Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis Dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality Control & Operation Pada Pt Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor
1
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN BISNIS DENGAN
KINERJA KARYAWAN DIVISI QUALITY CONTROL &
OPERATION PADA PT SAYURAN SIAP SAJI
MEGAMENDUNG BOGOR
NUHRIA AYUNING CAHYANI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSITUT PERTANIAN BOGOR
2015
2
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Gaya
Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality Control &
Operation pada PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Nuhria Ayuning Cahyani
NIM H34134068
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB
harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
3
ABSTRAK
NUHRIA AYUNING CAHYANI. Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan
Kinerja Karyawan Divisi Quality Control & Operation pada PT Sayuran Siap Saji
Megamendung Bogor. Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan.
Kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya organisasi dan
kelangsungan hidupnya. Gaya kepemimpinan dapat memberikan hubungan positif
dengan kinerja karyawan, karena dengan gaya kepemimpinan yang baik maka
produktivitas atau kinerja karyawan untuk bekerja akan semakin baik pula.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan bisnis
yang diterapkan perusahaan PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor,
menganalisis bagaimana hubungan gaya kepemimpinan bisnis tersebut dengan
kinerja karyawan divisi quality control & operation dari aspek kualitas, kuantitas,
kreativitas, kedisiplinan dan tanggung jawab. Kemudian terakhir menganalisis
gaya kepemimpinan bisnis yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan
divisi quality control & operation baik dari aspek kualitas, kuantitas, kreativitas,
kedisiplinan dan tanggung jawab. Dalam pembuktian secara kuantitatif terdapat
hubungan positif antara gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja karyawan
divisi quality control & operation pada PT Sayuran Siap Saji Megamendung
Bogor.
Kata kunci: gaya kepemimpinan, karyawan, kinerja
ABSTRACT
NUHRIA AYUNING CAHYANI. Business Leadership Style Relationship with
Employee Performance Quality Control & Operation Division. Supervised by
WAHYU BUDI PRIATNA.
Leadership is the one of important factor in a company. Leadership style can
provide a positive relationship with the employee's performance, because with the
good leadership style, the productivity or performance of the employee's will be
better. The purpose of this study is to identify the business leadership style applied
by the company PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor, analyzing how the
leadership style relationship with the employee's performance division of quality
control and operation of the aspects of quality, quantity, creativity, discipline and
responsibilities. Then lastly analyze the style of the most influential business
leadership to employee performance and operation division of quality control both
from the aspect of quality, quantity, creativity, discipline and responsibilities. In
quantitative proof there is a positive relationship between the business leadership
style with employee performance and operation of quality control division at PT
Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor.
Keywords: leadership style, employee, performance
4
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN BISNIS DENGAN
KINERJA KARYAWAN DIVISI QUALITY CONTROL &
OPERATION PADA PT SAYURAN SIAP SAJI
MEGAMENDUNG BOGOR
NUHRIA AYUNING CAHYANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSITUT PERTANIAN BOGOR
2015
5
Judul Skripsi : Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan
Divisi Quality Control & Operation pada PT Sayuran Siap Saji
Megamendung Bogor
Nama
: Nuhria Ayuning Cahyani
NIM
: H34134068
Disetujui oleh
Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi
Dosen pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Dwi Rachmina, MSi
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
6
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2015 ini ialah
kepemimpinan bisnis, dengan judul Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis
dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality control & Operation pada PT Sayuran
Siap Saji Megamendung Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr
Ir Wahyu Budi Priatna, MSi selaku pembimbing, serta Ibu Dr Ir Dwi Rachmina,
MSi yang telah banyak memberi saran dan masukan. Di samping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Bapak Yoko Handoko, SE sebagai jajaran direksi PT
Sayuran Siap Saji dan Bapak Hendro selaku pimpinan divisi quality control &
operation beserta staff yang telah membantu saya selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga
atas segala doa dan kasih sayangnya dan teman-teman mahasiswa Alih Jenis 4
Agribisnis yang telah memberi dukungan dan semangat bagi saya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015
Nuhria Ayuning Cahyani
7
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
6
Ruang Lingkup
6
TINJAUAN PUSTAKA
7
Kepemimpinan
7
Gaya Kepemimpinan
7
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
9
9
Teori Kepemimpinan
9
Gaya Kepemimpinan
12
Kinerja
15
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITI
19
20
Lokasi dan Waktu Penelitian
21
Jenis dan Sumber Data
21
Jenis Data
21
Sumber Data
21
Penentuan Sampel
21
Pengumpulan Data
22
Data Primer
22
Data Sekunder
23
Analisis Data
23
Perhitungan Skor Atas Indikator
23
Rentang Kriteria
24
Uji Validitas dan Reliabilitas
24
Rank Spearman
25
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
26
Sejarah Umum Perusahaan
26
Visi Misi Perusahaan
26
8
Struktur Organisasi PT Sayuran Siap Saji
27
Alur Pekerjaan Divisi Quality Control & Operation
28
Teknologi dan Aset Perusahaan PT Sayuran Siap Saji
29
GAMBARAN UMUM PEMIMPIN
30
GAMBARAN UMUM RESPONDEN
31
Berdasarkan Jenis Kelamin
31
Berdasarkan Usia
31
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
32
Berdasarkan Status Perkawinan
32
Berdasarkan Lama Bekerja
33
IDENTIFIKASI GAYA KEPEMIMPINAN
34
Gaya Kepemimpinan Autocratic
34
Gaya Kepemimpinan Directive
34
Gaya Kepemimpinan Democratic
35
Gaya Kepemimpinan Participative
36
Gaya Kepemimpinan Task Oriented
37
Gaya Kepemimpinan Relation Oriented
38
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA
KARYAWAN
39
Kinerja Karyawan
39
Dimensi Kualitas Kerja
40
Dimensi Kuantitas Kerja
40
Dimensi Kreativitas Kerja
41
Dimensi Kedisiplinan Kerja
42
Dimensi Tanggung Jawab Kerja
42
Hasil Persepsi karyawan divisi quality control & operation terhadap kinerja
43
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA KARYAWAN
44
Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Autocratic dengan Kinerja
Karyawan
44
Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Directive dengan Kinerja
Karyawan
44
Korelasi Spearman antara gaya Kepemimpinan Democratic dengan Kinerja Karyawan
45
Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Participative dengan Kinerja
Karyawan.
45
9
Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Task Oriented dengan Kinerja
Karyawan
46
Korelasi Rank Spearman antara gaya kepemimpinan Relation Oriented dengan kinerja
karyawan
46
Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan
SIMPULAN DAN SARAN
47
48
Simpulan
48
Saran
48
DAFTAR PUSTAKA
48
LAMPIRAN
51
10
DAFTAR TABEL
1 Rentang kriteria skor
2 Standar penilaian koefisien validitas dan reliabilitas
3 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
4 Distribusi responden berdasarkan usia
5 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
6 Distribusi responden berdasarkan status perkawinan
7 Distribusi responden berdasarkan lama bekerja
8 Gaya kepemimpinan autocratic
9 Gaya kepemimpinan directive
10 Gaya kepemimpinan democratic
11 Gaya kepemimpinan participative
12 Gaya kepemimpinan task oriented
13 Gaya kepemimpinan relation oriented
14 Persepsi karyawan terhadap penerapan gaya kepemimpinan
15 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kualitas kerja
16 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kuantitas kerja
17 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kreativitas kerja
18 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kedisiplinan kerja
19 Kinerja karyawan berdasarkan indikator tanggung jawab kerja
20 Persepsi karyawan divisi quality control & operation terhadap kinerjanya
21 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan otokratik dengan kinerja karyawan
22 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan Direktif dengan kinerja karyawan
23 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan demokratik dengan kinerja karyawan
24 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan partisipatif dengan kinerja karyawan
25 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan task oriented dengan kinerja karyawan
24
25
31
31
32
33
33
34
35
36
37
37
38
39
40
41
41
42
43
43
44
44
45
45
46
26 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan Relation Oriented dengan kinerja karyawan
46
27 Korelasi Rank Spearman antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan
47
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran operasional
2 Struktur organisasi PT Sayuran Siap Saji
20
27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil uji validitas
Lampiran 2 Hasil uji reliabilitas gaya kepemimpinan
51
52
11
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepemimpinan dalam dunia bisnis berhubungan sangat kuat dengan
jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya. Bisnis akan berjalan baik jika
memiliki pemimpin yang berwibawa, bijaksana dan dapat membuat karyawannya
merasa nyaman dan termotivasi dalam bekerja. Peran pemimpin dalam suatu
perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa motivasi dan kepuasan
kerja bagi karyawan. Karakteristik dan peran pemimpin akan berpengaruh
terhadap iklim kerja dalam suatu perusahaan yang akan berhubungan dengan
kinerja karyawan. Iklim kerja yang kondusif akan menciptakan suasana kerja yang
nyaman sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan dan akan berpengaruh
positif dengan kinerja perusahaan. Dengan memiliki pemimpin yang dapat
meningkatkan kinerja karyawan, maka perusahaan memiliki nilai unggul dalam
persaingan bisnis.
Persaingan bisnis merupakan tantangan bagi setiap perusahaan dalam
memperlihatkan kemampuannya menjadi unggul di bidangnya. Persaingan bisnis
semakin kompetitif, berbagai cara dilakukan perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Persaingan sekarang menuntut produk bermutu, pengiriman
tepat waktu, layanan cepat, purna jual memuaskan, harga bersaing, dan lain
sebagainya. Untuk itu dibutuhkan keunggulan manajemen perusahaan untuk
mengelola bisnis dengan ketajaman daya saing yang harus dibangun secara
sistematis. Perubahan selalu terjadi, kecepatan perubahan tersebut harus
diimbangi dengan kesiapan manusia, sistem manajemen, kepemimpinan serta
informasi yang cepat. Salah satu faktor keberhasilan Cina menjadi pusat produksi
dunia adalah karena faktor mentalitas dan motivasi kerja yang luar biasa sehingga
mereka mempunyai produktivitas kerja yang tinggi. Mereka bekerja bukan diukur
oleh jam kerja melainkan oleh output yang harus mereka hasilkan. Berbeda
dengan faktor produktivitas Indonesia yang diukur oleh jam kerja. Indonesia dapat
meningkatkan nilai unggul jika produktivitas jam kerja sebanding dengan
target/output yang dihasilkan. Tentunya dibutuhkan motivasi dan arahan dari
pemimpin agar terciptanya produktivitas dan kinerja yang tinggi dari karyawan.
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).
Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah kinerja
berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pemimpin perlu
mempertimbangkan upaya untuk meningkatkan kinerja karyawannya agar bekerja
dengan baik. Apabila kinerja karyawan rendah maka produktivitas karyawan akan
menyusut seakan-akan kemampuan yang mereka miliki rendah. Kinerja dan
pembangkitan kinerja merupakan sebuah fungsi manajemen yang penting untuk
dilakukan.
Pada dasarnya, dalam suatu perusahaan kepemimpinan merupakan salah
satu faktor penting. Gaya kepemimpinan dapat memberikan hubungan positif
dengan kinerja karyawan, karena dengan gaya kepemimpinan yang baik maka
produktivitas atau kinerja karyawan untuk bekerja akan semakin baik pula.
2
Pimpinan yang merencanakan, menginformasikan, membuat dan mengevaluasi
berbagai keputusan yang harus dilaksanakan dalam organisasi tersebut sehingga
gaya kepemimpinan yang diterapkan harus sesuai. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan sikap, gaya, dan perilaku pimpinan sangat berpengaruh
terhadap kinerja karyawan yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.
Kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh kepribadian seorang pemimpin.
Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang
usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan
karyawannya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak
hal, yang salah satunya adalah gaya kepemimpinan yang berjalan dalam
perusahaan tersebut. Salah satu peranan pemimpin yang krusial dalam organisasi
adalah memberikan rasa puas dengan pekerjaannya, memotivasi dan memberikan
dorongan kepada karyawannya sehingga tercipta kinerja yang diharapkan oleh
perusahaan. Dalam melakukan peranan ini tiap pemimpin mempunyai pendekatan
perilaku tersendiri, yang tercermin dalam gaya kepemimpinan yang digunakan.
Ketidaksesuaian gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat berpengaruh terhadap
turunnya kepuasan kerja dan motivasi karyawan sehingga akan mengakibatkan
penurunan kinerja karyawan.
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan
perilaku organisasinya (Nawawi 2003). Gaya kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja
secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu 2000). Banyak
penelitian menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan baik dalam
organisasi non bisnis maupun organisasi bisnis merupakan keterampilan ilmu dan
juga seni bagi pemimpin sehingga bila teori ini diramu dalam aplikasi
kepemimpinan bisnis dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan organisasi atau
perusahaan tersebut. Menurut Kerlinger dan Padhazur, dalam Randhita (2009)
menyatakan bahwa, “… Faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat
penting dalam meningkatkan kinerja karyawan karena kepemimpinan yang efektif
memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi…”. Artinya disini bahwa pemimpin adalah sebagai
contoh teladan, semakin baik pemimpin memimpin bawahannya akan
mempengaruhi karyawannya untuk bekerja dengan baik, namun sebaliknya
apabila pemimpin buruk dalam mencontohkan bagaimana memimpin bawahannya
maka akan memberikan efek buruk karyawannya dalam bekerja. Pendapat di atas
juga dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan berhubungan positif oleh model
atau gaya kepemimpinan bisnis, semakin baik dan tepat gaya kepemimpinan
bisnis yang diterapkan oleh pemimpin berarti semakin baik pula kinerja karyawan
dan perusahaan. Kesimpulan ini mengisyaratkan bahwa perusahaan yang berhasil
dalam pencapaian tujuan perusahaanya adalah bergantung pada pemimpinnya dan
bagaimana memimpinnya, secara zhahiriyah untuk mengetahui kebenaran
pendapat tersebut maka perlu dianalisa bagaimana gaya pemimpin yang
diterapkan dalam suatu sistem manajemen perusahaan sehingga mampu
berhubungan positif dengan kinerja karyawan.
Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan
pengaruh (kharisma) dan memotivasi individu atau kelompok kerja untuk
mencapai tujuan organisasi. Kemampuan pemimpin dalam organisasi bisnis
3
dalam mempengaruhi karyawannya akan menentukan cara yang digunakan oleh
karyawannya itu sendiri dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di
suatu organisasi bisnis atau perusahaan. Hal ini didasari pada argumen bahwa
seorang pemimpin bisnis memiliki otoritas atau kewenangan dalam
merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi perilaku
karyawannya agar sesuai arahan atau sistem di perusahaan tersebut sehingga dapat
mencapai tujuan perusahaan dengan nyata.
PT Sayuran Siap Saji merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang
agribisnis khususnya komoditas sayuran segar dengan teknologi fresh cut.
Sayuran segar yang diproduksi diantaranya beberapa jenis sawi, wortel, caisim,
lettuce, brokoli, kembang kol, onion, paprika, tomat dan masih banyak lagi.
Selama ini hasil sayuran tersebut biasa dipasarkan kepada restoran besar di
Indonesia. Perusahaan tidak hanya memasarkan produknya di Indonesia, PT
Sayuran Siap Saji telah mencapai pasar international seperti Hongkong, Taiwan
dan Jepang. Demi mencapai kualitas standar internasional, perusahaan melakukan
kerjasama dengan PT HESSING yaitu perusahaan asing dari Belanda untuk
membantu dalam bidang teknologi fresh cut. Selama beroperasi, perusahaan
selalu menerapkan standar kualitas tinggi demi meningkatkan kualitas produk
agar mampu bersaing dengan produk nasional dan internasional lainnya.
Spesifikasi produk ditentukan oleh standar International sehingga PT Sayuran
Siap Saji diwajibkan untuk memberikan hasil kerja diminta sesuai dengan standar
kebersihan, kesegaran dan kualitas. Demi mencapai kualitas produk yang
ditetapkan sesuai standar, sehingga kinerja karyawan pada divisi quality control
& operation sangat berpengaruh dalam pencapaian kualitas produk. Kinerja
karyawan yang baik tercipta dari rasa kepuasan kerja dan motivasi yang
didapatkan selama bekerja. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang tepat, maka
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab akan memudahkan tugas pemimpin
dalam peningkatan kinerja karyawan.
Gaya kepemimpinan dalam mengelola sumber daya manusia dalam suatu
unit kerja akan berhubungan pada perilaku kerja yang diindikasikan dengan
peningkatan atau penurunan kinerja karyawan itu sendiri, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Seorang pemimpin
juga harus mampu menciptakan komitmen organisasi pada karyawannya dengan
menanamkan visi, misi, dan tujuan dengan baik untuk membangun loyalitas dan
kepercayaan dari karyawannya. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan pemimpin
dalam menjalankan perannya sangat dibutuhkan dalam peningkatan kinerja
karyawan. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan telaah ilmiah yang berjudul
Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality
Control & Operation.
Perumusan Masalah
PT Sayuran Siap Saji merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
agribisnis khususnya komoditas sayuran, tepatnya sebagai produsen dan trading
company di bidang sayuran. Pada awalnya PT Sayuran Siap Saji merupakan anak
dari perusahaan PT Saung Miwan. PT Sayuran Siap Saji memiliki dua anak
perusahaan yang terdiri dari PT Mira Flora yang berfokus pada budidaya bunga
krisan dan PT Sayuran Siap Saji yang berfokus pada produk sayuran segar (Fresh
VegeTabels Product). Seiring berjalannya waktu, terjadi kekacauan pada PT
4
Sayuran Siap Saji yang menyebabkan dua perusahaan didalamnya yaitu PT
Sayuran Siap Saji dan PT Mira Flora dijual ke pihak lain. PT Sayuran Siap Saji
menjadi perusahaan satu-satunya yang dipertahankan pemilik usaha, karena
dinilai memiliki potensi besar di Indonesia untuk kedepannya. PT Sayuran Siap
Saji sangat diharapkan mampu menjadi perusahaan yang dapat menciptakan
produk berkualitas dan berdaya saing tinggi. Dalam pengembangan produk, PT
Sayuran Siap Saji menyebarkan produk ke beberapa restoran besar di Indonesia
seperti Mc. Donald, Bakmi GM, 7eleven, A&W, Burger King, dan Domino Pizza.
Didukung dengan tenaga kerja terlatih serta dibantu dengan alat-alat dan mesin
yang memadai, PT Sayuran Siap Saji mampu menjalin kerjasama dengan
beberapa restoran besar di Indonesia. Karena tingginya permintaan dari restoran
tersebut untuk memesan jenis sayuran yang berkualitas dan sesuai standar
intersasional, maka karyawan PT Sayuran Siap Saji khususnya divisi quality
control & operation diberikan bimbingan untuk proses penyusunan produk sesuai
standar yang telah ditetapkan. Divisi quality control & operation merupakan
divisi yang paling berpengaruh terhadap hasil akhir produk.
Produk sayuran yang dihasilkan PT Sayuran Siap Saji menggunakan
teknologi fresh cut. Teknik pengolahan fresh cut merupakan produk unggulan
yang kini sedang di usahakan oleh PT Sayuran Siap Saji, sekaligus menjadi nilai
unggul diantara produk yang dikembangkan oleh perusahaan lain. Fresh cut
merupakan teknik untuk menghasilkan berbagai produk sayuran yang praktis dan
dapat langsung di konsumsi atau diolah menjadi suatu masakan. Teknik
pengolahan fresh cut juga merupakan permintaan dari beberapa restoran besar
yang menginginkan sayuran dengan menggunakan teknologi fresh cut hal tersebut
didasarkan karena dengan menggunakan teknik pengolahan tersebut maka hasil
produk yang dihasilkan akan lebih berkualitas, sehingga perusahaan
menggunakan teknik fresh cut untuk menghasilkan produk sesuai permintaan
konsumen. Kepuasan konsumen menjadi faktor kunci dalam keberhasilan
pengembangan usaha, tidak terkecuali usaha penyedia jasa dan pangan.
Obyek pada penelitian ini adalah PT Sayuran Siap Saji area Megamendung
Bogor. Perusahaan ini merupakan pengelompokan kerja dalam beberapa unit
divisi kerja. Usaha ini merupakan usaha mandiri yang dipimpin oleh Ir. Tatang
Hadinata selaku Direktur utama PT Sayuran Siap Saji. PT Sayuran Siap Saji
memiliki tenaga kerja sebanyak 58 orang. Status karyawan juga beragam mulai
dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja lepas atau harian. Setiap divisi dikepalai
oleh satu orang pemimpin yang bertanggung jawab dalam divisi tersebut. Setiap
kepala divisi tersebut menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda
dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala divisi. Divisi quality control &
operation memiliki karyawan yang paling banyak diantara divisi lain, karena
divisi ini memiliki alur dan kegiatan pekerjaan yang paling banyak dan
merupakan divisi yang paling berpengaruh terhadap hasil produk yang sampai
ditangan konsumen sehingga kinerja karyawan dalam divisi ini sangat diharapkan
mampu menghasilkan produk sesuai standar dan harapan perusahaan. Hasil
produk yang diterima konsumen akan berpengaruh dengan kepuasan konsumen,
kepuasan konsumen merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan sehingga
kualitas hasil produk sangat diharapkan mampu menghasilkan produk sesuai
standar. Pentingnya hasil produk yang dihasilkan sehingga peneliti memfokuskan
untuk meneliti gaya kepemimpinan bisnis divisi quality control & operation,
karena hasil kerja divisi tersebut yang akan mempengaruhi hasil produk yang
5
diterima konsumen. Hasil produk yang dihasilkan tergantung dari kinerja
karyawan, agar mampu mencetak kinerja karyawan yang baik maka dibutuhkan
seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi bawahannya agar tetap bekerja
dengan baik dan mampu mencapai tujuan perusahaan yaitu menciptakan produk
yang berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan .
Karyawan pada PT Sayuran Siap Saji menjadi ujung tombak untuk
mencapai tujuan perusahaan. Mereka bekerja berdasarkan permintaan konsumen
setiap harinya, mereka memiliki jam kerja yang dibagi menjadi dua shift, shift
pertama mulai dari jam 08.00-14.00 WIB, shift kedua mulai pukul 14.00-19.00
WIB hari kerja yaitu senin sampai sabtu. Mengingat karyawan divisi quality
control & operation adalah ujung tombak perusahaan, maka seorang pemimpin
tentunya harus bisa mempengaruhi seluruh karyawannya untuk mempunyai
optimisme yang lebih besar, rasa percaya diri, serta komitmen kepada tujuan dan
misi perusahaan. Peran seorang pemimpin adalah menciptakan semangat dan
gairah kerja seluruh karyawannya. pemimpin harus bisa menyampaikan tugas dan
target dengan jelas, menjadi teladan dan inspirasi, menciptakan suasana kerja
yang nyaman, menyenangkan, menerima keluhan dan berdiskusi, memberi
otonomi dan memotivasi karyawan-karyawannya untuk terus maju. Dengan
demikian pemimpin mampu mencetak karyawan yang kreatif, mencintai
pekerjaanya serta loyal terhadap perusahaan. Pemimpin seperti ini akan dapat
mengontrol bagaimana kinerja para karyawannya serta mampu menanggulangi
berbagai hambatannya. Seorang pemimpin harus dapat memahami permasalahan
individu, menumbuhkan kepercayaan dari pengikutnya, memberikan wawasan
dan mejadi teladan yang akan berpengaruh positif terhadap perilaku kerja
karyawan. Selain itu, komitmen organisasi sekarang ini juga mendapat perhatian
lebih karena memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku kerja karyawan
yang dapat dilihat dari hasil kinerja karyawan. Pemimpin harus mampu
memahami kebutuhan setiap karyawannya, memotivasi serta melakukan
pemberdayaan secara tepat, sehingga akan sejalan dengan pembentukan komitmen
organisasi karyawannya. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang tepat dan
didukung komitmen organisasi yang kuat dari para karyawan diharapkan dapat
berhubungan positif dengan kinerja karyawan.
