UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SDN 8 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

(1)

C. Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas daya saing dan mencapai taraf hidup bangsa yang lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan dipandang sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, dengan kata lain dimulai dari sejak dini hingga akhir hayat. Artinya, pendidikan adalah semua kegiatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuam, pengalaman, kecakapan dan keterampilan-nya kepada generasi muda baik sengaja maupun tidak sengaja. Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang mengaktulisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan ketrampilan jasmani, sehingga sekolah di Indonesia diberikan pendidikan olahraga. Dalam operasionalnya guru pendidikan jasmani menggunakan aktifitas gerak sebagai sarana untuk mencapainya. Menurut Engkos Kosasih (1995:2) bahwa :

“Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan, Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi yang optimal”.

Atletik merupakan aktifitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan gerak dasar anak, gerakan- gerakan atletik sesuai untuk


(2)

mendapatkan penekanan dalam program pembelajaran pendidikan jasmani, terutama fisik yang dipersyaratkan seperti kekuatan, power, kelenturan, kordinasi gerakan, keseimbangan dan kelincahan dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu atleitik besar sumbangannya terhadap perkembangan gerak dasar manusia, terutama cara mengoptimalkan sikap dan gerakan secara efektif dan efesien.

Olahraga merupakan kegiatan fisik yang bersifat kompetitif dalam suatu permainan dan berupa perjuangan diri sendiri atau orang. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam olahraga, baik olahraga yang bersifat tim maupun perorangan diantaranya adalah faktor kerjasama tim dan kemampuan individu dalam menguasai keterampilan bermain, teknik yang digunakan, serta daya tahan fisik yang dimiliki oleh atlet tersebut. Dalam membangun seorang atlet atau pemain harus mempunyai kebugaran, kekuatan dan kemampuan dalam melakukan olah raga tersebut. Sasaran latihan kondisi fisik diarahkan untuk peningkatan kualitas jantung dan paru, kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot dan ketahanan otot. Salah satu olahraga yang bersifat individu adalah lari. Sekarang ini sudah sangat dikenal baik oleh lapisan masyarakat. Lari disebut olahraga yang memasyarakat karena selain mudah lari dapat dilakukan setiap saat dan juga relatif murah. Nomor lari terbagi atas lari jarak pendek (100 – 400 meter), lari jarak menengah (800 – 1500 meter), dan lari jarak jauh Salah satu gerak yang memiliki kecepatan dalam pembelajaran atletik adalah pembelajaran lari jarak pendek yang merupakan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kondisi dan situasi di Sekolah Dasar.

Namun, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak mampu mengikuti bahkan menguasai materi pelajaran tersebut, terutama umumnya pada siswa di sekolah dasar negeri (SDN) 8 Gadingrejo, hal ini disebabkan karena guru pendidikan jasmani masih cenderung menggunakan pendekatan pengajaran yang berorientasi pada prestasi sehingga banyak


(3)

anak yang merasa dirinya tidak mampu untuk melakukan lari jarak pendek dengan benar. Oleh sebab itu, penulis menggunakan model pembelajaran bermain dalam proses pembelajaran lari jarak pendek.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba untuk meneliti tentang upaya meningkatkan latihan lari jarak pendek dengan menggunakan model pembelajaran bermain pada siswa kelas V SDN 8 Gadingrejo. D. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada umumya siswa merasa kesulitan menerima atau melakukan gerakan yang kompleks seperti lari jarak pendek dengan benar. 2. Siswa kurang antusias bila harus melakukan sendiri setelah melihat

peragaan kawan maupun guru.

3. Pada umumnya siswa masih belum biasa mengkoordinasikan antara awalan, reaksi dan percepatan pada lari jarak pendek dengan benar.

E. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah penelitian sebagai berikut: ”Apakah dengan menggunakan model pembelajaran bermain dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek pada siswa kelas V SDN 8 Gadingrejo?”

