Etika Konsumsi Menurut Hukum Islam

konsumsi dalam Islam, antara lain, namun yang menjadi ayat utama dalam skripsi ini adalah QS.al- A‟râf ayat : 31 . ۚآ ف ۡس َ ا ب ۡشٱ ا ج ۡس ل ع ۡ ي ا خ داء ٓي بٰي يف ۡس ۡلٱ بحي َ Artinya :Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih- lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan ا ي ۡب ۡ ب َ ليبسلٱ ۡبٱ ي ۡس ۡلٱ ح ٰىب ۡ ۡلٱ ا اء Artinya:Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boro Q.S al-Isra : 2663 ا ف ب ل ٰطۡيشلٱ ۖ يطٰيشلٱ ٰ ۡخ آ ي ب ۡلٱ Artinya:Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara- saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada TuhannyaQ.S al- Isra‟ : 2764 Etika komsumsi dalam Islam mengutamakan mashlahahmanfaat dan menghindari israf pemborosan ataupun tabzir menghambur- hamburkan uangharta tanpa guna. Konsumsi merupakan pemakaian atau 62 Departemen Agama RI, Op.Cit , h. 122 63 Departemen Agama RI, Op.Cit, h. 227 64 Ibid, penggunaan manfaat dari barang dan jasa. Sehingga konsumsi merupakan tujuan yang penting dari produksi, tetapi yang tujuan yang utama adalah konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang lahir dan batin.65 Konsumsi merupakan seruan dari Allah kepada manusia untuk hidupnya di dunia ini agar dapat menjalankan perannnya sebagai khalifah di bumi.Sehingga segala hal yang kita lakukan di dunia ini tidak terlepas dari norma-norma ilahiyah sehingga dalam hal konsumsi pun kita harus mengikuti kaidah-kaidah ilahiyah.Etika konsumsi menurut Naqvi adalah sebagai berikut: a. Tauhid Unity Kesatuan Karakteristik utama dan pokok dalam Islam adalah “tauhid” yang menurut Qardhawi dibagi menjadi dua kriteria, yaitu: Kriteria pertama menunjukkan maksud bahwa tujuan akhir dan sasaran Islam adalah menjaga hubungan baik dan mencapai ridha-Nya. Sehingga pengabdian kepada Allah merupakan tujuan akhir, sasaran, puncak cita-cita, usaha dan kerja keras manusia dalam kehidupan yang fana ini. Kriteria kedua adalah rabbani yang masdar sumber hukum dan manhaj sistem. Kriteria ini merupakan suatu sistem yang ditetapkan untuk mencapai sasaran dan tujuan puncak kriteria pertama yang bersumber al- Qur‟an dan Hadiś Rasul.66 b. Adil Equilibrium KeadilanKhursid Ahmad mengatakan, kata „adil dapat diartikan seimbang balance dan setimbang equlibrium. Atas sebab dasar itu ia menyebutkan konsep al- „adl dalam prespektif Islam 65Suwarsono. Perubahan Sosial dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta:LP3ES. 1991, h. 1 66 Ibid, h . 5 adalah keadilan Ilahi. Salah satu manifestasi keadilan menurut Al- Qur‟an adalah kesejahteraan. Keadilan akan mengantarkan manusia kepada ketaqwaan, dan ketaqwaan akan menghasilkan kesejahteraan bagi manusia itu sendiri. c. Free Will Kehendak BebasManusia merupakan makhluk yang berkehendak bebas namun kebebasan ini tidaklah berarti bahwa manusia terlepas dari qadha dan qadar yang merupakan hukum sebab- akibat yang didasarkan pada pengetahuan dan kehendak Tuhan.67 d. Amanah Responsibility PertanggungjawabanEtika dari kehendak bebas adalah pertanggungjawaban. Dengan kata lain, setelah manusia melakukan perbuatan maka ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dengan demikian prinsip tanggung jawab merupakan suatu hubungan logis dengan adanya prinsip kehendak bebas. e. HalalKehalalan adalah salah satu kendala untuk memperoleh maksimalisasi kegunaan konsumsi salam kerangka Ekonomi Islam. Kehalalan suatu barang konsumsi merupakan antisipasi dari adanya keburukan yang ditimbulkan oleh barang tersebut َ َﻷ ْ ِ ُ ْ َﻷ ْ ِا َ ْ ِﻹ ِْ ِ ْ لل َلَ ُ ْ ِل ّلل ُلَ َاُ َا َ 67 Ibid , h. 6 68Sayid sabiq, Fiqh As-Sunnah , Cet. 3; Beirut: Dar Al-Fikr, 1977, juz 3, h.128. Artinya:Hukum yang pokok dari segala sesuatu adalah boleh, sehingga terdapat dalil yang mengharamkan. ََ ٌت َه بَشُم َمُهَ نْ َ َو ٌنَِ ُم َ َْْ َو ٌنَِ ُ َََْْ ُ وُقَ َملَسَو ِهْ َلَ ُهلل ىلَ ِهلل َ وُسَر ِ َعَقَو ْنَمَو ِهِضْ ِ َو ِهِن ِلِل َأَ ْ بَلْس ِت َه بَشُمْل ىَق ت ْنَمَف ِس نل ْنِم ٌرِثَك َهُمَلْعَ نِإ َََأ ىًِِ ٍكِلَم ن ُكِل نِإَو َََأ ُهَعِق َوُ ْنَأ ُكِ وُ ىَمِْْ َ ْوَا ىَ ْ َ ٍع َ َك ِت َهُ بشل َذِإَو ُهلُك ُلَسَْْ َحَلَ ْتَ َلَ َذِإ ً َغْضُم ِلَسَْْ ِ نِإَو َََأ ُهُمِر َََ ِهِضْرَأ ِ ِهلل ىَِِ ُ ْلَقْل َ ِ َو َََأ ُهلُك ُلَسَْْ َلَسَف ْتَلَسَف Artinya: “NabiSAW bersabda: “Halal itu jelas,haram juga jelas,di antara keduanya adalah subhat,tidak banyak manusia yang mengetahui. Barang siapa menjaga diri dari subhat, maka ia telah bebas untuk agama dan harga dirinya,barang siapa yang terjerumus dalam subhat maka ia diibaratkan pengembala disekitar tanah yang dilarang yang dihawatirkan terjerumus. Ingatlah sesungguhnya setiap pemimpin punya bumi larangan. Larangan Allah adalah hal yang diharamkan oleh Allah, ingatlah bahwa sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging jika baik maka baiklah seluruhnya, jika jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya, ingatlah daging itu adalah hati H.R Ibnu Katsir. f. Sederhanadalam konsumsi mempunyai arti jalan tengah dalam berkomunikasi. Diantara dua cara hidup yang ekstrim antara paham materilialistis dan zuhud. Ajaran Al-q ur‟an menegaskan bahwa dalam berkonsumsi manusia dianjurkan untuk tidak boros.70

