Pelaksanaan Perawatan Tali Pusat Dengan Ditutup Kasa Kering Oleh Ibu Pasien Bersalin di Klinik Sari Medan Tahun 2013
PELAK P KSANAAN K PROGRAM PERAWA KERING O DI K LE K D-IV BIDA UNIVER ATAN TALI OLEH IBU P
KLINIK SA ELI SRINIAT 12510 KARYA TUL AN PENDIDI RSITAS SUM 201
I PUSAT D PASIEN BE ARI MEDA TI NAZARA 02001 LIS ILMIAH IK FAKULT MATERA U 13 ENGAN DI ERSALIN AN A TAS KEPERA UTARA
ITUTUP K
RAWATAN KASA
(2)
(3)
Pelaksanaan Perawatan Tali Pusat Dengan Ditutup Kasa Kering Oleh Ibu Pasien Bersalin di Klinik Sari Medan Tahun 2013
Abstrak Leli Sriniati Nazara
Latar belakang : Angka kematian bayi (AKB) sebagai salah satu indikator penting dalam kesehatan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal adalah perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis. Perawatan tali pusat yang tepat pada bayi baru lahir dapat menurunkan kematian dan kecatatan karena sebagian besar kematian disebabkan oleh infeksi.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan.
Metodologi : desain penelitian ini adalah deskriptif dengan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling.
Hasil : pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin diklinik Sari adalah 100 % baik, dimana rata-rata waktu putusnya tali pusat adalah 5,63 hari dengan standart deviasi 1,134 hari. Minimumnya 3 hari dan maksimumnya 7 hari. Selama perawatan tali pusat dengan kasa kering 100 % tidak dijumpai tanda-tanda infeksi pada tali pusat bayi.
Kesimpulan : hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering oleh ibu bayi dilaksanakan dengan baik, lebih cepat waktu putusnya tali pusat dan tidak ditemukan adanya infeksi. Maka disarankan kepada petugas kesehatan agar perawatan tali pusat dengan kasa kering dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan khususnya pada baru lahir.
(4)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasihNya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang disusun untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara. Karya Tulis ini yaitu berjudul : “Pengaruh Perawatan Tali Pusat yang di Tutup dengan Kasa Kering dan Tanpa di Tutup Kasa Kering Terhadap Waktu Putusnya Tali Pusat”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Dedy Ardinata selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumater Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai pembimbing, yang telah banyak memberi masukan dalam penyusunan KTI ini.
3. Dosen dan staf pengajar Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Nurhayati, SST yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Klinik Sari sekaligus pembimbing praktek klinik.
(5)
5. Orang tua, suami dan seluruh anggota keluarga yang selalu sabar dan selalu memberikan dukungan pada penulis selama menjalani pendidikan ini.
6. Teman-teman seperjuangan yang saling mendukung selama proses belajar mengajar sehingga dapat bersama-sama menyelesaikan studi di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan. Terimakasih.
Medan, Juli 2013
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR………... ii
DAFTAR ISI………... iv
DAFTAR TABEL……….. vii
DAFTAR SKEMA………. viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1
B. Perumusan Masalah……… 2
1. Tujuan umum……… 4
2. Tujuan khusus………... 4
C. Manfaat penelitian ………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tali Pusat 1. Defenisi……….. 5
2. Fisiologi Tali Pusat……… 5
3. Fungsi Tali Pusat………... 6
4. Sirkulasi Darah pada Tali Pusat……….... 6
5. Kelainan Tali pusat……… 7
(7)
7. Tujuan Perawatan Tali Pusat………... 8
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu putusnya tali pusat……... 9
9. Waktu dan proses putusnya tali pusat... 9
B. Perawatan Tali Pusat...………. 10
C. Infeksi pada Tali Pusat……….... 11
BAB II KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep……… 13
B. Defenisi Operasional ………... 14
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian……… 15
B. Populasi dan Sampel……….. 15
C. Tempat Penelitian………... 15
D. Waktu Penelitian………. 15
E. Etika Penelitia……….. 16
F. Alat Pengumpulan Data……….. 16
G. Validitas dan Realibilitas………. 17
H. Prosedur Pengumpulan Data……….. 18
I. Analisis Data……….. 19
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 20
(8)
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 26 B. Saran ... 26
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi operasional ... 15 Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden pelaksanaan perawatan tali
pusat dengan kasa kering oleh ibu pasien bersalin klinik Sari Medan tahun 2013. ... 22 Tabel 5.2 Distribusi observasi responden pelaksanaan perawatan tali
pusat dengan kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan tahun 2013 ... 23 Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan pelaksanaan perawatan tali
pusat dengan kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan tahun 2013. ... 24 Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan waktu putusnya tali pusat
dengan perawatan ditutup kasa kering diklinik sari Medan tahun 2013 ... 24 Tabel 5.5 Distribusi responden berdasarkan tanda-tanda infeksi pada
perawatan tali pusat dengan kasa kering di klinik sari Medan tahun 2013 ... 25
(10)
DAFTAR SKEMA
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar pernyataan content validity Lampiran 4 : Lembar Daftar Tilik
Lampiran 5 : Lembar observasi
Lampiran 6 : Lembar Prosedur Pelaksanaan Perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering
Lampiran 7 : Lembar konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 8 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 9 : Hasil Out Put Data Penelitian
Lampiran 10 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 11 : Balasan Surat Izin Penelitian
(12)
Pelaksanaan Perawatan Tali Pusat Dengan Ditutup Kasa Kering Oleh Ibu Pasien Bersalin di Klinik Sari Medan Tahun 2013
Abstrak Leli Sriniati Nazara
Latar belakang : Angka kematian bayi (AKB) sebagai salah satu indikator penting dalam kesehatan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal adalah perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis. Perawatan tali pusat yang tepat pada bayi baru lahir dapat menurunkan kematian dan kecatatan karena sebagian besar kematian disebabkan oleh infeksi.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan.
