xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana
disebutkan dalam bab II pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka dilihat
dari segi tujuannya, bangsa Indonesia menghendaki kaum terpelajarnya bukan sekedar berilmu, cakap dan kreatif berarti memiliki tingkat kemampuan yang baik
ditinjau dari dimensi intelektual, tapi juga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai potensi dari dimensi religiusitas, disamping itu berakhlak
mulia yang menjadi potensi dari dimensi karakter dan moral, serta menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagai potensi dari dimensi
kebangsaan. Jika mengacu kepada penjabaran di atas, maka pendidikan nasional
Indonesia seharusnya sarat dengan pembelajaran yang berdimensi moralitas, tetapi realitasnya masih jauh dari yang diharapkan. Kondisi tersebut tampak pada
beberapa hasil penelitian yang memfokuskan kajiannya pada pendidikan moral, agama, nilai dan karakter yang menunjukkan terjadinya gejala penurunan dan
pengikisan moral bangsa Indonesia yang menyebabkan kegagalan pembangunan bidang pendidikan Hakam, 2010:22. Dari hasil penelitian lainnya, ditemukan
adanya gejala kondisi negatif yang cukup serius di sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini, yaitu dekadensi moral dan sosial yang akar permasalahannya
xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
adalah kegagalan pendidikan formal dalam mengembangkan masyarakat yang penuh dengan kepemilikan nilai, kebajikan dalam hati, pikiran dan jiwa dalam diri
manusia secara individual, sehingga memerlukan solusi yang sistemik melalui pendidikan karakter Sukardi dalam Budimansyah, 2011: 79. Sedangkan dari
hasil pengamatan Harsono yang dikutip oleh Ruyadi 2001 mengungkapkan bahwa munculnya fenomena yang menghawatirkan nasib bangsa dan negara ke
depan, yaitu fenomena mulai lunturnya karakter luhur di kalangan siswa, mahasiswa, dan generasi muda, dimana krisis moral tersebut merupakan salah
satu indikator dari kurang berhasilnya pendidikan, baik formal, informal, maupun non formal dalam Budimansyah, 2001:331.
Pembangunan nasional yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi, pelaksanaannya diimplementasikan melalui tujuan pendidikan nasional
yang kemudian direalisasikan melalui kurikulum lebih sebagai panduan praktis pendidikan formal mengutamakan upaya-upaya pencapaian keberhasilan tujuan
pendidikan dan pembelajaran pada ranah kognitif, sedangkan ranah afektif yang sebetulnya merupakan esensi pendidikan itu sendiri terabaikan. Tokoh pendidikan
Ki Hajar Dewantoro mengingatkan, “selama sekolah masih ditujukan kepada pencarian dan pemberian ilmu dan pkecerdasan fikiran, maka akan menyuburkan
sifat egoisme, materialisme dan anti sosial“ Budimansyah, 2011. Kleden memberikan pandangan mengenai peran penting pendidikan dalam
pembangunan bangsa, bahwa “pendidikan merupakan simpul utama dari upaya perubahan ha
bitus bangsa yang saat ini semakin jauh dari karakter kebangsaaan“ Kompas, 26 Maret 2013. Pandangan yang sama juga dikemukakan Sukadi “jika
pembudayaan nilai-nilai menyimpang, pada dasarnya juga hasil proses pendidikan, karena pembudayaan tidak bisa dilepaskan dari pendidikan, maka
dapat dikatakan bahwa ada yang salah dalam proses pendidikan di negeri ini sehingga melahirkan generasi masyarakat yang kurang berkarakter“ dalam
Budimansyah, 2011 : 8.
xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pendidikan yang menekankan pada kecerdasan intelektual sangat penting untuk terus dikembangkan, namun ada kecerdasan yang tidak kalah pentingnya
adalah kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial pada anak perlu dikembangkan agar anak dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial secara baik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual lebih berpengaruh bagi kesuksesan seseorang dalam kehidupannya pada
masa mendatang bila dibandingkan dengan kecerdasan intelektual. Penelitian Daniel Goleman pada tahun 1995 dan 1998 menyatakan bahwa kecerdasan
intelektual memberikan kontribusi 20 terhadap kesuksesan seseorang, sedangkan 80 sangat tergantung pada kecerdasan emosional, kecerdasan sosial
dan kecerdasan spiritual. Bahkan dalam keberhasilan di dunia kerja, kecerdasan intelektual hanya memberikan kontribusi sebanyak 4 saja Hakam, dalam
Budimansyah 2011: 382. Kecerdasan sosial menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak
dapat hidup sendiri. Banyak kegiatan dalam hidup terkait dengan orang lain, siswa yang gagal mengembangkan kecerdasan sosialnya akan megalami banyak
hambatan dalam dunia sosial, pada akhirnya mereka tersisih secara sosial dan mengalami berbagai masalah sosial.
