PENGARUH KEBIJAKAN PERUSAHAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

(1)

THE INFLUENCE OF COMPANY’S POLICY AND ITS PERFORMANCE AGAINTS COMPANY’S VALUES

(Study at Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2011-2015)

Oleh

WA ODE SITTY ATRIANA HASIM 20130410460

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

THE INFLUENCE OF COMPANY’S POLICY AND ITS PERFORMANCE AGAINTS COMPANY’S VALUES

(Study at Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

WA ODE SITTY ATRIANA HASIM 20130410460

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

Dengan ini saya,

Nama : Wa Ode Sitty Atriana Hasim

NIM : 20130410460

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH KEBIJAKAN PERUSAHAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)” tidak terdapat karya yang diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 5 Desember 2016

Wa Ode Sitty Atriana Hasim


(4)

“orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,

hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjandi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d 28)

Akan kuberikan ilmu yang kumiliki kepada siapapun. Asal mereka mau memanfaatkan ilmu yang

telah kuberikan itu. (Imam Syafi’i)

Janganlah seorang hamba itu mengharap selain kepada Allah dan janganlah dia takut selain kepada

dosanya. (Ali bin Abi Thalib)

Jangan menyerah saat do’a-do’amu belum terjawab, jika kamu mampu bersabar, Allah mampu

memberikan lebih dari apa yang kamu minta”. (Anonim)

“Berdo’alah yakin terkabul. Ketahuilah bahwasanya Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang

lalai

dan bersenda gurau. (HR. Tirmidzi 3479)

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman 13 : 55)

“Bismillahirromanirrohim, selalu semangat, kerjakanlah yang terbaik, berserah dirilah kepada Allah

SWT, dan janganlah lupa untuk selalu bersyukur atas apa yang Allah SWT berikan. Laa Tahzan

Innallaha Ma’anaa. “

(Wa Ode Sitty Atriana Hasim)


(5)

Terimakasih ya Allah atas segala nikmat yang kau berikan kepada hamba.

Terimakasih untuk..

Papa dan mama yang merawatku dari kecil hingga sekarang, selalu menyayangiku dengan

penuh kasih sayang, selalu mendukungku dan mendoakanku. Sungguh besar jasa-jasa yang

kalian berikan kepada Atri, Love you pa ma :*

Kakak-kakak ku (Tommy Nurtamin, Najmuddin Tamin, Kamadi Hasim) yang selalu

mendukungku dan mendoakanku

Adik-adikk ku (Rizky Amalia Tamin dan Rizky Amelia Tamin) yang selalu memberikan

semangat dan doa untukku

Keluarga yang selalu mendukungku, selalu menyemangatiku, selalu mendoakanku…

Dosen Pembimbingku, Ibu Alien Akmalia, S.E., M.Sc, yang telah sabar membimbingku

selama menyelesaikan skripsi

Teman-teman STICK UMY , MATAF 053, KKN 052, Kost Muslimah Khansa (Putri, Syifa,

Dita, Maulin, Wiga, Intan, Riri, April, Isti, Vina), Kost Bu arif yang kece hitz (Putri, Tya,

Sarah, Nurul, Dias, Yuli, Niken, Mbak Zulfa, Mbak Farah, Mbak Nury) dan temen temen

yang aku gak bisa sebutin satu per satu. Terima kasih sudah mewarnai ceritaku hingga

sekarang.

Terimakasih untuk…

Nurhudayaeni, Acinia Nindartin, Galdencia Rezah Josiana, cece terbaikku yang selalu

memberikan dukungan, semangat, doa untukku, temen gengs yang menjadi tempat cerita

mulai dari cerita humor, cinta, ilmu dan masih banyak lagi :”)

Putri Sari, temen kost lama, yang selalu bikin rusuh kalau main ke kamarku, temen berbagi

cerita pengalaman, temen yang sama-sama suka drakor dan anime, temen yang terbaik

pokoke.

Putri Dwi dan Tya, temen kost kece yang selalu buat rusuh di kamarku hahaha

Terimakasih untuk gengsssku…

Lieona Faradilla Agiska, temen dari sebelum mataf hingga sekarangg, temen yang paling

rempong, fashionable, kocak, dan manja ngetss hahaha tapi temen yang paling pengertian

juga.


(6)

abisnya, dan temen yang susah move on dari yaitulah pokoke. Cepet move on yaa mbak!

haha

Olyvia Windi Natasha Putri, temen yang paling humoris. Kalau udah ketemu, yaa gitu

petcaaah karna tawa hahaha. Selalu terhibur kalau ada kamu

Kalian terbaiiiiik pokoknya :*

Tri Wahyuningsih, temen seDPS, seperjuangan skripsi, temen urus ini dan itu, pergi pagi

pulang malam, hujan badai pun gak jadi halangan, terbaiklah pokoknya :”)

Terima kasih semuanya, semoga ikatan persaudaraan kita selalu terjaga dengan baik,

Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.


(7)

rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kebijakan Perusahaan Dan Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam dalam kebijakan perusahaan dan kinerja perusahaan mempengaruhi dalam nilai perusahaan dan memberikan ide bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi

2. Ibu Alien Akmalia, SE., MSc. yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

3. Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses pemyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.


(8)

ini.

Yogyakarta, 5 Desember 2016

Penulis


(9)

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1. Nilai Perusahaan... 7

2. Kebijakan Dividen ... 9

3. Kebijakan Hutang... 14

4. Kebijakan Investasi ... 16

5. Kinerja Keuangan... 18


(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Obyek Penelitian ... 29

B. Jenis Data ... 29

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

1. Variabel Dependen ... 30

2. Variabel Independen ... 31

F. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 33

1. Uji Asumsi Klasik ... 33

2. Analisis Regresi Berganda ... 36

3. Pengujian Hipotesis ... 37

BAN IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 40

B. Analisis Statistik Deskriptif ... 42

C. Hasil Penelitian ... 44

D. Pembahasan... 53

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 62

A. Simpulan ... 62

B. Saran ... 62

C. Keterbatasan Penelitian ... 63


(11)

(12)

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 42

4.3 Hasil Uji Regresi Berganda ... 44

4.4 Hasil Uji Normalitas ... 46

4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 47

4.6 Hasil Uji Heterroskedastisitas ... 47

4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

4.8 Rata-Rata ROA dan PBV Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 ... 59


(13)

4.1 Uji Durbin Watson Test ... 49


(14)

(15)

(16)

perusahaan terhadap nilai perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Alat analisis menggunakan software SPSS 22. Pada penelitian ini menemukan bahwa: 1) Kebijakan dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan diamana nilai koefisien variabel kebijakan dividen sebesar 0,074 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,001; 2) Kebijakan hutang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dimana nilai koefisien variabel kebijakan hutang sebesar 4,234 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,000; 3) Kebijakan investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dimana nilai koefisien variabel kebijakan Investasi sebesar 2,584 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,000; 4) Kinerja keuangan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dimana nilai koefisien variabel kinerja keuangan sebesar -7,424 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,067.

Kata Kunci: Kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, kinerja keuangan, nilai perusahaan.


(17)

the company againts the company’s value (Study at Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2011-2015). The population in this research is manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2011 until 2015. The sampling method used in this research is purposive sampling. The data analysis using classical assumption test includes multicollinearity test, autocorrelation test, heteroscedasticity test, and test for normality. Hypothesis testing using multiple regression analysis. The analysis tool using SPSS 22 software. In the study found that: 1) The dividend policy has a positive and significant impact on company’s value in which the dividend policy variable coefficient value of 0.074 and has a significant value of 0.001; 2) debt policy has a positive and significant impact on the value of companies in which the value of coefficient of 4.234 and debt policy has a significant value of 0.000; 3) investment policy has a positive and significant impact on the value of companies in which the investment policy variable coefficient value of 2.584 and has a significant value of 0.000; 4) The financial performance has a negative effect and no significant effect on the value of companies in which the value of coefficient -7.424 and has significant value of 0.067.

