Perancangan Kampanye Membangun Kebiasaan Anak untuk Membuang Sampah pada Tempatnya Sejak Dini.

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE MEMBANGUN KEBIASAAN

ANAK UNTUK MEMBUANG SAMPAH

PADA TEMPATNYA SEJAK DINI

Oleh

Ria Melina Tiurma Sitanggang 1164087

Kebersihan merupakan hal yang sering terlupakan oleh masyarakat kota Bandung. Kebiasaan membuang sampah sembarangan merupakan pemicu utama dari terabaikannya kebersihan lingkungan. Berdasarkan data yang terkumpul, sampah rumah tangga di kota Bandung merupakan masalah yang belum berhasil ditanggulangi, hal ini dikarenakan sampah yang dibuang tidak berada pada tempatnya. Usia dini adalah waktu yang tepat untuk membangun kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya, karena anak merekam apa yang dilakukan oleh orangtua mereka. Dengan adanya kampanye ini, diharapkan masyarakat kota Bandung dapat memiliki kebiasaan baru yaitu membuang sampah pada tempatnya dan dimulai dari keluarga.

Ibu menjadi target kampanye karena permasalahan membangun kebiasaan ini harus dilakukan oleh orang terdekat dari anak usia dini karena mereka masih dalam masa pembentukan. Dengan terbangunnya kebiasaan membuang sampah pada tempatnya ini diharapkan ibu dan anak usia dini dapat mengutamakan kebersihan dimanapun mereka berada.

Media utama kampanye yang digunakan adalah poster dengan konsep before-after untuk menyampaikan kesehatan yang tercipta saat sesudah membuang sampah pada tempatnya. Media pendukung yang digunakan adalah koran, tabloid, x-banner, stiker iklan, media sosial, dan gimmick yang menggunakan teknik fotografi dan ilustrasi. Kata kunci: bersih, sehat, nyaman


(2)

ABSTRACT

THE CAMPAIGN DESIGN OF CHILDREN'S HABITS NOT TO

LITTER SINCE EARLY AGE

Ria Melina Tiurma Sitanggang 1164087

Cleanliness is something Bandung people tend to ignore. Littering is the ultimate cause of cleanliness far from being ideal. Sources have it that household wastes are problems of which the solution is way far beyond finished. Thus, children, since an early age, must accustom themselves to throw away litter in the proper place since children imitate what adults and their parents do. Thus, this campaign is meant to make Bandung people realize to always dispose garbage in the garbage bin and that must start from the family.

It is parents like mother, as usually children are attached to, that a child can learn this discipline as they are still innocent and likely to be nurtured well. Once the children grasp the knowledge, they will priorities cleanliness.

The main idea of this campaign is through before-after posters that display the condition of pre and post reckless disposal. The supporting media are newspapers, tabloids, x-banner, advertisement stickers, social media, and gimmick with photography and illustration technique.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Teori Psikologi Anak Usia Dini ... 5

2.2 Pengertian Kampanye ... 6

2.2.1 Jenis - Jenis Kampanye ... 6

2.3 Kebersihan ... 7

2.3.1 Sampah Perkotaan ... 7

2.4 Logo ... 8

2.5 Ilustrasi ... 9

BAB III: DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 11

3.1 Data dan Fakta ... 11

3.1.1 Perusahaan / Lembaga Terkait ... 11

3.1.1.1 Mandatori ... 12

3.1.1.2 Institusi Terkait ... 14

3.1.1.3 Sponsorship ... 16

3.1.2 Data tentang Gejala / Fenomena yang Terjadi ... 16

3.1.2.1 Data Hasil Wawancara Psikolog ... 18

3.1.2.2 Data Hasil Kuesioner kepada Orangtua ... 20

3.1.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 25

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 26


(4)