Masalah sosial yang sering terjadi pada siswa seperti siswa tidak mampu bersosialisasi secara baik dengan teman sebaya, kurang mampu memelihara
hubungan sosial dan belum mampu mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial. Masalah-masalah seperti itu dibuktikan oleh penelitian yang
terkait dengan hubungan sosial diantaranya dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI terhadap siswa di 18 propinsi Pikiran Rakyat, 2011, terdapat satu dari enam
siswa mengalami kekerasan di sekolah dengan cara dilukai, diberi ancaman, diteror dan mendapatkan sikap permusuhan sehingga menimbulkan stress 76,
menyebabkan hilang konsentrasi 71, menyebabkan gangguan tidur 71, paranoid 60, sakit kepala 55. Sedikitnya 25 siswa yang diganggu
memilih menghabisi nyawanya sendiri dengan jalan bunuh diri. Tindakan
xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kekerasan juga berdampak pada para pelaku, yaitu mereka merasa menjadi jagoan sehingga senang berkelahi 54, berbohong 87 dan tidak memperdulikan
peraturan sekolah 33. Kecerdasan sosial merupakan kecerdasan yang mencakup interaksi
kelompok dan erat kaitannya dengan sosialisasi, serta merupakan kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan untuk mengetahui orang lain Puluhulawa, 2012 :
18. Seseorang yang mempunyai kecerdasan sosial yang baik akan mempunyai banyak teman, pandai berkomunikasi, mudah beradaptasi dalam lingkungan
sosial, dan hidupnya bisa bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga orang lain. Kemampuan seperti inilah yang dibutuhkan oleh anak agar mudah
dalam menghadapi tantangan kehidupan hingga dewasa nanti. Masalah sosial yang terjadi pada anak
–anak dan remaja tidak boleh dianggap remeh, karena mereka sebagai generasi penerus bangsa haruslah bebas dari masalah. Jika anak-
anak dan remaja mengalami masalah dan tidak dapat menyelesaikan masalahnya, maka bangsa Indonesia kehilangan generasi penerus cita-cita bangsa yang berdaya
guna, kreatif, sehat jasmani dan rohani. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang secara sistematik
melaksanakan pendidikan dan pengajaran serta pelatihan dalam membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral,
spiritual, emosional maupun sosial. Pedagog asal Jerman F.W. Foester berpandangan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk membentuk karakter yang
terwujud dalam kesatuan esensial subyek dengan perilaku hidup yang dimilikinya dalam Kleden, 2013 pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Habibah
2008:35 menuliskan dalam laporan penelitiannya bahwa “pendidikan yang dilakukan di sekolah adalah proses membantu siswa mengekspresikan nilai-nilai
yang ada melalui pengujian kritikal, sehingga mereka dapat meningkatkan atau memperbaiki fikiran dan perasaan mereka“. Sedangkan Muslich 2010 : 136
menyatakan bahwa “salah satu upaya untuk perbaikan masyarakat yang paling strategis agar kembali memiliki kecerdasan sosial adalah melalui pendidikan“, dan
xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pada dasarnya tujuan pendidikan nasional sarat dengan hakikat pencapaian kecerdasan sosial sebagaimana dalam Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional berisikan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Masalah sosial bukan hanya saja terjadi pada siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP atau Sekolah Menengah Atas SMA, siswa tingkat
Sekolah Dasar SD khususnya siswa kelas IV dan V juga mengalami masalah sosial dan masalah penyesuaian diri, salah satu penyebabnya karena mereka
memasuki masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja awal yang disebut masa praremaja. Pada masa praremaja ditandai oleh sifat
– sifat negatif pada diri anak sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif. Sifat-sifat negatif tersebut
diantaranya adalah negatif dalam berprestasi baik prestasi jasmani maupun mental, dan negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari
masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat. Kenyataan yang ada di sekolah dasar pada umumnya saat sekarang lebih
mengutamakan dalam membantu siswa untuk mengembangkan potensi akademiknya saja, sedangkan dalam mengembangkan kecerdasan sosial sering
diabaikan. Siswa lebih banyak mendapatkan pembelajaran bagaimana belajar yang baik agar mendapatkan prestasi akademik yang memuaskan, sedangkan
aspek sosial sebagai persiapan siswa untuk menghadapi lingkungan yang baru dikemudian hari masih sedikit diberikan.