Metodologi : desain penelitian ini adalah deskriptif dengan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling.
Hasil : pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin diklinik Sari adalah 100 % baik, dimana rata-rata waktu putusnya tali pusat adalah 5,63 hari dengan standart deviasi 1,134 hari. Minimumnya 3 hari dan maksimumnya 7 hari. Selama perawatan tali pusat dengan kasa kering 100 % tidak dijumpai tanda-tanda infeksi pada tali pusat bayi.
Kesimpulan : hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering oleh ibu bayi dilaksanakan dengan baik, lebih cepat waktu putusnya tali pusat dan tidak ditemukan adanya infeksi. Maka disarankan kepada petugas kesehatan agar perawatan tali pusat dengan kasa kering dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan khususnya pada baru lahir.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional oleh bangsa Indonesia pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia seutuhnya, yang meliputi lahiriah dan batiniah serta menjadi tanggungjawab pemerintah dan juga sebagaimana diamanatkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Hal ini terwujud bila terjadi peningkatan kualitas manusia Indonesia yang dipersiapkan sejak dini yaitu dari masa bayi dikandung, masa kelahirannya, masa bayi baru lahir, serta masa-masa selanjutnya (Maryunani, Nurhayati, 2008 :11)
Masalah kesehatan Ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Pembangunan kesehatan ditujukan pada program penurunan angka kematian bayi (AKB) sebagai salah satu indikator penting dalam kesehatan masyarakat. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal yang diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin, pertolonggan persalinan sesuai standar pelayanan dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis. (Depkes, 2003)
Salah satu penyebab utama kematian bayi adalah tetanus neonatorum dan infeksi tali pusat. Dimana kesakitan dan kematian bayi secara terus menerus terjadi diberbagai Negara yang diakibatkan hal ini. Setiap tahunnya sekitar 500.000 bayi meninggal karena tetanus neonatorum dan 460.000 meninggal akibat infeksi bakteri (Sodikin, 2009 : 3).
(14)
perawatan tali pusat yang kurang bersih. Dinegara Afrika terdapat 126.000 orang dan di Asia Tenggara terdapat 220.000 orang kematian bayi. Dapat dilihat bahwa kematian bayi dinegara berkembang 135 kali lebih tinggi dibanding negara maju. (WHO, 2003 : 45)
Angka kematian bayi di Indonesia dari data dan informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010 terdapat 34/1000 kelahiran hidup. Profil dan data kesehatan Indonesia tahun 2011 menunjukkan kematian bayi 69/1000 kelahiran hidup disebabkan oleh tetanus neonatorum. Di Jawa Tengah tahun 2008 kematian bayi sebesar 10,12/1000 kelahiran hidup. Di Sumatera Utara pada tahun 2010 kematian bayi mencapai 22/1000 kelahiran hidup. Proporsi penyebab kematian bayi 3 % disebabkan oleh tetanus neonatorum. (Riskesdas, 2010)
Kematian bayi biasanya terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Periode ini merupakan periode paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian (Muslihatun, 2010 : 13)
Perawatan tali pusat dimulai segera setelah bayi lahir. Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi dan mempercepat pemisahan tali pusat dari perut bayi (Simkin ,P. T, et all, 2007 : 339)
Perawatan yang tepat yang dilakukan pada bayi baru lahir dapat menurunkan kematian dan kecatatan karena sebagian besar kematian disebabkan oleh infeksi, hipotermia dan asfiksia yang dapat dicegah atau diobati. Intervensi pencegahannya sebenarnya sederhana , tidak mahal, dan mudah didapat. Masalah kritisnya adalah penekanan peran dan tanggung jawab masyarakat dalam menjalani kehidupan masing-masing. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan melibatkan
(15)
setiap wanita yang baru melahirkan dalam perencanaan dan penatalaksanaan perawatan pada bayinya (WHO, 2003 : 65).
Dalam asuhan persalinan normal, nasehat pada ibu dan keluarganya untuk merawat tali pusat adalah jangan membungkus tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ketali pusat karena dapat membuat basah dan lembab sehingga pengeringan lebih lama, bersihkan tali pusat dengan air DTT (desinfeksi tingkat tinggi), dan melipat popok dibawah tali pusat (JNPK-KR, 2008 : 130).
Penelitian yang dilakukan oleh Dore (1998) membuktikan adanya perbedaan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol pembersih dan dibalut kasa steril. Ia menyimpulkan bahwa waktu putusya tali pusat kelompok alkohol adalah 9,8 hari dan alami kering 8,16 hari (Sodikin, 2009 : 58)
Berdasarkan konsep dan hasil penelitian terdahulu maka peneliti tertarik untuk meneliti ”bagaimanakah pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan “Bagaimanakah pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan.