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan latihan lari jarak pendek setelah menggunakan model pembelajaran bermain


(4)

2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran lari jarak pendek dengan menggunakan model pembelajaran bermain.

3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek setelah diberikan latihan belajar pembentukan teknik yang benar dengan model pembelajaran bermain

G. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi:

1. Bagi siswa

Sebagai upaya penambahan pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan latihan lari jarak pendek dengan menggunakan model pembelajaran bermain secara benar.

2. Bagi guru penjas

Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lari jarak pendek dengan menggunakan model pembelajaran bermain.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan untuk memperbaiki metode pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya di SDN 8 Gadingrejo.

4. Bagi Program Studi

Sebagai kontribusi bagi perbendaharaan literatur terutama dalam memperluas cakrawala mahasiswa khususnya yang akan melaksanakan praktek lapangan maupun penelitian dalam aspek yang sama yaitu keterampilan dalam nomor lari.

5. Bagi FKIP

Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk mata kuliah terutama bekal persiapan PPL di sekolah.


(5)

H. Kajian Pustaka

1. Hakekat Belajar Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang “belajar”. Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau mengumpulkan berbagai pengalaman (Ilmu Pengetahuan). Sedangkan mengajar adalah usaha untuk menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar dan mengajar, diantaranya:

Menurut Tabrani Rusyani (1989:7) bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Berdasarkan rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan latihan, melainkan pula terjadi perubahan prilaku.

Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977:5) adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.

2. Belajar Motorik

Efektifitas pembelajaran motorik membutuhkan suatu landasan teori sebagai tuntunan dalam praktik di lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara professional maupun etik dalam profesi mengajar/melatih.

Dalam proses belajar ketrampilan motorik, selain unsur fisik yang terlibat, ada pula unsur psikis, yaitu emosi dan perasaan yang dapat menjadi daya penggerak dalam perubahan prilaku. Dalam proses belajar ketrampilan


(6)

motorik tidak hanya perubahan yang bersifat psikomotorik yang ingin dicapai, tetapi juga bersifaty kognitif dan afektif.

3. Atletik

Pengajaran atletik di sekolah (dalam pengajaran pendidikan jasmani) berbeda dengan pengajaran atletik yang dilakukan club-club atletik. Dalam pendidikan jasmani pengajaran atletik, anak hadir di lapangan bukan karena mereka ingin disana, melainkan mereka harus ada di sana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, tetapi tidak sedikit pula yang terlihat kurang antusias, ragu-ragu malah terlihat malas. Dalam dunia pendidikan jasmani Atletik seharusnya diartikan sebagai istilah umum untuk berbagai macam kegiatan fisik yang di dalamnya anak mampu medemonstrasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jasmani guna membantu proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga mereka mengalami proses memperbaiki postur tubuh.

Untuk usia anak-anak bermain berarti menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, dengan demikian tanpa sadar anak-anak telah melakukan kegiatan jasmani yang tentunya akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu juga anak-anak memperoleh pengalaman tentang gerak dasar suatu cabang olahraga yang mungkin kelak dapat dikembangkan menjadi olahraga prestasi.

4. Lari jarak pendek

Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan jarak 400 m. Oleh karena itu, kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus, lancar dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi. Seoarang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro disbanding


(7)

dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10kali perdetik dalam vitro. Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek itu dilahirkan /bakat bukan dibuat.

Suatu analisa structural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetic. Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu:

 Tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive) tahap percepatan (acceleration).

 Tahap tansisi/perobahan (transition)

 Tahap kecepatan maksimum (speed maximum)

 tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed) finish

Tujuan lari jarak pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu). Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.

Urutan Gerak Keseluhan

Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahapnya adalah tahap topang yang terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap melayang yang terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery.

Tahap Topang (support phase), pada tahap ini bertujuan untuk memperkecil penghambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan.

Bila dilihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki (ballfoot).

Tahap melayang (flaying phase), pada tahap ini bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu


(8)

penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke depan dan keatas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang langkah).

