Permasalahan Optimalisasi Penyusunan Barang pada Mobil Box

7 kepada dua variabel tersebut. 2DBPP biasanya digunakan untuk menyusun barang pada lantai ruang dan tidak adanya penumpukan barang. 2DBPP bisa juga digunakan untuk menyusun barang dengan adanya penumpukan, tetapi semua barang tersebut harus memiliki variabel tinggi yang sama, sehingga variabel tinggi tersebut tidak akan mempengaruhi penyusunan barang yang memiliki variabel panjang dan lebar yang berbeda. 2.2.2. Three dimensional bin packing problem 3DBPP Pada 3DBPP, satu atau lebih bin yang tersedia dipilih untuk memuat barang-barang secara tiga dimensi sehingga ruang pada bin dapat dimaksimalkan Li et al., 2014. Berbeda dengan 2DBPP yang hanya menggunakan dua variabel, 3DBPP menggunakan tiga variabel yaitu panjang, lebar, dan tinggi barang dalam melakukan penyusunan barang. Hal ini menyebabkan tingkat kesulitan 3DBPP lebih tinggi dari 2DBPP. Setiap item atau objek pada 3DBPP harus disusun sedemikian rupa agar item tersebut dapat dimuat ke dalam bin yang juga memiliki batasan panjang, lebar, dan tinggi. Jika pada 2DBPP penyusunan barang lebih ditekankan kepada penyusunan bidang segi empat pada dasar ruang rectangle-to-floorplan packing, 3DBPP lebih ditekankan kepada penyusunan bangun segi empat pada ruang box-to-room packing Sweep, 2003. 3DBPP juga termasuk ke dalam permasalahan pemuatan kontainer Container Loading Problem. Pada 3DBPP penyusunan barang dapat dibedakan menjadi single bin atau multiple bins. Pada single bin, penyusunan barang yang dilakukan hanya menggunakan sebuah bin, sehingga tujuan penyusunan hanya untuk meminimalkan sisa ruang kosong pada bin tersebut. Sementara pada multiple bins, penyusunan barang yang dilakukan menggunakan lebih dari satu bin, sehingga tujuan penyusunannya adalah untuk meminimalkan jumlah bin yang digunakan.

2.3. Permasalahan Optimalisasi Penyusunan Barang pada Mobil Box

2.3.1. Gambaran umum objek Terdapat dua buah objek yang digunakan pada permasalahan optimalisasi penyusunan barang pada mobil box yaitu mobil box dan barang. Mobil box yang digunakan harus berbentuk segi empat yang memiliki panjang, lebar, tinggi, serta beban maksimal Universitas Sumatera Utara 8 mobil. Mobil yang digunakan hanya satu buah single bin. Gambaran umum objek mobil box dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Gambaran Mobil Box dalam Koordinat Tiga Dimensi Susanto, 2009 Pada Gambar 2.1. dapat dilihat bahwa koordinat awal penyusunan titik 0,0,0 berada di depan, kiri, dan bawah mobil. Sumbu x mewakili lebar mobil, sumbu y mewakili tinggi mobil, dan sumbu z mewakili panjang mobil. Barang yang akan disusun merupakan barang tiga dimensi berbentuk segi empat yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Setiap barang juga memiliki berat sebagai batasan agar mobil box tersebut tidak membawa beban yang melebihi kapasistasnya. Gambaran umum objek barang dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2. Objek Barang Universitas Sumatera Utara 9 Pada Gambar 2.2. dapat dilihat bahwa barang i memiliki dimensi 1 yang sejajar dengan sumbu x, dimensi 2 yang sejajar dengan sumbu y, dan dimensi 3 yang sejajar dengan sumbu z. Dimensi masing-masing barang ini ditentukan oleh perotasian barang. Apabila suatu barang i tidak dapat dirotasi maka barang tersebut hanya akan memiliki satu variasi nilai dimensi yaitu dimensi 1 sebagai panjang barang, dimensi 2 sebagai tinggi barang, dan dimensi 3 sebagai lebar barang. Namun, apabila suatu barang i dapat dirotasi maka barang tersebut akan memiliki enam variasi nilai dimensi. Pertukaran nilai dimensi untuk suatu barang yang dapat dirotasi dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3. Variasi Perotasian Barang Susanto, 2009 Pada