(16)
2. Tujuan khusus
1. Mengetahui pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan
2. Mengidentifikasi waktu putusnya tali pusat dengan perawatan ditutup menggunakan kasa kering.
3. Mengidentifikasi tanda-tanda infeksi pada tali pusat yang dirawat dengan ditutup kasa kering.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi tenaga kesehatan (bidan)
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai intervensi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan, terutama bagi perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
2. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa kebidanan, terutama dalam mata kuliah asuhan neonatus. 3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tali Pusat
1. Defenisi
Tali pusat (umbilical cord) adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan dengan plasenta. Saluran ini biasanya terdiri dari tiga pembuluh darah yaitu satu pembuluh darah vena dan dua pembuluh darah arteri (Callahan, L dalam Mattson & Judi, 2004 : 63)
2. Fisiologi tali pusat pada janin
Pembentukan tali pusat dimulai dari mesoderm connecting stalk yang memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat. Pada tahap awal perkembangan rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak kedalam rongga selon ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali kedalam rongga abdomen janin yang telah membesar. Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan korion. Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang disebut wharton’s jelly ( Cunningham, et all, 2005 : 129).
(18)
3. Fungsi tali pusat
Tali pusat berfungsi sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibody dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilikalis. Selain itu tali pusat juga berfungsi sebagai saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilikalis. ( Cunningham, et all, 2005 : 130).
4. Sirkulasi darah pada tali pusat
Sebelum janin lahir tali pusat merupakan saluran sirkulasi darah dari plasenta ke janin. Darah arteri dari plasenta mengalir melalui vena umbilicus dan dengan cepat mengalir kehati kemudian masuk ke vena kava inferior. Darah mengalir ke foramen ovale dan masuk ke atrium kiri, tidak lama kemudian, darah muncul di aorta dan arteri didaerah kepala. Sebagian darah mengalir melalui jalan pintas dihati dan menuju ke duktus venosus. Sebagian besar darah vena dari tungkai bawah dan kepala masuk ke atrium kanan, ventrikel kanan, dan kemudian menuju arteri pulmoner desenden dan duktus artriosus. Dengan demikian, foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai bypass, yang memungkinkan sejumlah besar darah campuran yang dikeluarkan jantung kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru. Kira-kira 55 % darah campuran, yang keluar dari ventrikel, mengalir menuju plasenta, 35 % darah mengalir ke jaringan tubuh, dan 10 % sisanya mengalir ke paru-paru. Setelah lahir foramen ovale menutup, duktus arteriosus menutup dan menjadi sebuah ligament, duktus venosum menutup dan menjadi sebuah ligament, arteri dan vena umbilikalis menutup dan menjadi ligament. (Bobak, et al, 2004 : 363)
(19)
5. Kelainan tali pusat
Kelainan tali pusat terdiri dari, (a) Kelainan insersi tali pusat, yaitu insersi tali pusat yang abnormal dimana tempat melekatnya tali pusat berada pada selaput janin (insersi korda velamentosa). (b) Kelainan panjang tali pusat yaitu kelainan tali pusat dimana panjang mencapai 300 m, tali pusat pendek, dan tidak adanya tali pusat (achordia). Panjang tali pusat normalnya adalah 50-55 cm, (c) Tidak terbentuknya arteri umbilikalis artinya tali pusat hanya memiliki satu arteri (arteri tunggal), (d) Torsi tali pusat yaitu terjadi akibat gerakan janin sehingga tali pusat terpilin, (e) Striktur tali pusat yaitu terjadi pada tali pusat yang sangat kekurangan jelly Wharton, (f) Hematoma tali pusat yaitu terjadi akibat pecahnya satu variks, biasanya berasal dari venaumbilicalis dengan efusi darah kedalam tali pusat, (g) Kista tali pusat yaitu kista yang terbentuk dari sisa-sisa gelembung umbilical atau allantois. Ada murni dan palsu bergantung pada asalnya, (h) Edema pada tali pusat, yaitu terjadi pada bayi yang mengalami maserasi, (i) Omfalitis yaitu infeksi pada tali pusat yang ditandai dengan tali pusat basah disertai bau yang tidak sedap, (j) Tetanus Neonatorum yaitu Infeksi pada tali pusat yang disebabkan oleh clostridium tetani yang masuk melalui tali pusat. (Sodikin, 2009 : )
6. Memotong tali pusat
Pemotongan tali pusat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : 6.1Alat
- klem desinfeksi tingkat tinggi (DTT) 2 buah - gunting tali pusat desinfeksi tingkat tinggi 1 buah. - Handscoen steril 1 buah.
(20)
6.2Cara pemotongan
a. Cuci tangan terlebih dahulu atau celup tangan dalam larutan klorin. Kemudian gunakan handscoon steril.
b. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat.
c. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi. Kemudian melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.
d. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, kemudian tangan yang lain memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut dengan gunting tali pusat. (JNPK-KR, 2008 : 130).
7. Tujuan perawatan tali pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi dan mempercepat pemisahan tali pusat dari perut. Tali pusat bisa menjadi jalan masuk untuk terjadinya suatu proses infeksi, dimana proses infeksi bisa terjadi sejak pemotongan tali pusat yang masih terhubung dengan plasenta ibu, maupun setelah fisik bayi terlepas dari ibu. Sisa potongan tali pusat pada bayi harus dirawat, jika tidak dirawat dengan baik maka dapat memperlambat putusnya tali pusat dan menjadi tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar dan terjadilah infeksi. Transmisi infeksi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat kering dan bersih, sehingga tali pusat cepat kering dan putus (Simkin ,P. T, et all, 2007 : 339).
