Merill. di tanah salin

hifa yang baik di dalam tanah, kemampuan FMA untuk membentuk infeksi yang ekstensif pada seluruh sistem perakaran yang berkembang dari suatu tanaman, kemampuan hifa FMA untuk menyerap fosfor dari larutan tanah dan umur dari mekanisme transpor sepanjang hifa ke dalam akar tanaman Abbot dan Robson, 1984. Pengaruh aplikasi Asam Askorbat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai Glycine max

L. Merill. di tanah salin

Pada tabel 1 pengamatan tinggi tanaman 5 MST, diperoleh tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan A1 aplikasi Asam Askorbat yakni 43,99 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan A0 tanpa aplikasi. Pada perlakuan aplikasi Asam Askorbat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan tanaman dibandingkan dengan tanpa aplikasi Asam Askorbat. Menurut Abd El-Aziz, dkk 2006 menyatakan bahwa salinitas memiliki efek merugikan pada berbagai parameter pertumbuhan panjang batang, diameter batang, panjang akar, jumlah daun, luas daun dan bobot basah dan kering tanaman. Sebaliknya, semua parameter pertumbuhan sebelumnya dan kandungan kimia kecuali persentase dan penyerapan Na, cenderung meningkat dengan meningkatkan konsentrasi asam askorbat sampai 400 ppm dibandingkan dengan yang tidak diberi perlakuan. Pada parameter total luas daun Tabel 5 dan total klorofil daun tabel 6 diketahui bahwa aplikasi Asam Askorbat memberikan perbedaan respon yang nyata. Hal ini disebabkan karena tanaman yang diaplikasikan Asam Askorbat dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Peningkatan total luas daun dan total klorofil daun ini diduga karena Asam Askorbat yang diaplikasikan berperan sebagai antioksidan yang meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres oksidatif yang dapat mempercepat penuaan serta kematian sel daun. Farouk Universitas Sumatera Utara 2011 menyatakan bahwa tanaman yang disemprotkan asam askorbat dapat menunda penuaan daun. Pada peubah amatan bobot kering tajuk dan bobot kering akar Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan aplikasi Asam Askorbat memberikan pengaruh yang nyata. Hal ini disebabkan pada tanaman tanpa aplikasi Asam Askorbat mengalami pertumbuhan yang terhambat akibat radikal bebas pada tanah salin sedangkan pada tanaman dengan aplikasi Asam Askorbat dapat dinetralisir oleh Asam Askorbat tersebut. Asam askorbat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam proses selular termasuk pembelahan dan pembesaran sel serta dalam mengaktifkan aktivitas metabolisme ketika proses perkecambahan dimulai. Menetralisir racun, melindungi sel dari senyawa oksigen reaktif dan radikal bebas serta mencegah kematian sel Conklin dan Barth, 2004. Pada Tabel 2 dan Tabel 7-9 diketahui bahwa aplikasi Asam Askorbat berpengaruh nyata terhadap beberapa peubah amatan produksi, yaitu jumlah cabang produktif, jumlah polong berisi per tanaman dan jumlah polong hampa per tanaman, serta bobot produksi per tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa Asam Askorbat yang diaplikasikan menekan stres oksidatif yang dialami tanaman yang dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu pendekatan untuk mendorong toleransi stres oksidatif yang akan meningkatkan substrat enzim pada tingkat sel adalah asam askorbat. Asam askorbat merupakan metabolit utama yang penting pada tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan, kofaktor enzim dan sebagai modulator sel sinyal dalam beragam proses fisiologis penting, termasuk biosintesis dinding sel, metabolit sekunder dan Universitas Sumatera Utara phytohormones, toleransi stress, photoprotection, pembelahan dan pertumbuhan sel Wolucka, dkk, 2005. Aplikasi Asam Askorbat juga memberikan respon nyata terhadap peubah amatan volume akar dan derajat infeksi. Tabel 11 dan 12 menunjukkan bahwa perlakuan A1 aplikasi Asam Askorbat menghasilkan volume akar dan derajat infeksi tertinggi yakni 1,81 ml dan 74,56 yang berbeda nyata dengan A0. Hal ini menunjukkan Asam Askorbat yang diaplikasikan pada tanaman menyebabkan tanaman masih dapat menekan efek negatif akibat toksisitas dari kandungan Na dan Cl serta efek negatif salinitas lainnya yang dapat menghambat kolonisasi akar terhadap Mikoriza Arbuskular. Salinitas yang tinggi pada lahan penelitian menyebabkan FMA menghasilkan spora pada tingkat kolonisasi akar yang rendah. Beberapa peneliti juga menyatakan bahwa salinitas tidak hanya mempengaruhi tanaman inang tetapi juga FMA. Salinitas akan menghambat kemampuan kolonisasi, perkecambahan spora dan pertumbuhan hifa. Ada korelasi negatif antara kepadatan spora dengan ketersediaan Mg, Ca, Cl, liat, daya hantar listrik, SO 4 dan rasio absorpsi natrium Evelin, dkk, 2009. Pengaruh isolat Fungi Mikoriza Arbuskular terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai Glycine max

L. Merill. di tanah salin