Keywords: dividend policy, debt policy, investment policy, financial performance and company’s value


(18)

A. Latar Belakang Penelitian

Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan kesejahteraan para pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan tercermin dari harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham perusahaan maka akan semakin tinggi juga nilai perusahassan. Tingginya nilai perusahaan akan menggambarkan semakin sejahtera para pemegang saham perusahaan.

Dalam bisnis.tempo.co (2016), tercatat frekuensi perdagangan saham di BEI mencapai 248.563 kali transaksi dengan total saham yang diperdagangkan sebanyak 5,44 miliar lembar saham senilai Rp 4,25 triliun. Terdapat 186 saham mengalami penaikan, sebanyak 133 saham turun dan 90 saham tidak bergerak (Kinerja Emiten Positif IHSG Turun 10,15 Jadi 4.868.23). Berita tersebut menunjukkan bahwa adanya fenonema naik turunnya harga saham dimana keadaan tersebut menggambarkan semua perilaku pelaku investasi dalam menilai sebuah perusahaan yang tercermin dari adanya peningkatan dan penurunan harga saham perusahaan serta harga saham perusahaan yang konstan dari beberapa perusahaan.

Nilai perusahaan ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu faktor internal perusahaan, eksternal perusahaan, dan teknikal. Faktor internal dan eksternal perusahaan merupakan faktor fundamental yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh para investor di


(19)

pasar modal. Sedangkan faktor teknikal lebih bersifat teknis dan psikologis, seperti volume perdagangan saham, nilai transaksi perdagangan saham, dan kecenderungan naik turunnya harga saham (Sudiyatno dan Puspitasari, 2010).

Pada penelitian ini mengasumsikan bahwa investor bersifat rasional, sehingga aspek fundamental menjadi dasar penilaian yang utama. Fokus penelitian ini adalah faktor internal perusahaan yang sering dianggap penting dalam menentukan harga saham. Menurut Weston dan Copeland (1992) dalam Sudiyatno dan Puspitasari (2010), faktor internal perusahaan dalam analisis pasar modal sering disebut dengan faktor fundamental perusahaan, faktor ini bersifat controllable sehingga dapat dikendalikan perusahaan. Faktor internal perusahaan dapat dikelompokkan dalam faktor kebijakan perusahaan dan faktor kinerja perusahaan. Faktor kebijakan perusahaan dalam penelitian ini ditekankan pada kebijakan manajemen keuangan meliputi kebijkan dividen, kebijakan hutang, dan kebijakan investasi. Sedangkan faktor kinerja perusahaan ditekankan pada aspek kinerja keuangan.

Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham, dan pihak kedua perusahaan itu sendiri (Hermuningsih dan Wardani, 2009). Menurut Bird in the hand theory investor lebih menyukai pengembalian dalam bentuk dividen


(20)

dibandingkan dengan capital gain. Oleh sebab itu, besarnya dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat mempengaruhi harga saham. Pembayaran dividen yang tinggi tidak selalu meningkatkan harga saham perusahaan. Hal ini dikarenakan pada teori preferensi pajak, pembayaran dividen yang rendah juga dapat meningkatkan harga saham perusahaan. Sehingga keputusan apapun yang diambil oleh perusahaan mengenai kebijakan dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Kebijakan hutang merupakan suatu keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan dari sumber eksternal perusahaan. Kebijakan ini menggambarkan sejauh mana sebuah perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan. Meningkatnya hutang perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan karena menurut trade off theory nilai perusahaan dengan hutang akan meningkat seiring dengan meningkatnya hutang perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang yang digunakan oleh perusahaan maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan tersebut. Oleh karena itu, kebijakan hutang dinilai dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Kebijakan investasi merupakan suatu keputusan dimana seseorang yang memiliki dana akan menanamkan dananya kepada suatu perusahaan. Semakin banyak orang yang berinvestasi kepada suatu perusahaan maka akan memberikan sinyal positif bagi perusahaan tersebut. Adanya sinyal positif bagi perusahaan akan meningkatkan harga saham perusahaan. Oleh sebab itu, kebijakan investasi dapat mempengaruhi nilai perusahaan.


(21)

Selain faktor kebijakan perusahaan, faktor kinerja perusahaan yang dinilai dari aspek kinerja keuangan dianggap penting dalam menentukan nilai perusahaan. Kinerja keuangan dapat dilihat dari tranparansi data laporan keuangan dimana investor dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Apabila kondisi keuangan perusahaan baik maka perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dari investor untuk menanamkan dananya kepada perusahaan. Semakin banyak investor suatu perusahaan maka modal yang dimiliki perusahaan akan bertambah. Jika modal tersebut dapat dikelola dengan baik maka perusahaanakan mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan akan berdampak terhadap harga saham perusahaan. Oleh karena itu, kinerja keuangan dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Dalam investasi.kontan.co.id (2016), ada tiga dari sepuluh sektor yang menopang IHSG. Salah satunya adalah sektor manufaktur dimana saham-saham dari grup manufaktur menguat sebesar 0,49%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor manufaktur memberikan kontribusi yang tinggi dalam menopang penguatan IHSG (Tiga Sektor Kuat Menopang IHSG). Perusahaan manufaktur memiliki tingkat nilai perusahaan yang tinggi yang diwujudkan dengan tingginya harga sahamnya karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang paling banyak terdaftar dan paling aktif memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari pada perusahaan non manufaktur (Himatul, 2014). Oleh sebab itu, penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur


(22)

untuk dijadikan sebagai objek penelitian terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

Penelitian ini merukapan penilitian replikasi ekstensi dari penelitian Wijaya, Bandi dan Wibawa (2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penambahan variabel independen yaitu kinerja perusahaan, proksi kebijakan investasi, dan periode penelitian yang digunakan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik melakukan penelitian lanjutan dengan judul penelitian “Pengaruh Kebijakan Perusahaan dan Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)’’.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah kebijakan investasi berpengaruh terhadap nilai

perusahaan?


(23)

C. Tujuan Peneltian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kebijakan investasi terhadap nilai perusahaan.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

D. Manfaat Peneltian

Adapun manfaat yang diharapkan bagi penelitian ini, antara lain: 1) Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

2) Manfaat Praktik

Secara praktik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi manajemen perusahaan dan digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan.


(24)

A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Masyarakat menilai dengan bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tertentu sesuai dengan persepsi dan keyakinannya. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat (Sudiyatno,2010).

Silveira dan Barros (2007) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai apresiasi/penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Nilai tersebut tercermin pada harga saham perusahaan. Investor yang menilai perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan akan cenderung membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan saham yang tinggi menyebabkan harga saham meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham yang meningkat menunjukan bahwa investor memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan.


(25)

Dengan meningkatnya harga saham pemegang saham akan mendapatkan keuntungan melalui capital gains. Aspek utama yang menyebabkan investor memberikan nilai lebih terhadap perusahaan adalah kinerja perusahan yang tercermin dalam angka laba. Secaca umum investor menilai laba yang tinggi menunjukan prospek yang baik di masa depan. Laba yang tinggi menunjukan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan perusahaan. Namun demikian, investor tidak semata-mata menilai angka laba yang dilaporkan perusahaan namun juga menilai bagaimana laba itu dilaporkan (secara prinsip akuntansi) dan bagaimana tata kelola perusahaan (corporate governance) sehingga dapat menghasilkan angka laba yang seperti tercantum dalam laporan keuangan (Nuraina, 2012).

Apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan yang mempunyai prospek pada masa yang akan datang, maka nilai sahamnya menjadi tinggi. Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai kurang memiliki prospek maka harga saham menjadi rendah (Usunariyah dalam Mardiyati dkk., 2012). Menurut Hasnawati (2005) nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional (Himatul, 2014).