Pengetahuan tentang faktor yang menyebabkan terjadinya kolonisasi bakteri pada tali pusat sampai saat ini belum diketahui pasti. Pemisahan yang terjadi
(21)
antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh keringnya tali pusat. Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya sederhana, yang penting pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat, tidak boleh ditutup rapat karena akan membuatnya lembab. Pastikan tali pusat terkena udara dengan leluasa. ( JNPK-KR, 2008 : 130)
8. Faktor- faktor yang mempengaruhi waktu lepasnya tali pusat
Waktu lepasnya tali pusat pada bayi baru lahir dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu (a) cara perawatan tali pusat. (b) timbulnya infeksi pada tali pusat menyebabkan pengeringan dan pelepasan tali pusat menjadi lambat. (c) kelembaban tali pusat, dalam hal ini tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan apapun karena dapat membuat tali pusat menjadi lembab sehingga memperlambat putusnya tali pusat dan menimbulkan resiko infeksi. (d) kondisi sanitasi lingkungan neonatus, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat termasuk alat-alat tenun bayi (WHO, 2003).
9. Waktu dan proses putusnya tali pusat
Proses putusnya tali pusat dimulai dari tali pusat yang kehilangan air dari jeli Wharton yang menyebabkan mumifikasi tali pusat beberapa waktu setelah lahir. Dalam dua puluh empat jam jaringan ini kehilangan warna putih kebiruannya yang khas. Penampilan yang basah dan segera menjadi kering dan hitam (gangrene) yang dibantu oleh mikroorganisme. Perlahan-lahan garis pemisah timbul tepat diatas kulit abdomen, dan dalam beberapa hari itu terlepas, meninggalkan luka granulasi kecil yang setelah sembuh membentuk umbilicus (pusar) ( Cunningham, et all, 2005 : 444).
(22)
Tali pusat normalnya mengkerut dan mengering dalam beberapa hari pertama dan kemudian lepas satu sampai dua minggu pertama. Adanya darah dari dasar tali pusat ketika lepas secara bertahap adalah normal. Tanda infeksi seperti bau menyengat, kemerahan pada kulit dasar tali pusat, kemerahan yang menyebar ke abdomen, dan purulen harus dilaporkan (Walsh, 2007 : 377).
Penelitian yang dilakukan oleh Suryani, dkk (2006), yaitu membandingkan waktu pelepasan tali pusat dengan metode perawatan kasa kering dan kasa alkohol 70 % menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan signifikan antara kedua kelompok perlakuan. Pada kelompok kasa alkohol 70 % mempunyai titik waktu maksimal untuk pelepasan tali pusat bayi pada hari ke 13. Sedangkan pada kelompok kasa kering terdapat kecenderungan yang cukup nyata pada waktu lepasnya tali pusat menjadi lebih singkat yaitu kurang dari delapan hari.
B. Perawatan tali pusat
Perawatan yang tepat yang dilakukan pada bayi baru lahir dapat menurunkan kematian dan kecatatan karena sebagian besar kematian disebabkan oleh infeksi, hipotermia dan asfiksia yang dapat dicegah atau diobati. Intervensi pencegahannya sebenarnya sederhana , tidak mahal, dan mudah didapat. Masalah kritisnya adalah penekanan peran dan tanggung jawab masyarakat dalam menjalani kehidupan masing-masing. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan melibatkan setiap wanita yang baru melahirkan dalam perencanaan dan penatalaksanaan perawatan pada bayinya (WHO, 2003 : 9).
Perawatan tali pusat dimulai segera setelah seluruh badan bayi lahir, yaitu mulai pada saat pemotongan tali pusat, dengan sterilisasi alat yang baik. Untuk perawatan selanjutnya dianjurkan untuk cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
(23)
perawatan tali pusat untuk menghindari infeksi. Pada perawatan harian perawatan tali pusat nasehat yang diberikan pada ibu dan keluarganya adalah cukup dibersihkan dengan air DTT (desinfeksi tingkat tinggi), jangan membungkus tali pusat atau mengoleskan /memberikan bahan apapun, yang perlu dilakukan adalah menjaga tali pusat tetap kering (JNPK-KR, 2008 :130).
Perawatan tali pusat dengan kassa kering merupakan perawatan dengan membalut tali pusat dengan kassa hidrofil yaitu berupa tenunan longgar, bermata besar, kain tenun yang dapat menyerap cairan dengan baik.
Prosedur Perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering 1. Alat/bahan :
- Kasa hidrofil
- Air DTT (desinfeksi tingkat tinggi) dalam kom steril 2. Cara perawatan :
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
b. Membersihkan tali pusat dengan kassa hidrofil dan air DTT (desinfeksi tingkat tinggi).
c. Mengeringkan tali pusat dengan kassa hidrofil sampai betul-betul kering d. Biarkan tali pusat 1-2 menit dalam keadaan terbuka agar terkena udara. e. Membungkus kembali tali pusat dengan kassa hidrofil dalam keadaan
longgar.
f. Melipat popok dibawah tali pusat.
g. Mencuci tangan kembali dengan sabun dan air bersih setelah melakukan perawatan tali pusat (JNPK-KR, 2008 : 130)
(24)
C. Infeksi pada tali pusat
Infeksi pada tali pusat yang dikenal dengan omphalitis adalah peradangan pada tali pusat yang disebabkan oleh stafilokokus, streptokokus, atau bakteri gram negatif. Kondisi ini muncul jika kurang benar dalam merawat tali pusat seperti kurang bersih dan kurang kering. Infeksi ini ditandai oleh beberapa hal antara lain, (a) Bernanah yaitu keluarnya pus pada tali pusat, (b) tali pusat lengket dan berbau yaitu timbulnya bau yang tidak sedap dari tali pusat bayi, (c) kulit dan daerah sekitar tali pusat berwarna kemerahan. Pada keadaan lanjut bila tidak ditangani setelah tanda-tanda infeksi dini ditemukan, infeksi dapat menyebar kebagian dalam tubuh disepanjang vena umbilicus dan akan mengakibatkan thrombosis vena porta, abses hepar dan septikemia. Bila bayi mengalami sakit yang berat, bayi akan tampak kelabu dan menderita demam yang tinggi. Pengobatan pada stadium dini biasanya dimulai dengan pemberian antibiotik. Oleh sebab itu, penting dilakukan perawatan tali pusat dengan rutin dan cermat, dan melaporkan sedini mungkin bila dijumpai tanda-tanda infeksi pada tali pusat (Sodikin, 2009).