Gambar 2.3. dapat dilihat bahwa pada enam variasi perotasian tersebut, nilai dimensi masing-masing posisi diubah sesuai dengan arah perputarannya. Seperti contoh pada Variasi 1, nilai dimensi 1 sama dengan AC yang merupakan panjang barang. Sedangkan pada Variasi 3 nilai dimensi 1 sama dengan CD yang merupakan tinggi barang. Nilai dimensi ini yang akan digunakan untuk proses penyusunan barang di dalam mobil box. Adapun gambaran umum penempatan objek barang pada mobil box dapat dilihat pada Gambar 2.4. Universitas Sumatera Utara 10 Gambar 2.4. Penempatan Barang pada Mobil Box Pada Gambar 2.4. dapat dilihat bahwa penempatan suatu barang i di dalam mobil box didasarkan pada dimensi barang tersebut. Dimensi 1 barang akan menempati posisi lebar mobil, dimensi 2 barang akan menempati posisi tinggi mobil, serta dimensi 3 barang akan menempati posisi panjang mobil. 2.3.2. Fungsi objektif Dalam melakukan penyusunan barang dengan berbagai ukuran pada mobil box, perlu dilakukannya optimalisasi agar penyusunan yang dilakukan optimal. Di dalam permasalahan optimalisasi ada beberapa hal yang harus ditentukan, yaitu fungsi objektif objective function dan batasan constraint. Fungsi objektif merupakan suatu fungsi matematika yang merupakan tujuan utama pada permasalahan optimalisasi yang harus diminimalkan atau dimaksimalkan. Sebuah solusi yang dapat meminimalkan atau memaksimalkan sesuai tujuan utama permasalahan fungsi objektif adalah solusi optimal Kumar, 2014. Fungsi objektif pada permasalahan optimalisasi penyusunan barang adalah untuk memaksimalkan penggunaan ruang yang tersedia yaitu total volume barang yang dapat disusun pada suatu mobil box. Fungsi objektif tersebut dapat dilihat pada persamaan 2.1. 2.1 Universitas Sumatera Utara 11 Dimana : = Fungsi Objektif = Indeks Barang = Jumlah Barang = Masing-masing panjang, lebar, dan tinggi barang i = Variabel biner yang mengidentifikasi dapat atau tidaknya barang disusun pada mobil box. Bernilai 1 jika barang berada di mobil, 0 jika tidak. Fungsi objektif berdasarkan persamaan 2.1. di atas digunakan sebagai nilai fitness yang dihasilkan masing-masing kandidat solusi. Namun, jika pada suatu kasus terdapat beberapa solusi yang memiliki nilai fitness yang sama, maka akan dilakukan pencarian nilai fitness kedua untuk menghitung total volume barang yang disusun pada ketinggian 0 – ½ tinggi mobil box. Kandidat solusi yang memiliki nilai fitness yang sama tersebut akan dibandingkan. Kandidat solusi yang menghasilkan total volume barang pada ketinggian 0 – ½ tinggi mobil box lebih besar akan diambil sebagai kandidat solusi dengan solusi terbaik. Keputusan tersebut diambil karena mempertimbangkan kepadatan benda yang berada di bawah. Semakin padat barang- barang yang berada di bawah, maka semakin bagus pola susunannya Oktorini, 2008. Contoh dua solusi yang memiliki nilai fitness sama besar dapat dilihat pada Gambar 2.5. a b Gambar 2.5. a Susunan I; b Susunan II Oktorini, 2008 Universitas Sumatera Utara 12 Pada Gambar 2.5. dapat dilihat bahwa susunan I dan susunan II memiliki nilai fitness yang sama besar jika menggunakan perhitungan fitness dengan menghitung total volume barang yang dapat disusun. Namun, jika dilihat dari pola susunan penumpukan, maka susunan II lebih baik untuk diterapkan karena terdapat lebih sedikit ruang kosong di antara tumpukan benda yang berada di bawah. 