Tahap-Tahap Pembelajaran

Pembelajaran lari jarak pendek (sprint) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: Tahap Bermain (games) dan Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic) Gerakan Start pada lari pendek

Penempatan Start Blok

Ada tiga macam penempatan start blok, dan penempatannya disesuaikan dengan postur tubuh, yaitu:

a. Start pendek (short start) b. Start medium (medium start) c. Start panjang (longed start) Aba-aba Start Lari Sprint

Lari sprint seoarang starter akan memberikan aba-aba : bersediaaa, siaaap. Yaaak atau door bunyi pistol. Adapun posisi badan saat aba-aba tersebut di atas sebagai berikut :

a. Bersedia

Setelah starter memberikan aba-aba bersedia, maka pelari akan menempatkan kedua kaki dalam menyentuh blok depan dan belakang; lutut kaki belakang diletakkan di tanah, terpisah selebar bahu lebih sedikit, jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik, dan kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan pandangan mata menatap lurus ke bawah.


(9)

b. Siaaap

Setelah ada aba-aba siaaap, seoang pelari akan menempatkan posisi badan sebagai berikut : lutut ditekan ke belakang ; lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siku-siku 90 derajat ; lutut kaki belakang membentuk sudut antara 120-140 derajat ; dan pinggang sedikit diangkat tinggi dari bahu, tubuh sedikit condong ke depan, serta bahu sedikit lebih maju ke depan dari kedua tangan.

c. Yaak (bunyi pistol) atau drive

Gerakan yang akan dilakukan pelari setelah aba-aba yaak adalah badan diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki menolak/menekan keras pada start blok ; kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun bergantian ; kaki belakang mendorong kuat/singkat, dorongan kaki depan sedikit tidak namun lebih lama ; kaki belakang diayun ke depan dengan cepat sedangkan badan condong ke depan ; lutut dan pinggang keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan. Gerakan lari pada lari pendek:

Posisi badan pada waktu lari, menggunakan ujung tumit sebagai penopang tubuh pada waktu berlari, sehingga anggota tubuh lebih ringan pada waktu berlari. Badan sedikit didorong kedepan dengan pandangan lurus ke depan.

Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu :

 tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive)  tahap percepatan (acceleration)

 tahap transisi/perobahan (transition)

 tahap kecepatan maksimum (speed maximum)  tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed)


(10)

Gerakan finis pada lari pendek:

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai finis.

Lari terus tanpa perubahan apapun. Dada dicondongkan ke depan, tangan kedua-duanya diayunkan ke bawah belakang. Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu sebelah maju ke depan, yang lazim disebut The String.

Jarak 20 meter terakhir sebelum garis finis meupakan perjungan untuk mencapai kemenangan dalam perlombaan lari, maka yang perlu

diperhatikan adalah kecepatan langkah, jangan menengok lawan, jangan melompat, dan jangan perlambat langkah sebelum melewati garis finis.

Model Pembelajaran Tahap Bermain

Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement problem) lari jarak pendek langsung, dan cara lari jarak pendek yang benar ditinjau secara anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain lari jarak pendek adalah meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan percepatan gerak siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain beberapa bentuk yang dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar.

1. Latihan Dasar ABC

Tahap ini bertujuan mengembangkan keterampilan dasar lari dan mengembangkan koordinasi gerak lari jarak pendek. Adapun latihannya


(11)

adalah : Tumit menendang pantat (A) ; Gerak ankling (B); lutut diangkat tinggi (C) ; Lutut diangkat tinggi dan kaki diluruskan (D).

2. Latihan Dasar Koordinasi ABC

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan keteramilan dan koordinasi lari cepat.

3. Lari Cepat Dengan Tahanan

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau support phase dan kekuatan khusus. Pada tahap ini dapat menggunakan tahanan dari teman atau suatu alat penangan misalnya ban mobil atau beberapa ban motor, lakukan dengan tidak melebihi berat tahanan, serta guru memperhatikan kaki topang betul-betul lurus dan kontak dengan tanah sesingkat mungkin.

