8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori.
Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan
listening skills
, keterampilan berbicara
speaking skills
, keterampilan membaca
reading skills
, dan keterampilan menulis
writing skills
. Setiap keterampilan sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Usaha memperoleh keterampilan bahasa yang baik dan benar, seseorang
mengenal bahasa dari mendengarkan. Selanjutnya berbicara dan berlatih membaca. Setelah melalui berbagai usaha tersebut, ia akan berusaha menulis.
1. Menyimak dan Berbicara
Tarigan 1993:28 menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta implementasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan anak, yang didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari Tarigan, 1987:3.
Menurut Tarigan
1987:15 berbicara
adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Tujuan utama
berbicara adalah
untuk berkomunikasi.
Komunikasi dapat
mempersatukan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok dengan jalan menyampaikan konsep-konsep umum, menciptakan suatu kesatuan lambang-
lambang yang membedakannya dari kelompok-kelompok lain, dan menetapkan suatu tindakan tersebut, serta tidak akan dapat bertahan lama jika
tidak ada masyarakat-masyarakat bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucap bunyi-bunyi
artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran perasaan, perasaan Arsjad, 1987:17.
Menurut Arsjad 1987:31-32 suksesnya sebuah pembicaraan tergantung kepada pembicara dan pendengar, untuk itu dituntut beberapa persyaratan
kepada seorang pembicara dan pendengar. Di bawah ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang pembicara.
Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung,
merupakan komunikasi
tatap muka
atau face-to-face
communication Brooks, 1964:134. Hal-hal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan antara berbicara
dengan menyimak adalah sebagai berikut : a.
Ujaran speech biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru imitasi. Oleh karena itu maka contoh atau model yang disimak atau
direkam oleh sang anak sangat penting dalam penguasaan kecakapan berbicara.
b. Kata-kata yang akan dipakai atau dipelajari oleh sang anak biasanya
ditentukan oleh perangsang stimuli yang mereka temui misalnya kehidupan desa atau kota dan kata-kata yang banyak memberi bantuan
atau pelayanan dalam menyampaikan ide atau gagasan mereka. c.
Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam masyarakat tempat hidupnya.
d. Anak yang lebih muda lebih dapat mamahami kalimat-kalimat yang jauh
lebih panjang dan lebih rumit tinimbang kalimat-kalimat yang dapat diucapkanya.
e. Meningkatkan keterampilan menyimak bararti membantu meningkatkan
kualitas berbicara seseorang. f.
Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan cara pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan
tertolong kalau mereka menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru, rekaman-rekaman yang bermutu, cerita-cerita yang bernilai tinggi dan
lain-lain. g.
Berbicara dengan alat-alat peraga visual aids akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.
2. Pembelajaran
Uret Susu
Suatu proses pembelajaran harus ada interaksi antara siswa dan guru, hal ini harus terjadi agar dalam suatu PBM Proses Belajar-Mengajar tidak
terasa monoton dan hanya bias berinteraksi satu arah. Interaksi antara siswa dan guru yang baik akan meningkatkan atau memajukan proses belajar-
mengajar yang baik. Interaksi ini mencakup segala hal yang terjadi dalam proses
pembelajaran saat guru menerangkan suatu pelajaran dan siswa dapat menanggapi dengan baik memperhatikan guru, ini yang disebut interaksi yang
tidak monoton. Dalam hal interaksi seperti ini jika guru bertanya dan murid bisa menjawab ini juga interaksi yang tidak monoton.
Pembelajaran yaitu proses yang dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah untuk mmencapai tujuan tertentu. Di dalamnya terjadi kegiatan timbal
balik antara guru dengan siswa. Hubungan aktif antara kedua pelaksana tersebut terjadi dalam ikatan tujuan. Oleh karena itu sangat diperlukan
penerapan strategi yang tepat. Saputra 2010:13 menjelaskan unsur-unsur yang mempengaruhi
dalam kegiatan belajar mengajar adalah a. siswa yang belajar, b. guru yang mengajar, c. tujuan yang ingin dicapai, d. bahan ajar materi
pembelajaran, e. strategi metode yang akan diterapkan, f. situasi kondisi yang terjadi, dan g. evaluasi penilaian. Sebagai suatu sistem,
unsur-unsur tersebut harus terbagun menjadi kesatuan yang saling
mendukung. Jika digambar dengan diagram, maka unsur-unsur kegiatan belajar mengajar tersebut akan tampak sebagai berikut.