2.3.3. Batasan constraints Selain menentukan fungsi objektif, pada permasalahan optimalisasi juga harus ditentukan batasan permasalahan constraint. Batasan atau constraint merupakan suatu kondisi yang harus dipenuhi pada permasalahan optimalisasi. Solusi yang dihasilkan dari fungsi objektif tidak boleh melanggar batasan-batasan tersebut. Constraint dalam permasalahan penyusunan barang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu hard constraint dan soft constraint. Hard constraint digunakan untuk mendefinisikan batasan yang digunakan pada proses optimalisasi, sedangkan soft constraint digunakan untuk membentuk fungsi objektif suatu permasalahan optimalisasi Hicks et al., 2006. Hard Constraint Hard constraint merupakan batasan yang harus selalu dipenuhi. Pola penyusunan yang melanggar hard constraint disebut solusi yang tidak layak Bortfeldt Wascher, 2012. Batasan-batasan dalam penyusunan barang tiga dimensi yang dikategorikan sebagai hard constraint adalah sebagai berikut : 1. Orientasi Barang Barang yang disusun harus berbentuk kubus atau balok yang memiliki tiga dimensi yaitu panjang, lebar, dan tinggi. Khusus barang berbentuk balok yang memiliki nilai berbeda untuk setiap dimensinya, terdapat barang yang bisa dan tidak bisa dirotasi penempatannya di dalam mobil box. Barang-barang yang dapat dirotasi akan mengalami pertukaran dimensi sebanyak enam variasi orientasi. Sedangkan barang yang tidak dapat dirotasi tidak boleh mengalami pertukaran dimensi, sehingga hanya memiliki satu variasi orientasi. 2. Beban Maksimum Mobil Setiap mobil box memiliki batas beban maksimum yang dapat ditampung mobil sehingga barang-barang yang disusun di dalam mobil tersebut tidak Universitas Sumatera Utara 13 boleh memiliki total berat yang melebihi beban maksimum yang dapat ditampung mobil. Model matematika dapat dilihat pada persamaan 2.2. 2.2 Dimana : = Indeks Barang = Jumlah Barang = Berat barang i = Beban maksimum mobil box = Variabel biner yang mengidentifikasi dapat atau tidaknya barang i disusun pada mobil box. Bernilai 1 jika barang berada di mobil, 0 jika tidak. 3. Kapasitas Ruang Mobil Box Penyusunan barang-barang pada penelitian ini hanya menggunakan satu buah mobil box single bin. Batasan kapasitas ruang mobil box digunakan agar barang-barang yang disusun pada mobil box memiliki ukuran yang lebih kecil atau sama dengan ukuran mobil box. Volume dari barang-barang yang disusun tidak boleh melebihi volume box mobil. Model matematika dapat dilihat pada persamaan 2.3. 2.3 Masing-masing dimensi panjang, lebar, dan tinggi barang juga tidak boleh melebihi lebar, panjang, dan tinggi mobil. Model matematika dapat dilihat pada persamaan 2.4. 2.4 Universitas Sumatera Utara 14 Dimana : = Indeks Barang = Jumlah Barang = Masing-masing panjang, lebar, dan tinggi barang i = Masing-masing panjang, lebar, dan tinggi mobil box = Variabel biner yang mengidentifikasi dapat atau tidaknya barang i disusun pada mobil box. Bernilai 1 jika barang berada di mobil, 0 jika tidak. Soft Constraint Soft constraint merupakan batasan yang tidak harus selalu dipenuhi untuk kondisi tertentu. Pola penyusunan yang melanggar soft constraint masih dapat disebut solusi layak, tetapi sedapat mungkin untuk dipenuhi dan tidak melanggar batas tertentu Bortfeldt Wascher, 2012. Salah satu batasan dalam penyusunan barang tiga dimensi yang dikategorikan sebagai soft constraint adalah stabilitas beban load stability. Stabilitas beban digunakan sebagai pendukung fungsi objektif dalam menemukan solusi penyusunan yang lebih baik. Batasan ini digunakan untuk mengurangi ruang-ruang kosong yang berada pada susunan bawah mobil sehingga barang-barang yang berada di atasnya bisa lebih didukung oleh barang-barang yang berada di bawahnya. Batasan ini juga digunakan untuk mengurangi kemungkinan ambruknya barang yang berada di atas karena banyaknya ruang kosong yang berada pada susunan di bawahnya. Solusi yang digunakan untuk menjaga stabilitas beban mobil box adalah dengan memilih susunan yang memiliki ruang kosong paling sedikit pada ketinggian 0 – ½ tinggi mobil box.

2.4. Algoritma Firefly