3.2.2 Analisa SWOT Pemecahan Masalah ... 27

3.2.3 Analisa STP Pemecahan Masalah ... 27

BAB IV: PEMECAHAN MASALAH ... 29

4.1 Konsep Komunikasi ... 29

4.2 Konsep Kreatif ... 29

4.2.1 Konsep Verbal ... 30

4.2.2 Konsep Judul ... 30

4.2.3 Konsep Visual ... 30

4.2.4 Konsep Logo ... 31

4.2.5 Konsep Warna ... 31

4.2.6 Konsep Tipografi ... 32

4.2.7 Konsep Layout ... 33

4.3 Konsep Media ... 33

4.4 Hasil Karya ... 34

4.4.1 Poster ... 34

4.4.2 Koran ... 37

4.4.3 Tabloid ... 40

4.4.4 X-Banner ... 41

4.4.5 Gimmick ... 42

4.4.6 Media Sosial Facebook ... 44

4.4.7 Media Sosial Instagram ... 45

4.5 Budgeting ... 47

BAB V: PENUTUP ... 48

5.1 Simpulan ... 48

5.2 Saran ... 48


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan... 4

Gambar 3.1 Logo Bhayangkari ... 12

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bhayangkari ... 13

Gambar 3.3 Logo PD Kebersihan ... 14

Gambar 3.4 Logo Lion Star ... 16

Gambar 3.5 Diagram Tindakan Orangtua 1 ... 20

Gambar 3.6 Diagram Tindakan Orangtua 2 ... 20

Gambar 3.7 Diagram Tindakan Orangtua 3 ... 21

Gambar 3.8 Diagram Tindakan Orangtua 4 ... 21

Gambar 3.9 Diagram Tindakan Orangtua 5 ... 22

Gambar 3.10 Diagram Tindakan Orangtua 6 ... 22

Gambar 3.11 Diagram Tindakan Orangtua 7 ... 23

Gambar 3.12 Diagram Tindakan Orangtua 8 ... 23

Gambar 3.13 Poster Karya Sejenis... 25

Gambar 4.1 Logo Kampanye ... 31

Gambar 4.2 Timeline Media ... 33

Gambar 4.3 Poster Awareness ... 34

Gambar 4.4 Poster Awareness ... 35

Gambar 4.5 Poster Informing ... 36

Gambar 4.6 Koran Awareness ... 37

Gambar 4.7 Koran Awareness ... 38

Gambar 4.8 Koran Informing ... 39

Gambar 4.9 Tabloid Informing ... 40

Gambar 4.10 X-Banner Informing ... 41

Gambar 4.11 Gimmick Totebag ... 42

Gambar 4.12 Gimmick Totebag ... 42

Gambar 4.13 Gimmick Totebag ... 43

Gambar 4.14 Gimmick Botol Minum ... 43

Gambar 4.15 Media Sosial Facebook ... 44

Gambar 4.16 Media Sosial Instagram ... 45


(6)

DAFTAR TABEL


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia dini pada masa kini, banyak yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya termasuk daerah pribadi mereka, seperti kamar tidur mereka. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebar, terbukti bahwa banyak anak usia dini yang sering membuang sampah sembarangan. Mereka tidak menyadari bahwa lingkungan sekitar itu perlu mereka jaga. Mereka tidak mengerti tentang apa yang menjadi dampak jika mereka tidak mencintai lingkungannya, karena berdasarkan hasil kuesioner, orangtua melarang anaknya untuk membuang sampah sembarangan karena malu. Menurut Ibu Ellen Theresia, M.Psi, orangtua dari anak usia dini harus memberi contoh nyata pada saat mengajarkan sesuatu dan jika tidak diperlihatkan secara terus-menerus anak-anak usia dini akan sulit memahami apa yang harus mereka lakukan sebagai wujud cinta mereka terhadap lingkungan. Selain itu, anak-anak usia tiga tahun sampai dengan usia enam tahun merupakan usia anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Anak-anak usia ini seringkali kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, anak-anak usia ini juga seringkali membuang sampah plastik dimana saja tanpa memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan yang membahayakan kesehatan mereka. Hal ini terjadi karena anak-anak usia ini masih mencontoh apa yang dilakukan oleh orang sekitarnya, terlebih orangtua mereka. Maka jika tidak dibiasakan sejak dini, kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan akan sulit dirubah dan akan menjadi kebiasaan anak hingga dewasa. Kebiasaan ini harus dimulai dari keluarga.

