Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah KabupatenKota diurus oleh Desa.
68
Penugasan dari Pemerintah danatau Pemerintah Daerah kepada Desa meliputi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
69
B. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Penyelenggaraan Pemerintahan desa merupakan subsistem dalam sistem penyelenggaraan Pemerintahan Nasional sehingga desa memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi,
Otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan mayarakat. Posisi Pemerintahan Desa yang paling dekat dengan masyarakat adalah
Pemerintah Desa selaku pembina, pengayom, dan pelayanan masyarakat sangat berperan dalam mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan
Desa.Penyelenggaraaan Pemerintahan Desa merupakan sub sistem dalam penyelenggaraan sistem Pemerintahan Nasional, sehingga Desa memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Adapun landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai pemerintahan Desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai miniatur negara Indonesia, Desa menjadi arena politik paling dekat
bagi relasi antara masyarakat dengan pemegang kekuasaan perangkat Desa. Di satu sisi, para perangkat Desa menjadi bagian dari birokrasi negara yang mempunyai
daftar tugas kenegaraan, yakni menjalankan birokratisasi di level Desa, melaksanakan program-program pembangunan, memberikan pelayanan administratif
68
Pasal 21 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
69
Pasal 22 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat. Tugas penting pemerintah Desa adalah memberi pelayanan administratif surat-menyurat kepada warga.
70
Dalam pemerintahan daerah kabupatenkota dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa. Pembentukan,
penghapusan, danatau penggabungan Desa dengan memperhatikan asal usulnya atas prakarsa masyarakat. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah mengakui otonomi yang dimiliki oleh desa ataupun dengan
sebutan lainnya dan kepada desa melalui pemerintah desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari Pemerintah ataupun pemerintah daerah untuk
melaksanakan urusan pemerintah tertentu. Sedang terhadap desa di luar desa geneologis yaitu desa yang bersifat administratif seperti desa yang dibentuk karena
pemekaran desa ataupun karena transmigrasi ataupun karena alasan lain yang warganya pluralistis, majemuk, ataupun heterogen, maka otonomi desa akan
diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan dari desa itu sendiri. Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga
negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur dengan Perda yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Calon kepala desa
yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud, ditetapkan sebagai kepala desa.
71
Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
72
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan asas: kepastian hokum, tertib penyelenggaraan
70
https:pramudyarum.wordpress.com20130209penyelenggaraan-pemerintahan-desa- 2.html, diakses tanggal 10 Juni 2015
71
http:www.academia.edu11080401Asas_Penyelenggaraan_Pemerintahan_Desa_Berdasark an_UU_Desa.html, diakses tanggal 10 Juni 2015
72
Pasal 23 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan, tertib
kepentingan umum,
keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, kearifan local, keberagaman; dan partisipatif.
73
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain.
74
Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
75
Dalam melaksanakan
tugas Kepala
Desa berwenang:memimpin
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa, memegang
kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa, menetapkan Peraturan Desa, menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, membina kehidupan
masyarakat Desa, membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa, membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar mencapai,
perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa, mengembangkan sumber pendapatan Desa, mengusulkan dan menerima
pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa, memanfaatkan
teknologi tepat guna, mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif, mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk
mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
76
73
Pasal 24 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
74
Pasal 25 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
75
Pasal 26 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
76
Pasal 26 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
Universitas Sumatera Utara
Kepala Desa yang melanggar larangan dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan danatau teguran tertulis.
77
Dalam hal sanksi administratif tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan
dengan pemberhentian.
78
Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak di seluruh
wilayah KabupatenKota.
79
Pemerintahan Daerah
KabupatenKota menetapkan kebijakan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa secara serentak dengan
Peraturan Daerah KabupatenKota.
80
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan Kepala Desa serentak atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
81
Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk Desa.
82
Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
83
Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan, pemungutan suara, dan penetapan.
84
Dalam melaksanakan pemilihan Kepala Desa dibentuk panitia pemilihan Kepala Desa.
