Penurunan Diizinkan Penurunan uji beban tiang Letak titik Sistem pembebanan

66 L g dan B g = lebar poor tiang kelompok. q C = kapasitas tahanan ujung tiang.

2.17. Penurunan Diizinkan

Penurunan yang diizinkan dari suatu bangunan bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis, tinggi, kekakuan, dan fungsi bangunan, serta besar dan kecepatan penurunan serta distribusinya. Jika penurunan berjalan lambat, semakin besar kemungkinan struktur untuk menyesuaikan diri terhadap penurunan yang terjadi tanpa adanya kerusakan strukturnya oleh pengaruh rangkak creep. Oleh karena itu, dengan alasan tersebut, kriteria penurunan pondasi pada tanah pasir dan pada tanah lempung berbeda. Karena penurunan maksimum dapat diprediksi dengan ketetapan yang memadai, umumnya dapat diadakan hubungan antara penurunan diizinkan dengan penurunan maksimum. Dimana syarat perbandingan penurunan yang aman yaitu : S total ≤ S izin S izin = 10 . D ................................................................................ 2.25 dimana : D = Diameter tiang.

2.18. Penurunan uji beban tiang

Pada umumnya uji beban tiang dilaksanakan untuk maksud-maksud sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 67 1. Untuk menentukan grafik hubungan beban dan penurunan, terutama pada pembebanan di sekitar beban rencana yang diharapkan. 2. Sebagai percobaan guna menyakinkan bahwa keruntuhan pondasi tidak akan terjadi sebelum beban yang ditentukan tercapai. Beban ini nilainya bebarapa kali dari beban kerja yang dipilih dalam perancangan. Nilai pengali tersebut, kenudian dipakai sebagai faktor aman.

3. Untuk menentukan kapasitas utimit yang sebenarnya, yaitu untuk

mengecek data hasil hitungan kapasitas tiang yang diperoleh dari rumus-rumus statis dan dinamis. H. C. Hardiyatmo, 2002.

2.18. Letak titik

pengujian Tiang yang sebaiknya terletak pada lokasi di dekat titik tiang pancang saat penyelidikan tanah dilakukan, dimana karakteristiknya telah diketahui dan pada lokasi yang mewakili kondisi tanah paling jelek di lokasi rencana bangunan. Hardiyatmo, 2002

2.19. Sistem pembebanan

Terdapat beberap macam sistem pembebanan yang dapat digunakan dalam pelaksannan pengujian tiang, antara lain : 1. suatu landasan platform yang dibebani dengan beban yang berat dibangun diatas tiang uji gambar 2.10.cara ini mengandung resiko ketidakseimbangan beban yang dapat menimbulkan kecelakaan yang serius. Universitas Sumatera Utara 68 Gambar 2.19 Susunan sistem pembebanan dengan reaksi dongkrak hidrolik ditahan oleh penahan yang terletak diatas tiang Hardiyatmo, 2002 2. Gelagar reaksi yang dibebani dengan beban berat, dibangun melintasi tiang yang diuji. Sebuah dongkrak hidrolik hydrolic jack yang berfungsi untuk memberikan gaya ke bawah dan pengukur besar beban load gauge atau proving ring diletakkan diantara kepala tiang dan gelagar reaksi. Untuk memperkecil pengaruh pendukung gelagar reaksi terhadap penurunan tiang, pendukung gelagar disarankan berjarak lebih besar 1,25 m dari ujung tiang gambar 2.11. Gambar 2.19 Sistem pembebanan dengan reaksi dongkrak hidrolik ditahan oleh penahan diatas tiang Hardiyatmo, 2002. 3. gelagar reaksi diikat pada tiang-tiang angker yang dibangun di kedua sisi tiang. Dongkrak hidrolik dan alat pengukur besar gaya diletakkan Universitas Sumatera Utara 69 diantara gelagar reaksi dan kepala tiang gambar 2.12. Tiang angker harus berjarak paling sedikit 3 kali diameter tiang yang diuji, diukur dari masing-masing sumbunya dan harus lebih besar dari 2 m. Jika tiang uji berupa tiang yang membesar ujungnya, jarak sumbu angker ke sumbu tiang harus 2 kali diameter atau 4 kali diameter badan tiang, dipilih mana yang lebih besar dari keduanya. Gambar 2.20 Sistem pembebanan dengan reaksi dongkrak hidrolik ditahan oleh tiang angker Hardiyatmo, 2002 Pada cara 2 dan 3, disarankan untuk menggunakan proving ring atau alat pengukur beban yang lain. Jika tidak, beban dapat diukur langsung tekanan cair di dalam dongkrak, dimana tekanannya harus telah dikalibrasi terlebih dahulu dengan mesin yang biasa digunakan untuk penujian testing machine. Universitas Sumatera Utara 70

2.20. Pengukuran penurunan