Pembahasan topik ini dipilih karena banyaknya anak-anak usia dini yang membuang sampah sembarangan tanpa mengerti dampak yang mereka ciptakan setelah mereka melakukan hal tersebut dapat membahayakan diri mereka sendiri. Anak-anak usia dini yang seharusnya diingatkan dan dibiasakan oleh orangtuanya untuk mencintai lingkungan sekitar ini masih terlupakan, banyak himbauan yang dibuat untuk


(8)

lingkungan tapi cenderung mengimbau anak remaja dan dewasa, sedangkan anak usia dini masih terlewatkan, padahal menurut para ahli, usia tiga sampai dengan enam tahun merupakan usia yang tepat untuk orangtua mengajarkan dan menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan. Selain itu, usia tiga tahun hingga enam tahun merupakan usia pembentukan karakter anak, oleh sebab itu, apabila ibu dari anak usia dini mengajarkan kebiasaan baik pada anak saat anak masih berusia tiga sampai dengan enam tahun.

Kaitan topik ini dengan DKV adalah didalamnya terdapat media visual yang akan digunakan untuk menyampaikan pentingnya mencintai dan melestarikan lingkungan sekitar, khususnya tempat pribadi seperti kamar tidur. Media visual yang digunakan merupakan visualisasi yang sederhana yang disesuaikan dengan karakter ibu yang memiliki anak usia tiga sampai dengan enam tahun.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Permasalahan dari topik ‘membangun kebiasaan anak untuk membuang sampah pada tempatnya sejak dini’ adalah

1. Bagaimana cara mengajak anak-anak usia dini untuk mencintai lingkungannya melalui membuang sampah pada tempatnya

2. Bagaimana cara mengajak ibu anak usia dini untuk mencintai lingkungannya melalui membuang sampah pada tempatnya

3. Bagaimana cara menyosialisasikan pentingnya membuang sampah pada tempatnya kepada ibu dari anak usia dini

Adapun batasan dari pembahasan topik yang akan diambil merupakan media visual yang mengimbau ibu dari anak-anak usia dini di kota Bandung agar tidak membuang sampah sembarangan.

1.3Tujuan Perancangan

1. Mengajak anak usia dini untuk mencintai lingkungannya melalui membuang sampah pada tempatnya.


(9)

2. Mengajak ibu dari anak-anak usia dini untuk mulai menanamkan pemahaman tentang mencintai lingkungan sekitarnya lewat membuang sampah pada tempatnya kepada anak-anak mereka.

3. Membuat media-media yang mengajak para ibu dari anak usia dini untuk menanamkan pemahaman tentang bahaya sampah yang tidak dibuang pada tempatnya.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data didapatkan melalui studi pustaka dari buku-buku psikologi anak yang beredar di pasaran, buku mengenai kampanye dan desain komunikasi visual. Selain studi pustaka, data juga diperoleh dari hasil observasi mengenai psikologi anak, dilengkapi dengan wawancara psikolog anak di Universitas Kristen Maranatha yaitu Ibu Ellen Theresia, M.Psi. Selain itu dilakukan wawancara dengan Ibu Kompol Eha Julaeha selaku Ketua Ranting Bhayangkari Polsek Cidadap dan dilakukan riset ke PD Kebersihan Kota Bandung. Sumber data lainnya diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada ibu dari anak usia dini.


(10)

1.5Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber : Data Pribadi) Membangun Kebiasaan Anak untuk Membuang Sampah pada Tempatnya Sejak

Dini

Permasalahan Bagaimana mengajak anak-anak usia dini untuk mencintai lingkungannya lewat membuang sampah pada tempatnya.

Fakta

Anak-anak usia 3-6tahun banyak yang membuang sampah sembarangan karena tidak memahami bahayanya.