(25)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel, baik variabel yang diteliti maupun variabel yang tidak diteliti (Nursalam, 2008 : 55). Variabel independen dalam penelitian ini adalah perawatan tali pusat ditutup dengan kasa kering, sedangkan variabel dependen adalah pelaksanaan perawatan tali pusat oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan yang meliputi identifikasi waktu putusnya tali pusat dan tanda-tanda infeksi.
Variabel independent Variabel dependent
Skema 1. Skema Kerangka Konsep
Pelaksanaan perawatan tali pusat oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari, meliputi identifikasi
- waktu putusnya tali pusat - tanda-tanda infeksi Perawatan tali pusat
ditutup dengan kasa kering
(26)
B. Defenisi operasional
No Variabel Defenisi operasional Cara
ukur
Hasil ukur Skala
ukur 1 Pelaksanaan
perawatan tali pusat oleh ibu bersalin
Perawatan tali pusat yang dilakukan oleh ibu pasien bersalin diklinik Sari Medan kepada bayinya dengan tehnik perawatan tali pusat ditutup kasa kering, yang meliputi:
Identifikasi waktu putusnya tali pusat dan Tanda-tanda infeksi
Observasi dengan daftar tilik
0 Tidak baik : jika responden mendapat score 0-5
1 Baik : jika
responden mendapat score 6-10
Nominal
(27)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif bersifat cross sectional yang bertujuan untuk melihat pelaksanaan perawatan tali pusat oleh ibu pasien bersalin diklinik Sari Medan dengan tehnik perawatan ditutup menggunakan kasa kering.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu pasien bersalin dan bayinya yang melahirkan di Klinik Bersalin Sari Medan, dimana di klinik tersebut terhitung dari bulan Januari – Juni 2013 sebanyak 60 orang.
2. Sampel
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental sampling dimana pengambilan sampel secara kebetulan bertemu dengan kriteria ibu yang baru melahirkan normal beserta bayinya di klinik Sari Medan yaitu ibu dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal, usia kehamilan aterm, dan tidak menderita penyakit. Sampel yang diperoleh adalah 60 orang.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Sari Medan.
D. Waktu Penelitian
(28)
(29)
E. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara serta izin dari pimpinan Klinik Bersalin Sari Medan. Dalam hal ini peneliti melaksanakan penelitian dengan pertimbangan aspek penelitian yang berhubungan dengan masalah etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden mengenai penelitian meliputi tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian. Setelah mendapat persetujuan responden dan menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Dalam penelitian ini, responden tidak ada yang menolak atau mengundurkan diri dan bersedia untuk diteliti. Responden juga diberi kebebasan dari tindakan yang dilakukan serta berhak mendapat keadilan atas tindakan dan tanpa adanya diskriminasi dari penelitian.
Untuk menjaga kerahasiaan (confidentiality), maka catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden di instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
F. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi berupa daftar tilik yang disusun berdasarkan literatur yang terdiri dari 10 butir tindakan dengan tipe check list ya dan tidak. Lembar observasi ini terdiri dari dua bagian yakni untuk data demografi meliputi umur, pendidikan, jumlah paritas, dan untuk pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering. Untuk observasi pelaksanaan perawatan tali pusat sebanyak 10 tindakan pelaksanaan dengan pemberian skornya menurut skala Guttman. Jika ya maka nilainya 1 dan jika tidak maka nilainya 0. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh peneliti dengan melihat
(30)
pelaksanaan perawatan tali pusat ditutup menggunakan kasa kering oleh ibu pasien bersalin diklinik Sari Medan sekaligus identifikasi waktu putusnya tali pusat dan tanda-tanda infeksi. Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut :
a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil Nilai terbesar : 10
Nilai terkecil : 0
b. Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = nilai terbesar – nilai terkecil = 10 – 0
= 10
c. Menentukan panjang kelas (i)
Rentang 10 Panjang kelas (i) = = = 5
banyaknya kelas 2
d. Menentukan kategori pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering
Baik = jika responden mendapatkan skor 6 – 10 Tidak baik = jika responden mendapat skor 0 – 5
G. Validitas dan Realibilitas
Uji validitas merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan kita tentang sifat suatu alat ukur, dalam pengertian apakah suatu alat ukur cukup akurat, stabil dan konsisten dalam mengukur apa yang ingin kita ukur. Untuk menguji validitas instrument, maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrument penelitian. Pengujian ini dilakukan denganco ntent validity yaitu memberikan lembar observasi
(31)
kasa kering yaitu ibu Betty Mangkuji SST, M. Keb dengan CVI 0,86 maka dinyatakan valid.
Uji reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukura dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat yang pengukur yang sama (2005, Notoatmodjo, Soekidjo : 133).
Uji reliable telah diujikan kepada 10 responden di klinik Elvina yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang diteliti, kemudian observasi responden diolah dengan menggunakan bantuan program komputerisasi dan hasil yang didapatkan r hitung 0,746 maka dinyatakan reliabel.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari Program Studi D-IV Bidan Pendidik dan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara serta telah mendapat izin dari Pimpinan Klinik Sari Medan.
Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data ibu dan bayi baru lahir di klinik Sari Medan. Pada saat pengumpulan data peneliti dibantu 1 orang asisten yang sudah bekerja 8 tahun di Klinik Sari Medan dengan pendidikan terakhir D-I kebidanan. Peneliti mendemonstrasikan terlebih dahulu kepada asisten peneliti pelaksanaan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir sesuai dengan prosedur yang ada dalam penelitian, kemudian asisten melakukan sendiri. Setelah dua kali pemantauan oleh peneliti asisten sudah dapat melakukannya dengan baik. Dalam mengumpulkan data ibu yang bersalin di klinik Sari sebelum pulang terlebih dahulu diberitahu bagaimana perawatan tali pusat ditutup dengan kasa kering, kemudian peneliti datang setiap hari di klinik Sari pada jam 13.00 WIB, dan pada pagi hari setelah peneliti menghubungi asisten peneliti jika beliau ingin memandikan
(32)
bayi sehingga peneliti bisa melihat langsung perawatan tali pusat oleh responden terhadap bayinya. Penilaian pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu dilaksanakan pada hari ketiga setelah ibu terlihat mulai pulih.
Apabila bayi dan orang tua sudah pulang kerumah, maka perawatan tali pusat masih terus dilakukan oleh asisten peneliti/peneliti. Peneliti juga ikut kerumah bayi untuk memastikan dilakukannya perawatan tali pusat dengan kasa kering atau tidak.
I. Analisis Data
Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi koding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah analisis data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentri data dalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.
Analisis data dilakukan dengan univariat yang menggambarkan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi meliputi data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan proporsi pelaksanaan perawatan tali pusat oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari dengan ditutup kasa kering meliputi waktu putusnya tali pusat dan tanda-tanda infeksi.
(33)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik sari Medan tahun 2013 diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Karakteristik responden
Tabel 5.1
Distribusi karakteristik responden pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering oleh ibu pasien bersalin klinik Sari Medan
Tahun 2013
Karakteristik Frekuensi Presentase Umur
< 25 tahun 19 31,67
25 – 34 tahun 31 51, 67 > 35 tahun 10 16,66
Pendidikan
SMP 2 3,33 SMA 45 75 D-III 7 11,67 S 1 6 10 Jumlah paritas
1 30 50 2-3 22 36,67 >3 8 13,33
(34)
2. Pelaksanaan perawatan tali pusat oleh ibu pasien bersalin diklinik Sari Medan Tabel 5.2
Distribusi observasi responden pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan tahun 2013 No Langkah pelaksanaan perawatan Penilaian
tali pusat Ya Tidak f % f % 1. Tersedianya ruangan yang bersih, hangat 60 100 - - dan terang
2. Air DTT (desinfeksi tingkat tinggi) 60 100 - - 3. Gaas steril (kasa hidrofil)
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 60 100 - - 5. Membersihkan tali pusat dengan kasa dan 60 100 - - air DTT (desinfeksi tingkat tinggi)
6. Mengeringkan tali pusat dengan kasa kering 60 100 - - sampai betul-betul kering
7. Biarkan tali pusat 1-2 menit dalam keadaan 58 96,7 2 3,3 terbuka agar terkena udara
8. Menutup kembali tali pusat dengan kasa 58 96,7 2 3,3 kering dalam keadaan longgar
9. Melipat popok dibawah tali pusat 50 83,3 10 16,7 10.Mencuci tangan kembali dengan sabun dan 42 70 18 30 air bersih setelah melakukan perawatan tali
pusat
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pelaksanaan perawatan tali pusat mayoritas ibu tidak mencuci tangan kembali setelah melakukan tindakan perawatan tali pusat yaitu 18 orang (30 %).
(35)
Tabel 5.3
Distribusi responden berdasarkan pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering oleh ibu pasien bersalin di klinik Sari Medan tahun
2013
Pelaksanaan perawatan Frekuensi Presentase tali pusat dengan ditutup
kasa kering oleh ibu
Baik 60 100 Tidak baik - -
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin diklinik Sari Medan adalah baik yaitu 60 0rang (100 %).
3. Waktu putusnya tali pusat
Tabel 5.4
Distribusi responden berdasarkan waktu putusnya tali pusat dengan perawatan ditutup kasa kering diklinik sari Medan tahun 2013 Perawatan dengan Mean SD Min - Max ditutup kasa kering
Waktu putusnya tali pusat 5,63 hari 1,134 3 – 7 Hasil penelitian diperoleh rata-rata waktu putusnya tali pusat dengan perawatan tali pusat ditutup dengan kasa kering adalah 5,73 hari dengan standat deviasi 1,134 hari, dimana minimumnya adalah 3 hari dan maksimumnya adalah 7 hari.
4. Tanda-tanda infeksi
Tabel 5.5
Distribusi responden berdasarkan tanda-tanda infeksi pada perawatan tali pusat dengan kasa kering di klinik sari Medan tahun 2013 Tanda-tanda infeksi Frekuensi Presentase Tidak ada infeksi 60 100 %
(36)
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil observasi selama dilakukan penelitian tidak terdapat tanda-tanda infeksi dari tali pusat bayi yang dirawat dengan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering yaitu 60 (100 %).
