Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

17 9. Selasa, 3 November 2015 Pemasangan Endotracheal Tube ETT untuk memasang anasthesi inhalasi isofluerant. 10. Selasa, 3 November 2015 Dilakukan pemasangan kateter urine guna memenuhi skill lab di dalam lab bedah dan radiologi. 11. Selasa, 3 November 2015 Pada gambar ini dilakukan pembersihan di sekitar daerah abses tempat akan melakukan insisi menggunakan antiseptik supaya lokasi yang akan di insisi tetap aseptis. 12. Selasa, 3 November 2015 Insisi pada digiti 1 dilakukan untuk membuka abses supaya isi dari abses tersebut dapat dikeluarkan dan dibersihkan. 18 13. Selasa, 3 November 2015 Pada saat pembersihan abses, ditemukan bahwa posisi kuku anjing tersebut tumbuh melukai daging, sehingga diputuskan untuk mencabut mengamputasi kuku dari phalanx distal 3 hingga ke ujung kuku pada digiti 1. Gambar disamping menunjukkan setelah kuku diamputasi. 14. Selasa, 3 November 2015 Dilakukan penjahitan dengan pola subkurtikuler menggunakan benang absorable chromic catgut 3,0. 16. Selasa, 3 November 2015 Penjahitan telah selesai dilakukan dengan pola jahitan subkurtikuler menggunakan benang absorable chromic catgut 3,0. 19 17. Selasa, 3 November 2015 Setelah operasi selesai, bekas pembedahan ditutup dengan menggunakan kasa dan plester dibalut menjadi perban. 18. Hari ke-2 pasca operasi, Kamis 5 November 2015. Bekas operasi terlihat membengkak akibat terjadinya inflamasi pasca operasi dan luka menjadi sedikit basah dikarenakan luka terkena air hujan. 19. Hari ke-3 pasca operasi, Jumat 6 November 2015. Dilakukan penggantian perban secara berkala yang bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan. 20. Hari ke-5 pasca operasi, Minggu 8 November 2015. Perban yang dipakai untuk membalut luka diganti selama 2 hari sekali. 20 21. Hari ke-6 pasca operasi, Senin 9 November 2015. Obat bekerja dengan baik, luka sudah tidak benyek seperti sebelumnya tapi hewan masih merasakan sakit ketika bekas operasinya dicoba untuk disentuh. 22. Hari ke-7 pasca operasi, Selasa 10 November 2015. Bengkak pada bekas operasi sudah mulai mengecil. 23. Hari ke-8 pasca operasi, Rabu 11 November 2015. Bekas jahitan mulai terlihat mengering. 24. Hari ke-10 pasca operasi, Jumat 13 November 2015. Di hari ke-10 ini brownie sudah mulai terlihat ceria, sudah mulai dapat berjalan sedikit demi sedikit. Proses penyembuhan berlangsung dengan sangat baik walaupun membutuhkan waktu yang lama. 21 25. Hari ke-19 pasca operasi, Minggu 22 November 2015. Pasien amputasi kuku ini menghilang selama 8 hari, sehingga selama 8 hari sebelumnya tidak dapat dilakukan pengamatan proses kesembuhan. Pada hari ke-19 ini bekas jahitan sudah terlihat mengering. 26. Hari ke-20 pasca operasi, Senin 23 November 2015. Rambut di sekitar bekas operasi sudah mulai tumbuh seperti semula. 27. Hari ke-21 pasca operasi, Selasa 24 November 2015. Luka sudah mulai terlihat mengering. 22 28. Hari ke-23 pasca operasi, Kamis 26 November 2015. Pasien amputasi kuku sudah sembuh, bekas jahitan sudah tertutup dengan sempurna dan sudah kering. Rambut sudah tumbuh seperti sebelum operasi dilakukan. Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Pra Operasi, Operasi, Pasca Operasi Pada Anjing Lokal Mix German Shepperd Pada Kasus “Penanganan Abses Pada Digiti 1 Dengan Metode Onychectomy” Sumber : Penulis

4.2 Pembahasan

Penanganan abses pada digiti 1 dengan metode onychectomy pada kasus ini tidak begitu sulit, dikarenakan abses sudah pecah sebelum dilakukan pembedahan, sehingga incisi dilakukan untuk mengeluarkan sisa – sisa nanah yang ada. Setelah nanah yang ada dibersihkan keseluruhan, dilakukan pengamatan pada kuku yang patah, patahan ini yang diduga sering menyebabkan terjadinya abses karena posisi patahan kuku melukai bagian daging extremitas sinister anjing. Setelah kuku berhasil dicabut pencabutan dilakukan pada phalanx distal 3 , dilakukan penjahitan subkurtikuler menggunakan benang absorable chromic 3,0 , sehingga prognosa untuk kasus ini adalah “Fausta” 23 Pasca operasi, untuk mencegah terjadinya infeksi, brownie diberikan obat antibiotik berspektrum luas untuk gram positif dan gram negatif berupa amoxycilin tablet. Selain pemberian antibiotik secara oral, diberikan pula antibiotik luar dalam berbentuk tabur dan salep. Pada hari pertama pasca operasi, brownie terlihat mengalami kesakitan pada bagian kakinya, sehingga diberikan obat analgesik berupa asam mefenamat yang berfungsi sebagai penghilang rasa nyeri, sakit dan juga memiliki fungsi sebagai anti inflamasi anti radang. Tidak hanya obat – obatan, pemberian vitamin pun tidak luput dari pantauan. Brownie diberikan vitamin dan makanan kaya protein guna mempercepat proses pemulihan jaringan baik di rongga abses maupun luka bekas insisi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pasien dalam kasus ini bernama Brownie, seekor anjing campuran anjing lokal degan German Shepperd. Owner dari anjing tersebut mengeluhkan ahwa brownie terlihat sulit untuk berjalan, setelah dilakukan inspeksi palpasi dan menayakan riwayat brownie kepada si pemilik, brownie didiagnosa abses pada digiti 1. Abses dalam kasus ini disebabkan oleh masuknya potongan kuku ke dalam daging pada extremitas sinister yang mengakibatkan penanganan asbes pada kasus ini dilakukan dengan metode onychectomy. Onychectomy merupakan proses pencabutan kuku dari phalanx distal 3, dimana kuku yang dicabut ialah kuku pada digiti 1 extremitas sinister. Setelah dilakukan pembedahan, insisi luka dijahit dengan pola jahitan subkurtikuler menggunakan benang absorable chromic catgut 3,0. Pemberian obat – obatan, vitamin, dan pakan kaya protein terus dilakukan pasca operasi guna membantu proses penyembuhan baik di jaringan sekitar abses maupun di insisi luka.

5.2 Saran

Apabila ditemukan kasus abses, sebaiknya hewan segera medapatkan penanganan yang tepat dan cepat berupa pembedahan yang bertujuan untuk menghilangkan isi abses dan membersihkan jaringan yang nekrosis di dalamnya, ataupun melakukan penanganan lainnya yang dibutuhkan. Untuk mencegah terjadinya abses, sebaiknya hewan dipelihara di dalam kandang dan dikeluarkan dari dalam kandang seperlunya saja guna mencegah terjadinya luka dan mencegah terjadinya infeksi oleh bakteri yang dapat memperparah keadaan abses tersebut. Perlu diperhatikan pula pemberian pakan yang baik agar gizi yang diperlukan oleh tubuh hewan selalu tercukupi supaya hewan tersebut tidak mudah terserang penyakit. Selalu kontrol hewan peliharaan terkait dengan sanitasi, vaksinasi, pakan, dan pemberian obat cacing serta vitamin secara rutin.