Berdasarkan fakta yang terjadi, dapat diketahui bahwa permasalahan sumber
daya manusia dalam organisasi pada dasarnya merupakan masalah yang rumit
karena menyangkut masalah individu. Setiap individu mempunyai kebutuhan dan
keinginan yang berbeda-beda, tidak banyak orang yang mendapatkan kepuasan
atas kompensasi dan penghargaan yang mereka harapkan, tidak banyak pula orang
yang mempunyai kesempatan mengekspresikan diri dan merasakan kebebasan
atas kendali yang dinikmati saat dia bekerja. Permasalahan-permasalahan individu
dalam organisasi seperti itulah yang harus menjadi perhatian dari seorang
pemimpin. Kepemimpinan yang efektif sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan
yang
kerap
terjadi
dalam
sebuah
organisasi/perusahaan, yaitu pemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan
penting yang terkandung dalam individu atau kelompok. Fleksibilitas pemimpin
dalam pendekatan terhadap masalah-masalah individu ini nantinya dapat menjadi
dasar untuk mengoptimalkan kinerja serta merancang sistem organisasi yang lebih
baik.
Penelitian lebih membahas tentang gaya kepemimpinan divisi quality
control & operation yang diterapkan pada PT Sayuran Siap Saji, sebagai dasar
6
untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan serta bagaimana
hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan yang dihasilkan
pada PT Sayuran Siap Saji apakah berhubungan positif atau negative dengan
kinerja karyawan. Ini penting karena melihat PT Sayuran Siap Saji adalah
perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1980 dan pernah mengalami pasang
surut dalam segi penjualan.
Begitu pentingnya kajian tentang hubungan gaya kepemimpinan bisnis
dengan kinerja karyawan divisi quality control & operation pada PT Sayuran Siap
Saji ini sehingga menjadi rumusan masalah yang kemudian diangkat menjadi
judul atau topik dalam penelitian ini. Dari uraian tersebut di atas maka dapat
disimpulkan bahwa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala divisi quality control
& operation pada PT Sayuran Siap Saji dalam menjalankan bisnisnya ?
2. Bagaimana hubungan antara gaya kepemimpinan bisnis yang diterapkan
dengan kinerja karyawan divisi quality control & operation pada PT Sayuran
Siap Saji ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi gaya kepemimpinan divisi quality control & operation
yang diterapkan pada PT Sayuran Siap Saji
2.
Menganalisis hubungan antara gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja
karyawan divisi quality control & operation pada PT Sayuran Siap Saji
Ruang Lingkup
Penelitian ini secara umum membahas tentang kepemimpinan melalui teoriteori dan aplikasi (praktek) tentang kepemimpinan bisnis dari sumber-sumber atau
literatur yang ada baik tentang kepemimpinan secara umum dan juga tentang
kepemimpinan bisnis secara khusus. Sumber-sumber atau literatur yang dikupas
pada bahasan di dalam penelitian ini berasal dari buku, skripsi, tesis, disertasi
maupun literatur lainnya baik dari dalam maupun luar negeri. Penjabaran secara
sempit maupun luas diketengahkan pada konsep-konsep kepemimpinan ini
dengan pandangan teoritik dari berbagai sumber dan juga pandangan yang bersifat
subjektif dari peneliti. Pengujian kuantitatif akan dilakukan guna mendukung
judgment agar lebih komplit, general dan representatif.
Pengujian kuantitatif bertujuan untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan
bisnis dan kinerja karyawan yang akan diinterpretasikan dengan hubungan
korelasi antara gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja karyawan yang akan
dianalisis dengan uji korelasi signifikansi Rank Spearman. Lingkup yang akan
diketengahkan secara khusus adalah tentang gaya kepemimpinan bisnis yang
diterapkan kepala divisi quality control & operation PT Sayuran Siap Saji yang
secara langsung berhubungan dengan kinerja karyawan divisi quality control &
operation.
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Sayuran Siap Saji yang terletak di Jl.
Cikopo Selatan No.134 Megamendung Kabupaten Bogor. Analisis tentang gaya
7
kepemimpinan ini dipilih karena merupakan analisis yang paling berperan dalam
hasil produk perusahaan. Penelitian ini berdasarkan sudut pandang karyawan
(responden).
TINJAUAN PUSTAKA
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Kepemimpinan yaitu kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok dalam pencapaian tujuan. Kepemimpinan merupakan proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan
anggota kelompok (Robbins 2005). Kepemimpinan menurut Dwight D.
Eisenhower dalam Conlow (2003) adalah kemampuan membuat keputusan
mengenai apa yang harus dilakukan dan membuat orang lain mau melakukannya.
Kepemimpinan dibutuhkan oleh manusia karena adanya keterbatasan dan
kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Disatu pihak manusia terbatas
kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang yang mempunyai
kelebihan kemampuan untuk memimpin (Thoha 2004).
Pemimpin mempunyai peran strategis dalam proses pemberdayaan sebagai
agen perubahan, karena dalam pemberdayaan ada proses distribusi kekuasaan.
Tanggung jawab dari seorang pimpinan adalah untuk mendorong kelompok ke
arah pencapaian tujuan-tujuan yang bermanfaat. Anggota-anggota kelompok perlu
merasakan bahwa mereka memiliki sesuatu yang bermanfaat yang harus
dilakukan dan sesuatu yang dapat dilakukan. Keberhasilan seorang pimpinan
bergantung kepada gaya atau cara bagaimana pimpinan memimpin bawahannya
melalui prilaku yang ditunjukkan dalam sikap dan perbuatannya serta dari aturanaturan yang diterapkan pada organisasi dimana ia memimpin (Mujiatun 2011)
Tri (2005) menyatakan dalam skripsinya bahwa seorang karyawan akan
memiliki kinerja yang baik jika memiliki kepuasan kerja dan motivasi cukup
dalam melakukan pekerjaannya. Kepuasan kerja dan motivasi karyawan akan
muncul karena adanya faktor internal dan faktor eksternal. Kepemimpinan di
perusahaan merupakan faktor yang sangat penting dalam peningkatan kinerja
karyawan sehingga seorang pemimpin dapat memerankan gaya kepemimpinan
yang sesuai dengan karyawannya agar dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja karyawannya.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan ciri yang terdapat pada seorang pemimpin
untuk mempengaruhi perilaku bawahannya, agar mau bekerja sama dan bekerja
secara produktif untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemimpin perusahaan dalam
melaksanakan fungsi kepemimpinannya tidak terlepas dari gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dalam sebuah
perusahaan akan menentukan keberhasilannya dalam menjalankan fungsi
kepemimpinannya. Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan kondisi perusahaan dan karyawannya, akan menciptakan suasana yang
8
kondusif bagi lingkungan tempat kerjanya. Hal ini akan menyebabkan timbulnya
perasaan senangdan puas dari dalam diri karyawan untuk dapat bekerja dengan
giat, sehingga karyawan akan termotivasi untuk melakukan pekerjaannya. Dengan
demikian kinerja kerja karyawan akan meningkat (Abdilah 2011).
Setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda serta
diperlukan juga cara mengelola yang berbeda karena banyaknya perbedaan pada
setiap individu seperti perbedaan usia, jenis pekerjaan, jabatan/posisi, latar
belakang pendidikan, status keluarga, serta perbedaan status sosial lainnya. Hal
tersebut akan berhubungan dengan prestasi yang dicapai oleh tiap individu
terhadap ketepatan atau ketidaktepatan dalam melaksanakan tanggung jawabnya
sehingga pada akhirnya akan berdampak terhadap tujuan akhir perusahaan.
Sampai seberapa jauh gaya kepemimpinan tersebut mempengaruhi pencapaian
prestasi kerja karyawan perlu diteliti dan dikaji lebih lanjut (Ryani 2007).
Menurut (Aurora 2009) karakteristik menjadi hal yang menentukan gaya
kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin. Pemimpin membentuk
gaya kepemimpinan mereka dalam periode waktu tertentu melalui pengalaman,
pendidikan, dan pelatihan. Pemimpin seharusnya mampu melayani kepentingan
anggotanya dengan setiap gaya atau metode kepemimpinan yang diterapkannya.
Pemimpin harus fleksibel dalam pemahaman segala potensi yang dimiliki
oleh individu dan berbagai permasalahan yang dihadapai karyawannya. Dengan
melakukan pendekatan tersebut, pemimpin dapat menerapkan segala peraturan
dan kebijakan organisasi serta melimpahkan tugas dan tanggung jawab dengan
tepat. Hal ini sejalan dengan usaha untuk menumbuhkan komitmen organisasi dari
diri karyawan. Sehingga pemimpin nantinya dapat meningkatkan kepuasan
karyawan terhadap pekerjaannya serta dapat meningkatkan motivasi dan kinerja
karyawan dengan lebih efektif. Pada dasarnya karyawan yang puas terhadap
pekerjaanya akan cenderung memiliki motivasi dan kinerja yang tinggi pula. Hasil
penelitian diperoleh bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong
dengan teman kerja serta penyelia adalah sangat penting dan memiliki hubungan
kuat dengan kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan keadaan tempat kerja
serta jenis pekerjaan. (Baihaqi 2010). Pendapat dari Abdilah dan Suganda (2011)
dalam penelitiannya, kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja
yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi, dan
dikatakan buruk jika sebaliknya. Kinerja yang dihasilkan karyawan bersumber
dari kepuasan kerja dan motivasi karyawan. Semakin tinggi tingkat kepuasan dan
motivasi karyawan maka akan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Kinerja karyawan erat kaitannya dengan penilaian kinerja, untuk itu penilaian
kinerja karyawan perlu dilakukan oleh suatu organisasi. Penilaian kinerja
(performance evaluation) yaitu proses untuk mengukur atau mengevaluasi hasil
pekerjaan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi.
Dengan kata lain penilaian kinerja ditentukan oleh hasil kegiatan sumber daya
manusia (SDM) dengan standar kinerja yang telah ditetapkan organisasi
sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Artinya,
semakin baik gaya kepemimpinan yang diterapkan semakin baik pula kinerja yang
dihasilkan oleh karyawannya begitu pula sebaliknya.
9
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka teoritis adalah gambaran bagaimana atau hal apa yang menjadi
konsep dalam penelitian yang dilakukan dan dari mana sumbernya. Konsep ini
berupa kutipan yang diambil dari literatur yang diketengahkan oleh peneliti dan
juga bahasan dari pandangan atau pemikiran secara subjektif dari bahasan yang
diteliti.
Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan keniscayaan yang telah didapatkan sejak
manusia terlahir ke dunia. Kepemimpinan memegang peranan yang sangat
penting dalam manajemen organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena
adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari sinilah timbul
kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam
ciri-ciri individual, kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi,
kedudukan dalam oragnisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan dengan antusias (David & Keith 1985). Menurut Rivai (2004),
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada
pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Sentono (2001) menyatakan yang dimaksud dengan kepemimpinan
adalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan,
tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu.