Gambar 2.1 Model Pembelajaran
Uret Susu
Dalam prosesnya, keberhasialan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor strategi yang berupa pendekatan, metode, teknik atau model pembelajaran
yang diterapkan. Dalam penelitian ini penulis mengajukan sebuah model pembelajaran
yang inovatif, yaitu
Uret Susu
untuk meningkatkan kemampuan berbicara dengan mendengarkan cerita sandiwara pada rekaman.
Uret Susu
merupakan pendekatan dari proses ungkap, rekam, edit, tulis dan tahap selanjutnya adalah penyusunan.
Penjelasan mengenai pembelajaran
Uret Susu
adalah sebagai berikut. a.
Ungkap Siswa mengungkap ide atau gagasan yang sebelumnya telah dipaparkan oleh
guru secara lisan. Siswa tidak perlu berpikir tentang benar atau salah, karena
T U
J U
A N
BAHAN STRATEGI
SITUASI GURU
SISWA
EVALUASI
seluruh konsentrasi siswa dicurahkan untuk mengemukakan apa yang telah didengarkan melalui media rekaman.
b. Rekam
Pada bagian ini proses pembelajaran yang dilakukan adalah siswa disuruh untuk mendengarkan rekaman sandiwara, yang sebelumnya sudah disiapkan
oleh guru. c.
Edit Dalam
proses mendengarkan
rekaman, siswa
diharapkan dapat
menyempurnakan cerita, baik dengan cara mengurangi atau menambah kata dan kalimat menurut ide atau gagasan yang mereka miliki. Masing-masing
siswa pasti mempunyai tanggapan tersendiri untuk menata ulang dan mengkombinasikan imajinasi mereka.
d. Tulis
Proses tulis disini merupakan kelanjutan dari kegiatan rekam, dimana siswa disuruh menuliskan pokok-pokok penting dalam sandiwara yang sudah
diputar. e.
Susun Siswa disuruh untuk membuat naskah dialog sandiwara sesuai dengan contoh
yang sudah dihadirkan sebelumnya. Dengan begitu siswa diharapkan mampu membuat dialog secara mandiri.
Uret Susu
adalah suatu strategi pembelajaran fleksibel dan inovatif yang dirancang guru, khusus untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa yang dapat
menghambat berkembangnya keterampilan berbahasa siswa. Kegiatan ini dimulai dari proses ungkap, rekam, edit, tulis dan tahap yang terakhir dalah penyusunan.
Keterampilan berbahasa sendiri terdiri atas empat aspek yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan
listening skills
, keterampilan berbicara
speaking skills
, keterampilan membaca
reading skills
, dan keterampilan menulis
writing skills
. 3.
Ciri-ciri pembelajaran
Uret Susu
a. Kegiatan pembalajaran menarik minat peserta didik.
b. Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik.
c. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik.
d. Mendorong peserta didik mengekspresikan gagasan dan perasaan mereka
secara tertulis maupun lisan. e.
Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dan kreatif. f.
Kegiatan belajar banyak melibatkan berbagai indera. g.
Mendorong peserta didik agar tidak takut berbuat kesalahan. h.
Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa.
i. Mendorong peserta didik menemukan sendiri dengan cara menuangkan
kemampuan pemahaman mereka. 4.
Langkah-langkah pembelajaran
Uret Susu
a. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, guru mempersiapkan media
sebagai sarana pendukung pembelajaran.
b. Sebelum kegiatan pembelajaran dimuali, guru menjelaskan tentang konsep
pembelajaran
Uret Susu
. c.
Guru membagikan lembar kerja untuk mengapresisasikan dan sebagai wadah pemahaman siswa.
d. Guru memutar rekaman yang sudah dipersiapkan.
e. Siswa mendengarkan isi rekaman yang diputar di depan kelas.
f. Guru mengarahkan siswa untuk memahami isi rekaman yang diputar.
g. Guru memotivasi siswa untuk bekerja mandiri.
h. Guru sebagai fasilitator selalu memberikan arahan dan tuntunan.
i. Guru menyuruh siswa membacakan hasil pemahaman mereka ke depan
kelas. j.
Guru merefleksi hasil pembelajaran bersama-sama dengan siswa. k.
Penutup. Menurut Arikunto 1998:2-3, istilah dalam bahasa Inggris adalah
Classroom Action Research
CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan di kelas.
Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:
1 Penelitian
Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2 Tindakan
Guru mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas X.2 SMA Muhammadiyah 4 Andong dengan pembelajaran
Uret Susu.
3 Kelas
Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu 1
penelitian, 2 tindakan, dan 3 kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tidakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa.
B. Kajian Penelitian yang Relevan