguan
terhadap kawasan hutan Cagar Alam kamojang, diantaranya pembukaan lahan
hutan oleh PT PGE Kamojang (8.9%) serta perambahan kawasan dan penebangan
pohon oleh masyarakat (91.1%). Di sisi lain, faktor sosial ekonomi penyebab
deforestasi signifikan untuk pendapatan dengan nilai Sig sebesar 0.014 dan status
kepemilikan lahan dengan nilai Sig sebesar 0.008. Kedua faktor ini
mempengaruhi deforestasi di Cagar Alam Kamojang pada taraf nyata 5%.
Energi panas bumi merupakan energi yang terbarukan dan berkelanjutan serta
merupakan fenomena alam pada ekosistem hutan konservasi. Pemanfaatan panas
bumi memberikan dampak positif terhadap aspek kehidupan sosial budaya dan
aspek perekonomian. Strategi prioritas berupa pemanfaatan panas bumi yang

bersinergi dengan pelestarian fungsi cagar alam dapat dilakukan selama
pengusahaan panas bumi di dalam kawasan konservasi dapat menjamin gangguan
ekologis masih di bawah ambang batas dengan menginternalisasikan
pertimbangan-pertimbangan ekologis dalam kegiatan operasionalnya serta tetap
memperhatikan kaidah-kaidah atau prinsip kehati-hatian untuk mempertahankan
daya dukung alam.
Kata kunci: deforestasi, panas bumi, sosial ekonomi, strategi prioritas

SUMMARY
VELLA PUTIKSARI. Strategi of Managing Kamojang Nature Reserve and
Environmental Service of Geothermal. Supervised by ENDES NURFILMARASA
DAHLAN and LILIK BUDI PRASETYO
Kamojang Nature Reserve is one of the conservation forest area not only
experiencing various physical pressures by human that threaten its sustainability,
but also accommodate the exploration and exploitation of geothermal energy
sources first time in Indonesia, namely since 1918. Since the process of
exploration of geothermal run in the Kamojang Nature Reserve, has occurred the
emergence of change both in ecological and socio-economic conditions.
Kamojang Nature Reserve problems associated with land clearing in the
exploration and exploitation of geothermal activity accompanied by the increasing

of human’s activity inside the forest causing widespread deforestation and
disruption of the role of forest as provider of environmental services.
This study has three main objectives that include the followoing: 1) to
measure the land cover change and identify socio-economic factors causing
deforestation; 2) Identify the utilization of geothermal activity and its impact on
social, economic and environmental; and 3) to formulate the strategy of managing
Kamojang Nature Reserve and geothermal environmental services.
Analysis report from landsat image showed the type of land cover was
dominated by forest for about 4231.26 ha with forest cover presentage around
51.17%. Based on these results, the condition of Kamojang Nature Reserve are
included in impaired status. A disturbance in Kamojang Nature Reserve including
forest clearing by PT PGE Kamojang (8.9%) and encroachment by human
(91.1%). On the other hand, socio-economic factors causing deforestation was
significant for revenue with the significant value of 0.014 and the status of land
tenure with the significant value of 0.008. Both of these factors affect
deforestation in the Kamojang Nature Reserve at the level significance of 5% (pvalue