(26)

2. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan dimana laba yang diproleh akan diberikan kepada para pemegang saham ataukah akan disimpan dalam bentuk laba ditahan sebagai modal investasi jangka panjang. Menurut Mardiyati dkk.. (2012) kebijakan dividen sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan dividen membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Beberapa faktor dalam kebijakan dividen yaitu kesempatan investasi, profitabilitas dan likuiditas, akses ke pasar keuangan, stabilitas pendapatan serta pembatasan-pembatasan. Ada beberapa teori mengenai kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan :

a. Kebijakan Dividen Tidak Relevan

Miller dan Modigliani (1961) mengajukan argumen bahwa kebijakan dividen tidak relevan. Ada beberapa asumsi yang dikemukakan oleh dua ekonom tersebut yaitu :

1) Tidak ada pajak atau biaya lainnya. Pelaku pasar tidak bisa mempengaruhi harga sekuritas. Pasar diasumsikan sempurna (perfect).

2) Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama terhadap investasi, keuntungan, dan dividen di masa datang. Pengharapan investor dikatakan homogen.


(27)

3) Kebijakan investasi ditentukan lebih dulu, kebijakan dividen tidak mempengaruhi kebijakan investasi.

b. Kebijakan Dividen yang Relevan

1) Bird In the Hand Theory mengasumsikan bahwa pembayaran

dividen mengurangi ketidakpastian, yang berarti mengurangi risiko, yang pada giliran selanjutnya mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemgang saham. Ada beberapa argumen yang mendukung pembayaran dividen dibayar tinggi. Myor dan John Litner berpendapat bahwa biaya modal saham (ks) akan naik karena investor merasa lebih pasti dengan pendapatan dividen dibandingkan pendapatan capital gain.

2) Dividen Dibayar Rendah

Pada teori ini nerpendapat bahwa sebaiknya dividen dibayar rendah. Variabel pajak dan flotation cost mendasari argumen tersebut. Di negara tertentu, pajak untuk capital gain lebih rendah dibandingkan dengan pajak untuk dividen. Di samping itu, pajak atas capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir. Dengan kata lain pajak efektif atas capital gain bias ditunda. Sedangkan pajak dividen akan dibayarkan pada saat dividen diterima. Berdasarkan argument tersebut, dividen akan dibayar rendah karena akan menghemat pajak. Jika perusahaan membayarkan dividen dan


(28)

kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal saham eksternal lebih besar dibandingkan biaya modal internal, karena adanya biaya emisi, biaya transaksi, dan biaya underpricing saham. Oleh karena itu, perusahaan akan lebih baik membayarkan dividen rendah sehingga tidak harus menerbitkan saham baru (Hanafi, 2014).

c. Isi Informasi Dividen ( Information Content of dividend)

Menurut Hanafi (2014) ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham.

Teori tersebut dikenal sebagai teori signal atau isi informasi dari dividen. Menurut teori signaling tersebut, dividen dipakai sebagai signal oleh perusahaan. Jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan, aliran kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat dimana dividen yang meningkat tersebut bisa dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan dividen. Pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan dividen tersebut. Jika perusahaan


(29)

di masa mendatang menurun, perusahaan akan menurunkan pembayaran dividennya. Pasar akan merespon negatif pengumuman tersebut. Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu propek perusahaan di masa mendatang.

d. Efek Klien (Clientele Effect)

Kebijakan dividen seharusnya ditujukan untuk memenuhi kebuthan segmen investor tertentu. Menurut Hanafi (2014) kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien tersebut, menyebabkan harga saham berubah. Clientele effect adalah kecenderungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya. Argumen Miller dan Modigliani menyatakan bahwa suatu perusahaan menetapkan kebijakan pembagian dividen khusus, yang selanjutnya menarik sekumpulan peminat atau clientele yang terdiri dari para investor yang menyukai kebijakan dividen khusus tersebut (Weston dan Brigham dalam Mardiyati dkk., 2012).

Kebijakan dividen berpengaruh atas sikap para investor. Para pemegang saham memandang negatif perusahaan yang memotong dividen, karena pemotongan seperti itu mereka mengaitkan pada kesulitan keungan. Dalam menetapkan suatu kebijakan deviden, manajer keuangan harus menentukan dan memenuhi sasaran pemilik; bila tidak, para pemegang saham dapat


(30)

menjual saham mereka, yang pada gilirannya mendorong harga saham ke bawah. Ketidakpuasan pemegang saham membuka kemungkinan kendali perusahaan direbut oleh kelompok di luar perusahaan. Kebijakan dividen berdampak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan. Kebijakan dividen juga mempengaruhi arus kas perusahaan. Perusahaan dengan kedudukan likuiditas buruk dapat dipaksa untuk membatasi pembayaran dividennya. Kebijakan tersebut menurunkan ekuitas pemegang saham karena dividen dibayar dari laba yang ditahan. Hal ini mengakibatkan rasio hutang terhadap ekuitas menjadi lebih tinggi.

Suatu penambahan dalam laba perusahaan tidak secara otomatis manaikkan dividen, biasanya ada kesenjangan waktu antara peningkatan laba dan pembayaran dividen lebih tinggi. Hanya apabila manajer keuangan merasa optimis bahwa peningkatan laba itu akan berlanjut maka ia akan menaikkan dividen.bila dividen itu dinaikkan, dividen itu harus terus berlanjut diberikan pada tingkat lebih tinggi karena pemegang saham sudah terbiasa dengan tingkat itu dan bereaksi negatif terhadap penurunan dalam pembayaran.


(31)

e. Teori Dividen Residual (Residual Theory Of Dividend)

Menurut Hanafi (2014) perusahaan menetapkan kebijakan dividen setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan merupakan sisa (residual) setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Menurut teori tersebut manajer akan akan melakukan langkah-langkah berikut ini.

1) Menetapkan penganggaran modal yang optimum. Semua usulan investasi yang mempunyai NPV yang positif akan diterima.

2) Menentukan jumlah saham yang diperlukan untuk membiayai investasi baru tersebut sambil menjaga struktur modal yang ideal.

3) Menggunakan dana internal untuk mendanai kebutuhan dana dari saham tersebut.

4) Membayarkan dividen hanya jika ada sisa dari dana internal, setelah semua usulan investasi dengan NPV positif didanai. 3. Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang merupakan suatu keputusan untuk menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan. Ada beberepa teori mengenai kebijakan hutang terkait dengan nilai perusahaan.


(32)

a. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)

Pada awal tahun 1960-an kedua ekonom memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan tanpa hutang. Kenaikan nilai tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak dari penggunaan hutang. b. Trade Off Theory

Menurut teori trade off nilai perusahaan dengan hutang akan semakin meningkat dengan meningkatnya hutang. Tetapi nilai tersebut mulai menurun pada titik tertentu. Pada titik tersebut, tingkat hutang merupakan tingkat yang optimum.

c. Packing Order Theory

Teori packing order manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuan investasi. Jika ada kesempatan, maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai kebutuhan investasi tersebut.

d. Pendekatan Teori Keagenan (Agency Approach)

Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Jika manajemen tidak mempunyai saham di perusahaan, maka ketrlibatan manajer akan semakin berkurang. Dalam situasi tersebut manajer akan cenderung mengammbil tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan para pemegang saham. Konflik


(33)

antara pemegang saham dengan manajer adalah konsep free-cash flow. Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free-cash flow) sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free-cash flow tersebut. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan. Jika manajer tidak membayar bunga tersebut, manajer bisa mengalami kebangkrutan. e. Teori signaling

Ross (1977) mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan sinyal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengomunikasikan hal tersebut ke investor.

Perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian hutang merupakan tanda atau signal positif.

4. Kebijakan Investasi

Menurut Jogiyanto kebijakan investasi adalah penanaman modal dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang


(34)

akan datang (Himatul, 2014). Kebijakan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Fama (1978) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh kebijakan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa kebijakan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan (Hidayat, 2010).

