Uji Reliabilitas Metode Pengujian Data

Dalam regresi linear diasumsikan bahwa residual ε i merupakan variabel acak yang mengikuti distribusi normal dengan Σε i = 0 dan Var ε i atau Σε i = σ 2 . Bentuk gangguan ε i diintroduksikan ke dalam model agar dapat menampung berbagai hal yang diakibatkan oleh pengaruh galat error, seperti error dari variabel yang tidak dimasukkan dalam model, error dari pengukuran variabel dan pengaruh dari kesalahan elemen-elemen yang melekat pada perilaku manusia. 2. Tidak terdapat multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu keadaan di mana satu atau lebih variabel independennya berkorelasi dengan variabel independen lainnya atau dengan kata lain suatu variabel independen merupakan fungsi linear dari variabel independen lainnya. 3. Tidak terdapat heteroskedastisitas adanya homoskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambar dalam model regresi secara spesifik atau dengan kata lain jika residual tidak memiliki varians yang konstan. Hal ini biasa terjadi pada data cross section. Uji yang perlu dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya asumsi- asumsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Untuk menguji kenormalan disturbance error variabel gangguan digunakan pendekatan grafik program SPSS, yaitu normal probability plot yang mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah Singgih Santoso, 2000:214: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah sebuah situasi yang menunjukkan terjadinya korelasi diantara variabel independen dalam model regresi, sehingga dapat menyebabkan ketidakpastian estimasi. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi dengan menggunakan nilai variance inflating factor VIF dan nilai tolerance TOL. Hair et al 1998 menyebutkan rule of the thumb adalah jika nilai VIF ≤ 10, menunjukkan tidak adanya multikolinearitas antar variabel independen. Namun jika nilai VIF 10, maka terjadi multikolinearitas. Nilai TOL berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai TOL = 1 maka tidak terdapat kolinearitas yang tinggi dan sempurna antar variabel independen. Disebutkan pula bahwa gejala multikolinearitas selalu ada dalam tetap model penelitian, namun permasalahannya terletak pada apakah tingkat multikolineritas yang ada cukup berbahaya atau tidak bagi model peneltian.

Dokumen yang terkait

Pengaruh sistem administrasi perpajakan modern dan penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak : (survey pada kantor pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 3 1

Pengaruh self assesment system dan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak : (survey pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi)

0 12 160

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN DAN SENSUS PAJAK Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 6

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN DAN SENSUS PAJAK Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 22

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEKERJA BEBAS Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pekerja Bebas Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Kota Boy

0 1 15

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying).

2 4 35

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung).

0 1 29

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratame Bandung Karees).

0 50 107

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Majalaya).

0 1 70