85
Panitia pemilihan bertugas mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon berdasarkan persyaratan yang ditentukan, melaksanakan pemungutan suara,
menetapkan calon Kepala Desa terpilih, dan melaporkan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
86
Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah KabupatenKota.
87
Penduduk Desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala Desa sudah berumur 17 tujuh belas tahun atau
sudahpernah menikah ditetapkan sebagai pemilih.
88
77
Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
78
Pasal 30 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
79
Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
80
Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
81
Pasal 31 ayat 3 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
82
Pasal 34 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
83
Pasal 34 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
84
Pasal 34 ayat 3 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
85
Pasal 34 ayat 4 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
86
Pasal 34 ayat 5 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
87
Pasal 34 ayat 6 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
88
Pasal 35 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
Universitas Sumatera Utara
Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang memperoleh suara terbanyak.
89
Panitia pemilihan Kepala Desa menetapkan calon Kepala Desa terpilih.
90
Badan Permusyawaratan Desa paling lama 7 tujuh hari setelah menerima laporan panitia pemilihan menyampaikan nama calon Kepala Desa terpilih kepada
BupatiWalikota.
91
BupatiWalikota mengesahkan calon Kepala Desa terpilih menjadi Kepala Desa paling lama 30 tiga puluh hari sejak tanggal diterimanya
penyampaian hasil pemilihan dari panitia pemilihan Kepala Desa dalam bentuk keputusan BupatiWalikota.
92
Calon Kepala Desa terpilih dilantik oleh BupatiWalikota atau pejabat yang ditunjuk paling lama 30 tiga puluh hari setelah penerbitan keputusan
BupatiWalikota.
93
Sebelum memangku
jabatannya, Kepala
Desa terpilih
bersumpahberjanji.
94
Kepala Desa memegang jabatan selama 6 enam tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.
95
Kepala Desa dapat menjabat paling banyak 3 tiga kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.
96
Kepala Desa diberhentikan sementara oleh BupatiWalikota setelah dinyatakan sebagai terdakwa yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
lima tahun berdasarkan register perkara di pengadilan.
97
Kepala Desa yang diberhentikan sementara setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak
bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, paling lama 30 tiga puluh hari sejak penetapan putusan pengadilan diterima
oleh Kepala Desa, BupatiWalikota merehabilitasi dan mengaktifkan kembali Kepala
89
Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
90
Pasal 37 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
91
Pasal 37 ayat 4 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
92
Pasal 37 ayat 5 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
93
Pasal 38 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
94
Pasal 38 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
95
Pasal 39 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
96
Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
97
Pasal 41 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
Universitas Sumatera Utara
Desa yang bersangkutan sebagai Kepala Desa sampai dengan akhir masa jabatannya.
98
Apabila Kepala Desa yang diberhentikan sementara telah berakhir masa jabatannya, BupatiWalikota harus merehabilitasi nama baik Kepala Desa yang
bersangkutan.
99
Perangkat Desa terdiri atas: sekretariat Desa, pelaksana kewilayahan; dan pelaksana teknis.
100
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
101
Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat atas nama BupatiWalikota.
102
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat Desa bertanggung jawab kepada
Kepala Desa.
103
Perangkat Desa yang melanggar larangan dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan danatau teguran tertulis.
104
Dalam hal sanksi administratif tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan
dengan pemberhentian.
105
Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk
memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
106
Musyawarah Desa dilaksanakan paling kurang sekali dalam 1 satu tahun.
107
Musyawarah Desa dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
108
Anggota Badan Permusyawaratan Desa merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
98
Pasal 44 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
99
Pasal 44 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
100
Pasal 48 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
101
Pasal 48 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
102
Pasal 48 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
103
Pasal 48 ayat 3 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
104
Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
105
Pasal 52 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
106
Pasal 54 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
107
Pasal 55 ayat 3 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
108
Pasal 55 ayat 4 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa
Universitas Sumatera Utara
keterwakilan wilayah yang pengisiannya dilakukan secara demokratis.
109
Badan Permusyawaratan Desa menyusun peraturan tata tertib Badan Permusyawaratan
Desa.
110
C. Otonomi Desa