Akibat

Kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan akan sulit dihilangkan dan akan terbawa hingga anak tersebut dewasa.

Data

- Observasi

- Wawancara

- Kuesioner

- Studi Pustaka

Pendekatan Ilmiah

- Verbal

- Visual

- Media

Target

Primer : Orangtua

Sekunder : Anak usia dini

Eksekusi Kreatif

- Gaya Bahasa

- Visual

- Media

Pemecahan Masalah

Membuat kampanye yang sifatnya persuasif melalui media-media kampanye.

Hasil Akhir

Anak-anak usia dini terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya.


(11)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kampanye “Bunda Apik” merupakan kampanye yang bertemakan kebersihan dan kesehatan. Kampanye ini diselenggarakan berdasarkan kebutuhan dari masyarakat masa kini yang sudah mengabaikan pentingnya kebersihan lingkungan sekitar, terutama tempat pribadi seperti kamar tidur. Kampanye ini merupakan kampanye yang bertujuan untuk membangun kebiasaan baik pada anak usia dini. Kebiasaan baik yang ingin ditanamkan adalah kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan sudah menjadi masalah yang sulit diatasi, hal ini dikarenakan kampanye-kampanye yang telah diselenggarakan sebelumnya merupakan kampanye kebersihan dengan target anak remaja dan dewasa. Pada kampanye ini, target yang dituju merupakan ibu dari anak usia dini. Target ini dipilih berdasarkan hasil riset yang menyatakan bahwa kebiasaan baik pada seseorang harus ditanamkan sejak seorang anak berada di usia dini yaitu usia tiga sampai dengan enam tahun dan ibu merupakan sosok yang paling banyak berperan pada masa perkembangan seorang anak pada usia tersebut.

Kampanye membangun kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya sejak dini ini bertujuan menjadikan kebersihan menjadi hal yang utama bagi anak usia dini sehingga kesehatan anak bisa terjaga. Tujuan tersebut disampaikan melalui media-media kampanye yang digunakan, yaitu poster sebagai media-media utama, sedangkan media-media pendukung yang akan digunakan adalah koran, tabloid, x-banner, gimmick, dan iklan media sosial Facebook dan Instagram.

5.2 Saran

Kampanye membangun kebiasaan anak untuk membuang sampah pada tempatnya sejak dini ini akan berjalan dengan baik apabila dilakukan secara berkala. Hal ini dikarenakan kampanye ini bertujuan membangun kebiasaan, dimana kebiasaan akan terbentuk melalui hal yang diajarkan secara berulang-ulang.


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Casofa, Fachmy dan Alib Isa. 2013. Gerbang Kreativitas: Jagat Desain Grafis. Jakarta: PT Bumi Aksara

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online). (kbbi.web.id, diakses 2014)

Moerwanto, Arie Setiadi. 2007. Harmonisasi dengan Sampah Perkotaan. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

Pikiran Rakyat. 22 Februari 2015. “Gaya Hidup Minim Sampah”, hlm. 1

Ruslan, Rosady. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Rajawali Persada

Teach For Indonesia. “Gerakan YukBuang Sampah pada Tempatnya”.(Online).

(www.teachforindonesia.org, diakses 28 April 2013)

Yanuarita, Francisca Andri. 2014. Rahasia Otak & Kecerdasan Anak. Sukoharjo: Teranova Books


(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia dini pada masa kini, banyak yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya termasuk daerah pribadi mereka, seperti kamar tidur mereka. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebar, terbukti bahwa banyak anak usia dini yang sering membuang sampah sembarangan. Mereka tidak menyadari bahwa lingkungan sekitar itu perlu mereka jaga. Mereka tidak mengerti tentang apa yang menjadi dampak jika mereka tidak mencintai lingkungannya, karena berdasarkan hasil kuesioner, orangtua melarang anaknya untuk membuang sampah sembarangan karena malu. Menurut Ibu Ellen Theresia, M.Psi, orangtua dari anak usia dini harus memberi contoh nyata pada saat mengajarkan sesuatu dan jika tidak diperlihatkan secara terus-menerus anak-anak usia dini akan sulit memahami apa yang harus mereka lakukan sebagai wujud cinta mereka terhadap lingkungan. Selain itu, anak-anak usia tiga tahun sampai dengan usia enam tahun merupakan usia anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Anak-anak usia ini seringkali kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, anak-anak usia ini juga seringkali membuang sampah plastik dimana saja tanpa memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan yang membahayakan kesehatan mereka. Hal ini terjadi karena anak-anak usia ini masih mencontoh apa yang dilakukan oleh orang sekitarnya, terlebih orangtua mereka. Maka jika tidak dibiasakan sejak dini, kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan akan sulit dirubah dan akan menjadi kebiasaan anak hingga dewasa. Kebiasaan ini harus dimulai dari keluarga.

Pembahasan topik ini dipilih karena banyaknya anak-anak usia dini yang membuang sampah sembarangan tanpa mengerti dampak yang mereka ciptakan setelah mereka melakukan hal tersebut dapat membahayakan diri mereka sendiri. Anak-anak usia dini yang seharusnya diingatkan dan dibiasakan oleh orangtuanya untuk mencintai lingkungan sekitar ini masih terlupakan, banyak himbauan yang dibuat untuk


(2)

lingkungan tapi cenderung mengimbau anak remaja dan dewasa, sedangkan anak usia dini masih terlewatkan, padahal menurut para ahli, usia tiga sampai dengan enam tahun merupakan usia yang tepat untuk orangtua mengajarkan dan menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan. Selain itu, usia tiga tahun hingga enam tahun merupakan usia pembentukan karakter anak, oleh sebab itu, apabila ibu dari anak usia dini mengajarkan kebiasaan baik pada anak saat anak masih berusia tiga sampai dengan enam tahun.

Kaitan topik ini dengan DKV adalah didalamnya terdapat media visual yang akan digunakan untuk menyampaikan pentingnya mencintai dan melestarikan lingkungan sekitar, khususnya tempat pribadi seperti kamar tidur. Media visual yang digunakan merupakan visualisasi yang sederhana yang disesuaikan dengan karakter ibu yang memiliki anak usia tiga sampai dengan enam tahun.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Permasalahan dari topik ‘membangun kebiasaan anak untuk membuang sampah pada tempatnya sejak dini’ adalah

1. Bagaimana cara mengajak anak-anak usia dini untuk mencintai lingkungannya melalui membuang sampah pada tempatnya

2. Bagaimana cara mengajak ibu anak usia dini untuk mencintai lingkungannya melalui membuang sampah pada tempatnya

3. Bagaimana cara menyosialisasikan pentingnya membuang sampah pada tempatnya kepada ibu dari anak usia dini

Adapun batasan dari pembahasan topik yang akan diambil merupakan media visual yang mengimbau ibu dari anak-anak usia dini di kota Bandung agar tidak membuang sampah sembarangan.

1.3Tujuan Perancangan

1. Mengajak anak usia dini untuk mencintai lingkungannya melalui membuang sampah pada tempatnya.


(3)

2. Mengajak ibu dari anak-anak usia dini untuk mulai menanamkan pemahaman tentang mencintai lingkungan sekitarnya lewat membuang sampah pada tempatnya kepada anak-anak mereka.

3. Membuat media-media yang mengajak para ibu dari anak usia dini untuk menanamkan pemahaman tentang bahaya sampah yang tidak dibuang pada tempatnya.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data didapatkan melalui studi pustaka dari buku-buku psikologi anak yang beredar di pasaran, buku mengenai kampanye dan desain komunikasi visual. Selain studi pustaka, data juga diperoleh dari hasil observasi mengenai psikologi anak, dilengkapi dengan wawancara psikolog anak di Universitas Kristen Maranatha yaitu Ibu Ellen Theresia, M.Psi. Selain itu dilakukan wawancara dengan Ibu Kompol Eha Julaeha selaku Ketua Ranting Bhayangkari Polsek Cidadap dan dilakukan riset ke PD Kebersihan Kota Bandung. Sumber data lainnya diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada ibu dari anak usia dini.


