Uji Asumsi Klasik Metode Pengujian Data

diagonal grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah Singgih Santoso, 2000:214: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah sebuah situasi yang menunjukkan terjadinya korelasi diantara variabel independen dalam model regresi, sehingga dapat menyebabkan ketidakpastian estimasi. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi dengan menggunakan nilai variance inflating factor VIF dan nilai tolerance TOL. Hair et al 1998 menyebutkan rule of the thumb adalah jika nilai VIF ≤ 10, menunjukkan tidak adanya multikolinearitas antar variabel independen. Namun jika nilai VIF 10, maka terjadi multikolinearitas. Nilai TOL berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai TOL = 1 maka tidak terdapat kolinearitas yang tinggi dan sempurna antar variabel independen. Disebutkan pula bahwa gejala multikolinearitas selalu ada dalam tetap model penelitian, namun permasalahannya terletak pada apakah tingkat multikolineritas yang ada cukup berbahaya atau tidak bagi model peneltian.

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan variabel pengganggu e memiliki varian yang berbeda di setiap observasi ke observasi lainnya. Padahal diharapkan variabel populasinya mempunyai variabel yang konstan. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dapat digunakan bantuan program statistic SPSS 15 yang menyediakan menu program scatter plot. Dengan memasukan variabel SRESID pada sumbu Y dan ZPRED pada sumbu X. Jika titik-titik menyebar dalam scatter plot, pada yang diatas dan dibawah angka 0 nol maka ini menunjukkan tidak terjadinya gejala heteroskedastisitas.

3.4. Teknik Pengolahan Data Penelitian

1. Pengujian Perumusan Masalah Deskriptif Analisis deskriptif tanggapan Pegawai Pajak terhadap setiap subvariabel penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern akan diuraikan berdasarkan nilai median respon responden Pegawai Pajak atas instrumen penelitian. Skor jawaban atas tiap butir pernyataan dalam subvariabel hanya dianalisis berdasarkan deviasi standar terendah dan tertinggi. Selanjutnya pengujian perumusan masalah deskriptif dengan tujuan untuk menjelaskan distribusi data dari variabel yang diteliti dan sekaligus mengukur sejauh mana penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern oleh KPP Pratama Cimahi dengan tujuan yang pertama dari penelitian ini. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan pengujian masalah deskriptif berdasarkan nilai skor dari tiap dimensi penerapan sistem administrasi perpajakan modern dan secara menyeluruh sebagai satu variabel. Rumus-rumus yang akan digunakan untuk mendapatkan tingkat penerapan tersebut secara deskriptif adalah sebagai berikut: Xs = χsi γsi X 100 Rumus 3.13 Xp = χpi γpi X 100 Rumus 3.14 Xst = χsti γsti X 100 Rumus 3.15 Xb = χbi γbi X 100 Rumus 3.16 Ý = Xs + Xp + Xst + Xb Rumus 3.17 Xs, Sp, Xst, Xb = nilai dimensi struktur organisasi, prosedur organisasi; strategi organisasi, dan budaya organisasi. Ý =Nilai penerapanpelaksanaan χsi, χpi, χsti , χbi = jumlah skor yang diperoleh γsi, γpi, γsti, γbi = jumlah skor kriterium untuk struktur organisasi, prosedur organisasi; strategi organisasi, dan budaya organisasi. Interpretasi hasil nilai penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang didapatkan adalah dengan menggunakan tabel V. . Tabel V Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Nilai Penerapan Interval Nilai Interpretasi Nilai 0,0 – 20,50 Sangat Buruk 20,51 – 55,50 Buruk 55,51 – 65,50 Cukup 65,51 – 75,50 Cukup Baik 75,51 – 85,50 Baik 85,51 – 100 Sangat Baik Sumber: Diolah dari Heri Wibadi, Penelitian Kemampuan KPP dalam Melaksanakan Pelayanan Prima Skripsi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 2004. 2. Pengujian Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada awal bab, diturunkan hipotesis penerapan administrasi perpajakan modern X berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Wajib Pajak di Lingkungan Kanwil Wajib Pajak Besar Y. Paradigma penelitian yang berupa pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan, digambarkan dalam paradigma jalur pada gambar II Sugiyono dkk.

Dokumen yang terkait

Pengaruh sistem administrasi perpajakan modern dan penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak : (survey pada kantor pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 3 1

Pengaruh self assesment system dan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak : (survey pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi)

0 12 160

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN DAN SENSUS PAJAK Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 6

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN DAN SENSUS PAJAK Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 22

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEKERJA BEBAS Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pekerja Bebas Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Kota Boy

0 1 15

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying).

2 4 35

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung).

0 1 29

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratame Bandung Karees).

0 50 107

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Majalaya).

0 1 70