Kekerasan Biskuit HASIL PENELITIAN UTAMA

Gambar 1. Grafik kekerasan biskuit Berdasarkan Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa kekerasan dengan substitusi tepung labu kuning 20 memiliki kekerasan yang paling tinggi yaitu 39,987 Newton dan substitusi tepung labu kuning 0 memiliki kekerasan paling rendah yaitu 29,403 Newton. Hal ini disebabkan karena substitusi tepung labu kuning pada biskuit belum tentu menghasilkan nilai kekerasan yang tinggi. Perbedaan kekerasan biskuit disebabkan karena pengaruh formulasi biskuit, kandungan protein pada tepung terigu dan kandungan pati pada tepung terigu. Tepung terigu merupakan komponen utama pada sebagian besar adonan biskuit, sereal, dan kue kering. Tepung terigu akan memberikan tekstur yang elastis karena kandungan gluten dan menyediakan tekstur padat setelah dipanggang. Pati merupakan komponen lain yang penting pada tepung terigu dan tepung lainnya. Air terikat oleh pati ketika terjadi gelatinisasi dan akan hilang pada saat pemanggangan. Hal ini yang menyebabkan adonan berubah menjadi renyah pada produk panggang Williams, 2001. Pada biskuit substitusi tepung labu kuning 20 dan 30 kandungan gluten pada tepung terigu lebih sedikit dibandingkan dengan biskuit substitusi 0 dan 10, sehingga biskuit substitusi 20 dan 30 menghasilkan tekstur yang keras. Selain itu menurut penelitian Asni 2004 pada pembuatan biskuit tulang ikan patin, peningkatan nilai uji kekerasan dapat disebabkan karena pengaruh kadar air dan komponen kimia lainnya. Perbedaan tingkat kekerasan dan kereyahan berkaitan erat dengan perbedaan komposisi bahan dasarnya, terutama pada komposisi amilosa dan amilopektin. Kadar amilosa yang tinggi pada bahan akan mampu meningkatkan kerenyahan dari biskuit yang dihasilkan karena amilosa dalam bahan akan membentuk ikatan hidrogen dengan air dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan demikian, saat proses pengovenan, air akan menguap dan meninggalkan ruang kosong dalam bahan dan membuat biskuit akan menjadi lebih renyah Rahmanto, 1994. Dengan demikian, semakin tinggi substitusi tepung labu kuning akan meningkatkan kekerasan biskuit karena terjadi penurunan volume biskuit karena tingkat pengembangan yang menurun dan disebabkan oleh kadar gluten yang berkurang sehingga gas yang didapatkan menurun. 29,40 29,49 39,98 34,27 5 10 15 20 25 30 35 40 45 10 20 30 Ke ke rasan Bi skui t N Substitusi Tepung Labu Kuning Biskuit