Tujuan kebijakan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti menaikkan kemakmuran pemegang saham. Dengan kata lain, bila dalam berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien, maka perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari calon investor untuk membeli sahamnya. Dengan demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan. Yang berarti semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan (Hidayat, 2010).

Myers (1977) dalam Wijaya dkk.. (2010) memperkenalkan Investment Opportunity Set (IOS) pada studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi. IOS memberikan petunjuk yang lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran


(35)

perusahaan di masa yang akan datang, sehingga prospek perusahaan dapat ditaksir dari Investment Opportunity Set. IOS didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan piliha investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif.

5. Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan merupakan penilaian kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio keuangan (Dwipartha dan Made, 2013). Selain itu, kinerja keuangan juga merupakan salah satu bagian dari kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan adalah hasil kegiatan operasional perusahaan.

Kegiatan operasional di dalam laporan keuangan ditunjukkan oleh pencapaian laba bersih. Laba merupakan selisih antara revenue dengan expenses. Dalam mengelola perusahaan manajer akan berusaha memaksimalkan revenue dan menekan expenses. Kegiatan memaksimalkan revenue disebut juga peningkatan profitabilitas, sedangkan menekan expenses disebut juga peningkatan efisiensi (Christiawan dan Tarigan, 2007). Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan.

Menurut Harahap (2004) dalam mahendra (2012) kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah


(36)

perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan. Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan . Menurut Mahendra (2012) Para pelaku pasar modal seringkali menggunakan informasi tersebut sebagai tolak-ukur atau pedoman dalam melakukan transaksi jual-beli saham suatu perusahaan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Wijaya dkk. (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh kebijakan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan hasil yang menyatakan bahwa kebijakan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil kesimpulan penelitian tersebut menyatakan bahwa ketiga kebijakan perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham.

Himatul (2014) melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh kebijakan hutang, kebijakan dividen, profitabilitas, kinerja perusahaan, dan kebijakan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur


(37)

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011 dengan hasil menyatakan bahwa kebijakan hutang dan kebijakan dividen memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan profitabilitas, kinerja perusahaan dan kebijakan investasi memilki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil kesimpulan penelitian tersebut menyatakan bahwa kebijakan hutang dan kebijakan dividen tidak menjadi indikator yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian menyatakan bahwa indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah profitabilitas, kinerja perusahaan, dan kebijakan investasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ustiani (2015) menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian Wijaya dkk.. (2010) dan Sari (2013) menemukan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Tetapi pada penelitian Sudiyatno dan Puspitasari (2010) kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Sudiyatno dan Puspitasari (2010) menemukan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhardi (2008) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Sukirni (2012) menemukan bahwa kebjikan hutang berpengaruh negatif terhadap nilai


(38)

perusahaan. Sedangkan pada penelitian Sari (2013 menemukan bahwa kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Qureshi (2006) menemukan bahwa kebijakan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian Wijaya dkk.. (2010) yang menyatakan bahwa kebijakan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sari (2013) dan Himatul (2014) yang menyatakan bahwa kebijakan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. sedangkan pada penelitian Sudiyatno dan Puspitasari (2010) menemukan bahwa kebijakan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Untuk kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, dalam penelitian milik Himatul (2014) menemukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Mardiyati dkk. (2012) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian Herawati (2013) menemukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan pada penelitian Suharli (2006), Hermawan dan Maf’ulah (2014), dan Putra dkk. (2007) menemukan bahwa kinerja perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(39)

C. Hipotesis

1) Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan

Pada penelitian Mardiyati dkk. (2012) menemukan bahwa kebijakan dividen sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan. Menurut signaling theory, investor menganggap cash dividend yang dibayarkan oleh perusahaan merupakan signal prospek perusahaan di masa mendatang. Perusahaan yang merasa bahwa prospek di masa mendatang baik akan meningkatkan pembayaran dividennya, sehingga pasar akan merespon positif mengenai kenaikan dividen tersebut. Hal ini dikarenakan pengumuman kenaikan dividen dapat dijadikan penangkal isu yang tidak diharapkan oleh perusahaan di masa mendatang. Dalam Bird in the hand tehory menjelaskan bahwa investor lebih menyukai dividen dibayarkan tinggi karena dianggap dapat mengurangi risiko ketidakpastian dibanding dengan capital gain. Tingginya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan mencerminkan keuntungan yang diperoleh perusahaan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan. Tingginya minat investor akan berakibat positif berupa naiknya harga saham yang akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Sesuai dengan kebijakan dividen relevan, perusahaan bersedia membayar dividen yang besar kepada para investor karena dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pada penelitian Wijaya dkk.


(40)

(2010), Sari (2013), dan Ustiani (2015) menyatakan bahwa dividen berpengaruh postif terhadap nilai perusahaan.

H1 : Kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

2) Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan

Kebijakan hutang merupakan keputusan pendanaan perusahaan yang bersumber dari dana eksternal perusahaan. Perusahaan dengan hutang yang tinggi adalah perusahaan yang memiliki kemungkinan nilai perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki hutang yang rendah maupun perusahaan yang tidak memiliki hutang. Menurut Brigham dan Houston dalam Wijaya dkk (2010), peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal ini akan direspon positif oleh pasar. Kebijakan hutang berkaitan dengan struktur modal karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam struktur modal. Dalam pandangan tradisional menyatakan bahwa struktur modal dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Salah satu teori yang mewakili pandangan tradisional yaitu Trade-off Theory. Dalam Trade-off Theory struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor lain yaitu pajak, biaya keagenan, dan biaya kesulitan keuangan. Tingkat hutang yang optimal tercapai pada saat penghematan pajak mencapai jumlah yang maksimal terhadap kesulitan keuangan tetapi tetap


(41)

mempertahankan asumsi efesiensi pasar dan asimetri informasi sebagai pertimbangan penggunaan hutang. Sesuai dengan Trade off theory semakin tinggi tingkat hutang yang dimiliki perusahaan menandakan bahwa semakin baik perusahaan tersebut dalam membayar kembali hutangnya. Hal ini akan menarik minat para investor untuk menanamkan dananya dalam bentuk hutang yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Tingginya minat investor di sini dapat berakibat positif berupa naiknya harga saham yang akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Pada penelitian Murhardi (2008), Sudiyatno dan Puspitasari (2010), dan Wijaya dkk. (2010) menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

H2 : Kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

3) Kebijakan Investasi dan Nilai Perusahaan

Kebijakan investasi merupakan keputusan dalam menanamkan dana dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dengan tingkat risiko tertentu. Pencapaian tujuan tersebut hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan yang dapat memberikan sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa mendatang. Sesuai dengan Signaling theory, peluang investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa mendatang, sehingga dapat meningkatkan harga saham sebagai


(42)

indikator nilai perusahaan. Menurut Fama dalam Wijaya dkk. (2010), nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kebijakan investasi merupakan salah satu keputusan yang penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dkk. (2010) mengatakan bahwa keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan mencerminkan kesempatan investasi di masa yang akan datang (investment opportunity). Myers (1977) memperkenalkan Investment Opportunity Set (IOS) pada studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi dimana IOS memberikan petunjuk yang lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa mendatang. IOS didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif. (Wijaya dkk., 2010). Apabila perusahaan dapat memaksimalkan kegiatan operasional dengan memanfaatkan aset yang dimiliki maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Hal tersebut akan direspon positif oleh para investor dimana investor akan membeli saham perusahaan. Semakin banyak investor yang berinvestasi pada perusahaan akan menyebabkan harga saham perusahaan naik dan akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Pada penelitian Qureshi (2006), Wijaya dkk. (2010), Sari (2013), dan Himatul (2014) menyatakan bahwa kebijakan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(43)

