Pengertian Prilaku konsumtif Prilaku Konsumtif dalam Prespektif Hukum Islam

Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, dan keluarga. 1 Kebudayaan Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.37Manusia dengan kemampuan akal budaya telah mengembangkan berbagai macam sistem perilakudemi keperluan hidupnya. Kebudayaan adalah determinan yang paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang.38 2 Kelas sosial Pada dasarnya manusia Indonesia dikelompokkan dalamtiga golongan yaitu: golongan atas, golongan menengah, dan golongan bawah. Perilaku konsumtif antara kelompok sosial satu dengan yang lain akan berbeda, dalam hubungannya dengan perilaku konsumtif Mangkunegara.39 3 Keluarga 37Mangkunegara P. Anwar , Perilaku Konsumen, PT. Eres Co:Bandung,1998, h. 39 38Kotler Philiph, Manajemen Pemasa ran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian ,Jakarta: Erlangga, 1996, h. 224 39Mangkunegara P. Anwar, Op.Cit , h. 42 Sangat penting dalam perilaku membeli karena keluarga adalah pengaruh konsumsi untuk banyak produk.Selain itu keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli.Peranan setiap anggota keluarga dalam membeli berbeda-beda menurut barang yang dibelinya.40 b. Faktor Internal Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis dan faktor pribadi. a. Faktor psikologis, juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bergaya hidup konsumtif 41, diantaranya : 1 Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk membeli suatu produk, barang atau jasa maka mereka cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya. 2 Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasi untuk bertindak akan tinggi, dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional. 40 Ibid, h. 44 41 Kotler Philiph , Op. Cit ., h. 238