Menjadi pemimpin tidak bisa terjadi seketika, tetapi membutuhkan
perjalanan yang tidak singkat. Bennis et al. (1995), memberikan pandangan secara
umum tentang kepemimpinan. Dia mengatakan bahwaproses menjadi pemimpin
identik dengan proses menjadi manusia seutuhnya Jalur yang harus ditempuh
pemimpin sebagai orang yang berfungsi sepenuhnya melalui sejumlah
kebijaksanaan berikut: (1) Kepemimpinan pada umumnya didefinisikan sebagai
suatu pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan
bertindak secara sukarela menuju pencapaian tujuan kelompok. (2) Pengaruh ini
ditimbulkan melalui hubungan pribadi yang efektif antara pemimpin dan
pengikut. Hubungan ini akan mendongkrak pengikut menjadi pribadi yang lebih
baik. Pendapat dari Siagian (2010) menyatakan bahwa, telah terjadi dikotomi
mengenai pendapat tentang teori kepemimpinan. Madzhab pertama mengatakan
bahwa pemimpin itu merupakan titisan atau bakat yang melekat semenjak
seseorang tersebut dilahirkan (leaders are born). Kecendrungannya bahwa
seseorang tersebut akan menjadi pemimpin yang efektif dikarenakan memang
bakat-bakat kepemimpinan yang alamiah. Sedangkan madzhab kedua berpendapat
bahwa pemimpin itu dapat dibentuk atau ditempa (leaders are made).
Kecendrungannya bahwa siapapun dia, dapat menjadi pemimpin yang efektif jika
seseorang tersebut mendapat pendidikan (teoritical) dan pelatihan (practical)
tentang kepemimpinan. Secara garis besar, pendapat yang dapat disimpulkan
bahwa untuk menjadi pemimpin yang efektif dibutuhkan tiga unsur yaitu :
1.
Memiliki bakat kepemimpinan secara alamiah
2.
Memiliki kesempatan menjadi pemimpin
10
3.
Mendapat pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
Sejalan dengan pendapat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sederhana
bahwa modal memiliki bakat pemimpin saja tidaklah cukup, perlu adanya
penempaan atau pembentukan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang
kemudian ditambah lagi dengan memiliki kesempatan untuk terjun langsung
sebagai pemimpin. Apabila ketiga unsur ini dimiliki oleh seseorang, maka ini
merupakan kesempurnaan atau keidealisan untuk menjadi seorang pemimpin.
Menurut jenis variabel kunci yang digunakan, teori dan riset
kepemimpimpinan digolongkan kedalam empat pendekatan yaitu:
1.
Pendekatan ciri atau sifat.
Pendekatan paling awal ini menekankan pada sifat pemimpin-seperti
kepribadian, motivasi, nilai dan keterampilan yang menentukan efektivitas
pemimpin. Asumsi yang digunakan beberapa orang mempunyai bakat
memimpin yang tercermin dari ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh orang
lain.Pendekatan ciri berusaha menemukan berbagai ciri yang menjamin
keberhasilan kepemimpinan.
2.
Pendekatan perilaku
Pendekatan yg muncul akibat ketidakpuasan terhadap pendekatan ciri ini,
lebih menekankan pada apa yang senyatanya dilakukan oleh manajer dalam
pekerjaannya dan bagaimana cara melakukannya.Apa yang senyatanya
dilakukan oleh pemimpin. Perhatiannya pada pola aktivitas, fungsi spesifik
dari pekerjaan seorang manajer. Ini menghasilkan konsep tentang peran
manajer. Bagaimana cara pemimpin melakukannya. Perhatian pada upaya
identifikasi perilaku pemimpin yang efektif. Ini menghasilkan konsep
tentang gaya kepemimpinan.
3.
Pendekatan kekuasaan pengaruh
Pendekatan ini mefokuskan pada penelitian utk menguji proses pengaruh
yang terjadi antara pemimpin dengan pengikutnya. Penelitian dilakukan
untuk menjelaskan efektivitas kepemimpinan berdasarkan jumlah dan jenis
kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin, dan bagaimana kekuasaan itu
digunakan. Kekuasaan dilihat sebagai sesuatu yang penting bukan saja
untuk mempengaruhi bawahan tetapi juga mempengaruhi siapa saja yang
dapat memberikan dukungan atas tercapainya tujuan, seperti rekan kerja,
atasan, pemasok, dsb.
Para ahli manajemen berpendapat bahwa kepemimpinan sebagai suatu
konsep manajemen didalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan
strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam kehidupan
kelompok. Mempunyai kedudukan strategis karena kepemimpinan merupakan
titik sentra dan dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi. Sehingga
kepemimpinan mempunyai peranan sentral di dalam menentukan dinamika
sumber-sumber yang ada. Disamping kedudukannya yang strategis,
kepemimpinan mutlak diperlukan, di mana terjadi interaksi kerja sama antara dua
orang atau lebih dalam mencapai tujuan organisasi. Itulah sebabnya dikatakan
bahwa kepemimpinan merupakan gejala sosial dan selalu diperlukan dalam
organisasi. Kepemimpinan sebagai konsep manajemen seperti dikemukakan oleh
Ralph M. Stogdill (1974) dapat di rumuskan ke dalam berbagai macam definisi,
bergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Disebutkan bahwa, kepemimpinan
adalah:
11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham. Ini
berarti bahwa setiap pemimpin (leader) melalui kerja sama yang sebaikbaiknya harus mampu membuat para bawahan mencapai hasil yang telah
ditetapkan. Peranan pemimpin memberikan dorongan terhadap bawahan
untuk mengerjakan apa yang dikehendaki pemimpin. Oleh karena itu,
kepemimpinan adalah suatu seni bagaimana membuat orang lain mengikuti
serangkaian tindakan dalam mencapai tujuan.
Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persusasi dan inspirasi. (leadership as
a form of persuation). Kepemimpinan adalah suatu kemampuan
mempengaruhi orang lain yang dilakukan bukan melaluui paksaan
melainkan himbauan dan persuasi.
Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh
(leadership as a personality and its effects). Kepribadian dapat diartikan
sebagai sifat-sifat dan watak yang dimiliki oleh pemimpin yang
menunjukkan keungguan, sehingga menyebabkan pemimpin tersebut
memiliki pengaruh terhadap bawahan.
Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku (leadership as act or
behavior). Kepemimpinan dalam arti ini digambarkan sebagai serangkaian
perilaku seseorang yang mengarahkan kegiatan-kegiatan bersama. Dari
serangkaian perilaku tersebut dapat berupa menilai anggota kelompok,
menentukan hubungan kerja sama, mampu memperhatikan kepentingan
bawahan, dan sebagainya.
Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan kelompok
(leadership as a focus of group processes). Kepemimpinan sebagai titik
sentral, sebab dalam kehidupan organisasi dari kepemimpinan diharapkan
kahir berbagai gagasan baru, yang memberikan dorongan lahirnya
perubahan, kegiatan dan seluruh proses kegiatan kelompok. Oleh karena itu,
kepemimpinan tidak dapat dipisahkan daripada kehidupan kelompok dan
menduduki posisi tertinggi dalam kehidupan kelompok dalam menentukan
struktur kelompok, suasana kelompok dan aktivitas kelompok.
Kepemimpinan merupakan hubungan kekuatan dan kekuasaan (leadership
as a power relatiion). Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan
sekelompok orang, hubungan antara yang memimpin dan yang dipimpin,
dimana hubungan tersebut mencerminkan seseorang atau sekelompok orang
yang berperilaku karena akibat adanya kewibawaan/kekuasaan yang ada
pada orang yang memimpin. Dan dalam hubungan ini orang yang
memimpin lebih banyak mempengaruhi daripada yang dipengaruhi.
Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan (leadership as an
instrument of goal achievement). Dalam hubungan ini pemimpin merupakan
seseorang yang memiliki suatu program dan yang berperilaku secara
bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan
cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan
sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi (leadership as an effect of
interaction). Kepemimpinan sebagai suatu proses sosial, merupakan
hubungan antar pribadi, dimana pihak lain mengadakan penyesuaian. Suatu
proses dimana saling mendorong dalam mencapai tujuan bersama. Jadi,
12
9.
10.
kepemimpinan bukan merupakan sebab melainkan sebagai akibat atau hasil
daripada perilaku kelompok. Kepemimpinan timbul dari proses interaksi
kelompok itu sendiri. Kepemimpinan adalah benar, apabila diakui dan
didukung oleh anggota kelompok.
Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan (leadership as a
differentiated role). Dalam kehidupan organisasi masing-masing anggota
mempunyai peranan yang berbeda-beda. Dalam pencapaian tujuan anggota
kelompok mempunyai sumbangan yang berbeda-beda. Demikian pula
kepemimpinan yang muncul sebagai akibat interaksi dalam kehidupan
organisasi, karena kelebihan-kelebihan dan sumbangannya dia diangkat
peranannya sebagai pemimpin. Sejauh seseorang dipandang oleh anggotaanggota ain sebagai sumber yang dapat memberikan sumbangan yang tidak
dapat diabaikan, ia akan diangkat dan diakui sebagai pemimpin.
Kepemimpinan adalah sebagai inisiasi struktur (leadership as the initiation
of structure). Kepemimpinan jangan dipandang sebagai jabatan pasif,
melainkan harus berperan sebagai suatu jabatan yang terlibat dalam suatu
tindakan memenuhi pembentukan struktur dalam interaksi, sebagai bagian
dari proses pemecahan masalah bersama.
Dari berbagai macam definisi diatas, dikemukakan bahwa timbul
kesepakatan diantara para ahli manajemen, bahwa akhirnya kepemimpinan dapat
di definisikan sebagai berikut:
„‟...that leadership is the process of influencing the activities of an individua or a
group in efforts toward goal achievement in a given situation.’’
Kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan
seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan di dalam suatu situasi
tertentu. Jadi, berdasarkan definisi tersebut, bahwa kepemimpinan itu akan terjadi
apabila di dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi perilaku orang lain baik
secara perseorangan atau kelompok. Oleh karena itu, kepemimpinan sebagai suatu
proses dirumuskan sebagai berikut:
L = f (l, f, s)
Keterangan:
L = leadership
s = situation
f = function
Apabila rumus tersebut diterjemahkan secara bebas :
l = leader
f = follower
K = f (p, b, s)
Kepemimpinan (K) adalah berfungsinya (f), pemimpin (p), bawahan (b) di dalam
sutuasi tertentu (s).
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu
perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut
kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk
suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini
13
sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang
menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang
dipersepsikan atau diacu oleh bawahan. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat,
ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola
tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan
tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan 2002).
Sedangkan menurut Ralph M. Stogdill (1974) didefinisikan sebagai sarana
pencapaian tujuan yang dimaksudkan dalam hubungan ini pemimpin merupakan
seseorang yang me miliki suatu program dan yang berperilaku secara bersamasama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya
tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik
yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan”. Gaya kepemimpinan menurut Stogdill (1974) yaitu
sebagai berikut:
1
Kepemimpinan Otorkratik (Autocratic Leadership)
Otokrat berasal kata autos = sendiri; dan kratos = kekuasaan, kekuatan. Jadi
otokrat berarti: penguasa absolut. Kepemimpinan otokratis itu mendasarkan
diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya
sealu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one-man show. Dia
berambisi sekali untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan
ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah
diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus
diakukan. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan
atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri. Sikap dan prinsip-prinsipnya
sangat konservatif /kuno dan ketat-kaku. Dengan keras dia mempertahankan
prinsip-prinsip business, efektivitas, efisiensi, dan hal-hal yang zakelijk.
Maka anthoritative itu disebut sebagai ketat-kaku berorientasi pada struktur
dan tugas-tugas. Pemimpin mau bersikap „baik‟ terhadap bawahan, asal
bawahan tadi bersedia patuh secara mutlak, dan menyadari tempatnya
sendiri-sendiri. Ciri-ciri gaya otoriter adalah sebagai berikut:
a.
Wewenang mutlak terpusat pada atasan
b.
Keputusan dan kebijakan dibuat oleh pimpinan tanpa konsultasi
dengan karyawan
c.
Komunikasi berlangsung satu arah
d.
Pengawasan dilakukan secara ketat
e.