H3 : Kebijakan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

4) Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan

Kinerja keuangan dianggap salah satu indikator yang penting dalam menilai baik buruknya perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh kinerja keuangan merupakan penilaian kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio keuangan (Dwipartha, 2012). Penilaian kondisi keuangan dapat dilihat dari data laporan keuangan yang dipublikasi. Dengan adanya transparansi data laporan keuangan perusahaan, investor akan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Menurut Harahap dalam mahendra (2012), laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan. Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Menurut Mahendra (2012) Para pelaku pasar modal seringkali menggunakan informasi tersebut sebagai tolak-ukur atau pedoman dalam melakukan transaksi jual-beli saham suatu perusahaan. Apabila perusahaan dapat memaksimalkan kegiatan operasional dengan memanfaatkan aset yang dimiliki dengan efektif dan efisien perusahaan akan memperoleh keuntungan. Hal tersebut akan menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan semakin baik


(44)

sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan. Tingginya minat investor akan berakibat positif berupa naiknya harga saham yang selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Pada penelitian Mardiyati dkk. (2012) dan Himatul (2014) kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

H4 : Kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan


(45)

D. Model Penelitian

Gambar 2.1 Model Penelitian Kebijakan Dividen

(DPR)

Kebijakan Hutang (DER)

Kebijakan Investasi (MBVA)

Kinerja Keuangan (ROA)

Nilai Perusahaan (PBV)


(46)

A. Obyek Penelitian

Obyek pada penilitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.

B. Jenis Data

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesa maka data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Jenis data dalam penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling jenis judgement sampling. Purposive sampling merupakan

pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan pertimbangan tertentu (Hartono, 2013). Ada beberapa kriteria tertentu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

2. Perusahaan yang mempublikasikan annual report dan laporan keuangan secara lengkap secara selama periode penelitian.


(47)

3. Perusahaan yang membagikan dividen secara berturut turut selama periode penelitian

4. Perusahaan yang memperoleh keuntungan selama periode penelitian 5. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan dalam nilai mata uang

Rupiah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu suatu proses pencatatan dan perekaman data yang berhubungan dengan manfaat penelitian, yaitu meliputi data annual report dan laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan www.idx.co.id.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Menurut Himatul (2014), nilai perusahaan merupakan apresiasi investor atau prospek perusahaan pada masa yang akan datang maupun pada waktu sekarang yang tercermin dari harga saham perusahaan di pasar saham. Nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan proksi Price Book Value (PBV) (Hanafi, 2014).

PBV = H


(48)

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel-variabel berikut ini :

a) Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan dimana laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen ataukah disimpan dalam bentuk laba ditahan sebagai bentuk investasi perusahaan dalam jangka panjang. Kebijakan dividen dalam penelitian ini menggunakan proksi Dividend Payout Ratio (DPR). Rasio ini melihat bagian

earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada

investor (Hanafi, 2014).

DPR = P L

L P L

b) Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang merupakan suatu keputusan dimana suatu perusahaan akan menggunakan sumber dana eksternal untuk mengelola perusahaan. Kebijakan hutang dalam penelitian ini menggunakan proksi Debt to Equity Ratio (DER) (Sartono, 2001). Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. DER = T H


(49)

c) Kebijakan Investasi

Kebijakan investasi merupakan keputusan dalam menanamkan dana dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dengan tingkat risiko tertentu. Kebijkan investasi dalam penelitian ini menggunakan proksi Market to Book Value of Asset (MBVA). Rasio ini mengukur prospek pertumbuhan perusahaan berdasarkan banyaknya asset yang digunakan dalam menjalankan usahanya. Bagi para investor, proksi ini menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian kondisi perusahaan Semakin tinggi MBVA semakin besar aset yang digunakan perusahaan dalam usahanya, semakin besar kemungkinan nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham yang meningkat (Dachi, 2010). MBVA = (T −T ) + ( y ��� � � ���)

T

d) Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan merupakan penilaian kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio keuangan (Dwipartha dan Made, 2013). Kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan proksi Return On Asset (ROA). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu (Hanafi dan Halim, 2014). ROA = L

T


(50)

F. Uji Hipotesis dan Analisa Data

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, dan kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Untuk itu akan digunakan teknik analisis regresi linear berganda. Sebelum analisis ini dilaksanakan, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk menghasilkan nilai parameter model penduga yang sah. Nilai tersebut akan terpenuhi jika hasil uji asumsi klasiknya memenuhi asumsi normalitas, serta tidak terjadi heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi kriteria Best, Linear, Unbiased, dan Efecient Estimator (BLUE), sehingga layak dipakai untuk memprediksi pengaruh varabel bebas terhadap variabel terikat, dimana meliputi :

a. Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas artinya antara indepndent variable yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna(koefisian relasinya tinggi atau = 1). Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Konsekuensinyan kesalahan standar estimasi cenderung meningkat dengan bertambahnya Independent Variable, tingkat


(51)

signifikan untuk menolak hipotesis nol semakin besar dan probabilitas menerima hipotesis yang salah juga akan semakin besar. Akibatnya model regresi tidak valid untuk menaksir nilai Dependent Variable. Pendektesian multikolineritas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factors (VIF) atau nilai

Tolerance, karena VIF = 1/ Tolerance. Kriteria pengujiannya

yaitu apabila nilai VIF < 10 atau nilai Tolerance> 0,1, maka tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel independen. Demikian pula sebaliknya. Cara lain adalah menggunakan regresi parsial antara variabel independen. Nilai R2 dari masing-masing regresi dibandingkan dengan nilai R2 model utama. Jika ada nilai R2 yang lebih tinggi dari R2 model utama, maka terdapat multikolinearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara visual, yaitu melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika


(52)

pada grafik scatterplot terdapat titik dengan pola tertentu (bergelombang melebar menyempit), maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara mendeteksi gejala heteroskedastisitas yaitu dengan uji Glejser. Uji ini meregresikan nilai absolute residual dengan variabel-variabel independen dalam model. Hasil regresi tersebut harus menunjukkan tidak ada yang signifikan berpengaruh atau probabilitas signifikansi di atas 5%. c. Uji Autokolerasi

Autokorelasi berarti terjadi korelasi antara anggota sampel yang diurutka berdasarkan waktu. Penyimpangan ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem korelasi. Pengujian autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut;

1) Jika dW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang terdapat autokorelasi. 2) Jika dW terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol


(53)

3) Jika dW terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson, dengan bergantung pada banyaknya observasi dan banyaknya variabel independennya.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, Deependent Variable, Independent variable atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan analisis statistik. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistic bias sebaliknya. Oleh sebab itu, dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik dapat dilakukan dengan uji kolmogorov sminorv. Jika nilai sig lebih besar dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa residual menyebar normal, dan jika nilai sig lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa residual menyebar tidak normal.

2. Analisis Regresi Berganda

Hubungan fungsional antara variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen dapat digunakan teknik regresi berganda dengan


(54)

bantuan program SPSS. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka teoritis yang disajikan sebelumnya, maka ada dua model yang akan digunakan dalam penelitian ini :

PBV = a + b1 DPR + b2 DER + b3 MBVA + b4 ROA + e Keterangan :

a = Konstanta.

b1 = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan PBV apabila DPR berubah sebesar 1 satuan.

b2 = Koefesien regresi, yaitu besarnya perubahan PBV apabila DER berubah sebesar 1 satuan.

b3 = Koefesien regresi, yaitu besarnya perubahan PBV apabila MBVA berubah sebesar 1 satuan.

b4 = Koefesien regresi, yaitu besarnya perubahan PBV apabila ROA berubah sebesar 1 satuan.

e = Standar error 3. Pengujian Hipotesis

a) Koefisien Determinasi (�2 )

Koefisien determinasi (�2 ) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu. Nilai (�2 ) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel


(55)

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel indepenen (bebas) mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat). Kriteria hipotesis :

Ho ; β = 0 ; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, dan kinerja keuangan) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (nilai perusahaan).