(4)

1.5Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber : Data Pribadi)

Membangun Kebiasaan Anak untuk Membuang Sampah pada Tempatnya Sejak

Dini

Permasalahan Bagaimana mengajak anak-anak usia dini untuk mencintai lingkungannya lewat membuang sampah pada tempatnya.

Fakta

Anak-anak usia 3-6tahun banyak yang membuang sampah sembarangan karena tidak memahami bahayanya.

Akibat

Kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan akan sulit dihilangkan dan akan terbawa hingga anak tersebut dewasa.

Data

- Observasi - Wawancara - Kuesioner - Studi Pustaka

Pendekatan Ilmiah - Verbal

- Visual - Media

Target

Primer : Orangtua

Sekunder : Anak usia dini

Eksekusi Kreatif - Gaya Bahasa - Visual - Media

Pemecahan Masalah

Membuat kampanye yang sifatnya persuasif melalui media-media kampanye.

Hasil Akhir

Anak-anak usia dini terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya.


(5)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kampanye “Bunda Apik” merupakan kampanye yang bertemakan kebersihan dan kesehatan. Kampanye ini diselenggarakan berdasarkan kebutuhan dari masyarakat masa kini yang sudah mengabaikan pentingnya kebersihan lingkungan sekitar, terutama tempat pribadi seperti kamar tidur. Kampanye ini merupakan kampanye yang bertujuan untuk membangun kebiasaan baik pada anak usia dini. Kebiasaan baik yang ingin ditanamkan adalah kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan sudah menjadi masalah yang sulit diatasi, hal ini dikarenakan kampanye-kampanye yang telah diselenggarakan sebelumnya merupakan kampanye kebersihan dengan target anak remaja dan dewasa. Pada kampanye ini, target yang dituju merupakan ibu dari anak usia dini. Target ini dipilih berdasarkan hasil riset yang menyatakan bahwa kebiasaan baik pada seseorang harus ditanamkan sejak seorang anak berada di usia dini yaitu usia tiga sampai dengan enam tahun dan ibu merupakan sosok yang paling banyak berperan pada masa perkembangan seorang anak pada usia tersebut.

Kampanye membangun kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya sejak dini ini bertujuan menjadikan kebersihan menjadi hal yang utama bagi anak usia dini sehingga kesehatan anak bisa terjaga. Tujuan tersebut disampaikan melalui media-media kampanye yang digunakan, yaitu poster sebagai media-media utama, sedangkan media-media pendukung yang akan digunakan adalah koran, tabloid, x-banner, gimmick, dan iklan media sosial Facebook dan Instagram.

5.2 Saran

Kampanye membangun kebiasaan anak untuk membuang sampah pada tempatnya sejak dini ini akan berjalan dengan baik apabila dilakukan secara berkala. Hal ini dikarenakan kampanye ini bertujuan membangun kebiasaan, dimana kebiasaan akan terbentuk melalui hal yang diajarkan secara berulang-ulang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Casofa, Fachmy dan Alib Isa. 2013. Gerbang Kreativitas: Jagat Desain Grafis. Jakarta: PT Bumi Aksara

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online). (kbbi.web.id, diakses 2014)

Moerwanto, Arie Setiadi. 2007. Harmonisasi dengan Sampah Perkotaan. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

Pikiran Rakyat. 22 Februari 2015. “Gaya Hidup Minim Sampah”, hlm. 1

Ruslan, Rosady. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Rajawali Persada

Teach For Indonesia. “Gerakan YukBuang Sampah pada Tempatnya”.(Online).

(www.teachforindonesia.org, diakses 28 April 2013)

Yanuarita, Francisca Andri. 2014. Rahasia Otak & Kecerdasan Anak. Sukoharjo: Teranova Books