Lebih banyak kritik daripada pujian
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN BISNIS DENGAN
KINERJA KARYAWAN DIVISI QUALITY CONTROL &
OPERATION PADA PT SAYURAN SIAP SAJI
MEGAMENDUNG BOGOR
NUHRIA AYUNING CAHYANI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSITUT PERTANIAN BOGOR
2015
2
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Gaya
Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality Control &
Operation pada PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Nuhria Ayuning Cahyani
NIM H34134068
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB
harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
3
ABSTRAK
NUHRIA AYUNING CAHYANI. Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan
Kinerja Karyawan Divisi Quality Control & Operation pada PT Sayuran Siap Saji
Megamendung Bogor. Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan.
Kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya organisasi dan
kelangsungan hidupnya. Gaya kepemimpinan dapat memberikan hubungan positif
dengan kinerja karyawan, karena dengan gaya kepemimpinan yang baik maka
produktivitas atau kinerja karyawan untuk bekerja akan semakin baik pula.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan bisnis
yang diterapkan perusahaan PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor,
menganalisis bagaimana hubungan gaya kepemimpinan bisnis tersebut dengan
kinerja karyawan divisi quality control & operation dari aspek kualitas, kuantitas,
kreativitas, kedisiplinan dan tanggung jawab. Kemudian terakhir menganalisis
gaya kepemimpinan bisnis yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan
divisi quality control & operation baik dari aspek kualitas, kuantitas, kreativitas,
kedisiplinan dan tanggung jawab. Dalam pembuktian secara kuantitatif terdapat
hubungan positif antara gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja karyawan
divisi quality control & operation pada PT Sayuran Siap Saji Megamendung
Bogor.
Kata kunci: gaya kepemimpinan, karyawan, kinerja
ABSTRACT
NUHRIA AYUNING CAHYANI. Business Leadership Style Relationship with
Employee Performance Quality Control & Operation Division. Supervised by
WAHYU BUDI PRIATNA.
Leadership is the one of important factor in a company. Leadership style can
provide a positive relationship with the employee's performance, because with the
good leadership style, the productivity or performance of the employee's will be
better. The purpose of this study is to identify the business leadership style applied
by the company PT Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor, analyzing how the
leadership style relationship with the employee's performance division of quality
control and operation of the aspects of quality, quantity, creativity, discipline and
responsibilities. Then lastly analyze the style of the most influential business
leadership to employee performance and operation division of quality control both
from the aspect of quality, quantity, creativity, discipline and responsibilities. In
quantitative proof there is a positive relationship between the business leadership
style with employee performance and operation of quality control division at PT
Sayuran Siap Saji Megamendung Bogor.
Keywords: leadership style, employee, performance
4
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN BISNIS DENGAN
KINERJA KARYAWAN DIVISI QUALITY CONTROL &
OPERATION PADA PT SAYURAN SIAP SAJI
MEGAMENDUNG BOGOR
NUHRIA AYUNING CAHYANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSITUT PERTANIAN BOGOR
2015
5
Judul Skripsi : Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan
Divisi Quality Control & Operation pada PT Sayuran Siap Saji
Megamendung Bogor
Nama
: Nuhria Ayuning Cahyani
NIM
: H34134068
Disetujui oleh
Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi
Dosen pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Dwi Rachmina, MSi
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
6
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2015 ini ialah
kepemimpinan bisnis, dengan judul Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis
dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality control & Operation pada PT Sayuran
Siap Saji Megamendung Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr
Ir Wahyu Budi Priatna, MSi selaku pembimbing, serta Ibu Dr Ir Dwi Rachmina,
MSi yang telah banyak memberi saran dan masukan. Di samping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Bapak Yoko Handoko, SE sebagai jajaran direksi PT
Sayuran Siap Saji dan Bapak Hendro selaku pimpinan divisi quality control &
operation beserta staff yang telah membantu saya selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga
atas segala doa dan kasih sayangnya dan teman-teman mahasiswa Alih Jenis 4
Agribisnis yang telah memberi dukungan dan semangat bagi saya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015
Nuhria Ayuning Cahyani
7
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
6
Ruang Lingkup
6
TINJAUAN PUSTAKA
7
Kepemimpinan
7
Gaya Kepemimpinan
7
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
9
9
Teori Kepemimpinan
9
Gaya Kepemimpinan
12
Kinerja
15
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITI
19
20
Lokasi dan Waktu Penelitian
21
Jenis dan Sumber Data
21
Jenis Data
21
Sumber Data
21
Penentuan Sampel
21
Pengumpulan Data
22
Data Primer
22
Data Sekunder
23
Analisis Data
23
Perhitungan Skor Atas Indikator
23
Rentang Kriteria
24
Uji Validitas dan Reliabilitas
24
Rank Spearman
25
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
26
Sejarah Umum Perusahaan
26
Visi Misi Perusahaan
26
8
Struktur Organisasi PT Sayuran Siap Saji
27
Alur Pekerjaan Divisi Quality Control & Operation
28
Teknologi dan Aset Perusahaan PT Sayuran Siap Saji
29
GAMBARAN UMUM PEMIMPIN
30
GAMBARAN UMUM RESPONDEN
31
Berdasarkan Jenis Kelamin
31
Berdasarkan Usia
31
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
32
Berdasarkan Status Perkawinan
32
Berdasarkan Lama Bekerja
33
IDENTIFIKASI GAYA KEPEMIMPINAN
34
Gaya Kepemimpinan Autocratic
34
Gaya Kepemimpinan Directive
34
Gaya Kepemimpinan Democratic
35
Gaya Kepemimpinan Participative
36
Gaya Kepemimpinan Task Oriented
37
Gaya Kepemimpinan Relation Oriented
38
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA
KARYAWAN
39
Kinerja Karyawan
39
Dimensi Kualitas Kerja
40
Dimensi Kuantitas Kerja
40
Dimensi Kreativitas Kerja
41
Dimensi Kedisiplinan Kerja
42
Dimensi Tanggung Jawab Kerja
42
Hasil Persepsi karyawan divisi quality control & operation terhadap kinerja
43
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA KARYAWAN
44
Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Autocratic dengan Kinerja
Karyawan
44
Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Directive dengan Kinerja
Karyawan
44
Korelasi Spearman antara gaya Kepemimpinan Democratic dengan Kinerja Karyawan
45
Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Participative dengan Kinerja
Karyawan.
45
9
Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan Task Oriented dengan Kinerja
Karyawan
46
Korelasi Rank Spearman antara gaya kepemimpinan Relation Oriented dengan kinerja
karyawan
46
Korelasi Rank Spearman antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan
SIMPULAN DAN SARAN
47
48
Simpulan
48
Saran
48
DAFTAR PUSTAKA
48
LAMPIRAN
51
10
DAFTAR TABEL
1 Rentang kriteria skor
2 Standar penilaian koefisien validitas dan reliabilitas
3 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
4 Distribusi responden berdasarkan usia
5 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
6 Distribusi responden berdasarkan status perkawinan
7 Distribusi responden berdasarkan lama bekerja
8 Gaya kepemimpinan autocratic
9 Gaya kepemimpinan directive
10 Gaya kepemimpinan democratic
11 Gaya kepemimpinan participative
12 Gaya kepemimpinan task oriented
13 Gaya kepemimpinan relation oriented
14 Persepsi karyawan terhadap penerapan gaya kepemimpinan
15 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kualitas kerja
16 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kuantitas kerja
17 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kreativitas kerja
18 Kinerja karyawan berdasarkan indikator kedisiplinan kerja
19 Kinerja karyawan berdasarkan indikator tanggung jawab kerja
20 Persepsi karyawan divisi quality control & operation terhadap kinerjanya
21 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan otokratik dengan kinerja karyawan
22 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan Direktif dengan kinerja karyawan
23 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan demokratik dengan kinerja karyawan
24 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan partisipatif dengan kinerja karyawan
25 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan task oriented dengan kinerja karyawan
24
25
31
31
32
33
33
34
35
36
37
37
38
39
40
41
41
42
43
43
44
44
45
45
46
26 Korelasi Spearman gaya kepemimpinan Relation Oriented dengan kinerja karyawan
46
27 Korelasi Rank Spearman antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan
47
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran operasional
2 Struktur organisasi PT Sayuran Siap Saji
20
27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil uji validitas
Lampiran 2 Hasil uji reliabilitas gaya kepemimpinan
51
52
11
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepemimpinan dalam dunia bisnis berhubungan sangat kuat dengan
jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya. Bisnis akan berjalan baik jika
memiliki pemimpin yang berwibawa, bijaksana dan dapat membuat karyawannya
merasa nyaman dan termotivasi dalam bekerja. Peran pemimpin dalam suatu
perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa motivasi dan kepuasan
kerja bagi karyawan. Karakteristik dan peran pemimpin akan berpengaruh
terhadap iklim kerja dalam suatu perusahaan yang akan berhubungan dengan
kinerja karyawan. Iklim kerja yang kondusif akan menciptakan suasana kerja yang
nyaman sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan dan akan berpengaruh
positif dengan kinerja perusahaan. Dengan memiliki pemimpin yang dapat
meningkatkan kinerja karyawan, maka perusahaan memiliki nilai unggul dalam
persaingan bisnis.
Persaingan bisnis merupakan tantangan bagi setiap perusahaan dalam
memperlihatkan kemampuannya menjadi unggul di bidangnya. Persaingan bisnis
semakin kompetitif, berbagai cara dilakukan perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Persaingan sekarang menuntut produk bermutu, pengiriman
tepat waktu, layanan cepat, purna jual memuaskan, harga bersaing, dan lain
sebagainya. Untuk itu dibutuhkan keunggulan manajemen perusahaan untuk
mengelola bisnis dengan ketajaman daya saing yang harus dibangun secara
sistematis. Perubahan selalu terjadi, kecepatan perubahan tersebut harus
diimbangi dengan kesiapan manusia, sistem manajemen, kepemimpinan serta
informasi yang cepat. Salah satu faktor keberhasilan Cina menjadi pusat produksi
dunia adalah karena faktor mentalitas dan motivasi kerja yang luar biasa sehingga
mereka mempunyai produktivitas kerja yang tinggi. Mereka bekerja bukan diukur
oleh jam kerja melainkan oleh output yang harus mereka hasilkan. Berbeda
dengan faktor produktivitas Indonesia yang diukur oleh jam kerja. Indonesia dapat
meningkatkan nilai unggul jika produktivitas jam kerja sebanding dengan
target/output yang dihasilkan. Tentunya dibutuhkan motivasi dan arahan dari
pemimpin agar terciptanya produktivitas dan kinerja yang tinggi dari karyawan.
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).
Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah kinerja
berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pemimpin perlu
mempertimbangkan upaya untuk meningkatkan kinerja karyawannya agar bekerja
dengan baik. Apabila kinerja karyawan rendah maka produktivitas karyawan akan
menyusut seakan-akan kemampuan yang mereka miliki rendah. Kinerja dan
pembangkitan kinerja merupakan sebuah fungsi manajemen yang penting untuk
dilakukan.
Pada dasarnya, dalam suatu perusahaan kepemimpinan merupakan salah
satu faktor penting. Gaya kepemimpinan dapat memberikan hubungan positif
dengan kinerja karyawan, karena dengan gaya kepemimpinan yang baik maka
produktivitas atau kinerja karyawan untuk bekerja akan semakin baik pula.
2
Pimpinan yang merencanakan, menginformasikan, membuat dan mengevaluasi
berbagai keputusan yang harus dilaksanakan dalam organisasi tersebut sehingga
gaya kepemimpinan yang diterapkan harus sesuai. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan sikap, gaya, dan perilaku pimpinan sangat berpengaruh
terhadap kinerja karyawan yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.
Kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh kepribadian seorang pemimpin.
Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang
usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan
karyawannya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak
hal, yang salah satunya adalah gaya kepemimpinan yang berjalan dalam
perusahaan tersebut. Salah satu peranan pemimpin yang krusial dalam organisasi
adalah memberikan rasa puas dengan pekerjaannya, memotivasi dan memberikan
dorongan kepada karyawannya sehingga tercipta kinerja yang diharapkan oleh
perusahaan. Dalam melakukan peranan ini tiap pemimpin mempunyai pendekatan
perilaku tersendiri, yang tercermin dalam gaya kepemimpinan yang digunakan.
Ketidaksesuaian gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat berpengaruh terhadap
turunnya kepuasan kerja dan motivasi karyawan sehingga akan mengakibatkan
penurunan kinerja karyawan.
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan
perilaku organisasinya (Nawawi 2003). Gaya kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja
secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu 2000). Banyak
penelitian menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan baik dalam
organisasi non bisnis maupun organisasi bisnis merupakan keterampilan ilmu dan
juga seni bagi pemimpin sehingga bila teori ini diramu dalam aplikasi
kepemimpinan bisnis dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan organisasi atau
perusahaan tersebut. Menurut Kerlinger dan Padhazur, dalam Randhita (2009)
menyatakan bahwa, “… Faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat
penting dalam meningkatkan kinerja karyawan karena kepemimpinan yang efektif
memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi…”. Artinya disini bahwa pemimpin adalah sebagai
contoh teladan, semakin baik pemimpin memimpin bawahannya akan
mempengaruhi karyawannya untuk bekerja dengan baik, namun sebaliknya
apabila pemimpin buruk dalam mencontohkan bagaimana memimpin bawahannya
maka akan memberikan efek buruk karyawannya dalam bekerja. Pendapat di atas
juga dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan berhubungan positif oleh model
atau gaya kepemimpinan bisnis, semakin baik dan tepat gaya kepemimpinan
bisnis yang diterapkan oleh pemimpin berarti semakin baik pula kinerja karyawan
dan perusahaan. Kesimpulan ini mengisyaratkan bahwa perusahaan yang berhasil
dalam pencapaian tujuan perusahaanya adalah bergantung pada pemimpinnya dan
bagaimana memimpinnya, secara zhahiriyah untuk mengetahui kebenaran
pendapat tersebut maka perlu dianalisa bagaimana gaya pemimpin yang
diterapkan dalam suatu sistem manajemen perusahaan sehingga mampu
berhubungan positif dengan kinerja karyawan.
Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan
pengaruh (kharisma) dan memotivasi individu atau kelompok kerja untuk
mencapai tujuan organisasi. Kemampuan pemimpin dalam organisasi bisnis
3
dalam mempengaruhi karyawannya akan menentukan cara yang digunakan oleh
karyawannya itu sendiri dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di
suatu organisasi bisnis atau perusahaan. Hal ini didasari pada argumen bahwa
seorang pemimpin bisnis memiliki otoritas atau kewenangan dalam
merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi perilaku
karyawannya agar sesuai arahan atau sistem di perusahaan tersebut sehingga dapat
mencapai tujuan perusahaan dengan nyata.
PT Sayuran Siap Saji merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang
agribisnis khususnya komoditas sayuran segar dengan teknologi fresh cut.
Sayuran segar yang diproduksi diantaranya beberapa jenis sawi, wortel, caisim,
lettuce, brokoli, kembang kol, onion, paprika, tomat dan masih banyak lagi.
Selama ini hasil sayuran tersebut biasa dipasarkan kepada restoran besar di
Indonesia. Perusahaan tidak hanya memasarkan produknya di Indonesia, PT
Sayuran Siap Saji telah mencapai pasar international seperti Hongkong, Taiwan
dan Jepang. Demi mencapai kualitas standar internasional, perusahaan melakukan
kerjasama dengan PT HESSING yaitu perusahaan asing dari Belanda untuk
membantu dalam bidang teknologi fresh cut. Selama beroperasi, perusahaan
selalu menerapkan standar kualitas tinggi demi meningkatkan kualitas produk
agar mampu bersaing dengan produk nasional dan internasional lainnya.
Spesifikasi produk ditentukan oleh standar International sehingga PT Sayuran
Siap Saji diwajibkan untuk memberikan hasil kerja diminta sesuai dengan standar
kebersihan, kesegaran dan kualitas. Demi mencapai kualitas produk yang
ditetapkan sesuai standar, sehingga kinerja karyawan pada divisi quality control
& operation sangat berpengaruh dalam pencapaian kualitas produk. Kinerja
karyawan yang baik tercipta dari rasa kepuasan kerja dan motivasi yang
didapatkan selama bekerja. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang tepat, maka
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab akan memudahkan tugas pemimpin
dalam peningkatan kinerja karyawan.
Gaya kepemimpinan dalam mengelola sumber daya manusia dalam suatu
unit kerja akan berhubungan pada perilaku kerja yang diindikasikan dengan
peningkatan atau penurunan kinerja karyawan itu sendiri, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Seorang pemimpin
juga harus mampu menciptakan komitmen organisasi pada karyawannya dengan
menanamkan visi, misi, dan tujuan dengan baik untuk membangun loyalitas dan
kepercayaan dari karyawannya. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan pemimpin
dalam menjalankan perannya sangat dibutuhkan dalam peningkatan kinerja
karyawan. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan telaah ilmiah yang berjudul
Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Karyawan Divisi Quality
Control & Operation.
Perumusan Masalah
PT Sayuran Siap Saji merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
agribisnis khususnya komoditas sayuran, tepatnya sebagai produsen dan trading
company di bidang sayuran. Pada awalnya PT Sayuran Siap Saji merupakan anak
dari perusahaan PT Saung Miwan. PT Sayuran Siap Saji memiliki dua anak
perusahaan yang terdiri dari PT Mira Flora yang berfokus pada budidaya bunga
krisan dan PT Sayuran Siap Saji yang berfokus pada produk sayuran segar (Fresh
VegeTabels Product). Seiring berjalannya waktu, terjadi kekacauan pada PT
4
Sayuran Siap Saji yang menyebabkan dua perusahaan didalamnya yaitu PT
Sayuran Siap Saji dan PT Mira Flora dijual ke pihak lain. PT Sayuran Siap Saji
menjadi perusahaan satu-satunya yang dipertahankan pemilik usaha, karena
dinilai memiliki potensi besar di Indonesia untuk kedepannya. PT Sayuran Siap
Saji sangat diharapkan mampu menjadi perusahaan yang dapat menciptakan
produk berkualitas dan berdaya saing tinggi. Dalam pengembangan produk, PT
Sayuran Siap Saji menyebarkan produk ke beberapa restoran besar di Indonesia
seperti Mc. Donald, Bakmi GM, 7eleven, A&W, Burger King, dan Domino Pizza.
Didukung dengan tenaga kerja terlatih serta dibantu dengan alat-alat dan mesin
yang memadai, PT Sayuran Siap Saji mampu menjalin kerjasama dengan
beberapa restoran besar di Indonesia. Karena tingginya permintaan dari restoran
tersebut untuk memesan jenis sayuran yang berkualitas dan sesuai standar
intersasional, maka karyawan PT Sayuran Siap Saji khususnya divisi quality
control & operation diberikan bimbingan untuk proses penyusunan produk sesuai
standar yang telah ditetapkan. Divisi quality control & operation merupakan
divisi yang paling berpengaruh terhadap hasil akhir produk.
Produk sayuran yang dihasilkan PT Sayuran Siap Saji menggunakan
teknologi fresh cut. Teknik pengolahan fresh cut merupakan produk unggulan
yang kini sedang di usahakan oleh PT Sayuran Siap Saji, sekaligus menjadi nilai
unggul diantara produk yang dikembangkan oleh perusahaan lain. Fresh cut
merupakan teknik untuk menghasilkan berbagai produk sayuran yang praktis dan
dapat langsung di konsumsi atau diolah menjadi suatu masakan. Teknik
pengolahan fresh cut juga merupakan permintaan dari beberapa restoran besar
yang menginginkan sayuran dengan menggunakan teknologi fresh cut hal tersebut
didasarkan karena dengan menggunakan teknik pengolahan tersebut maka hasil
produk yang dihasilkan akan lebih berkualitas, sehingga perusahaan
menggunakan teknik fresh cut untuk menghasilkan produk sesuai permintaan
konsumen. Kepuasan konsumen menjadi faktor kunci dalam keberhasilan
pengembangan usaha, tidak terkecuali usaha penyedia jasa dan pangan.
Obyek pada penelitian ini adalah PT Sayuran Siap Saji area Megamendung
Bogor. Perusahaan ini merupakan pengelompokan kerja dalam beberapa unit
divisi kerja. Usaha ini merupakan usaha mandiri yang dipimpin oleh Ir. Tatang
Hadinata selaku Direktur utama PT Sayuran Siap Saji. PT Sayuran Siap Saji
memiliki tenaga kerja sebanyak 58 orang. Status karyawan juga beragam mulai
dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja lepas atau harian. Setiap divisi dikepalai
oleh satu orang pemimpin yang bertanggung jawab dalam divisi tersebut. Setiap
kepala divisi tersebut menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda
dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala divisi. Divisi quality control &
operation memiliki karyawan yang paling banyak diantara divisi lain, karena
divisi ini memiliki alur dan kegiatan pekerjaan yang paling banyak dan
merupakan divisi yang paling berpengaruh terhadap hasil produk yang sampai
ditangan konsumen sehingga kinerja karyawan dalam divisi ini sangat diharapkan
mampu menghasilkan produk sesuai standar dan harapan perusahaan. Hasil
produk yang diterima konsumen akan berpengaruh dengan kepuasan konsumen,
kepuasan konsumen merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan sehingga
kualitas hasil produk sangat diharapkan mampu menghasilkan produk sesuai
standar. Pentingnya hasil produk yang dihasilkan sehingga peneliti memfokuskan
untuk meneliti gaya kepemimpinan bisnis divisi quality control & operation,
karena hasil kerja divisi tersebut yang akan mempengaruhi hasil produk yang
5
diterima konsumen. Hasil produk yang dihasilkan tergantung dari kinerja
karyawan, agar mampu mencetak kinerja karyawan yang baik maka dibutuhkan
seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi bawahannya agar tetap bekerja
dengan baik dan mampu mencapai tujuan perusahaan yaitu menciptakan produk
yang berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan .
Karyawan pada PT Sayuran Siap Saji menjadi ujung tombak untuk
mencapai tujuan perusahaan. Mereka bekerja berdasarkan permintaan konsumen
setiap harinya, mereka memiliki jam kerja yang dibagi menjadi dua shift, shift
pertama mulai dari jam 08.00-14.00 WIB, shift kedua mulai pukul 14.00-19.00
WIB hari kerja yaitu senin sampai sabtu. Mengingat karyawan divisi quality
control & operation adalah ujung tombak perusahaan, maka seorang pemimpin
tentunya harus bisa mempengaruhi seluruh karyawannya untuk mempunyai
optimisme yang lebih besar, rasa percaya diri, serta komitmen kepada tujuan dan
misi perusahaan. Peran seorang pemimpin adalah menciptakan semangat dan
gairah kerja seluruh karyawannya. pemimpin harus bisa menyampaikan tugas dan
target dengan jelas, menjadi teladan dan inspirasi, menciptakan suasana kerja
yang nyaman, menyenangkan, menerima keluhan dan berdiskusi, memberi
otonomi dan memotivasi karyawan-karyawannya untuk terus maju. Dengan
demikian pemimpin mampu mencetak karyawan yang kreatif, mencintai
pekerjaanya serta loyal terhadap perusahaan. Pemimpin seperti ini akan dapat
mengontrol bagaimana kinerja para karyawannya serta mampu menanggulangi
berbagai hambatannya. Seorang pemimpin harus dapat memahami permasalahan
individu, menumbuhkan kepercayaan dari pengikutnya, memberikan wawasan
dan mejadi teladan yang akan berpengaruh positif terhadap perilaku kerja
karyawan. Selain itu, komitmen organisasi sekarang ini juga mendapat perhatian
lebih karena memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku kerja karyawan
yang dapat dilihat dari hasil kinerja karyawan. Pemimpin harus mampu
memahami kebutuhan setiap karyawannya, memotivasi serta melakukan
pemberdayaan secara tepat, sehingga akan sejalan dengan pembentukan komitmen
organisasi karyawannya. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang tepat dan
didukung komitmen organisasi yang kuat dari para karyawan diharapkan dapat
berhubungan positif dengan kinerja karyawan.