Ha ; β > 0 ; ada pengaruh yang signifikan antara varibel independen (kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, dan kinerja keuangan) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Kriteria Pengujian :

1) Jika nilai F hitung > F tabel, Ho ditolak dan Ha diterima hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signfikan antara variabel kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, dan kinerja keuangan berpengaruh dengan nilai perusahaan.

2) Jika nilai F hitung < F tabel, Ho diterima dan Ha ditolak hal ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kebijakan dividen, kebijakan hutang,


(56)

kebijakan investasi, dan kinerja keuangan berpengaruh dengan nilai perusahaan.

3) Jika Nilai signifikansi > α = 0,05 maka variabel independen (bebas) secara simultan berpengaruh terhadap variabel

dependen (terikat). Sebaliknya, jika nilai signifikansi < α =

0.05 maka variabel independen (bebas) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (terikat).

c) Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria hipotesis :

1) Ho : bi = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.

2) Ha : bi ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.

3) Jika nilai signifikansi > nilai α = 0,05 maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, sebaliknya jika nilai

signifikansi < nilai α = 0,05 maka variabel bebas tidak


(57)

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Sampel pada penelitian yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari tahun 2011 sampai dengan 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu annual report dan laporan keuangan perusahaan manufaktur dari tahun 2011 sampai dengan 2015 yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana ada beberapa keriteria dalam memilih jumlah sampel yang akan digunakan dalam peneltitan ini. Adapun prosedur pemilihan sampel, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Prosedur Pemilihan Sampel

No. Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 1. Perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI pada tahun 2011 sampai dengan 2015.

130 132 136 141 143

2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara berturut-turut (2011 sampai dengan 2015)

123 123 123 123 123

3. Perusahaan tidak

mempublikasikan annual report dan laporan keuangan secara lengkap secara selama periode penelitian (2011 sampai dengan 2015).

(1) - - - (2)

4. Perusahaan yang tidak membagikan dividen secara berturut turut selama periode

(70) (65) (58) (63) (46)


(58)

penelitian (2011 sampai dengan 2015).

5. Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode penelitian (2011 sampai dengan 2015).

(18) (13) (23) (8) (26)

6. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan dalam nilai mata uang dollar Amerika Serikat.

(8) (19) (16) (26) (23)

Total Sampel Perusahaan 26 26 26 26 26 Sumber : Hasil Olah Data Sekunder, 2016 (Lampiran 1)

Berdasarkan tabel 4.1., perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 130 perusahaan; tahun 2012 sebanyak 132 perusahaan; tahun 2013 sebanyak 136 perusahaan; tahun 2014 sebanyak 141 perusahaan; dan tahun 2015 sebanyak 143 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah sebanyak 123 perusahaan. Setelah dilakukan purposive sampling diperoleh sampel penelitian sebanyak 26 perusahaan yang telah memenuhi kriteria sebagai obyek pada penelitian ini. Setelah dikurangi perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap tahun 2011 sebanyak 1 perusahaan; tahun 2015 sebanyak 2 perusahaan. Perusahaan yang tidak membagikan dividen tahun 2011 sebanyak 70 perusahaan; tahun 2012 sebanyak 65 perusahaan; tahun 2013 sebanyak 58 perusahaan; tahun 2014 sebanyak 63 perusahaan; dan tahun 2015 sebanyak 46 perusahaan. Perusahaan yang mengalami kerugian tahun 2011 sebanyak 18; tahun 2012 sebanyak 13 perusahaan; tahun 2013 sebanyak 23 perusahaan; tahun 2014 sebanyak 8 perusahaan; dan tahun 2015 sebanyak 26 perusahaan. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan dalam nilai mata uang dollar Amerika Serikat tahun


(59)

2011 8 perusahaan; tahun 2012 sebanyak 19 perusahaan; tahun 2013 sebanyak 16 perusahaan; tahun 2014 sebanyak 26 perusahaan; dan tahun 2015 sebanyak 23 perusahaan. Sehingga sampel yang diperoleh dari 26 perusahaan pada 5 tahun pengamatan menghasilkan sebanyak 130 sampel.

B. Analisis Statistik Deskriptif

Hasil pengujian statistik deskriptif menggambarkan jumlah pengamatan, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari variabel dependen dan variabel independen. Hasil pengujian statistik deskriptif variabel penelitian dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2.

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai Perusahaan 130 0,00 58,48 6,3914 10,81327 Kebijakan Dividen 130 0,01 122,22 1,4928 10,69105 Kebijakan Hutang 130 0,11 3,03 0,7352 0,54547 Kebijakan Investasi 130 0,49 18,64 3,5272 3,70779 Kinerja Keuangan 130 0,00 0,66 0,1498 0,11072 Sumber : Hasil Olah Data Sekunder, 2016 (lampiran 2)

Hasil pengujian statistik deskriptif di atas, menunjukkan besaran nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Data tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang memiliki standar deviasi atau penyimpangan melebihi dari nilai rata-ratanya. Kondisi tersebut mencerminkan tingginya fluktuasi data dari variabel tersebut yaitu data


(60)

DPR, MBVA, dan PBV. Untuk variabel DER dan ROA memiliki standar deviasi atau penyimpangan yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa ini nilai standar deviasi variabel DER dan ROA lebih rendah dari nilai rata-ratanya dimana variabel tersebut menggambarkan fluktuasi data yang rendah.

Pada Tabel 4.2. manggambarkan pengujian statistik deskriptif untuk setiap variabel yang digunakan dalam model penelitian. Nilai N semua variabel menunjukkan angka 130 yaitu jumlah observasi yang dilakukan pada 26 perusahaan manufaktur selama lima periode penelitian.

Pada Tabel 4.2. DPR menunjukkan mean sebesar 1.4928 dan standar deviasi sebesar 10.69105; serta nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 122,22. DER menunjukkan mean sebesar 0,7352 dan standar deviasi sebesar 0,54547; serta nilai minimum sebesar 0,11 dan nilai maksimum sebesar 3,03. MBVA menunjukkan mean sebesar 3,272 dan standar deviasi sebesar 3,70779; serta nilai minimum sebesar 0,49 dan nilai maksimum sebesar 18,64. ROA menunjukkan mean sebesar 0,1498 dan standar deviasi sebesar 0,11072; serta nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 0,66. PBV menunjukkan mean sebesar 6,3914 dan standar deviasi sebesar 10,81327; serta nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 58,48.


(61)

C. Hasil Penelitian

1. Persamaan Linier Regresi Berganda

Persamaan regresi linier berganda disajikan pada tabel 4.3. berikut ini: Tabel 4.3.

Hasil Uji Regresi Berganda

Sumber : Hasil Olah Data Sekunder, 2016 (Lampiran 2)

Berdasarkan Tabel 4.3. di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

PBV = -4,833 + 0,074 DPR + 4,234 DER + 2,584 MBVA -7,424 ROA

Nilai konstanta sebesar -4,922, yang menyatakan jika kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, dan kinerja keuangan mempengaruhi nilai perusahaan, maka rata-rata besarnya nilai perusahaan adalah sebesar -4,833. Variabel DPR memiliki koefisien regresi sebesar 0,074 yang berarti naiknya DPR persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai PBV sebesar 0,074 persatuan. Variabel DER memiliki koefisien regresi sebesar 4,234 yang berarti naiknya DER persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai PBV sebesar 4,234 persatuan. Variabel

Koefisien Regresi

Sig. t Keterangan Konstanta -4,833

DPR 0,074 0,001 Signifikan DER 4,234 0,000 Signifikan MBVA 2,584 0,000 Signifikan ROA -7,424 0,067 Tidak signifikan F hitung 582,733

Sig. F 0,000


(62)

MBVA memiliki koefisien regresi sebesar 2,584 yang berarti naiknya MBVA persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai PBV sebesar 2,584 persatuan. Variabel ROA memiliki koefisien regresi sebesar -7,424 yang berarti naiknya ROA persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai PBV sebesar -7,424 persatuan.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi bertujuan untuk menguji model regresi sehingga diperoleh model regresi dari metode kuadrat terkecil yang menghasilkan estimator linier tidak bias. Model regresi yang diperoleh berdistribusi normal dan terbebas dari gejala,multikolineartitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Berikut hasil uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, Deependent Variable, Independent variable atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan analisis statistik. Sehingga apabila data tersebut memiliki distribusi normal maka uji t dapat dilakukan , sementara apabila asumsi normalitas tidak dapat dipenuhi maka inferensi tidak dapat dilakukan dengan statistic t. Hasil uji normalitas dengan metode uji Kolmogorov Smirnov


(63)

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Variabel Residual Asymp. Sig.