Sekolah haruslah memiliki program yang dapat mengembangkan berbagai aspek kecerdasan agar siswa dapat berkembang secara optimal bukan hanya
dalam bidang akademik, pribadi, namun juga dalam bidang sosial. Program tersebut dapat direalisasikan dalam proses pembelajaran baik yang bersifat
intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler secara integral termasuk dalam kurikulum persekolahan, dan memiliki peran dalam
xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
membantu mengembangkan siswa sesuai dengan bakat dan minat mereka. Disebut ekstrakurikuler karena program pendidikan yang dikembangkan di luar jam
pelajaran regular, dan menjadi pelengkap bagi pengembangan kurikulum inti yang tidak sempat dikembangkan pada jam pelajaran di sekolah oleh para guru Danial,
dalam Budimansyah, 2011 : 630 – 631.
Program ekstrakurikuler bermacam-macam bentuk dan ragamnya, karena memang diadakan untuk siswa dengan sejumlah program pilihan yang berbasis
pada program pengembangan diri siswa. Salah satu program ekstrakurikuler yang dipandang cukup berperan penting dalam upaya mendukung keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah diantaranya adalah pramuka, bahkan program pramuka merupakan program ekstrakurikuler wajib diselenggarakan oleh
institusi pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas. Dalam rangka merealisasikan Undang Undang Nomor 12 tahun 2010
berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang bertujuan untuk dapat melahirkan generasi muda yang memiliki kepribadian, beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia Magdalena, 2011 : 46, sehingga diharuskan
ada dan wajib diselenggarakan oleh setiap jenjang sekolah dan menjadi salah satu program ekstrakurikuler wajib bagi semua siswa.
Sekolah Dasar Negeri 3 Kota Serang merupakan salah satu sekolah percontohan di Kota Serang. Berdasarkan data prestasi yang pernah diraih oleh
SDN 3 Kota Serang baik prestasi akademik maupun prestasi ekstrakurikuker tingkat kota sampai tingkat propinsi. Khusunya prestasi dalam bidang
kepramukaan dapat menjadi gambaran bahwa SDN 3 Kota Serang telah melaksanakan program untuk mengembangkan potensi akademik siswa yang
dipadukan dengan aspek sosial dilaksanakan dalam kegiatan intrakurikuler pengembangan potensi pribadi yang dilakukan dalam program kokurikuler serta
potensi sosial dan karir siswa melalui program ekstrakurikuler diantaranya adalah kepramukaan. Khususnya kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kota
xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Serang memberikan banyak penghargaan dan prestasi baik pada tingkat Kecamatan Serang, Kota Serang, maupun Propinsi Banten.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas dan wali kelas IV dan V SDN 3 Kota Serang
pada hari Jum’at tanggal 5 dan 12 April 2013 menunjukkan bahwa siswa kelas IV dan V cenderung kurang tertib dalam
belajar, belum mampu menjalin hubungan baik dengan teman sebaya, tidak disiplin waktu dan berpakaian, sering melanggar peraturan sekolah dan sering
bertengkar dengan teman baik di dalam maupun di luar kelas, tidak peduli pada kebersihan lingkungan, serta masalah-masalah sosial lainnya.
Goleman mengemukakan dua kategori kecerdasan sosial, yakni kesadaran sosial, dan fasilitas sosial dalam Puluhulawa, 2012 : 7 Jika disesuaikan dengan
menggunakan kategori kecerdasan sosial yang dikemukakan oleh Goleman, maka siswa kelas IV dan V di SDN 3 Kota Serang masih menunjukkan kesadaran sosial
yang rendah, dimana siswa belum mampu memahami keadaan batiniyah seseorang, dan belum memahami perasaan dan pikirannya. Jika diamati tentang
fasilitas sosial yang terdapat di SDN 3 Kota Serang, siswa belum sepenuhnya diberikan kesempatan untuk berinteraksi secara maksimal dan efektif. Proses
pembelajaran yang dipadukan dengan aspek sosial diantaranya yang diselenggarakan melalui kegiatan pramuka belum dilaksanakan secara sungguh-
sungguh dan serius dalam meningkatkan kecerdasan sosial siswa. Bertitik tolak dari uraian di atas, diperlukan adanya penelitian tentang
Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa melalui Kegiatan Pramuka. Oleh karena itu, penelitian ini akan lebih memfokuskan pada kontribusi kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dalam mengupayakan pembinaan kecerdasan sosial siswa SD di Kota Serang, dan peneliti menentukan SDN 3 Kota Serang sebagai lokasi penelitian.
1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian