60
31. Tonikum
Di Kabupaten Cianjur terdapat sebanyak 38 jenis dari 27 famili tumbuhan obat yang dapat digunakan sebagai tonikum. Bagian tumbuhan yang digunakan
sebagai obat dapat dikelompokkan kedalam 12 macam, antara lain : daun, semua bagian tumbuhan, kulit batang, rimpang, buah, biji, dan akar; sedangkan macam
penggunaan dalam kelompok tonikum sebanyak 15 macam, antara lain : kurang nafsu makan, pengelatpenyegar astringen, tonikum, badan lemah, menyegarkan
badan tonik dan stimulant, dan kelesuan. Informasi selengkapnya tentang nama jenis, bagian tumbuhan yang digunakan, dan macam penggunaannya secara rinci
disajikan pada Lampiran 22; sedangkan contoh 10 sepuluh jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan sebagai tonikum tersaji pada Tabel 52.
Tabel 52 Contoh 10 sepuluh jenis tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur yang dapat digunakan sebagai tonikum
No. Nama Ilmiah
Nama Lokal Bagian yang
Digunakan Macam
PenyakitPenggunaan
1. Blumea balsamifera
L. DC. Sembung
Akar; daun Kurang nafsu makan; badan
lemah, kelesuan, kurang nafsu makan, meningkatkan
stamina tubuh
2. Cinnamomum burmanii
Nees. Bl. Kayu manis
Kulit batang Obat kuat bagi wanita, tidak
nafsu makan 3.
Elephantopus scaber L. Tapak liman
Semua bagian tumbuhan
Pengelatpenyegar astringen
4. Kaempferia galanga L.
Kencur Rimpang
Kurang nafsu makan 5.
Plantago major L. Ki urat
Biji Perangsang nafsu seks
6. Tamarindus indica L.
Ki asem Daging buah atau
buah Kurang nafsu makan
7. Tinospora tuberculata
Lamk. Beumee. Bratawali
Batang dan daun Kurang nafsu makan
8. Toona sureni BI.
Merr. Suren
Kulit batang Pengelat
9. Vernonia cinerea L.
Less. Sawi langit
Daun; semua bagian tumbuhan
Patah selera; lelah tidak bersemangat
10. Zingiber officinale
Rosc. Jahe
Rimpang Kurang nafsu makan
32. Penyakin Lain-lain
Jumlah jenis tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit lain- lain sebanyak 46 jenis dari 27 famili. Bagian
tumbuhan yang digunakan sebagai obat dapat dikelompokkan kedalam 9 macam, yaitu : daun, semua bagian tumbuhan, buah, kulit batang, akar, rimpang, kayu,
biji, dan bunga; sedangkan macam penyakit lain- lain yang dapat diobati sebanyak 64 macam, antara lain : beri-beri, muntah darah, menghentikan pendarahan,
61 kelumpuhan, weil, obat luar, kolesterol tinggi, dan antibakteri. Informasi
selengkapnya tentang nama jenis, bagian tumbuhan yang digunakan, dan macam penyakitnya secara rinci disajikan pada Lampiran 23; sedangkan contoh 10
sepuluh jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit lain- lain tersaji pada Tabel 53.
Tabel 53 Contoh 10 sepuluh jenis tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit lain- lain
No. Nama Ilmiah
Nama Lokal Bagian yang
Digunakan Macam PenyakitPenggunaan
1. Achyranthes aspera L.
Jarong Semua bagian
tumbuhan Muntah darah
2. Ananas comosus L.
Merr. Nanas
Buah Bengkak pada leher, beri-beri
3. Bidens pilosa L.
Hareuga Semua bagian
tumbuhan Radang selaput otak belakang
4. Catimbium
malaccensis Burm.f. Holtt.
Lengkuas Rimpang
Menyaringkan suara 5.
Cycas rumphii Miq. Pakis haji
Kayu atau kulit batang
Beri-beri, sakit badan 6.
Leucas lavandulifolia Smith.
Leng-lengan Daun
Anak rewel, stuip pingsan dan kejang-kejang pada anak-anak
7. Litsea monopetala
Perr. Huru manuk
Kulit batang Antibakteri, antivirus
8. Phyllanthus niruri L.
Meniran Daun
Weil 9.
Rauwolfia javanica K. V.
Lame Daun
Obat luar 10.
Sonchus arvensis L. Tempuyung
Daun atau semua bagian tumbuhan
Kolesterol tinggi
Teknik Pengembangan Tumbuhan Obat
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan teknik pengembangan tumbuhan obat adalah mulai dari budidaya sampai pengolahan atau pembuatan
produk obat tradisional. Pengolahan dan pembuatan produk yang ada biasanya tidak spesifik untuk masing- masing jenis tumbuhan obat, namun berlaku secara
umum. Informasi tentang pengolahan dan pembuatan produk-produk obat tradisional pada umumnya sudah berkembang, sehingga jenis-jenis tumbuhan obat
yang terdapat di Kabupaten Cianjur pada umumnya sudah diketahui teknik pengolahan dan pembuatan produknya.
Khusus untuk aspek budidaya, kegiatan yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya adalah ketersediaan teknik perbanyakan tumbuhan obatnya,
dimana jika suatu jenis tumbuhan obat sudah diketahui perbanyakannya, maka dapat disimpulkan bahwa jenis tersebut dapat dibudidayakan.. Berdasarkan teknik
62 perbanyakannya, jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur belum
seluruhnya diketahui cara perbanyakannya. Dari 210 jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kabupaten Cianjur, 116 jenis diantaranya sudah diketahui cara
perbanyakannya, sedangkan sisanya 94 jenis belum diketahui. Informasi tentang teknik perbanyakan jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur secara rinci
disajikan pada Lampiran 24, sedangkan rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur berdasarkan teknik perbanyakannya disajikan pada Tabel
54. Tabel 54 Daftar jumlah jenis tumbuhan obat di Kabupaten Canjur berdasarkan
teknik perbanyakannya
No. Teknik Perbanyakan
Jumlah Jenis
A. Sudah diketahui teknik perbanyakannya :
1. Biji
91 2.
Stek batang 23
3. Stek cabangranting
3 4.
Stek akar 5
5. Stek pucuk
15 6.
Stek rimpang 4
7. Sambungan
6 8.
Tempelan 12
9. Cangkok
3 10.
Tunas 2
11. Stek umbi
3 12.
Stek daun 2
Jumlah A 116
B. Belum diketahui teknik perbanyakannya
94
Jumlah B 94
Jumlah A+B 210
Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam pengembangan tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur. Oleh karena itu dalam
penelitian ini dilakukan kajian terhadap jenis simplisia yang diperjalbelikan di
lokasi tersebut, lokasi penjualan dan asal simplisia yang diperjualbelikan. Rantai Pemasaran Simplisia
Sistem pemasaran tumbuhan obat di kabupaten Cianjur adalah sistem pemasaran sesudah panen dan sistem tebasan. Pemasaran purna panen merupakan
sistem penjualan dimana petani melakukan pemanenan sendiri baru dijual ke pedagang pengumpul atau eksportir, sistem tebasan merupakan cara penjualan
dimana sebelum tumbuhan obat di panen sudah dilakukan transaksi antara petani
63 dengan pembeli atas dasar perincian produksi oleh pembeli dan pembeli
melakukan pemanenan sendiri. Dalam aspek pemasaran tumbuhan obat ini terdapat beberapa kelembagaan
yang berperan cukup besar, yaitu pedagang pengump ul, pedagang antar daerah, pedagang pasar kecamatankabupaten, eksportir, dan industri pengolahan. Secara
rinci rantai pemasaran simplisia di Kabupaten Cianjur tersaji pada Gambar 2.
Gambar 2. Rantai pemasaran simplisia di Kabupaten Cianjur
Jenis Simplisia yang Diperjulbelikan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan ditemukan sebanyak 12 jenis simplisia yang diperdagangkan. Dari 12 jenis simplisia tersebut, harganya berkisar
antara Rp 6.000 sampai Rp 50.000, dengan harga simplisia termahal adalah jenis kapulaga dan harga yang termurah adalah jenis lengkuas. Informasi selengkapnya
tentang nama lokal, nama ilmiah, harga, dan asal simplisianya secara rinci disajikan pada Tabel 55.
Dari 12 duabelas jenis simplisia yang diperjualbelikan, setelah dianalisis ternyata 6 jenis simplisia jenis tumbuhan obatnya ditemukan di Kabupaten
Cianjur, sedangkan 6 jenis simplisia lainnya tidak ditemukan. Petani
Pedagang pengumpul
Pedagang antar daerah Pedagang
penebas
Pedagang pasar kecamatankabupaten
Konsumenindustri pengolah
64 Tabel 55 Jenis-jenis simplisia yang diperjualbelikan di Kabupaten Cianjur
No. Nama Lokal
Nama Ilmiah Hargakg
Rp Asal Simplisia
1. Pulailame
Alstonia scholaris R.Br. 25..000
Jampang 2.
Pulasari Alyxia reindwartii BI.
25..000 Jampang
3. Kapulaga
Ammomum cardamummum Act. 50..000
Cianjur 4.
Sambiloto Andrographis paniculata Burm.f. Ness.
20..000 Jampang
5. Adas
Anethum foeniculum L. 25..000
Jawa Tengah 6.
Ki koneng Arcangelia flava Merr.
15..000 Jampang
7. Jungrahab
Baeckea frutescens L. 15..000
Jampang 8.
Temu kunci Boesenbergia pandurata Roxb. Schlet.
45..000 Jampang
9. Secang
Caesalpinia sappan Linn. 15..000
Jampang 10.
Antanan Centella asiatica L. Urban.
40..000 Cianjur
11. Temu ireng
Curcuma aeruginosa Roxb. 15..000
Jawa Tengah 12.
Lengkuas Languas galanga L. Stuntz.
6.000 Cianjur
Jenis Produk Obat TradisionalJamu yang Diperjualbelikan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa produk- produk obat tradisionaljamu yang dipasarkan tidak hanya berasal dari Kabupaten
Cianjur saja, tetapi juga berasal dari luar Cianjur. Jamu-jamu luar yang dipasarkan di Kabupaten Cianjur, antara lain : jamu-jamu yang diproduksi oleh
PT. Tenaga Tani Farma, Sukabumi; PT. Deltomed Laboratories, Sukabumi; PT. Sinar Efendi, Sukabumi; Koperasi Produsen Obat Tradisional Bhinneka Karya
Manunggal, Bogor; PT. Tenaga Tani Farma, Tangerang; PT. Sido Muncul, PT. Nyonya Meneer, PT. Mustika Ratu dan PT. Dua Putri Dewi; sedangkan produk-
produk obat tradisionaljamu yang dipasarkan di dalam maupun di luar Kabupaten Cianjur ditemukan sebanyak 7 tujuh macam Tabel 6. Dari ketujuh jenis
produk tersebut harganya berkisar antara Rp 1.000 sampai Rp 20.000, dengan harga produk termahal adalah benalu teh dan harga termurah adalah tepung
cacing. Informasi selengkapnya tentang nama produk, pemproduksi, dan harga dari ketujuh jenis produk tersebut secara rinci tersaji pada Tabel.56.
Tabel 56 Jenis-jenis produk obat tradisionaljamu yang terdapat di Kabupaten Cianjur
Jenis Produk obat taradisionaljamu No.
Nama Produk Pemroduksi
Hargaunit Rp
1. Minyak kayu putih
PJ. Bunga Ros 4.00050 ml
2. Benalu teh
PJ. Benalu Teh Murni 20.000kg
3. Obat gosok
PJ. Perdan Sakti Indonesia 7.50050 ml
4. Tepung cacing
PJ. Indra 1.000kapsul
5. Jamu encokrematik cap Ny. Amih
PJ. Ny. Amih 3.000bks
6. Jamu an-nis kencing manis cap
Ny. Amih PJ. Ny. Amih
3.000bks 7.
Jamu hypsi hipertensi cap Ny. Amih
PJ. Ny. Amih 3.000bks
65
Kelayakan Pemanfaatan tentang Potensi Tumbuhan Obat untuk Pengayaan Materi Pembelajaran di Sekolah Kabupaten Cianjur
Aspek-aspek yang dianalisis guna melihat kelayakan pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah
Kabupaten Cianjur, meliputi : 1 jenis-jenis tumbuhan obat potensialunggulan yang akan diakomodasikan kedalam materi pembelajaran di sekolah, 2
sumberdaya manusia di sekolah, 3 sarana dan prasarana, 4 kebijakan dan peraturan perundanga n, serta 5 Persepsi stakeholder.
Jenis-jenis Tumbuhan Obat PotensialUnggulan yang akan Diakomodasikan kedalam Materi Pembelajaran di Sekolah
Kriteria yang digunakan untuk menentukan jenis-jenis tumbuhan obat potensialunggulan di setiap kecamatan, melip uti : 1 jenis-jenis tumbuhan obat
tersebut ditemukan di Kabupaten Cianjur; 2 teknik pengembangannya sudah diketahui, mulai dari teknik budidaya sampai pengolahannya; 3 memiliki nilai
ekonomis tinggi, yaitu dapat dipasarkan secara lokal maupun ekspor dan dibutuhkan oleh industri- industri obat tradisional; 4 jenis-jenis tumbuhan obat
tersebut berguna untuk mengobati penyakit-penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di Kabupaten Cianjur; dan 5 jenis-jenis tumbuhan obat secara
ekologis dapat dikembangkan di kecamatan.
Ketersediaan Jenis-jenis Tumbuhan Obat PotensialUnggulan yang akan Diakomodasikan kedalam Materi Pembelajaran di Sekolah
Untuk mengetahui ketersediaan jenis-jenis tumbuhan obat
potensialunggulan pada setiap kecamatan di Kabupaten Cianjur digunakan beberapa kriteria sebagai berikut, antara lain : 1 teknik pengembangan jenis
tumbuhan obat sudah diketahui, mulai dari teknik budidaya sampai pengolahannya; 2 memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu dapat dipasarkan secara
lokal maupun ekspor dan dibutuhkan oleh industri- industri obat tradisional; 3 jenis-jenis tumbuhan obat tersebut berguna untuk mengobati penyakit-penyakit
yang banyak diderita oleh masyarakat di Kabupaten Cianjur. Dari hasil cek silang dengan aspek teknis teknik perbanyakan, ekonomis
jenis-jenis simplisia yang diperjualbelikan dan relevansi dengan jenis-jenis penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Kabupaten Cianjur menunjukkan
bahwa jumlah jenis tumbuhan obat unggulanpotensial di wilayah tersebut
66 sebanyak 11 jenis, sedangkan 1 satu jenis tidak layak, seperti tersaji pada Tabel
57. Tabel 57 Daftar jenis tumbuhan obat yang layak dikembangkan pada setiap
kecamatan di Kabupaten Cianjur berdasarkan aspek teknis, ekonomis, dan relevansi dengan jenis-jenis penyakit yang banyak diderita
masyarakat
Jenis Tumbuhan Obat Kelayakan Aspek
No. Nama Ilmiah
Nama Lokal Teknis
Ekono- mis
Relevansi dengan
penyakit prioritas
Seluruh aspek
1. Alstonia scholaris R.Br.
Pulai lame Layak
Layak Layak
Layak 2.
Alyxia reinwardtii Bl. Pulasari
Layak Layak
Layak Layak
3. Amomum compactum
Soland. ex Maton. Kapulaga
Layak Layak
Layak Layak
4. Andrographis paniculata
Burm.f. Wall. ex Nees. Sambiloto
Layak Layak
Layak Layak
5. Arcangelisia flava Merr.
Ki koneng Layak
Layak Layak
Layak 6.
Baeckea frutescens L. Jungrahab
Tidak layak
Layak Layak
Tidak layak
7. Boesenbergia pandurata
Roxb. Schlet. Temu kunci
Layak Layak
Layak Layak
8. Caesalpinia sappan
Linn. Secang
Layak Layak
Layak Layak
9. Centella asiatica Urb.
Cecenet, antanan gede
Layak Layak
Layak Layak
10. Curcuma aeruginosa
Roxb. Temu ireng
Layak Layak
Layak Layak
11. Foeniculum vulgare
Mill. Adas
Layak Layak
Layak Layak
12. Languas galanga L.
Stuntz. Lengkuas
Layak Layak
Layak Layak
Kesesuaian Kondisi Ekologis Ketinggian Tempat setiap kecamatan dengan Jenis-jenis Tumbuhan Obat
Pada umumnya data ekologis setiap kecamatan, seperti keinggian tempat, jenis tanah dan curah hujan tersedia, namun informasi tentang jenis tanah dan
curah hujan yang diinginkan oleh masing- masing jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kabupaten Cianjur tidak semuanya tersedia. Oleh karena itu data
kondisi ekologis setiap kecamatan yang seauai dan relevan guna mengetahui kesesuaian jenis tumbuhan obatnya adalah ketinggian tempat. Analisis diarahkan
terhadap 2 dua hal, yaitu 1 kesesuaian ketinggian tempat setiap kecamatan dengan total jenis-jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kabupaten Cianjur dan
2 kesesuaian ketinggian tempat setiap kecamatan dengan jenis-jenis tumbuhan obat unggulanpotensial di Kabupaten Cianjur.
67
Kesesuaian Kondisi Ketinggian Tempat setiap Kecamatan dengan Jenis-jenis Tumbuhan Obat yang terdapat di Kabupaten Cianjur
Dari hasil cek silang antara kondisi ketinggian tempat setiap kecamatan dengan ketinggian tempat yang diinginkan oleh jenis-jenis tumbuhan obat yang
terdapat di Kabupaten Cianjur menunjukkan bahwa jumlah total jenis yang sesuai dikembangkan di setiap kecamatan sebanyak 178 jenis, sedangkan yang tidak
sesuai sebanyak 32 jenis. Daftar jenis tumbuhan obat yang dapat dikembangkan pada setiap kecamatan di Kabupaten Cianjur secara rinci disajikan pada Lampiran
25, sedangkan rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan setiap kecamatan tersaji pada Tabel 58.
Tabel 58 Daftar jenis tumbuhan obat yang dapat dikembangkan pada setiap kecamatan di Kabupaten Cianjur berdasarkan kesesuaian kondisi
ketinggian tempatnya
No. Nama Kecamatan
Ketinggian Tempat m dpl
Jumlah Jenis
1. Cibeber
200-1.250 169
2. Tanggeung
350-1.200 168
3. Kadupandak
350-1.200 168
4. Pagelaran
250-1.200 168
5. Cugenang
300-1.035 168
6. Warungkondang
300-900 163
7. Sukanagara
700-1.010 162
8. Cibinong
141-800 161
9. Naringgul
800-2.300 158
10. Takokak
800-2.100 158
11. Agrabinta
7-600 157
12. Campaka
475-700 152
13. Cilaku
436-675 152
14. Cianjur
436-675 152
15. Sindangbarang
7-500 149
16. Cidaun
15-500 149
17. Bojongpicung
200-450 147
18. Mande
250-500 147
19. Cikalongkulon
225-500 147
20. Sukaluyu
200-316 142
21. Ciranjang
200-316 142
22. Karangtengah
350-375 140
23. Pacet
1.080-1.450 133
24. Sukaresmi
1.080-1.450 133
Jumlah 178
Keterangan : Jumlah total jenis tumbuhan obat yang sesuai pada setiap kecamatan di Kabupaten Cianjur.
Dari Tabel 58 terlihat bahwa jumlah jenis tumbuhan obat yang layak dikembangkan pada setiap kecamatan di Kabupaten Cianjur berdasarkan
ketinggian tempatnya berkisar antara 133-169 jenis. Jumlah jenis terbanyak terdapat di Kecamatan Cibeber sebanyak 169 jenis, sedangkan terendah terdapat
di Kecamatan Pacet dan Sukaresmi.
68
Kesesuaian Kondisi Ketinggian Tempat setiap Kecamatan dengan Jenis-jenis Tumbuhan Obat UnggulanPotensial di Kabupaten Cianjur
Jumlah jenis tumbuhan obat unggulan yang layak dikembangkan pada setiap kecamatan di Kabupaten Cianjur berkisar antara 6-11 jenis. Jumlah jenis
tumbuhan obat unggulan terbanyak terdapat di Kecamatan Cugenang, Pagelaran, Cibeber, Cibinong, Sukanegara, Tanggeung, dan Kadupandak masing- masing
sebanyak 11 jenis; sedangkan terendah terdapat di Kecamatan Pecet dan Sukaresmi masing- masing sebanyak 6 jenis. Informasi tentang jenis-jenis
tumbuhan obat unggulan yang dapat dikembangkan pada masing- masing kecamatan di Kabupaten Cianjur tersaji pada Tabel 59.
Tabel 59 Daftar jenis tumbuhan obat unggulan yang layak dikembangkan pada setiap kecamatan di Kabupaten Cianjur berdasarkan kondisi ketinggian
tempatnya
Jenis Tumbuhan Obat Unggulan No.
Nama Kecamatan Nama
Jumlah
1. Cugenang
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 11
2. Pagelaran
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 11
3. Cibeber
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 11
4. Cibinong
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 11
5. Sukanagara
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 11
6. Tanggeung
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 11
7. Kadupandak
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 11
8. Agrabinta
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 10
9. Campaka
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 10
10. Cilaku
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 10
11. Cianjur
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 10
12. Warungkondang
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 10
13. Mande
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11 9
14. Cikalongkulon
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11 9
15. Bojongpicung
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11 9
16. Cidaun
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11 9
17. Sindangbarang
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11 9
18. Sukaluyu
1, 3, 5, 6, 7, 8, 11 7
19. Ciranjang
1, 3, 5, 6, 7, 8, 11 7
20. Naringgul
1, 2, 3, 5, 8, 10, 11 7
21. Takokak
1, 2, 3, 5, 8, 10, 11 7
22. Karangtengah
1, 3, 5, 6, 7, 8, 11 7
23. Pacet
1, 2, 5, 8, 10, 11 6
24. Sukaresmi
1, 2, 5, 8, 10, 11 6
Keterangan : 1
= Pulailame Alstonia scholaris R.Br. 2
= Pulasari Alyxia reinwardtii Bl. 3
= Kapulaga Amomum compactum Soland. ex Maton. 4
= Sambiloto Andrographis paniculata Burm.f. Wall. ex Nees.
5 = Ki koneng Arcangelisia flava Merr.
6 = Temu kunci Boesenbergia pandurata Roxb.
Schlet. 7
= Secang Caesalpinia sappan Linn. 8
= Cecenet, antanan gede Centella asiatica Urb. 9
= Temu ireng Curcuma aeruginosa Roxb. 10
= Adas Foeniculum vulgare Mill. 11
= Lengkuas Languas galanga L. Stuntz.
69 Berdasarkan informasi tersebut di atas menunjukkan pada masing- masing
kecamatan di Kabupaten Cianjur terdapat jenis tumbuhan obat unggulanpotensial yang dapat dikembangkan, sehingga dari segi ketersediaan jenis-jenis tumbuhan
obat unggulan yang akan diakomodasikan kedalam materi pembelajaran di sekolah termasuk layak.
Kelayakan Sumberdaya Manusia di Sekolah
Sumberdaya manusia di setiap sekolah yang berperan dalam pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di
sekolah adalah guru. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan yang
dimiliki oleh guru berkaitan dengan potensi tumbuhan obat masih sangat terbatas. Materi yang telah banyak diketahui terkait dengan pengenalan jenis-jenis
tumbuhan obat, sedangkan materi tentang budidaya, pasca panen dan pengolahan belum banyak diketahui. Berkaitan dengan informasi tersebut menunjukkan
bahwa sumberdaya manusia di sekolah dalam rangka menunjang pemanfaatan potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah termasuk
belum layak atau memadai.
Kelayakan Sarana dan Prasarana di Sekolah
Sarana dan prasarana di sekolah yang diperlukan berkaitan dengan pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi
pembelajaran di sekolah, antara lain : laboratorium, peralatan praktik, lahan kosong untuk praktik, kebun koleksi, alat peragaspesimen, bahan ajar dan buku
referensi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sarana dan
prasarana yang terdapat di sekolah terkait dengan tumbuhan obat belum semuanya tersedia atau masih terbatas, seperti lahan praktik, kebun koleksi, alat
peragaspesimen, modul, bahan ajar, dan buku referensi. Dari informasi tersebut menunjukkan bahwa dari segi sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah guna
mendukung pemanfaatan potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah termasuk belum layak atau memadai.
70
Dukungan Kebijakan dan Peraturan Perundangan
Dukungan kebijakan dan peraturan perundangan yang memadai sangat diperlukan dalam pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk
pengayaan materi pembelajaran di sekolah.
Kebijakan
Beberapa kebijakan yang mendukung pemanfaaatan potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah Kabupaten Cianjur telah
dikeluarkan oleh beberapa instansi terkait, antara lain : 1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan yang memberlakukan KBK Kurikulum Basis Kompetensi, MBS Managemen Basis Sekolah, MULOK Muatan Lokal, dan Pendidikan
Lingkungan Hidup sehingga materi tumbuhan obat dapat diintegrasikan pada kegiatan-kegiatan tersebut.
2. Dinas Kesehatan. Kebijakan yang telah ada adalah melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap peredaran obat tradisional serta melakukan pembinaan
terhadap produsen obat tradisional sesuai dengan kewenangan tingkat kabupaten.
3. BAPPEDA. Kebijakan yang telah dilaksanakan adalah memprogramkan kepada instansi- instansi terkait untuk meningkatkan produksi tumbuhan obat
yang mengarah kepada agribisnis. 4. Dinas Perhutanan dan Konsevasi Tanah telah melaksanakan kebijakannya
dengan mengembangkan budidaya tanaman empon-empon untuk memanfaatkan lahan bawah tegakan hutan dalam rangka meningkatkan
pendapatan masyarakat. Berdasarkan informasi tersebut menunjukkan bahwa dari sisi kebijakannya,
pemanfaatan potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembela jaran di sekolah Kabupaten Cianjur termasuk layak atau memadai.
Peraturan Perundangan
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada bab X tentang kurikulum pasal 36 menyebutkan
bahwa 1 Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, 2
71 Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, dan 3 Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam rangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan : a peningkatan iman dan taqwa; b peningkatan ahlak mulia; c peningkatan potensi, kecerdasan
dan minat peserta didik; d keragaman potensi daerah dan lingkungan; e tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f tuntutan dunia kerja; g
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; h agama; i dinamika perkembangan global dan persatuan nasional dan nilai- nilai kebangsaan.