2. Warna Biskuit

Warna membuat produk pangan menjadi menarik. Pengukuran warna secara objektif penting dilakukan karena bagi produk pangan, warna merupakan daya tarik utama sebelum konsumen mengenal dan menyukai sifat-sifat lainnya.Warna tepung secara signifikan akan mempengaruhi warna biskuit yang dihasilkan Oti and Okobundu, 2007 sehingga perlu dilakukan penilaian warna biskuit. Warna biskuit dapat diukur dengan notasi atau dimensi warna “triistumulus”, yaitu : 1. Hue = warna misalnya merah, hijau dan biru, 2. Nilai = terang atau gelap dan 3. Kroma = jumlah atau intensitas warna. Warna biskuit bervariasi antara kuning hingga coklat Gomez, K.A. dan A.A. Gomez, 1995. Pengukuran warna ini dilakukan dengan menggunakan alat Minolta Chromameter CR 400. Hasil pengukuran warna diperoleh tiga nilai yang diubah menjadi tiga notasi warna yaitu L, a, b. Nilai L merupakan parameter yang menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik putih, abu-abu dan hitam. Nilai notasi a menyatakan warna kromatik dari hijau sampai merah, Nilai b menyatakan warna kromatik biru dan kuning, Soekarto, 1990. Adapun warna biskuit yang telah disubstitusi dengan tepung labu kuning 0, 10, 20 dan 30 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2 Warna Biskuit yang Disubstitusi Tepung Labu Kuning Penambahan tepung Labu Kuning Hasil Analisis Kecerahan L Kemerahan a Kekuningan b 73.01±1.17 d 5.47±0.62 a 37.43±0.97 a 10 65.71±1.37 c 9.37±0.72 b 45.47±1.76 b 20 59.71±1.44 b 12.00±0.84 c 45.69±1.73 b 30 52.28±1.04 a 14.30±0.36 d 37.47±1.57 a Nilai Sig. 0.00 0.00 0.00 Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada hasil analisis uji Duncan Hasil analisis statistik anova satu arah menunjukkan bahwa biskuit dengan substitusi tepung labu kuning yang berbeda memberikan perbedaan yang sangat nyata p0,05 terhadap nilai kecerahan biskuit. Hasil analisis Duncan menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada nilai kecerahan biskuit dengan substitusi tepung labu kuning baik pada kontrol maupun pada semua konsentrasi dan pada nilai kemerahan dan kekuningan biskuit. Warna biskuit adalah kuning kecoklatan. Warna biskuit dalam penelitian ini ditunjukkan dengan nilai L hitam hingga putih, a hijau hingga merah dan b biru hingga kuning Anon, 2007. Kecenderungan pengaruh substitusi tepung labu kuning 0, 10, 20 dan 30 terhadap nilai kecerahan, kemerahan dan kekuningan biskuit, disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Warna Substitusi Tepung Labu Kuning Berdasarkan Gambar 2, warna biskuit dengan jumlah substitusi tepung labu kuning yang berbeda terhadap nilai kecerahan pada kontrol 73.01±1.17 lebih besar dibandingkan dengan substitusi biskuit 10 65.71±1.37, 20 59.71±1.44 dan 30 52.28±1.04. Nilai ini menunjukkan bahwa biskuit dengan substitusi 0 memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan biskuit pada substitusi tepung labu kuning 10, 20 dan 30. Selama proses pembuatan biskuit pada substitusi tepung labu kuning 10, 20 dan 30 warna biskuit yang dihasilkan cenderung makin gelap dan kuning yang ditunjukkan oleh nilai kecerahan yang menurun dan kekuningan yang meningkat. Warna merah pada biskuit substitusi tepung labu kuning semakin meningkat ditandai dengan meningkatnya nilai kemerahan biskuit. Hasil analisis warna menunjukkan bahwa substitusi tepung terigu dengan tepung labu kuning berpengaruh nyata terhadap nilai a derajat kemerahan biskuit yang dihasilkan. Dari hasil uji Duncan terlihat bahwa biskuit yang diolah tanpa substitusi memberikan pengaruh yang nyata dengan substitusi tepung labu kuning 10, 20 dan 30. Nilai a biskuit berkisar 5.47 hingga 14.30. Biskuit yang diolah tanpa menggunakan substitusi tepung labu kuning memiliki nilai a yang paling rendah, sementara nilai a paling tinggi diperoleh pada biskuit dengan substitusi tepung labu kuning 30. Nilai a pada biskuit yang dihasilkan cenderung meningkat seiring dengan peningkatan persentase tepung labu kuning yang disubstitusikan. Hal ini sama dengan hasil penelitian Leila dkk 2011 pada penelitian pembuatan mie dengan substitusi tepung labu kuning, dimana nilai a semakin meningkat dengan konsentrasi penambahan tepung labu kuning 0, 5, 10, 15 dan 20, masing-masing nilai a yaitu -0.73, 0.40, 2.17, 4.60 dan 4.93. Peningkatan nilai a pada biskuit dengan substitusi tepung labu kuning berkaitan dengan adanya pigmen karotenoid yang dimiliki oleh tepung labu kuning yang disubstitusikan Gardjito, 2006. Pigmen karotenoid ini menyebabkan biskuit cenderung berwarna kemerahan sehingga jumlah tepung labu kuning yang disubstitusikan dalam adonan biskuit maka nilai a pada biskuit akan semakin meningkat. Hasil analisis warna menunjukkan bahwa substitusi tepung terigu dengan tepung labu kuning berpengaruh nyata terhadap nilai b derajat kekuningan biskuit yang dihasilkan. Hasil uji Duncan 73,01 65,71 59,71 52,28 5,47 9,37 12 14,3 37,43 45,47 45,69 37,47 20 40 60 80 10 20 30 Waar n a B ii sku it Substitusi Tepung Labu Kuning kecerahan kemerahan kekuningan

Dokumen yang terkait

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT KERAPUHAN DAN DAYA TERIMA BISKUIT YANG DISUBSTITUSI Tingkat Kerapuhan dan Daya Terima Biskuit yang Disubstitusi Tepung Daun Kelor ( Moringa oleifera ).

2 9 17

SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING TERHADAP TINGKATPENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA CAKE LABU KUNING Substitusi Tepung Labu Kuning Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Cake Labu Kuning.

0 2 16

SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA Substitusi Tepung Labu Kuning Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Cake Labu Kuning.

0 3 14

TINGKAT KEKERASAN DAN DAYA TERIMA NUGGET AMPAS TAHU YANG DISUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU Tingkat Kekerasan Dan Daya Terima Nugget Ampas Tahu Yang Disubstitusi Tepung Ampas Tahu.

0 2 15

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbhita Pengaruh Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbhita Moschata)Terhadap Kadar Β-Karoten dan Daya Terima Pada Biskuit Labu Kuning.

0 3 13

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbhita Pengaruh Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbhita Moschata)Terhadap Kadar Β-Karoten dan Daya Terima Pada Biskuit Labu Kuning.

0 3 17

PENDAHULUAN Pengaruh Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbhita Moschata)Terhadap Kadar Β-Karoten dan Daya Terima Pada Biskuit Labu Kuning.

0 2 5

KEKERASAN, WARNA DAN DAYA TERIMA BISKUIT YANG DISUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING Kekerasan, Warna Dan Daya Terima Biskuit Yang Disubstitusi Tepung Labu Kuning.

0 1 17

PENDAHULUAN Kekerasan, Warna Dan Daya Terima Biskuit Yang Disubstitusi Tepung Labu Kuning.

0 2 5

DAFTAR PUSTAKA Kekerasan, Warna Dan Daya Terima Biskuit Yang Disubstitusi Tepung Labu Kuning.

0 3 6