B. Pembahasan
1. Interpretasi hasil dan diskusi hasil
Pelaksanaan perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin diklinik Sari adalah 100 % baik. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan dalam Asuhan Persalinan Normal dikatakan bahwa nasehat kepada ibu dan keluarganya adalah selalu bersihkan tali pusat bayi dengan air DTT (desinfeksi tingkat tinggi), tidak mengoleskan bahan apapun ke tali pusat bayi. Yang perlu dilakukan adalah tetap menjaga tali pusat dalam keadaan kering. Dari data demografi ibu juga dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering ini mayoritas ibu berumur 25-34 tahun sebanyak 31 orang (51,67%), rata-rata berpendidikan SMA 45 orang (75 %) dengan jumlah paritas 1 sebanyak 30 orang (50 %). Artinya dengan dilaksanakannya perawatan pada tali pusat sesuai dengan pedoman dalam Asuhan Persalinan Normal tersebut diatas didukung dengan umur, pendidikan dan jumlah paritas ibu maka terbukti bahwa pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering oleh ibu dapat dilakukan dengan baik.
Dalam penelitian ini pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering oleh ibu memang sudah baik, tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat 18 (30 %) ibu tidak melakukan cuci tangan kembali dengan sabun dan air bersih setelah melakukan perawatan tali pusat. Ini bertentangan dengan teori yang menganjurkan untuk cuci tangan sebelum dan sesudah
(37)
melakukan tindakan untuk menghindari infeksi. Sering sekali dalam melakukan tindakan kita melalaikan hal seperti ini sehingga tanpa kita sadari bahwa kita menjadi sumber infeksi untuk orang lain. Karena itu diharapkan dalam hal apapun tindakan yang kita lakukan hendaklah dikerjakan dengan benar sesuai dengan prosedur yang ada. Ini ditujukan kepada siapapun yang merawat bayi, baik pertugas kesehatan maupun ibu atau keluarga, terutama tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.
Observasi yang dilakukan pada perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering diperoleh yaitu rata-rata putusnya tali pusat adalah 5,63 hari dengan standart deviasi 1,134 hari. Nilai minimum 3 hari dan maksimum 7 hari. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryani, dkk (2006) yang mengatakan bahwa kelompok kasa kering terdapat kecenderungan yang cukup nyata pada waktu lepasnya tali pusat yaitu menjadi lebih singkat kurang dari delapan hari.
Selama dilakukan penelitian ini 100 % tidak ditemukan adanya infeksi pada tali pusat bayi yang dirawat. Bila dilihat dari teori yang mengatakan bahwa infeksi pada tali pusat yang dikenal dengan omphalitis muncul jika kurang benar dalam merawat tali pusat seperti kurang bersih dan kurang kering. Artinya bahwa dengan perawatan tali pusat yang benar sesuai dengan prosedur dalam penelitian ini yakni bersih, kering, menggunakan air DTT (desinfeksi tingkat tinggi) dan kassa hidrofil membuktikan infeksi tidak terjadi.
2. Implikasi dalam asuhan kebidanan
Dari penelitian ini telah diketahui bahwa perawatan tali pusat dengan kasa kering baik dan efektif, sehingga dapat digunakan sebagai intervensi
(38)
dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir khususnya dalam perawatan talipusat.
(39)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering oleh ibu pasien bersalin adalah 60 (100 %) dilaksanakan dengan baik oleh ibu.
2. Rata-rata waktu putusnya tali pusat dengan perawatan kasa kering adalah 5,63 hari dengan standart deviasi 1,134 hari. Minimumnya 3 hari dan maksimumnya 7 hari.
3. Selama perawatan tali pusat dengan kasa kering 60 (100 %) tidak dijumpai adanya tanda-tanda ifeksi pada tali pusat bayi
B. Saran
1. Bagi pelayanan kebidanan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan perawatan tali pusat dengan kasa kering oleh ibu bayi dilaksanakan dengan baik, karena itu diharapkan sebagai petugas kesehatan yang memberi pelayanan kebidanan dapat melibatkan ibu dalam perawatan bayinya dengan cara memberikan pendidikan dan nasehat sebelum ibu pulang khususnya pada perawatan talipusat.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa perawatan dengan kasa kering lebih cepat waktu putusnya tali pusat dan tidak ditemukan adanya infeksi pada tali pusat yang dirawat. Karena itu disarankan dalam pelayanan kebidanan agar dapat menggunakan perawatan kasa kering untuk perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, tanpa melalaikan salah satu tindakan dalam
(40)
prosedur pelaksanaannya, baik sebagai petugas kesehatan maupun ibu yang ikut terlibat dalam perawatan bayinya.
2. Bagi pendidikan kebidanan
Perawatan tali pusat dengan kasa kering dapat dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan bagi mahasiswa kebidanan terutama pada mata kuliah asuhan neonates.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian perawatan tali pusat dengan menggunakan kelompok intervensi yaitu perawatan tali pusat dengan tehnik terbuka.