(2-tailed)

Keterangan Residual 0,284 Data Berdistribusi Normal Sumber : Hasil Olah Data Sekunder, 2016 (Lampiran 3)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai sig. Kolmogorov sminorv sebesar 0,284 atau 28,4% lebih besar dari nilai α 5%, sehinggga dapat disimpulkan bahwa residual menyebar normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).. Jika terjadi korelasi maka data tersebut memiliki masalah multikolineraitas. Sebuah model regresi yang baik ditunjukkan dengan tidak terjadinya korelasi antara variabel independen secara kuat. Untuk dapat mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinearitas pada sebuah model regresi, dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dimana nilai VIF harus di bawah nilai 10. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) hasil regresi lebih besar dari 10 maka dapat dipastikan ada masalah multikolinearitas diantara variabel bebas tersebut. Berikut adalah hasil perhitungan dengan bantuan stastistical software SPSS 22 :


(64)

Tabel 4.5.

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel VIF Keterangan

Kebijakan Dividen 1,480 Bebas multikolinearitas Kebijakan Hutang 1,425 Bebas multikolinearitas Kebijakan Investasi 4,097 Bebas multikolinearitas Kinerja Keuangan 3,808 Bebas multikolinearitas Sumber : Hasil Olah Data Sekunder, 2016 (Lampiran 4)

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas dalam penelitian ini memakai uji Park. Jika secara statistik ditemukan hubungan yang signifikan, maka bisa disimpulkan bahwa terdapat heteroskedastisitas dalam varian kesalahan demikian sebaliknya.

Tabel 4.6.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Bebas Sig. Kesimpulan

Kebijakan Dividen 0,859 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Kebijakan Hutang 0,089 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Kebijakan Investasi 0,872 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Kinerja Keuangan 0,247 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Sumber : Hasil Olah Data Sekunder, 2016 (Lampiran 4)


(65)

Berdasarkan hasil di atas diperoleh bahwa seluruh variabel bebas mempunyai nilai probabilitas yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Pada penelitian ini metode pengujian autokorelasi menggunakan nilai statistik Durbin Watson (DW). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, dilakukan dengan pengujian terhadap nilai DW dan dibandingkan nilai dan dari tabel Durbin Watson. Hasil perhitungan dengan SPSS, diperoleh nilai statistik Durbin Watson sebagai berikut:

Tabel 4.7. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .994a .989 .988 .58589 1.910

a. Predictors: (Constant), ROA, DER, DPR, MBVA b. Dependent Variable: PVB

Sumber : Hasil Olah Data Sekunder, 2016 (Lampiran 5)

Berdasarkan tabel Durbin-Watson, diperoleh nilai DW pada k = 4

dan n = 130 serta α = 5%, diperoleh nilai kritis dari persamaan


(66)

Nilai dL = 1, 6508 dan 4 - dL = 2,3492

Nilai dU = 1,7774 dan 4 - dU = 2,2226

Hasil pengujian DW test tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.1. Uji Durbin Watson Test

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai DW-test berada pada daerah dU < dw < 4-dU dengan nilai DW-test sebesar 1,910

atau berada diantara 1,7774 – 2,2226, sehingga disimpulkan tidak ada autokorelasi pada model regresi.

3. Uji Hipotesis a. Hasil Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t dapat ditunjukkan pada tabel 4.3.

1,7774 2,2226

1,6508 2,3492

1,910

DW

Tidak ada autokorelasi

Daerah Keragu-raguan Daerah Keragu-raguan Terjadi autokorelasi (-) Terjadi autokorelasi (+)


(67)

diatas. Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, dan kinerja keuangan secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada tabel 4.3. dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1) Kebijakan Dividen

Hasil pengujian hipotesis yang ditunjukkan pada tabel 4.3. diperoleh nilai koefisien variabel kebijakan dividen sebesar 0,074 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,001. Dikarenakan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, maka dinyatakan variabel kebijakan dividen berpengaruh postif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dapat diterima.

2) Kebijakan Hutang

Hasil pengujian hipotesis yang ditunjukkan pada tabel 4.3. diperoleh nilai koefisien variabel kebijakan hutang sebesar 4,234 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,000. Dikarenakan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, maka dinyatakan variabel kebijakan hutang berpengaruh postif


(68)

dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dapat diterima.

3) Kebijakan Investasi

Hasil pengujian hipotesis yang ditunjukkan pada tabel 4.3. diperoleh nilai koefisien variabel kebijakan Investasi sebesar 2,584 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,000. Dikarenakan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, maka dinyatakan variabel kebijakan Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan kebijakan Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dapat diterima.

4) Kinerja Keuangan

Hasil pengujian hipotesis yang ditunjukkan pada tabel 4.3. diperoleh nilai koefisien variabel kinerja keuangan sebesar -7,424 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,067. Dikarenakan nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka dinyatakan variabel kinerja keuangan tidak berpengaruh postif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut


(1)

dapat memaksimalkan kegiatan operasional dengan memanfaatkan aset yang dimiliki maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Hal tersebut akan direspon positif oleh para investor dimana investor akan membeli saham perusahaan. Semakin banyak investor yang berinvestasi pada perusahaan akan menyebabkan harga saham perusahaan naik dan akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Pada penelitian Qureshi (2006) menemukan bahwa kebijakan investasi berpengaruh positif dan sifnifikan. Hal tersebut konsisten dengan hasil yang ditemukan oleh Sari (2013), dan Himatul (2014) menyatakan bahwa kebijakan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4) Kinerja Keuangan

Hasil pengujian hipotesis yang ditunjukkan pada tabel 4.3. diperoleh nilai koefisien variabel kinerja keuangan sebesar -7,424 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,067. Dikarenakan nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka dinyatakan variabel kinerja keuangan tidak berpengaruh postif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan ditolak. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap nilai perrusahaan. Hal ini dapat disebabkan oleh kinerja manajemen dalam menggunakan asset perusahaan yang dimiliki belum bisa dikelola secara efisien dan efektif sehingga menyebabkan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan menjadi kecil sedangkan aset yang dimiliki perusahaan sangat besar

Tabel 4.8.

Rata-Rata ROA dan PBV Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

Variabel 2011 2012 2013 2014 2015 ROA 0,17 0,16 0,15 0,14 6,85 PBV 5,30 7,24 6,28 7,33 5,80 Sumber : Hasil Olah Data Sekunder, 2016

Pada tabel 4.8., menunjukkan bahwa selama periode penelitian angka ROA mengalami penurunan nilai dalam empat tahun sedangkan angka PBV mengalami fluktuasi selama periode penelitian. Hal tersebut dapat diartikan kinerja keuangan yang menurun selama empat tahun tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor eksternal perusahaan dimana faktor ini tidak dapat dikendalikan perusahaan. Faktor eksternal perusahaan meliputi tingkat suku bunga, tingkat inflasi, kurs mata uang, dan situasi politik. Faktor ini dapat menyebabkan kondisi perekonomian Indonesia tidak stabil.