6. Dampak Prilaku Konsumtif

69Muhamad Fuad Abdul baqi, Terjemahan Al- Lu‟lu‟uwalmarjankumpulan hadits shahih bukharimuslim, PT. Pustaka Riski putra:Semarang,2012, h. 107 70 Suwarsono , Op.Cit, h. 2 Membeli barang yang didasarkan oleh keinginan tanpa mementingkankegunaan dan manfaat dari suatu barang hanya akan membuat seseorangmenjadi konsumtif. Perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai kecenderunganseseorang untuk berperilaku secara berlebihan dalam membeli sesuatu secarairasional dan lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Apabilaperilaku konsumtif terus menerus terjadi maka akan mengakibatkan kondisikeuangan menjadi tidak terkontrol selain itu akan menimbulkan tindakanpemborosan dan berakibat pada menumpuknya barang karena pembelian yangdilakukan secara berlebihan atau terus menerus. Kegiatan mengkonsumsi yang berlebihan dapat menimbulkan perilaku konsumtif masyarakat.Perilaku konsumtif adalah perilaku manusia yang melakukan kegiatan konsumsi yang berlebihan. Perilaku konsumtif ini bila dilihat dari sisi positif akan memberikan dampak: 1. Membuka dan menambah lapangan pekerjaan, karena akan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak untuk memproduksi barang dalam jumlah besar. 2. Meningkatkan motivasi konsumen untuk menambah jumlah penghasilan, karena konsumen akan berusaha menambah penghasilan agar bisa membeli barang yang diinginkan dalam jumlah dan jenis yang beraneka ragam. Bila dilihat dari sisi negatifnya, maka perilaku konsumtif akan menimbulkan dampak: 1. Pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial, karena orang akan membeli semua barang yang diinginkan tanpa memikirkan harga barang tersebut murah atau mahal, barang tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi orang yang tidak mampu mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan yang seperti itu. 2. Mengurangi kesempatan untuk menabung, karena orang akan lebih banyak membelanjakan uangnya dibandingkan menyisihkan untuk ditabung. 3. Cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang, orang akan mengkonsumsi lebih banyak barang pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di masa datang.71 Bahaya Konsumsiyaitu sepertiBesar pasak dari pada tiang adalah ungkapan yang paling cocok terhadap prinsip ekonomi suatu masyarakat.Kita ambil contoh dalam suatu keluarga, sebuah keluarga harus bisa mengelola keuangan mereka, termasuk memberikan pendidikan menabung sejak dini kepada anak-anak mereka.karena pendidikan orang tua terhadap anak mengenai sifat konsumsi sangat mempengaruhi, jikalau pengeluaran lebih banyak dibanding pemasukan disinilah awal terjadinya keretakan rumah tangga. Begitu pula dalam sebuah masyarakat. Ketika pemahaman hidup konsumstif telah menguasai suatu kelompok, maka pemahaman tersebut 71 Ibid, h. 171