Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
memenuhi persyaratan untuk seorang anak mendapatkan kemampuan dan keterampilan secara menyeluruh baik fisik, mental, maupun intelektual.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMP Negeri 27 Medan guru masih menggunakan cara lama yaitu terpaku dalam aturan dibuku tanpa
melihat kemampuan dasar siswa yaitu cepat merasa jenuh, kurangnya penjelasan terhadap siswa tentang teknik dasar lari sprint secara bertahap seperti bagaimana
cara start, cara memperpanjang langkah dan memasuki garis finis. Didalam materi lari sprint guru memberikan penjelasan kepada siswa dan siswa langsung
mengaplikasikan pembelajaran lari sprint, sehingga menimbulkan kejenuhan dari siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan tidak menghasilkan hasil
lari sprint yang sesuai dngan KKM. Disekolah tersebut bidang studi pendidikan jasmani sangat digemari oleh
siswa akan tetapi melihat bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menarik terhadap pelajaran yang diberi oleh guru tersebut sehingga membuat
siswa jenuh dan bosan, sehingga hasil yang diinginkan oleh guru tersebut tidak maksimal. Tetapi disaat guru memberi kebebasan waktu untuk siswa bermain
siswa begitu senang dan sangat antusias. Berdasarkan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran atletik lari
sprint, guru membedakan atas yang tuntas dan tidak tuntas yaitu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Siswa pada Pre Test
Ketuntasan Jumlah Siswa
Persentase Tuntas
12 Siswa 30
Tidak Tuntas 28 Siswa
70
Keterangan : Jumlah siswa yang tuntas
: 12 Orang 30 Jumlah siswa yang tidak tuntas
: 28 Orang 70
Beranjak dari kenyataan tersebut, maka penulis menganggap hal itu merupaka suatu dilema dalam pembelajaran sekolah tersebut. Ditambah lagi
dengan minimnya kreatifitas dan minimnya pengetahuan guru pada siswa untuk menerapkan pola pendekatan bermain yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa tersebut. Pada pendekatan ini anak tidak hanya belajar dan duduk mendengarkan
guru memberi materi, tetapi siswa terlibat langsung dalam berbagai pelajaran yang membawa aktivitas tertentu dengan hasrat bergerak, semua potensi yang ada
disekitarnya atau lingkungannya dioptimalkan sehingga anak benar-benar menikmati suasanan belajar yang menyenangkan dan gembira sehingga tinggkat
keterlibatan dan intensitas gerak dasar anak dapat dioptimalkan. Disamping itu pula pola pendekatan bermain dapat menjadi alternatif bagi
guru tersebut, kerena pola pendekatan ini tidak memerlukan biaya yang mahal dan tempat yang luas, dan bermin ini mewakili sebagai unsur-unsur teknik dasar lari
sprint, serta tujuan pembelajaran lari sprint dan dasar-dasar gerak.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan PTK dengan menerapkan pendekatan bermain pada siswa kelas VII SMP Negeri 27
Medan tahun 20142015 ”