(2)

Selama periode penelitian bahwa kurs rupiah melemah terhadap dollar AS menjadi salah satu yang diberitakan. Hal tersebut menimbulkan sikap kekhawatiran para investor. Kebanyakan investor akan berpikir bahwa kondisi perekonomian Indonesia kurang bagus sehingga investor cenderung menghindari risiko dimana para investor akan melakukan aksi jual sampai pada kondisi perekonomian Indonesia dirasa membaik. Aksi jual yang dilakukan para investor akan menyebabkan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kurs rupiah yang melemah terhadap dollar AS menyebabkan harga barang menjadi naik sehingga daya beli masyarakat turun dan menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan kecil sedangkan aset yang dimiliki oleh perusahaan besar. Oleh sebab itu, perusahaan yang memiliki aset yang besar selama periode penelitian belum tentu memiliki kinerja keuangan yang bagus karena aset yang dimiliki perusahaan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Herawati (2013) menemukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Suharli (2006), Hermawan dan Maf’ulah (2014), dan Putra dkk. (2007) menemukan bahwa kinerja perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pengaruh dari variabel-variabel kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan; kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan; kebijakan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan; kinerja keuangan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Saran

1. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan semua sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), agar mendapatkan hasil yang komperhensif.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memasukkan faktor lain sebagai variabel independen seperti faktor eksternal perusahaan meliputi tingkat suku bunga, tingkat inflasi, kurs mata uang, dan situasi politik.

3. Penelitian ini menggunakan ROA untuk mengukur kinerja keuangan. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan proksi lain seperti ROE atau Profit Margin.

4. Bagi Peneliti selanjutnya dapat memperpanjang rentang periode penelitian untuk memperluas jumlah sampel dengan kondisi ekonomi yang berbeda.


(3)

Keterbatasan

1. Penelitian ini menggunakan faktor internal perusahaan sebagai variabel independen yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu kebijakan perusahaan dan kinerja perusahaan. Kebijakan perusahaan lebih terfsokus pada kebijakan manajemen keuangan meliputi kebijakan dividen, kebijakan hutang, dan kebijakan investasi. Sedangkan kinerja perusahaan terfokus pada kinerja keuangan.

2. Kinerja keuangan diukur dengan proksi ROA hanya melihat laba yang dihasilkan berdasarkan tingkat aset tertentu.

3. Peneliti ini hanya menggunakan periode pengamatan yang relatif pendek yaitu 5 tahun.

4. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang memiliki kriteria sesuai dengan purposive sampling sehingga hanya diperoleh jumlah total sampel yang kecil


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alni, Rahmawati; Fajarwati; Fauziyah. 2014. Statistika Teori dan Praktek. Edisi 2. Prodi Manajemen, Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Azeem Qureshi, M. (2007). System dynamics modelling of firm value. Journal of Modelling in Management, 2(1), 24-39.

Christiawan, Y. J., & Tarigan, J. (2007). Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 9(1), pp-1.

Dachi, L. S. (2010). Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Darma, E. Satia ; Basuki, Agus Tri, 2015, Statistika Aplikasi pada Ekonomi, Bisnis dan

Penelitian, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Danisa Media.

Dwipartha, W., & Made, N. (2013). Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 2(04).

Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19. Cetakan kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hanafi, Mamduh M. 2014, Manajemen Keuanga, Edisi Pertama, Cetakan 7,BPFE, Yogyakarta.

Hanafi, Mamduh, M., dan Halim, Abdul, 2014, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4, Cetakan 3, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto, 2013, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi 6, BPFE, Yogyakarta.

Herawati, T. (2013). Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusa-haan. Jurnal Manajemen, 2(2), 113-125.

Hermawan, S., & Maf’ulah, A. N. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Dinamika Akuntansi, 6(2).

Hermuningsih, S., & Wardani, D. K. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Malaysia dan bursa efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, 13(2), 173-183.

Hidayat, R. (2010). Keputusan Investasi dan Financial Constraints: Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan,12(4), 457-479.

Himatul, U. (2014). Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Kinerja Perusahaan Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011. Skripsi, Fakultas Ekonomi & Bisnis.

Mahendra Dj, A., Sri Artini, L. G., & Suarjaya, A. A. (2012). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, strategi bisnis dan kewirausahaan, 6(2).

Mardiyati, U., Ahmad, G. N., & Putri, R. (2012). Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI)| Vol, 3(1).


(5)

Nazaruddinn, Itje ; Basuki, Agus Tri, 2016, Analisis Statistik Dengan SPSS. Edisi Pertama. Cetakan 2, Danisa Media, Yogyakarta

Nuraina, E. (2012). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal AKRUAL, 4(1).

Putra, T. P., Chabachib, M., Haryanto, M., & Pangestuti, I. R. D. (2007). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Beta Saham terhadap Price to Book Value (Studi Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006). Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi (JSMO), 4(2). Sari, O. T. (2013). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan

Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Management Analysis Journal,2(2).

Sartono, Agus, 2001. Manaejemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta.

Sudiyatno, B. (2010). Peran Kinerja Perusahaan Dalam Menentukan Pengaruh Faktor Fundamental Makroekonomi, Risiko Sistematis, Dan Kebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Sudiyatno, B., & Puspitasari, E. (2010). Pengaruh Kebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Perusahaan Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).Dinamika Keuangan dan Perbankan, 2(1).

Suharli, M. (2006). Studi Empiris Terhadap Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia. Maksi, 6.

Sukirni, D. (2012). Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan. Accounting Analysis Journal, 1(2).

Ustianti, N. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Manajerial, Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen, Keputusan Pendanaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Keuangan dan Perbankan di BEI Tahun 2009-2013). Journal Of Accounting, 1(1).

Wijaya, L. R. P. (2010). Bandi dan Anas Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan.

Yamin, Sofyan ; Kurniawan, Heri. 2014. SPSS Complete : Teknik Analis Statistika Terlengkap dengan Software SPSS. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Salemba

Antara. (2016, April Rabu). Kinerja Emitan Poistif IHSG Turun 10,15 poin jadi 4.868.23.

Retrieved April Rabu, 2016, from Tempo.co:

https://m.tempo.co/read/news/2016/04/088760317/kinerja-emiten-positif-ihsg-turun10-15-poin-jadi-4-868-23

Artharini, I. (2015, Agustus Senin). Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 14 ribu. Pemerintah didorong Siapkan Rencana Darurat. Retrieved Desember Rabu, 2016, from www.bbc.com:

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/08/150824_indones ia_rupiah_anjlok


(6)

Cicilia, S. (2016, April Selasa). Tiga Sektor Kuat Menopang IHSG. Retrieved April Rabu, 2016, from Kontan.co.id: http://investasi.kontan.co.id/news/tiga-sektor-kuat-menopang-ihsg

Supriadin, J. (2014, Desember Jumat). Rupiah Melemah, Ini Penjelasan Menteri Keuangan. Retrieved Desember Rabu, 2016, from Tempo.co:

https://m.tempo.co/read/news/2014/12/12/090628193/rupiah-melemah-ini-penjelasan-menteri-keuangan

Taqiyyah, B. (2013, Januari Selasa). Performa Rupiah di 2012 Terburuk di ASIA. Retrieved Desember Rabu, 2016, from Kontan.co.id:

http://fokus.kontan.co.id/news/performa-rupiah-di-2012-terpuruk

Wiratmaja, I. B. (2013, Juli Rabu). Menjaga Stabilitas Perekonomian Indonesia Ditengah Krisis Politik Mesir. Retrieved November Selasa, 2016, from rr.co.id: http://www/rri.co.id/banten/post/editorial/135/editorial/menjaga_stabili tas_perekonomian_indonesia_ditengah_politik_mesir.html


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014.

0 8 15

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015).

0 2 9

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 16

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2007-2009).

0 1 12

PENDAHULUAN Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2007-2009).

0 2 7

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2007-2009).

0 1 17

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011).

0 0 14

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 25

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 0 17