Analisis terhadap reliabilitas soal Analisis terhadap indekstingkat kesukaran IK soal

Dengan kriteria pengujian mengambil taraf nyata α, maka dari tabel distribusi student t diperoleh t 1- 0,5α n-2 untuk - t 1- 0,5α n-2 t t 1- 0,5α n-2 maka H diterima. Kesimpulannya merupakan penjelasan H ditolak atau diterima. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates, diperoleh validitas dari tiap butir soal yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.2 Validitas Butir Soal No. Soal Koefisien validitas Interpretasi 1. 2. 3. 4. 0,612 0,847 0,774 0,779 Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Setelah diperoleh nilai validitas, dilakukan uji keberartian dengan mengambil taraf nyata 5. Berdasarkan hasil perhitungan, untuk kelima butir soal diperoleh nilai t hitung yang tidak sama dengan t tabel, maka H ditolak. Artinya validitas butir soal untuk keempat soal berarti.

b. Analisis terhadap reliabilitas soal

Reliabilitas suatu alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama relatif sama jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Alat evaluasi yang reabilitasnya tinggi disebut alat evaluasi yang reliabel. Suatu alat evaluasi tes dan non tes disebut reliabel apabila hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Relatif tetap di sini dimaksudkan tidak tepat sama, tetapi mengalami perubahan yang tak berarti tidak signifikan dan bisa diabaikan. Perubahan hasil evaluasi ini disebabkan adanya unsur pengalaman dari peserta tes dan kondisi lainnya. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha Suherman dan Kusumah, 1990, yaitu: ∑ Keterangan: = koefisien reliabilitas. = banyak butir soal ∑ = jumlah varians skor tiap butir = varians skor total. Untuk koefisien reliabilitas yang menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi, dinyatakan dengan r 11 . Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur yang dibuat oleh J.P Guilford 1956:145 sebagai berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,80. Hal ini menunjukkan bahwa derajat reliabilitas tergolong sangat tinggi.

c. Analisis terhadap indekstingkat kesukaran IK soal

Suatu hasil dari alat evaluasi dikatakan baik jika menghasilkan skor atau nilai yang membentuk distribusi normal, jika soal tersebut terlalu sukar, maka frekuensi distribusi yang paling banyak terletak pada skor yang rendah karena sebagian besar mendapat nilai jelek. Sebaiknya jika soal yang diberikan terlalu mudah, maka frekuensi distribusi yang paling banyak pada skor yang tinggi, karena sebagian besar siswa mendapat nilai baik. Indeks Kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal Suherman dan Kusumah, 1990: 212. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval kontinum mulai dari 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran mendekati 1,00 berarti soal tersebut semakin mudah. Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks kesukaran soal bentuk uraian Suherman dan Kusumah, 1990:194, yaitu: Keterangan: IK = indeks kesukaran. = jumlah skor kelompok atas. = jumlah skor kelompok bawah. = jumlah skor ideal kelompok atas. = jumlah skor ideal kelompok bawah. Hasil perhitungan taraf kesukaran, kemudian diinterpretasikan dengan kriteria seperti yang diungkapkan oleh Suherman dan Kusumah 1990 seperti tercantum dalam tabel berikut. Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Interpretasi Soal terlalu sukar Soal sukar Soal sedang Soal mudah Soal terlalu mudah Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates, diperoleh nilai indeks kesukaran tiap butir soal yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3.5 Indeks Kesukaran No. Soal Koefisien indeks kesukaran Interpretasi 1. 2. 3. 4. 0,872 0,612 0,472 0,563 Mudah Sedang Sedang Sedang

d. Analisis terhadap daya pembeda soal

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Model Experiential Learning (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 9 Kota Tangerang Selatan)

1 8 271

Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

4 45 189

Pengaruh model pembelajaran treffinger terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa

2 39 0

Pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa

0 5 0

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP KELAS VII LANGSA.

0 4 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP KELAS VII LANGSA.

0 2 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA (Eksperimen Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta).

0 1 8

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MASALAH KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA: Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajara

1 3 41

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ANCHORED INSTRUCTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA.

11 29 52

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA

0 1 12