4. Lari Mengejar

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari. Latihan ini dapat menggunakan tongkat atau tali sepanjang 1,5 m; mulailah dengan berlari pelan-pelan setelah teman pasangan di depan melepaskan tongkat atau tali siswa yang dibelakang mengejar sampai batas yang telah ditentukan.

5. Lari Percepatan

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan keceatan maksimum. Buatlah tanda untuk menandai daerah 6 m, satu teman menunggu di ujung batas yang telah ditentukan, dan pelari yang dibelakang berlari optimum dan percepatlah berlari bila pelari yang datang mencapai daerah 6 m dan pelari yang di depan mulai berlari secepat mungkin bila pelari belakang telah menginjak garis 6 m dibelakangnya. 6. Start Melayang Lari Sprint 20 m


(12)

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan maksimum. Untuk melakukannya buatlah tanda 20 m dan gunakan awalan antara 20 sampai 30 m tetapi bias disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 sampai 20 m, selanjutnya siswa berusaha melewati batas yang telah ditentukan dengan kecepatan maksimum.

I. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Jika menggunakan model pembelajaran bermain pada siswa kelas V SDN 8 Gadingrejo maka belajar lari jarak pendek dapat ditingkatkan.


(13)

J. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 8 Gadingrejo dengan alasan bahwa siswa kelas V memilki kemampuan yang kurang dalam melakukan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani khusunya dalam lari jarak pendek.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.

2) Bersifat kolaboratif

3) Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.

4) Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Menurut John Elliot, bahwa yang dimaksud dengan


(14)

penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya telah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan professional. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.

Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

2. Subyek Penelitian a. Subyek Penelitian

Adapun subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 8 Gadingrejo berjumlah...orang.

2. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 8 Gadingrejo pada siswa kelas V. b. Pelaksanaan Penelitian

Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan.

4. Rancangan Penelitian


(15)

Keterangan:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tiga siklus (I, II, dan III), setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi

5. Proses Pembelajaran Lari jarak pendek Siklus I

Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani khusunya Lari jarak pendek.

Tindakan:

1. Memberikan penjelasan, mengenalkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama.

2. Melakukan lompatan dengan menggunakan model pembelajaran bermain.

3. Mengamati poster. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan menggunakan

II I


(16)

model pembelajaran bermain sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar lari jarak pendek, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana memberikan latihan lari jarak pendek. Siklus II

Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani khusunya lari jarak pendek.

Tindakan :

1. Mendemonstrasikan cara pelaksanaan siklus kedua. 2. Memberi petunjuk dan instruksi untuk dilaksanakan siswa. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan menggunakan model pembelajaran bermain sangat berpengaruh, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus ketiga, yang mana penulis berencana memberikan arahan dan evaluasi


(17)

sebab-sebab kenapa masih banyak siswa yang kurang dalam melakukan tugas gerak.

Siklus III Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani khususnya lari jarak pendek.

Tindakan :

1. Memberi petunjuk cara pelaksanaan siklus ketiga.

2. Mengatur faktor yanh berhubungan dengan model pembelajaran bermain.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian

Refleksi:

Hasil observasi siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus ketiga dengan melakukan latihan lari jarak pendek terdapat peningkatan 50 % untuk itu penulis beranggapan bahwa penilaian ini dikatakan berhasil dan mendapat nilai yang memuaskan.

6. Validnya Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan


(18)

itu memang aplikasi dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga kriteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikasinya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi. Berdasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa melakukan gerakan lari jarak pendek melalui model pembelajaran bermain.

7. Teknik Pengumpulan data

Pada penelitin tindakan kelas yang paling sesuai adalah dengan observasi. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan langsung (Kartini Kartono, 1983 : 142).