Berkaitan dengan pada Pasal 36 ayat 2 terlihat bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Salah satu potensi daerah yang terdapat di Kabupaten Cianjur adalah tumbuhan obat, dimana
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi tumbuhan obat yang terdapat di wilayah tersebut sebanyak 210 jenis. Dengan mengacu pada Pasal 36
ayat 2, maka potensi tumbuha n obat yang merupakan salah satu potensi yang terdapat di Kabupaten Cianjur dapat digunakan untuk pengayaan materi
pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu dari sisi kebijakan dan peraturan perundangannya,
pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah Kabupaten Cianjur termasuk memadai atau layak.
Dukungan Stakeholder
Keberhasilan dalam pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah Kabupaten Cianjur sangat
diperlukan adanya dukungan seluruh pihak terkait, antara lain : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, dan siswa.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur memberikan dukungan terhadap pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk
pengayaan materi pembelajaran di sekolah. Dukungan tersebut terlihat dengan adanya pemberlakuan KBK Kurikulum Basis Kompetensi, MBS Managemen
Basis Sekolah, MULOK Muatan Lokal, dan Pendidikan Lingkungan Hidup.
72
Siswa Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SD di Kabupaten Cianjur menyatakan belum diajarkan materi tumbuhan obat
57,69, sedangkan siswa SMP dan SMASMK menyatakan sudah diajarkan materi tumbuhan obat di sekolahnya, yaitu masing- masing sebesar 76,92 dan
87,50, seperti tersaji pada Tabel 60. Tabel 60 Persepsi siswa sekolah di Kabupaten Cianjur terhadap pemanfaatan
informasi tumbuhan obat sebagai materi pembelajaran
Persepsi Responden No.
Pemanfaatan Informasi Tumbuhan Obat sebagai materi Pembelajaran di Sekolah
SD SMP
SMASMK
1. Sudah diajarkan materi tumbuhan obat
42,31 76,92
87,50 2..
Belum diajarkan materi tumbuhan obat 57,69
23,08 12,50
3. Melalui jalur kurikule r
54,55 75,00
91,43 4.
Melalui jalur ekstrakurikuler 45,45
25,00 8,57
5. Berdiri sendiri
0,00 33,33
6,25 6.
Diintegrasikan 100,00
66,67 93,75
7. Belum ada modul
100,00 94,23
92,50 8.
Senang diberi materi tumbuhan obat 100,00
100,00 100,00
Dari Tabel 60 terlihat bahwa dari SD sampai SMASMK, sebagian besar siswa mengatakan materi tumbuhan obat diajarkan melalui jalur kurikuler, yaitu
masing- masing sebesar 54,55 SD, 75,00 SMP, dan 91,43 SMASMK. Penyampaian materi tumbuhan obat kepada siswa SD, SMP dan SMASMK
diintegrasikan kedalam mata pelajaran yang relevan. Pembelajaran materi tumbuhan obat di SD diberikan secara terintegrasi pada
mata pelajaran Sains, Bahasa Indonesia, IPS, Bahasa Sunda, dan Pendidikan Kesehatan dan Jasmani PENJASKES ; di SMP diintegrasikan pada mata
pelajaran Biologi dan PENJASKES; sedangkan di SMASMK diintegrasikan pada mata pelajaran Biologi, Kimia, Produksi Pertanian, dan PENJASKES.
Pembelajaran materi tumbuhan obat melalui jalur ekstrakurikuler diberikan pada kegiatan UKS, kepramukaan, PMR, KIR, kebun botani, produktif pertanian, dan
pencinta alam. Pada umumnya semua siswa SD, SMP, dan SMASMK menyatakan senang
diberi pelajaran tumbuhan obat. Sebagian besar siswa mengatakan bahwa modul yang memuat tentang materi tumbuhan obat belum tersedia di sekolah.
73
Guru Pemberian Materi Tumbuhan Obat