Penyelenggaraan Pemerintahan Desa PEMERINTAHAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah KabupatenKota diurus oleh Desa. 68 Penugasan dari Pemerintah danatau Pemerintah Daerah kepada Desa meliputi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. 69

B. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Penyelenggaraan Pemerintahan desa merupakan subsistem dalam sistem penyelenggaraan Pemerintahan Nasional sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, Otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan mayarakat. Posisi Pemerintahan Desa yang paling dekat dengan masyarakat adalah Pemerintah Desa selaku pembina, pengayom, dan pelayanan masyarakat sangat berperan dalam mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan Desa.Penyelenggaraaan Pemerintahan Desa merupakan sub sistem dalam penyelenggaraan sistem Pemerintahan Nasional, sehingga Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Adapun landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai miniatur negara Indonesia, Desa menjadi arena politik paling dekat bagi relasi antara masyarakat dengan pemegang kekuasaan perangkat Desa. Di satu sisi, para perangkat Desa menjadi bagian dari birokrasi negara yang mempunyai daftar tugas kenegaraan, yakni menjalankan birokratisasi di level Desa, melaksanakan program-program pembangunan, memberikan pelayanan administratif 68 Pasal 21 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 69 Pasal 22 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa Universitas Sumatera Utara kepada masyarakat. Tugas penting pemerintah Desa adalah memberi pelayanan administratif surat-menyurat kepada warga. 70 Dalam pemerintahan daerah kabupatenkota dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa. Pembentukan, penghapusan, danatau penggabungan Desa dengan memperhatikan asal usulnya atas prakarsa masyarakat. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah mengakui otonomi yang dimiliki oleh desa ataupun dengan sebutan lainnya dan kepada desa melalui pemerintah desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari Pemerintah ataupun pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu. Sedang terhadap desa di luar desa geneologis yaitu desa yang bersifat administratif seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena transmigrasi ataupun karena alasan lain yang warganya pluralistis, majemuk, ataupun heterogen, maka otonomi desa akan diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan dari desa itu sendiri. Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur dengan Perda yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud, ditetapkan sebagai kepala desa. 71 Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa. 72 Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan asas: kepastian hokum, tertib penyelenggaraan 70 https:pramudyarum.wordpress.com20130209penyelenggaraan-pemerintahan-desa- 2.html, diakses tanggal 10 Juni 2015 71 http:www.academia.edu11080401Asas_Penyelenggaraan_Pemerintahan_Desa_Berdasark an_UU_Desa.html, diakses tanggal 10 Juni 2015 72 Pasal 23 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa Universitas Sumatera Utara pemerintahan, tertib kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, kearifan local, keberagaman; dan partisipatif. 73 Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain. 74 Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. 75 Dalam melaksanakan tugas Kepala Desa berwenang:memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa, mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa, memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa, menetapkan Peraturan Desa, menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, membina kehidupan masyarakat Desa, membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa, membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar mencapai, perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa, mengembangkan sumber pendapatan Desa, mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa, memanfaatkan teknologi tepat guna, mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif, mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 76 73 Pasal 24 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 74 Pasal 25 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 75 Pasal 26 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 76 Pasal 26 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa Universitas Sumatera Utara Kepala Desa yang melanggar larangan dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan danatau teguran tertulis. 77 Dalam hal sanksi administratif tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian. 78 Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah KabupatenKota. 79 Pemerintahan Daerah KabupatenKota menetapkan kebijakan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa secara serentak dengan Peraturan Daerah KabupatenKota. 80 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan Kepala Desa serentak atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. 81 Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk Desa. 82 Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. 83 Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan, pemungutan suara, dan penetapan. 84 Dalam melaksanakan pemilihan Kepala Desa dibentuk panitia pemilihan Kepala Desa. 85 Panitia pemilihan bertugas mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon berdasarkan persyaratan yang ditentukan, melaksanakan pemungutan suara, menetapkan calon Kepala Desa terpilih, dan melaporkan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa. 86 Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah KabupatenKota. 87 Penduduk Desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala Desa sudah berumur 17 tujuh belas tahun atau sudahpernah menikah ditetapkan sebagai pemilih. 