Tabel 1. Instrumen Pengambilan Lari jarak pendek Nama :

Kelas : L/P

No Aspek Indikator Prediktor Skor Tota

l ∑ 1 Posisi Awal A Tungkai - berjalan secara perlahan

- berlari dengan kecepatan penuh - irama lari beraturan

B Badan - menghadap ke tempat lompat - ketika lari agak condong ke depan

C Lengan - kedua tangan diayun

- ayunan lengan secra beraturan dan rileks


(19)

d Kepala/Pand angan

- rileks

- menghadap mistar lompat 2 Saat Menolak a Tungkai - satu kaki sebagai tumpuan

- satu kaki lagi diayunkan ke atas - kaki yang di ayun sejajar mistar b Badan - condong ke samping

- mendekati mistar c Lengan - ikut mengayun

- tangan yang satu lagi tergurai secara rileks

d Kepala/Pand angan

- agak miring

- tetap melihat mistar 3 Sikap di

Udara

a Tungkai - kaki depan yang diayun tetap lurus sejajar mistar

- kaki yang satu mengikuti gerakan badan dan tetap rileks b Badan - sejajar dengan mistar

- berusaha jangan sampai menyentuh mistar

- melewati mistar dengan bergulir c Lengan - Tetap di samping badan

- yang satu lagi mengikuti di belakang dengan rileks tanpa menyentuh mistar

d Kepala/Pand angan

- sejajar dengan mistar tanpa menyentuhnya

- tetap melihat nistar 4 Saat

Mendarat

a Tungkai - kaki yang depan berusaha secepat mungkin mendarat di lantai

- kaki yang satunya lagi mengikuti b Badan - condong menghadap mistar


(20)

- berusaha untuk tegak

c Lengan - kedua tangan berusaha di samping badan

- jangan sampai memegang mistar

d Kepala/Pand angan

- menghadap mistar

- melihat ke arah tempat sebelum lompat

5 Posisi Akhir a Tungkai - tegak lurus atau berdiri - melangkah menjauhi mistar b Badan - menghadap ke arah tempat

istirahat

- tegak dan rileks

c Lengan - tetap di samping badan - diayun secara rileks d Kepala/Pand

angan

- lurus ke depan

- menghadap ke tempat istirahat

K. Teknik Analisis Data

Untuk melihat seberapa besar peningkatan atau efektivitas kemampuan siswa dalam melakukan melompat pada setiap siklus, maka menggunakan rumus :

(dalam Mardiyanto, 2006: 28) Keterangan :

E = Efektivitas pembelajaran = Rerata nilai akhir dari putaran 1 = Rerata nilai sebelum tindakan

Sedangkan sebelum menghitung efektif dan tidaknya pembelajaran lari jarak pendek , masing-masing siswa dihitung rata-rata skor setiap tes dengan rumus:


(21)

∑ = ---- ṇ Keterangan:

= rerata nilai atau skor setiap siswa = Jumlah skor yang dicapai oleh siswa


(22)

UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN

PADA SISWA KELAS V SDN 8 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

(SKRIPSI) Oleh : Sunardi 1013118059

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(23)

(24)

L. Daftar Pustaka

Abdulah, Arma. 1998, Evaluasi Dalam Pendidikan Jasmani, Proyek

Pengembangan PLTK Depdikbud, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian., Edisi Revisi II, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta

Tabrani Rusyan dkk, 1989, Pendekatan Dalam Proses Belajar dan

Mengajar, CV. Remaja Karya, Bandung.

Depdiknas Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan 2005, Sistem Penilaian Kelas, Binatama Raya,Jakarta. Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford

TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria :

Deakin University.

Engkos, Kosasih, 1995, Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek, PT

Erlangga, Jakarta.