Berdasarkan fakta yang terjadi, dapat diketahui bahwa permasalahan sumber
daya manusia dalam organisasi pada dasarnya merupakan masalah yang rumit
karena menyangkut masalah individu. Setiap individu mempunyai kebutuhan dan
keinginan yang berbeda-beda, tidak banyak orang yang mendapatkan kepuasan
atas kompensasi dan penghargaan yang mereka harapkan, tidak banyak pula orang
yang mempunyai kesempatan mengekspresikan diri dan merasakan kebebasan
atas kendali yang dinikmati saat dia bekerja. Permasalahan-permasalahan individu
dalam organisasi seperti itulah yang harus menjadi perhatian dari seorang
pemimpin. Kepemimpinan yang efektif sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan
yang
kerap
terjadi
dalam
sebuah
organisasi/perusahaan, yaitu pemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan
penting yang terkandung dalam individu atau kelompok. Fleksibilitas pemimpin
dalam pendekatan terhadap masalah-masalah individu ini nantinya dapat menjadi
dasar untuk mengoptimalkan kinerja serta merancang sistem organisasi yang lebih
baik.
Penelitian lebih membahas tentang gaya kepemimpinan divisi quality
control & operation yang diterapkan pada PT Sayuran Siap Saji, sebagai dasar
6
untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan serta bagaimana
hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan yang dihasilkan
pada PT Sayuran Siap Saji apakah berhubungan positif atau negative dengan
kinerja karyawan. Ini penting karena melihat PT Sayuran Siap Saji adalah
perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1980 dan pernah mengalami pasang
surut dalam segi penjualan.
Begitu pentingnya kajian tentang hubungan gaya kepemimpinan bisnis
dengan kinerja karyawan divisi quality control & operation pada PT Sayuran Siap
Saji ini sehingga menjadi rumusan masalah yang kemudian diangkat menjadi
judul atau topik dalam penelitian ini. Dari uraian tersebut di atas maka dapat
disimpulkan bahwa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala divisi quality control
& operation pada PT Sayuran Siap Saji dalam menjalankan bisnisnya ?
2. Bagaimana hubungan antara gaya kepemimpinan bisnis yang diterapkan
dengan kinerja karyawan divisi quality control & operation pada PT Sayuran
Siap Saji ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi gaya kepemimpinan divisi quality control & operation
yang diterapkan pada PT Sayuran Siap Saji
2.
Menganalisis hubungan antara gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja
karyawan divisi quality control & operation pada PT Sayuran Siap Saji
Ruang Lingkup
Penelitian ini secara umum membahas tentang kepemimpinan melalui teoriteori dan aplikasi (praktek) tentang kepemimpinan bisnis dari sumber-sumber atau
literatur yang ada baik tentang kepemimpinan secara umum dan juga tentang
kepemimpinan bisnis secara khusus. Sumber-sumber atau literatur yang dikupas
pada bahasan di dalam penelitian ini berasal dari buku, skripsi, tesis, disertasi
maupun literatur lainnya baik dari dalam maupun luar negeri. Penjabaran secara
sempit maupun luas diketengahkan pada konsep-konsep kepemimpinan ini
dengan pandangan teoritik dari berbagai sumber dan juga pandangan yang bersifat
subjektif dari peneliti. Pengujian kuantitatif akan dilakukan guna mendukung
judgment agar lebih komplit, general dan representatif.
Pengujian kuantitatif bertujuan untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan
bisnis dan kinerja karyawan yang akan diinterpretasikan dengan hubungan
korelasi antara gaya kepemimpinan bisnis dengan kinerja karyawan yang akan
dianalisis dengan uji korelasi signifikansi Rank Spearman. Lingkup yang akan
diketengahkan secara khusus adalah tentang gaya kepemimpinan bisnis yang
diterapkan kepala divisi quality control & operation PT Sayuran Siap Saji yang
secara langsung berhubungan dengan kinerja karyawan divisi quality control &
operation.
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Sayuran Siap Saji yang terletak di Jl.
Cikopo Selatan No.134 Megamendung Kabupaten Bogor. Analisis tentang gaya
7
kepemimpinan ini dipilih karena merupakan analisis yang paling berperan dalam
hasil produk perusahaan. Penelitian ini berdasarkan sudut pandang karyawan
(responden).
TINJAUAN PUSTAKA
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Kepemimpinan yaitu kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok dalam pencapaian tujuan. Kepemimpinan merupakan proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan
anggota kelompok (Robbins 2005). Kepemimpinan menurut Dwight D.
Eisenhower dalam Conlow (2003) adalah kemampuan membuat keputusan
mengenai apa yang harus dilakukan dan membuat orang lain mau melakukannya.
Kepemimpinan dibutuhkan oleh manusia karena adanya keterbatasan dan
kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Disatu pihak manusia terbatas
kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang yang mempunyai
kelebihan kemampuan untuk memimpin (Thoha 2004).
Pemimpin mempunyai peran strategis dalam proses pemberdayaan sebagai
agen perubahan, karena dalam pemberdayaan ada proses distribusi kekuasaan.
Tanggung jawab dari seorang pimpinan adalah untuk mendorong kelompok ke
arah pencapaian tujuan-tujuan yang bermanfaat. Anggota-anggota kelompok perlu
merasakan bahwa mereka memiliki sesuatu yang bermanfaat yang harus
dilakukan dan sesuatu yang dapat dilakukan. Keberhasilan seorang pimpinan
bergantung kepada gaya atau cara bagaimana pimpinan memimpin bawahannya
melalui prilaku yang ditunjukkan dalam sikap dan perbuatannya serta dari aturanaturan yang diterapkan pada organisasi dimana ia memimpin (Mujiatun 2011)
Tri (2005) menyatakan dalam skripsinya bahwa seorang karyawan akan
memiliki kinerja yang baik jika memiliki kepuasan kerja dan motivasi cukup
dalam melakukan pekerjaannya. Kepuasan kerja dan motivasi karyawan akan
muncul karena adanya faktor internal dan faktor eksternal. Kepemimpinan di
perusahaan merupakan faktor yang sangat penting dalam peningkatan kinerja
karyawan sehingga seorang pemimpin dapat memerankan gaya kepemimpinan
yang sesuai dengan karyawannya agar dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja karyawannya.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan ciri yang terdapat pada seorang pemimpin
untuk mempengaruhi perilaku bawahannya, agar mau bekerja sama dan bekerja
secara produktif untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemimpin perusahaan dalam
melaksanakan fungsi kepemimpinannya tidak terlepas dari gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dalam sebuah
perusahaan akan menentukan keberhasilannya dalam menjalankan fungsi
kepemimpinannya. Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan kondisi perusahaan dan karyawannya, akan menciptakan suasana yang
8
kondusif bagi lingkungan tempat kerjanya. Hal ini akan menyebabkan timbulnya
perasaan senangdan puas dari dalam diri karyawan untuk dapat bekerja dengan
giat, sehingga karyawan akan termotivasi untuk melakukan pekerjaannya. Dengan
demikian kinerja kerja karyawan akan meningkat (Abdilah 2011).
Setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda serta
diperlukan juga cara mengelola yang berbeda karena banyaknya perbedaan pada
setiap individu seperti perbedaan usia, jenis pekerjaan, jabatan/posisi, latar
belakang pendidikan, status keluarga, serta perbedaan status sosial lainnya. Hal
tersebut akan berhubungan dengan prestasi yang dicapai oleh tiap individu
terhadap ketepatan atau ketidaktepatan dalam melaksanakan tanggung jawabnya
sehingga pada akhirnya akan berdampak terhadap tujuan akhir perusahaan.
Sampai seberapa jauh gaya kepemimpinan tersebut mempengaruhi pencapaian
prestasi kerja karyawan perlu diteliti dan dikaji lebih lanjut (Ryani 2007).
Menurut (Aurora 2009) karakteristik menjadi hal yang menentukan gaya
kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin. Pemimpin membentuk
gaya kepemimpinan mereka dalam periode waktu tertentu melalui pengalaman,
pendidikan, dan pelatihan. Pemimpin seharusnya mampu melayani kepentingan
anggotanya dengan setiap gaya atau metode kepemimpinan yang diterapkannya.
Pemimpin harus fleksibel dalam pemahaman segala potensi yang dimiliki
oleh individu dan berbagai permasalahan yang dihadapai karyawannya. Dengan
melakukan pendekatan tersebut, pemimpin dapat menerapkan segala peraturan
dan kebijakan organisasi serta melimpahkan tugas dan tanggung jawab dengan
tepat. Hal ini sejalan dengan usaha untuk menumbuhkan komitmen organisasi dari
diri karyawan. Sehingga pemimpin nantinya dapat meningkatkan kepuasan
karyawan terhadap pekerjaannya serta dapat meningkatkan motivasi dan kinerja
karyawan dengan lebih efektif. Pada dasarnya karyawan yang puas terhadap
pekerjaanya akan cenderung memiliki motivasi dan kinerja yang tinggi pula. Hasil
penelitian diperoleh bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong
dengan teman kerja serta penyelia adalah sangat penting dan memiliki hubungan
kuat dengan kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan keadaan tempat kerja
serta jenis pekerjaan. (Baihaqi 2010). Pendapat dari Abdilah dan Suganda (2011)
dalam penelitiannya, kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja
yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi, dan
dikatakan buruk jika sebaliknya. Kinerja yang dihasilkan karyawan bersumber
dari kepuasan kerja dan motivasi karyawan. Semakin tinggi tingkat kepuasan dan
motivasi karyawan maka akan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Kinerja karyawan erat kaitannya dengan penilaian kinerja, untuk itu penilaian
kinerja karyawan perlu dilakukan oleh suatu organisasi. Penilaian kinerja
(performance evaluation) yaitu proses untuk mengukur atau mengevaluasi hasil
pekerjaan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi.
Dengan kata lain penilaian kinerja ditentukan oleh hasil kegiatan sumber daya
manusia (SDM) dengan standar kinerja yang telah ditetapkan organisasi
sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Artinya,
semakin baik gaya kepemimpinan yang diterapkan semakin baik pula kinerja yang
dihasilkan oleh karyawannya begitu pula sebaliknya.
9
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka teoritis adalah gambaran bagaimana atau hal apa yang menjadi
konsep dalam penelitian yang dilakukan dan dari mana sumbernya. Konsep ini
berupa kutipan yang diambil dari literatur yang diketengahkan oleh peneliti dan
juga bahasan dari pandangan atau pemikiran secara subjektif dari bahasan yang
diteliti.
Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan keniscayaan yang telah didapatkan sejak
manusia terlahir ke dunia. Kepemimpinan memegang peranan yang sangat
penting dalam manajemen organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena
adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari sinilah timbul
kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam
ciri-ciri individual, kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi,
kedudukan dalam oragnisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan dengan antusias (David & Keith 1985). Menurut Rivai (2004),
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada
pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Sentono (2001) menyatakan yang dimaksud dengan kepemimpinan
adalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan,
tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu.
Menjadi pemimpin tidak bisa terjadi seketika, tetapi membutuhkan
perjalanan yang tidak singkat. Bennis et al. (1995), memberikan pandangan secara
umum tentang kepemimpinan. Dia mengatakan bahwaproses menjadi pemimpin
identik dengan proses menjadi manusia seutuhnya Jalur yang harus ditempuh
pemimpin sebagai orang yang berfungsi sepenuhnya melalui sejumlah
kebijaksanaan berikut: (1) Kepemimpinan pada umumnya didefinisikan sebagai
suatu pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan
bertindak secara sukarela menuju pencapaian tujuan kelompok. (2) Pengaruh ini
ditimbulkan melalui hubungan pribadi yang efektif antara pemimpin dan
pengikut. Hubungan ini akan mendongkrak pengikut menjadi pribadi yang lebih
baik. Pendapat dari Siagian (2010) menyatakan bahwa, telah terjadi dikotomi
mengenai pendapat tentang teori kepemimpinan. Madzhab pertama mengatakan
bahwa pemimpin itu merupakan titisan atau bakat yang melekat semenjak
seseorang tersebut dilahirkan (leaders are born). Kecendrungannya bahwa
seseorang tersebut akan menjadi pemimpin yang efektif dikarenakan memang
bakat-bakat kepemimpinan yang alamiah. Sedangkan madzhab kedua berpendapat
bahwa pemimpin itu dapat dibentuk atau ditempa (leaders are made).
Kecendrungannya bahwa siapapun dia, dapat menjadi pemimpin yang efektif jika
seseorang tersebut mendapat pendidikan (teoritical) dan pelatihan (practical)
tentang kepemimpinan. Secara garis besar, pendapat yang dapat disimpulkan
bahwa untuk menjadi pemimpin yang efektif dibutuhkan tiga unsur yaitu :
1.
Memiliki bakat kepemimpinan secara alamiah
2.
Memiliki kesempatan menjadi pemimpin
10
3.
Mendapat pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
Sejalan dengan pendapat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sederhana
bahwa modal memiliki bakat pemimpin saja tidaklah cukup, perlu adanya
penempaan atau pembentukan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang
kemudian ditambah lagi dengan memiliki kesempatan untuk terjun langsung
sebagai pemimpin. Apabila ketiga unsur ini dimiliki oleh seseorang, maka ini
merupakan kesempurnaan atau keidealisan untuk menjadi seorang pemimpin.
Menurut jenis variabel kunci yang digunakan, teori dan riset
kepemimpimpinan digolongkan kedalam empat pendekatan yaitu:
1.
Pendekatan ciri atau sifat.
Pendekatan paling awal ini menekankan pada sifat pemimpin-seperti
kepribadian, motivasi, nilai dan keterampilan yang menentukan efektivitas
pemimpin. Asumsi yang digunakan beberapa orang mempunyai bakat
memimpin yang tercermin dari ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh orang
lain.Pendekatan ciri berusaha menemukan berbagai ciri yang menjamin
keberhasilan kepemimpinan.
2.
Pendekatan perilaku
Pendekatan yg muncul akibat ketidakpuasan terhadap pendekatan ciri ini,
lebih menekankan pada apa yang senyatanya dilakukan oleh manajer dalam
pekerjaannya dan bagaimana cara melakukannya.Apa yang senyatanya
dilakukan oleh pemimpin. Perhatiannya pada pola aktivitas, fungsi spesifik
dari pekerjaan seorang manajer. Ini menghasilkan konsep tentang peran
manajer. Bagaimana cara pemimpin melakukannya. Perhatian pada upaya
identifikasi perilaku pemimpin yang efektif. Ini menghasilkan konsep
tentang gaya kepemimpinan.
3.
Pendekatan kekuasaan pengaruh
Pendekatan ini mefokuskan pada penelitian utk menguji proses pengaruh
yang terjadi antara pemimpin dengan pengikutnya. Penelitian dilakukan
untuk menjelaskan efektivitas kepemimpinan berdasarkan jumlah dan jenis
kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin, dan bagaimana kekuasaan itu
digunakan. Kekuasaan dilihat sebagai sesuatu yang penting bukan saja
untuk mempengaruhi bawahan tetapi juga mempengaruhi siapa saja yang
dapat memberikan dukungan atas tercapainya tujuan, seperti rekan kerja,
atasan, pemasok, dsb.
Para ahli manajemen berpendapat bahwa kepemimpinan sebagai suatu
konsep manajemen didalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan
strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam kehidupan
kelompok. Mempunyai kedudukan strategis karena kepemimpinan merupakan
titik sentra dan dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi. Sehingga
kepemimpinan mempunyai peranan sentral di dalam menentukan dinamika
sumber-sumber yang ada. Disamping kedudukannya yang strategis,
kepemimpinan mutlak diperlukan, di mana terjadi interaksi kerja sama antara dua
orang atau lebih dalam mencapai tujuan organisasi. Itulah sebabnya dikatakan
bahwa kepemimpinan merupakan gejala sosial dan selalu diperlukan dalam
organisasi. Kepemimpinan sebagai konsep manajemen seperti dikemukakan oleh
Ralph M. Stogdill (1974) dapat di rumuskan ke dalam berbagai macam definisi,
bergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Disebutkan bahwa, kepemimpinan
adalah:
11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham. Ini
berarti bahwa setiap pemimpin (leader) melalui kerja sama yang sebaikbaiknya harus mampu membuat para bawahan mencapai hasil yang telah
ditetapkan. Peranan pemimpin memberikan dorongan terhadap bawahan
untuk mengerjakan apa yang dikehendaki pemimpin. Oleh karena itu,
kepemimpinan adalah suatu seni bagaimana membuat orang lain mengikuti
serangkaian tindakan dalam mencapai tujuan.
Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persusasi dan inspirasi. (leadership as
a form of persuation). Kepemimpinan adalah suatu kemampuan
mempengaruhi orang lain yang dilakukan bukan melaluui paksaan
melainkan himbauan dan persuasi.
Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh
(leadership as a personality and its effects). Kepribadian dapat diartikan
sebagai sifat-sifat dan watak yang dimiliki oleh pemimpin yang
menunjukkan keungguan, sehingga menyebabkan pemimpin tersebut
memiliki pengaruh terhadap bawahan.
Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku (leadership as act or
behavior). Kepemimpinan dalam arti ini digambarkan sebagai serangkaian
perilaku seseorang yang mengarahkan kegiatan-kegiatan bersama. Dari
serangkaian perilaku tersebut dapat berupa menilai anggota kelompok,
menentukan hubungan kerja sama, mampu memperhatikan kepentingan
bawahan, dan sebagainya.
Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan kelompok
(leadership as a focus of group processes). Kepemimpinan sebagai titik
sentral, sebab dalam kehidupan organisasi dari kepemimpinan diharapkan
kahir berbagai gagasan baru, yang memberikan dorongan lahirnya
perubahan, kegiatan dan seluruh proses kegiatan kelompok. Oleh karena itu,
kepemimpinan tidak dapat dipisahkan daripada kehidupan kelompok dan
menduduki posisi tertinggi dalam kehidupan kelompok dalam menentukan
struktur kelompok, suasana kelompok dan aktivitas kelompok.
Kepemimpinan merupakan hubungan kekuatan dan kekuasaan (leadership
as a power relatiion). Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan
sekelompok orang, hubungan antara yang memimpin dan yang dipimpin,
dimana hubungan tersebut mencerminkan seseorang atau sekelompok orang
yang berperilaku karena akibat adanya kewibawaan/kekuasaan yang ada
pada orang yang memimpin. Dan dalam hubungan ini orang yang
memimpin lebih banyak mempengaruhi daripada yang dipengaruhi.
Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan (leadership as an
instrument of goal achievement). Dalam hubungan ini pemimpin merupakan
seseorang yang memiliki suatu program dan yang berperilaku secara
bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan
cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan
sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi (leadership as an effect of
interaction). Kepemimpinan sebagai suatu proses sosial, merupakan
hubungan antar pribadi, dimana pihak lain mengadakan penyesuaian. Suatu
proses dimana saling mendorong dalam mencapai tujuan bersama. Jadi,
12
9.
10.
kepemimpinan bukan merupakan sebab melainkan sebagai akibat atau hasil
daripada perilaku kelompok. Kepemimpinan timbul dari proses interaksi
kelompok itu sendiri. Kepemimpinan adalah benar, apabila diakui dan
didukung oleh anggota kelompok.
Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan (leadership as a
differentiated role). Dalam kehidupan organisasi masing-masing anggota
mempunyai peranan yang berbeda-beda. Dalam pencapaian tujuan anggota
kelompok mempunyai sumbangan yang berbeda-beda. Demikian pula
kepemimpinan yang muncul sebagai akibat interaksi dalam kehidupan
organisasi, karena kelebihan-kelebihan dan sumbangannya dia diangkat
peranannya sebagai pemimpin. Sejauh seseorang dipandang oleh anggotaanggota ain sebagai sumber yang dapat memberikan sumbangan yang tidak
dapat diabaikan, ia akan diangkat dan diakui sebagai pemimpin.
Kepemimpinan adalah sebagai inisiasi struktur (leadership as the initiation
of structure). Kepemimpinan jangan dipandang sebagai jabatan pasif,
melainkan harus berperan sebagai suatu jabatan yang terlibat dalam suatu
tindakan memenuhi pembentukan struktur dalam interaksi, sebagai bagian
dari proses pemecahan masalah bersama.
Dari berbagai macam definisi diatas, dikemukakan bahwa timbul
kesepakatan diantara para ahli manajemen, bahwa akhirnya kepemimpinan dapat
di definisikan sebagai berikut:
„‟...that leadership is the process of influencing the activities of an individua or a
group in efforts toward goal achievement in a given situation.’’
Kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan
seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan di dalam suatu situasi
tertentu. Jadi, berdasarkan definisi tersebut, bahwa kepemimpinan itu akan terjadi
apabila di dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi perilaku orang lain baik
secara perseorangan atau kelompok. Oleh karena itu, kepemimpinan sebagai suatu
proses dirumuskan sebagai berikut:
L = f (l, f, s)
Keterangan:
L = leadership
s = situation
f = function
Apabila rumus tersebut diterjemahkan secara bebas :
l = leader
f = follower
K = f (p, b, s)
Kepemimpinan (K) adalah berfungsinya (f), pemimpin (p), bawahan (b) di dalam
sutuasi tertentu (s).
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu
perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut
kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk
suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini
13
sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang
menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang
dipersepsikan atau diacu oleh bawahan. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat,
ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola
tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan
tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan 2002).
Sedangkan menurut Ralph M. Stogdill (1974) didefinisikan sebagai sarana
pencapaian tujuan yang dimaksudkan dalam hubungan ini pemimpin merupakan
seseorang yang me miliki suatu program dan yang berperilaku secara bersamasama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya
tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik
yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan”. Gaya kepemimpinan menurut Stogdill (1974) yaitu
sebagai berikut:
1
Kepemimpinan Otorkratik (Autocratic Leadership)
Otokrat berasal kata autos = sendiri; dan kratos = kekuasaan, kekuatan. Jadi
otokrat berarti: penguasa absolut. Kepemimpinan otokratis itu mendasarkan
diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya
sealu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one-man show. Dia
berambisi sekali untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan
ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah
diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus
diakukan. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan
atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri. Sikap dan prinsip-prinsipnya
sangat konservatif /kuno dan ketat-kaku. Dengan keras dia mempertahankan
prinsip-prinsip business, efektivitas, efisiensi, dan hal-hal yang zakelijk.
Maka anthoritative itu disebut sebagai ketat-kaku berorientasi pada struktur
dan tugas-tugas. Pemimpin mau bersikap „baik‟ terhadap bawahan, asal
bawahan tadi bersedia patuh secara mutlak, dan menyadari tempatnya
sendiri-sendiri. Ciri-ciri gaya otoriter adalah sebagai berikut:
a.
Wewenang mutlak terpusat pada atasan
b.
Keputusan dan kebijakan dibuat oleh pimpinan tanpa konsultasi
dengan karyawan
c.
Komunikasi berlangsung satu arah
d.
Pengawasan dilakukan secara ketat
e.
Lebih banyak kritik daripada pujian