88 77 Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 78 Pasal 30 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 79 Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 80 Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 81 Pasal 31 ayat 3 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 82 Pasal 34 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 83 Pasal 34 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 84 Pasal 34 ayat 3 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 85 Pasal 34 ayat 4 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 86 Pasal 34 ayat 5 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 87 Pasal 34 ayat 6 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 88 Pasal 35 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa Universitas Sumatera Utara Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang memperoleh suara terbanyak. 89 Panitia pemilihan Kepala Desa menetapkan calon Kepala Desa terpilih. 90 Badan Permusyawaratan Desa paling lama 7 tujuh hari setelah menerima laporan panitia pemilihan menyampaikan nama calon Kepala Desa terpilih kepada BupatiWalikota. 91 BupatiWalikota mengesahkan calon Kepala Desa terpilih menjadi Kepala Desa paling lama 30 tiga puluh hari sejak tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari panitia pemilihan Kepala Desa dalam bentuk keputusan BupatiWalikota. 92 Calon Kepala Desa terpilih dilantik oleh BupatiWalikota atau pejabat yang ditunjuk paling lama 30 tiga puluh hari setelah penerbitan keputusan BupatiWalikota. 93 Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa terpilih bersumpahberjanji. 94 Kepala Desa memegang jabatan selama 6 enam tahun terhitung sejak tanggal pelantikan. 95 Kepala Desa dapat menjabat paling banyak 3 tiga kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut. 96 Kepala Desa diberhentikan sementara oleh BupatiWalikota setelah dinyatakan sebagai terdakwa yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun berdasarkan register perkara di pengadilan. 97 Kepala Desa yang diberhentikan sementara setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, paling lama 30 tiga puluh hari sejak penetapan putusan pengadilan diterima oleh Kepala Desa, BupatiWalikota merehabilitasi dan mengaktifkan kembali Kepala 89 Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 90 Pasal 37 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 91 Pasal 37 ayat 4 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 92 Pasal 37 ayat 5 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 93 Pasal 38 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 94 Pasal 38 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 95 Pasal 39 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 96 Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 97 Pasal 41 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa Universitas Sumatera Utara Desa yang bersangkutan sebagai Kepala Desa sampai dengan akhir masa jabatannya. 98 Apabila Kepala Desa yang diberhentikan sementara telah berakhir masa jabatannya, BupatiWalikota harus merehabilitasi nama baik Kepala Desa yang bersangkutan. 99 Perangkat Desa terdiri atas: sekretariat Desa, pelaksana kewilayahan; dan pelaksana teknis. 100 Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. 101 Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat atas nama BupatiWalikota. 102 Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa. 103 Perangkat Desa yang melanggar larangan dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan danatau teguran tertulis. 104 Dalam hal sanksi administratif tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian. 105 Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. 106 Musyawarah Desa dilaksanakan paling kurang sekali dalam 1 satu tahun. 107 Musyawarah Desa dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. 108 Anggota Badan Permusyawaratan Desa merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan 98 Pasal 44 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 99 Pasal 44 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 100 Pasal 48 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 101 Pasal 48 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 102 Pasal 48 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 103 Pasal 48 ayat 3 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 104 Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 105 Pasal 52 ayat 2 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 106 Pasal 54 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 107 Pasal 55 ayat 3 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa 108 Pasal 55 ayat 4 Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa Universitas Sumatera Utara keterwakilan wilayah yang pengisiannya dilakukan secara demokratis. 109 Badan Permusyawaratan Desa menyusun peraturan tata tertib Badan Permusyawaratan Desa. 110

C. Otonomi Desa

Dokumen yang terkait

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

0 4 17

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI DESA BANTANG KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI.

0 0 15

EFEKTIVITAS PENGANGKATAN SEKRETARIS DESA TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI KABUPATEN MADIUN.

0 0 10

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DALAM KONTEKS HUBUNGAN KEWENANGAN KABUPATEN/ KOTA DAN DESA.

0 0 15

KEWENANGAN KEPALA DESA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 : Tinjauan 'urf.

0 0 139

BAB II PEMERINTAHAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA A. Istilah dan Pengertian Desa - Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi di D

0 0 21

I. Latar Belakang - PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

0 1 7

PRINSIP PEMERINTAHAN DESA DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA PASCA BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

0 0 26

TINJAUAN FIQIH SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA (Studi Di Desa Banjarsari, Kecamatan Waysulan, Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 0 99

KEWENANGAN DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DESA (Telaah Atas Ketatanegaraan Islam)

0 0 106