(41)
DAFTAR PUSTAKA
1. Bobak, L.J, (2004) Buku Ajar Keperawatan maternitas, Edisi 4, Jakarta : ECG
2. DepKes, (2010) Riset Kesehatan Dasar, from www. Depkes.go.id, diperoleh tanggal 12 oktober 2012
3. DepKes, (2011) Data dan Informasi, from www. Depkes.go.id, diperoleh tanggal 14 November 2012
4. DepKes, (2006) Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta : DepKes RI 5. DepKes RI, (2008) Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : JNPK-KR 6. Cunningham, et all (2005) Obstetri Williams, Yogyakarta : Mitra Pustaka 7. Hastono, S. (2010) Analisa Data Kesehatan, Jakarta : Graha mulia
8. Maryunani, A, Nurhayati, (2008) Buku Saku Asuhan bayi Baru Lahir Normal, Jakarta : Trans Info Media
9. Mattson S, Smith J. E, (2004) Maternal Newborn Nursing, St. Louis : Elsevier (USA)
10. Muslihatun, W. N, (2010) Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Yogyakarta : Fitramaya
11. Musbikin, (2006) Persiapan Menghadapi Persalinan, Edisi 1, Yogyakarta : Mitra pustaka
12. Notoatmodjo, S, (2005) Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi 3, Jakarta : Rineka Cipta
13. Saiffudin A.B, et all, (2002) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 14. Simkin P, et all, (2007) Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan & Bayi,
Jakarta Arcan
15. Sitohang, N. A, Siregar, F. L. S, (2012) Panduan Penulisan Karya Ilmiah Medan : Tidak dipublikasikan
16. Sodikin, (2009) Buku Saku Perawatan Tali Pusat, Jakarta : ECG 17. Walsh, L.V, (2007) Buku Ajar Kebidanan Komunitas, Jakarta : ECG
18. Word Health Organization, (2003) Managing Newborn Problems for doctors, nurses and midwives, Genewa : WHO
(42)
19. Word Health Organization, (2003) Safe Mother Hood – Baby :Implementing Safe Motherhood in countries dalam Mahmudah, L (Eds), Paket Ibu dan bayi : Penerapan Program safe Motherhood, Jakarta : ECG
(43)
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Salam Sejahtera Dengan Hormat,
Nama Saya Leli Sriniati Nazara, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Perawatan Tali Pusat yang di Tutup dengan Kasa Kering dan Tanpa di Tutup Kasa Kering Terhadap Waktu Putusnya Tali Pusat”
Tali pusat bisa menjadi jalan masuk untuk terjadinya suatu proses infeksi, dimana proses infeksi bisa terjadi sejak pemotongan tali pusat yang masih terhubung dengan plasenta ibu, maupun setelah fisik bayi terlepas dari ibu. Perawatan umbilicus dimulai segera setelah bayi lahir. Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi dan menpercepat pemisahan tali pusat dari perut bayi, sehingga dapat memutuskan rantai transmisi penyakit yang ditularkan melalui tali pusat. (Jonhson R, Taylor W, 2005 : 117
Dalam asuhan persalinan normal, nasehat untuk merawat tali pusat adalah jangan membungkus tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ketali pusat karena dapat membuat basah dan lembab sehingga pengeringan lebih lama. (JNPK-KR, 2008)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perawatan tali pusat dengan ditutup dan tanpa ditutup kasa kering terhadap waktu putusnya tali pusat.
Kami akan melakukan perawatan tali pusat terhadap bayi Bapak/Ibu, yaitu : a. Perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering dan perawatan terbuka.
b. Perawatan tali pusat dilakukan 1 x sehari, yaitu pada pagi hari setelah bayi dimandikan (1 x sehari ± 10 menit sampai tali pusat lepas)
(44)
Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yag ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Bapak/ Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama : Leli Sriniati Nazara
Alamat : TASBIH Blok QQ no. 16 Medan No HP : 081396888835
Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Bapak/Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang meyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, 2013
Peneliti
(45)
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat : Telp/ HP :
Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang penelitian “Pelaksanaan perawatan tali pusat dengan di tutup kasa kering oleh ibu pasien bersalin diklinik Sari Medan”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2013
Ibu bayi
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
PERAWATAN TALI PUSAT
DENGAN DI TUTUP KASA KERING
A. DEFENISI
Perawatan tali pusat adalah perawatan yang dilakukan pada tali pusat dengan tehnik ditutup dengan kasa kering.
B. TUJUAN :
1. Untuk mempercepat putusnya tali pusat 2. Untuk mencegah infeksi
C. TEHNIK PERAWATAN TALI PUSAT
1. Perawatan tali pusat dengan ditutup kasa kering Alat dan bahan :
- Kasa hidrofil
- Air DTT (desinfeksi tingkat tinggi) dalam kom steril 2. Cara perawatan :
h. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
i. Membersihkan tali pusat dengan kassa hidrofil dan air DTT (desinfeksi tingkat tinggi).
j. Mengeringkan tali pusat dengan kassa hidrofil sampai betul-betul kering k. Biarkan tali pusat 1-2 menit dalam keadaan terbuka agar terkena udara. l. Membungkus kembali tali pusat dengan kassa hidrofil dalam keadaan
longgar.
(52)
n. Mencuci tangan kembali dengan sabun dan air bersih setelah melakukan perawatan tali pusat (JNPK-KR, 2008)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
CURRICULUM VITAE
Nama : Leli Sriniati Nazara Tempat, Tanggal Lahir : Gunung Sitoli, 12 Juli 1981
Alamat : Desa Lolofaoso Tabaloho Gunung Sitoli Selatan Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Tanda Wana Gunung Sitoli 1988 - 1994 2. SMP Negeri 1 Gunung Sitoli 1994 - 1997 3. SMA Negeri 1 Gunung Sitoli 1997- 2000 4. Politeknik Kesehatan Medan jurusan Kebidanan 2000-2003 5. Fakultas Keperawatan Prodi D-IV Bidan Pendidik
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
CURRICULUM VITAE
Nama : Leli Sriniati Nazara
Tempat, Tanggal Lahir : Gunung Sitoli, 12 Juli 1981
Alamat : Desa Lolofaoso Tabaloho Gunung Sitoli Selatan
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Tanda Wana Gunung Sitoli 1988 - 1994 2. SMP Negeri 1 Gunung Sitoli 1994 - 1997 3. SMA Negeri 1 Gunung Sitoli 1997- 2000 4. Politeknik Kesehatan Medan jurusan Kebidanan 2000-2003 5. Fakultas Keperawatan Prodi D-IV Bidan Pendidik