Kartono, Kartini, 1980, Metodologi Penelitian Sosial, Alumni Bandung. Muhadjir, Noeng, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak,

BPGSD, Yogyakarta

Toho Cholik Motohir dan Lutan, Rusli, 1996, Pendidikan Jasmani dan


(25)

Wibawa, Basuki, 2003. Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga pendidikan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Jakarta

http://www.moccasport.co.cc/2009/01/lari-jarak-pendek.html (dikutip tgl 1 september 2009)

http://hadilegowo08.blogspot.com/2007/12/start-jongkok.html (dikutip tgl 1 september 2009)

http://www.blogger.com/feeds/5107848007573815767/posts/default (dikutip tgl 1 september 2009)


(1)

- berusaha untuk tegak

c Lengan - kedua tangan berusaha di samping badan

- jangan sampai memegang mistar

d Kepala/Pand angan

- menghadap mistar

- melihat ke arah tempat sebelum lompat

5 Posisi Akhir a Tungkai - tegak lurus atau berdiri - melangkah menjauhi mistar b Badan - menghadap ke arah tempat

istirahat

- tegak dan rileks

c Lengan - tetap di samping badan - diayun secara rileks d Kepala/Pand

angan

- lurus ke depan

- menghadap ke tempat istirahat

K. Teknik Analisis Data

Untuk melihat seberapa besar peningkatan atau efektivitas kemampuan siswa dalam melakukan melompat pada setiap siklus, maka menggunakan rumus :

(dalam Mardiyanto, 2006: 28) Keterangan :

E = Efektivitas pembelajaran = Rerata nilai akhir dari putaran 1 = Rerata nilai sebelum tindakan

Sedangkan sebelum menghitung efektif dan tidaknya pembelajaran lari jarak pendek , masing-masing siswa dihitung rata-rata skor setiap tes dengan rumus:


(2)

∑ = ---- ṇ Keterangan:

= rerata nilai atau skor setiap siswa = Jumlah skor yang dicapai oleh siswa


(3)

UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN

PADA SISWA KELAS V SDN 8 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

(SKRIPSI) Oleh : Sunardi 1013118059

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(4)

(5)

L. Daftar Pustaka

Abdulah, Arma. 1998, Evaluasi Dalam Pendidikan Jasmani, Proyek

Pengembangan PLTK Depdikbud, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian., Edisi Revisi II, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta

Tabrani Rusyan dkk, 1989, Pendekatan Dalam Proses Belajar dan

Mengajar, CV. Remaja Karya, Bandung.

Depdiknas Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan 2005, Sistem Penilaian Kelas, Binatama Raya,Jakarta. Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford

TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria :

Deakin University.

Engkos, Kosasih, 1995, Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek, PT

Erlangga, Jakarta.

Kartono, Kartini, 1980, Metodologi Penelitian Sosial, Alumni Bandung. Muhadjir, Noeng, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak,

BPGSD, Yogyakarta

Toho Cholik Motohir dan Lutan, Rusli, 1996, Pendidikan Jasmani dan


(6)

Wibawa, Basuki, 2003. Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga pendidikan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Jakarta

http://www.moccasport.co.cc/2009/01/lari-jarak-pendek.html (dikutip tgl 1 september 2009)

http://hadilegowo08.blogspot.com/2007/12/start-jongkok.html (dikutip tgl 1 september 2009)

http://www.blogger.com/feeds/5107848007573815767/posts/default (dikutip tgl 1 september 2009)


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN POLA BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG

5 31 53

UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN PRIBADI MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN PADA SISWA KELAS V SDN 4 PAGELARAN KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

0 23 35

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SDN 1 BULUREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 60

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SDN 1 BULUREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 14 123

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 3 BULUKARTO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012/2013

0 12 39

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KLS V SDN 3 YOGYAKARTA KEC GADINGREJO KAB PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 60

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LARI CEPAT DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MIPITAN SURAKARTA TAHUN 2012/2013.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KANDANGGAMPANG KECAMATAN/KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN LARI CEPAT MELALUI BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DEMAKIJO 1 KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN.

0 0 98

Meningkatkan Kemampuan Lari Jarak Pendek Melalui Model Bermain Siswa Kelas V SDN Habau

0 0 8