ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH KREDIT SUMUT SEJAHTERA I PADA PT BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN

Jurnal Ekonom, Vol 15, No 4, Oktober 2012

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH KREDIT SUMUT SEJAHTERA I PADA PT BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN

Yulinda
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi USU

Abstract: The purpose of this study is to know and analyse the services quality (reliability, responseviness, assurance, empathy and tangible) customer satisfaction KSS I on PT Bank Sumut Cabang Utama Medan. The data used in this study is primary data and collected by using questionnaires, Which are distributed to 4 KCP: KCP Belawan, KCP Braya , KCP Petisah and KCP Pusat Pasar. There are 94 respondents the samples are taken by using proportional and random sampling method. Data analysis uses statistical analysis comprises validity and reliability test assumptions of classical test and multiple linear regression analysis (software SPSS 15.00 for windows). The survey result of F-test showed that all variables of services quality (reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible) simultaneously has positive and significant influence toward customer satisfaction, T-test showed that only reliability, responsiveness, assurance and empathy individually has positive and significant influence toward customer satisfaction KSS I on PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan (reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible) terhadap kepuasan nasabah KSS I pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan. Data yang dibutuhkan di dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan dengan metode kuesioner. Sampel dalam penelitian sebanyak 94 nasabah yang diperoleh dari 4 KCP yaitu KCP Belawan, KCP Brayan, KCP Petisah dan KCP Pusat Pasar. Data dianalisis menggunakan analisis statistic yaitu menggunakan uji validitas, reabilitas, uji asumsi klasik dan regresi linear berganda dengan bantuan Sofware SPSS versi 15.0 for windows. Hasil penelitian berdasarkan uji F menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan (reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah KSS I PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan.Pada uji t menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan (reliability, responsiveness, assurance dan empathy) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah KSS I pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan.

Keywords: Services quality and customer satisfaction.

PENDAHULUAN Persaingan antar bank semakin
ketat baik dipasar domestic dan pasar internasional khususnya persaingan dalam jasa layanan. Masing-masing bank berlomba-lomba menarik dan menyalurkan dana pada masyarakat. Bank yang ingin mendapatkan keunggulan kompetitif dapat memberikan biaya yang murah dan kualitas pelayanan yang baik sehingga dapat memuaskan kebutuhan nasabah. Dalam jasa perbankkan kualitas pelayanan merupakan factor penting karena merupakan profit strategi untuk dapat

menarik, mempertahankan nasabah yang ada sehingga tidak berpindah ketempat lain. Kualitas pelayanan menurut Tjiptono (2007) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima/peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau yang ditawarkan sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas pelayanan yang dipersepsikan baik dan memuaskan dan sebaliknya jika jasa yang diterima lebih

5

Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013


rendah dari yang diharapkan maka kualitas

pelayanan yang dipersepsikan buruk.

Kualitas pelayanan jasa merupakan bentuk

penilaian konsumen terhadap tingkat

layanan yang diterima, dapat dilihat dari

tangile (berwujud), reliability (keandalan),

responsiverness (ketanggapan), assurance

(jaminan) dan empathy (empati).

Parasuraman dalam Rambat Lupiyoadi

(2006:182).


Kepuasan adalah perasaan

senang/kecewa sesorang yang timbul

karena membandingkan kinerja yang

dipersepsikan terhadap ekspektasi mereka

(Kotler dalam Lopiyoadi 2009:139).

Menurut Supranto (2001:5) kepuasaan

pelanggan adalah apabila konsumen

mendapat apa yang mereka inginkan sesuai

dengan kebutuhan mereka. Berdasarkan

pemikiran Anderson dan Mital (Lopiyoadi,


2006:193) dengan meningkatnya kualitas

atribut produk dan pelayanan, maka

kepuasan pelanggan akan meningkat.

Dengan meningkatnya kepuasan pelanggan

maka diharapkan retensi pelanggan juga

meningkat, yang pada akhirnya akan

menghasilkan laba perusahaan yang lebih

besar.

Bank Sumut adalah sebagai bank

daerah berperan aktif dalam mendorong dan


meningkatkan perekonomian dan

pembangunan Daerah Sumatera Utara.

Sebagai bank keperjayaan masyarakat

dalam menghimpun dan mengelola dana

masyarakat. Bank Sumut tetap optimis

dengan

mengupayakan untuk dapat

tumbuh dan berkembang secara sehat.

Dengan kerja keras yang baik Bank Sumut

mendapat predikat bank sehat dan sanagat baik dari Info Bank Golden Tropy Awards 2011 serta menargetkan menjadi Bank Regional Champion di Sumatera Utara pada tahun 2014.

Peranan Bank Sumut dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat prasejahtera cukup tinggi, salah satu kredit inovatif Bank Sumut kepada pelaku usaha mikro “Kredit Sumut Sejahtera I (KSS I)” yang diluncurkan pada tahun 2008. KSS I adalah kredit tanpa agunan yang ditujukan kepada kelompok yang anggotanya perempuan dari keluarga prasejahtera, dengan plafon Rp 500 ribu saai Rp 5 juta. Program KSS I mendapat penghargaan Mori sebagai bank umum pertama yang memberdayakan perempuan melalui kredit micro secara langsung. KSS I mendapat perhatian positif dari masyarakat, dengan jumlah perkembangan nasabah yang semakin meningkat setiap tahunnya,namum bank tak luput dari masalah seperti kurang baiknya karakter AO dalam menjalankan tugas terutama dalam pengumpulan anggsuran anggota kelompok dan kurangnya pengawasan yang dilakukan supervise oleh seksi pemasaran. Kendalakendala yang dihadapi tersebut berdampak pada kinerja Bank Sumut, salah satu kriteria kinerja dapat dilihat dari Non Performing Loan (NPL).
Pada Tabel 1 dapat dilihat laporan realisasi KSS I yang disalurkan PT Bank Sumut pada seluruh Cabang dan KCP di Sumatera Utara.

Tabel 1. Laporan Realisasi KSS I Per 30 Maret 2012 PT Bank Sumut

No. Kantor Cabang

Jumlah Jumlah Anggota AO (Orang)

Plafond Aktif (Rp)

1 Gunung Sitoli

19

7380

12.288.000.000

2 Padang Sidimpuan


22

4745

8.233.500.000

3 Gunung Tua

7

1723

4.145.000.000

4 Kabanjahe

8

1441


3.713.500.000

5 Pangururan

3 272 650.500.000

6 Iskandar Muda 4 559 690.300.000

7 Simpang Kuala

11

2021

4.228.000.000

8 Kp. Lalang

3 272 319.500.000


9 CabangUtamaMedan

10

1438

2.215.400.000

10 Medan Sukaramai

8

985 2.283.600.000

11 Tebing Tinggi

9

2023


5.137.000.000

12 Sei Rampah

7

1543

3.698.000.000

13 Stabat

13 3690 7.874.000.000

NPL (%)
1,11 4,96 0,40 0,00 3,96 4,00 0,00 0,00 8,61 0,24 0,20 0,00 0,00

6


Yulinda: Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan…

14 Lubuk Pakam

18

15 Sidikalang

10

16 Sibolga

7

17 Kisaran

112

18 Rantau prapat


106

19 Tanjung Balai

47

20 P. Siantar

105

21 Tarutung

66

22 Panyabungan

80

23 Dolok Sanggul

10

Sumber: Laporan PT. Bank Sumut 2012

Pada Tabel 1 dapat dilihat NPL Cabang Utama Medan adalah yang terbesar diantara cabang yaitu sebesar 8,61%. Menurut ketentuan Bank Indonesia (BI) NPL yang berada diatas 5% kurang baik. Berdasarkan masalah yang dihadapi, bank dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan pelayanan dan melakukan inovasi yang secara terus menerus. Untuk itu perlu melakukan suatu penelitian yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah KSSI pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, dengan menfokuskan kualitas pelayanan dari segi reliability (kemampuan mewujudkan janji), responsiveness (ketanggapan dalam membantu pelayanan yang cepat), assurance (jaminan pelayanan), empathy (kemampuan memahami keinginan pelanggan) dan tangibles (tampilan fisik), sehingga melalui penelitian ini diharapkan bank akan memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah guna memberi citra yang baik dan kepuasan nasabah, sehingga akan berdampak lebih baik pada kinerja PT Bank Sumut di masa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka masalah dirumuskan “Apakah kualitas pelayanan (reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan tangible) berpengaruh terhadap kepuasan nasabah KSS I pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan.

Kepuasan Pelanggan Dari keseluruhan kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan yang dirasakan. Kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif pembeli berkenaan dengan kesepadanan atau ketidaksepadanan antara

3605 1309 1506 2518 2490 1317 2339 1553 1885 213

7.285.000.000 2.290.000.000 2.762.500.000 5.689.000.000 4.955.500.000 2.271.500.000 4.457.000.000 3.254.000.000 3.305.500.000 413.000.000

2,41 0,67 7,52 0,00 0,00 0,00 2,00 1,74 4,87 0,00

hasil yang didapat dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan (Howard & Shets dalam Tjiptono, 2005:349), sedangkan menurut Kotler (2009:139) kepuasan adalah perasaan senang dan kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas, jika kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan akan sanagt puas dan senang. Dalam lingkungan persaingan yang kompetitif, perusahaan selalu menyadari pentingnya factor pelanggan oleh karena itu perlu mengetahui tingkat kepuasan para pelanggan. Faktor utama penentu kepuasan pelanggan adalah dari persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa (Zeithamal dan Bitner dalam R.Lupiyoadi, 2006).
Pencapaian kepuasan pelanggan melalui kualitas pelayanan dapat ditingkatkan melalui beberapa pendekatan yaitu (1) memperkecil kesenjangan yang terjadi antara pihak manajemen dan pelanggan, misalnya melakukan penelitian dengan mengedarkan kuesioner (2) perusahaan mampu membangun komitmen bersama untuk menciptakan visi dalam perbaikan proses pelayanan, dalam hal perbaikan cara berpikir, perilaku,kemampuan dan pengetahuan karyawan (3) memberi kesempatan pada pelanggan untuk menyampaikan keluhan, dengan membentuk sistim saran dan kritik (4) mengembangkan dan menerapkan accountable, proactive dan partnership marketing sesuai dengan situasi pasar. Perusahaan dapat menghubungi pelanggan setelah proses pelayanan untuk mengetahui kepuasan dan harapan pelanggan (accountanle) dan perusahaan menghubungi pelanggan dari waktu ke

7

Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013
waktu untuk mengetahui perkembangan pelayanan (proactive) serta perusahaan dapat membangun kedekatan dengan pelanggan yang bermanfaat untuk meningkatkan citra dan posisi perusahaan di pasar (partnership marketing). Kotler dalam Rambat.L (2006:192 ).
Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi yaitu (1) meningkatkan loyalitas pelanggan dan mencegah perputaran pelanggan (2) mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga (3) mengurangi biaya kegagalan pemasaran (4) mengurangi biaya operasi yang dilakukan oleh meningkatnya jumlah pelanggan (5) meningkatnya reputasi bisnis (Fornel dalam R. Lupiyoadi, 2006:192).
Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan berpusat pada
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Wyckof dalam Nasution 2004:47). Bila pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan sebaliknya bila pelayanan yang diterima lebih rendah dari harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Interaksi antara pelanggan dan penyedia jasa sangat penting dalam menentukan kualitas jasa. Perusahaan harus memiliki service excellence (pelayanan yang unggul), yakni suatu sikap atau cara karyawan melayani pelanggan secara memuaskan yakni melalui empat unsure, kemudahan, kecepatan, keramahan dan kenyamanan. Keempat unsure tersebut merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi artinya pelayanan jasa menjadi tidak sempurna bila salah satu dari unsure diabaikan.
Salah satu pendekatan kualitas jasa yang banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (Service Quality ). Model ini dibangun atas adanyaperbandingan dua factor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan sesungguhnya yang diharapkan (expected service). Harapan para pelanggan
8

pada dasarnya sama dengan layanan yang

diberikan oleh perusahaan kepada

pelanggan. Harapan para pelanggan

didasarka pada informasi yang disampaikan

dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi,

pengalaman di masa lalu dan komunikasi

eksternal melalui iklan dan berbagai

promosi. (Parasuraman dalam Lopioyadi

(2006:181 ). Model SERVQUAL terdiri

dari lima dimensi yaitu (1) tangile

(berwujud) adalah merupakan kemampuan

perusahaan menunjukkan eksistensinya

pada eksternal seperti sarana dan prasana

fisik yang dapat diandalkan pada

lingkungan yang merupakan bukti nyata (2)

reliability (keandalan) adalah kemampuan

perusahaan untuk memberikan pelayanan

sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat

dan terperjaya (3) responsiverness

(ketanggapan) adalah kebijakan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang

cepat dan tepat pada pelanggan (4)

assurance (jaminan) adalah pengetahuan,

kesopansantunann dan pengetahuan

pegawai untuk menumbuhkan rasa perjaya

para pelanggan (5) empathy (empati) adalah

memberikan perhatian yang tulus dan

bersifat individual kepada para pelanggan.

Parasuraman dalam Lopioyadi (2006:182 ).

Penelitian

terdahulu

yang

mendukung penelitian ini adalah yang

pernah dilakukan oleh Ramasari (2007)

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Citra

Gleni Internasional Hospital Medan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel

bukti fisik, kehandalan, daya

tanggap,jaminan dan empati berpengaruh

terhadap kualitas pelayanan dengan R

square 81% . Penelitian lain yang dilakukan

oleh Murdiyanto (2003) Pengaruh Dimensi-

Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa

Perbankan (Banking Servicen Quality)

terhadap Kepuasan Nasabah Tabungan

Britama (Kasus BRI Manado). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dimensi-

dimensi BSQ seperti keefektifan, jaminan,

akses, harga, keterwuju dan portofolio jasa

dan kehandalan memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan nasabah,

baik secara parsial dan serentak.

METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian
survei explanatory adalah penelitian yang bertujan menjelaskan hubungan kausal

Yulinda: Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan…

antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun, 1989).

Jenis Data

Data yang digunakan dalam

penelitian adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari

responden terpilih, sedangkan data

sekunder diperoleh melalui studi pustaka

dan dari berbagai tulisan yang

berhubungan dengan kualitas pelayanan

dan kepuasan nasabah.

Metode

pengumpulan data dipeoleh secara langsung

dengan kuesioner yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu.

Populasi dan Sampel Pada penelitian ini yang merupakan
populasi adalah nasabah Kredit Sumut Sejahtera I (KSS I) PT Bank Sumut Cabang Utama Medan sebanyak 1.438 nasabah KSS I, Dalam hal ini Cabang Utama Medan membawahi 4 Kantor Cabang Pembantu (KCP) yaitu KCP Belawan sebanyak 143 nasabah KSS I, KCP Petisah 605 nasabah KSS I, KCP Pusat Pasar sebanyak 313 nasabah KSS I dan KCP P. Brayan sebanyak 377 nasabah KSS I. Karena jumlah populasi lebih dari seratus maka penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

Dimana: n = jumlah sampel N = ukuran populasi e = standar error (10%)
Berdasarkan rumus Slovin jumlah sampel penelitian sebanyak 94 nasabah KSS I, dengan cara pengambilan sampel secara proforsional dengan metode random sampling.

Tabel 2. Jumlah Nasabah KSS I PT Bank

Sumut

No.

Kantor Cabang Pembantu (KCP)

Jumlah Nasabah

Sampel

1 Belawan

143 9

2 P.Brayan

377 25

3 Petisah

605 40

4 Pusat Pasar

313 20

Total

1.438

94

Sumber: Devisi Kredit PT Bank Sumut 2012

Definisi Operasional Variabel

a. Kepuasan nasabah (Y) diukur menurut

tanggapan kepuasan nasabah akan

pelayanan jasa yang telah diberikan

oleh karyawan (AO) PT Bank Sumut.

b. Kualitas Pelayanan (X) diukur dari

lima dimensi SERVQUAL yaitu:

1. Reability (keandalan) yaitu

meliputi kemampuan untuk

melakukan pelayanan sesuai yang

dijanjikan dengan segera, akurat

dan memuaskan.

2. Responsiveness (ketanggapan),

yaitu meliputi kecepatan dan

ketanggapan karyawan untuk

mengatasi masalah nasabah dan

ketersediaan untuk menolong

dengan baik.

3. Assurance (jaminan), yaitu

pengetahuan, keamanan dan

kesopanan karyawan serta

sifatnya yang dapat diperjaya

sehingga nasabah bebas dari

resiko.

4. Empathy (perhatian), yaitu rasa

peduli untuk memberikan

perhatian secara individual

kepada nasabah, memahami

kebutuhan nasabah serta

kemudahan untuk dihubungi (ujud

nyata), yaitu meliputi fasilitas

fisik, perlengkapan, karyawan dan

saran dan prasarana pelayanan.

5. Tangibles (ujud nyata), yaitu

meliputi

fasilitas

fisik,

perlengkapan, karyawan dan saran

dan prasarana pelayanan.

Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan
dalam penelitian adalah Skala Likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social (Riduwan 2005: 12). Adapun bobot nilai yang diberikan setiap jawaban adalah: Sangat tidak setuju = 1, Tidak setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Setuju = 4, Sangat setuju = 5.

Metode Analisis Data Data dianalisis dan diuji dengan
menggunakan regresi linear berganda. Sebelum diuji terlebih dahulu diuji dengan

9

Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013
menggunakan uji validitas dan reliabilitas, yang digunakan untuk mengukur dan menguji kuesioner yang diberikan kepada responden, apakah cukup valid dan reliable. Valid ialah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan dan kesahihan suatu alat ukur,sedangkan reliabel adalah konsistensi alat pengumpul data penelitian (Riduwan, 2005 :1).
Uji validitas Uji validitas adalah uji tentang
kemampuan suatu kuesioner, sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Untuk menguji validitas item-item pertanyaan dengan membuat korelasi skor pada item yang diuji dengan skor total. Jika nilai Correted item total correlation > r tabel maka butir pertanyaan dinyatakan valid (Santoso,2001,1) Uji validitas terhadap butir pertanyaan dalam kuesioner dilakukan dengan bantuan program SPSS 15.0. Penyebaran kuesioner untuk uji validitas diberikan kepada 30 responden diluar sampel.
Uji reabilitas Uji reabilitas digunakan untuk
melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Bila korelasi positif dan signifikan maka instrument sudah dinyatakan reliable ( Saifudin 1997. 4) Reliabilitas kuesioner diperlihatkan oleh nilai alpha, bila nilai Crombach Alpha > 0,6 maka kuesioner yang disusun dapat dikatakan reliable.
Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat atau menguji suatu model termasuk layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Uji Normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti dan mendekati distribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat dengan pendekatan histogram dan grafik normal.
Uji Multikolinearitas, bertujuan untuk menguji apakah pada model ada hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada
10

tidaknya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel Variance Inflation Faktor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut: VIF 5 maka tidak ada multikolinearitas, dengan tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Untuk pengujian heteroskedastisitas menggunakan pendekatan statistic dengan uji glejser, heteroskedastisitas tidak akan terjadi apabila tidak satupun variable independen signifikan secara statistic, jika probabilitas signifikan diatas tingkaat keperjayaan 5 %, maka model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linear Berganda Model analisis regresi linear
berganda, digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependen (Y):
dimana: Y = Kepuasan nasabah a = Konstanta X1 = Reability ( Keandalan ) X2 = Responsiveness(Ketanggapan) X3 = Assurance (Jaminan ) X4 = Empathy (Empati ) X5 = Tangibles (Berwujud) b1,2,3,4,5, = Koefisien Regresi e = error
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Koefisien Determinasi (R2 ) Koefisien determinasi dapat dilihat pada nilai Adjusted R Square yang menunjukkan seberapa besar variabel independent dapat menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square berarti semakin baik model regresi yang digunakan menandakan bahwa kemampuan variabel independen

Yulinda: Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan…

menjelaskan variabel dependen semakin kuat. 2. Uji F (Uji Serempak) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independent secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Bentuk Pengujian: Ho : b1=b2=b3=b4=b5=0, artinya variabel reability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3), empaty (X4) dan tangibles (X5) yang terdapat pada model ini secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan nasabah (Y). Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5=0, artinya variable reability (X1), responsiveness (X2) assurance (X3) empathy (X4) tangibles (X5), yang terdapat pada model ini secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah (Y). Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan α = 5%. Kriteria penilaian hipotesis pada uji F ini adalah: Terima Ho bila F hitung < F tabel, Terima Ha F hitung > F Tabel. Atau melihat program SPSS for windows, jika nilai sig F < α = 5% maka secara bersama-sama ada pengaruh signifikan variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah.
3. Uji-t (Uji Parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen secara individu (parsial) terhadap variabel dependen. Bentuk Pengujian: Ho : b1=b2=b3=b4=b5=0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel reability (X1), responsiveness

(X2) assurance (X3) empathy (X4) dan tangibles (X5) secara individual terhadap variabel kepuasan nasabah (Y) Ha : b1≠b2≠b3≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel reability (X1), responsiveness (X2) assurance (X3) dan empathy (X4) dan tangibles (X5) secara individual terhadap variabel kepuasan nasabah (Y). Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikan α = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah: Terima Ho jika thitung < ttabel Tolak Ho (Terima H1 ) bila thitung > ttabel. Atau melihat program SPSS for windows, jika nilai sig t < α = 5% maka secara individu ada pengaruh signifikan variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15,0 for windows, dengan criteria sebagai berikut:
a. Jika r hitung positf dan r hitung > r tabel maka pernyatan valid.
b. Jika r hitung negative atau r hitung < r tabel maka pernyataan tidak valid.
r hitung dapat dilihat pada kolom correted item-total correlation. Pada tahap survei, kuesioner berisikan 21 butir pertanyaan variabel bebas dan variable terikat, yang disebarkan kepada 30 responden yang hasil dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

11

Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013

Tabel 3. Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected ItemTotal
Correlation

Reliability 1

80.0667

44.478

.364

Reliability 2

80.1333

44.257

.381

Reliability 3

80.2000

44.166

.437

Responsivenes 1

80.3667

42.585

.575

Responsivenes 2

80.2333

43.495

.447

Responsivenes 3

80.7333

42.754

.502

Assurance 1

80.4333

44.461

.400

Assurance 2

79.7000

44.562

.369

Assurance 3

80.4667

44.326

.465

Empati 1

80.2333

42.599

.469

Empati 2

79.8000

44.028

.444

Cronbach's Alpha if Item
Deleted
.859 .859 .857 .852 .857 .854 .858 .859 .856 .856 .857

Tabel 3. (Lanjutan) Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected ItemTotal
Correlation

Empati 3

79.8333

42.075

.543

Tangible 1

80.2667

44.064

.399

Tangible 2

80.9000

40.852

.405

Tangible 3

80.5333

41.982

.531

Kepuasan 1

79.8667

44.533

.385

Kepuasan 2

79.6333

43.757

.487

Kepuasan 3

80.4667

43.637

.444

Kepuasan 4

79.8667

43.706

.502

Kepuasan 5

80.2333

44.806

.555

Kepuasan 6

80.7000

43.734

.482

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Cronbach's Alpha if Item
Deleted
.853 .858 .864 .853 .859 .855 .857 .855 .856 .856

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan adalah valid. Karena corrected item –total correlation merupakan nilai r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel sebesar 0,361 dengan tingkat signifikansi 5%.
Uji reliability Pengujian dilakukan dengan program
SPSS 15.0 for window. Reliabilitas kuesioner diperlihatkan oleh nilai alpha, bila nilai Crombach Alpha > 0,6 maka kuesioner yang disusun dapat dikatakan reliabel (Ghozali,2005).

Tabel 4. Jumlah Responden

N%

Cases Valid

30 100.0

Excludeda

0

.0

Total

30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 5. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .863 21
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

12

Yulinda: Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan…

Pada Tabel 4 dan 5 dapat dilihat dengan n = 30 dan 21 butir pertanyaan, bahwa Cronbach's Alpa adalah sebesar 0,863. Apabila nilai reabilitas instrument (Cronbach's Alpa) diatas 0,6 maka instrument dinyatakan reliable, karena Cronbach's Alpa lebih besar dari 0,6.

HASIL Analisis deskriptif pada penelitian ini
diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 94 nasabah KSSI PT. Bank Sumut. Karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis usaha.

Analisis deskriptif berdasarkan usia

Tabel 6. Karakteristik Nasabah

Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

responden responden

(%)

< 30 17

18

31-40

40

43

41-50

32

34

>51 5

5

Total

94

100

Sumber: Hasil Penelitian, 2012

Berdasarkan Tabel 6 karakteristik nasabah dilihat dari usia bahwa nasabah yang paling banyak adalah berusia diantara 31-40 tahun sebanyak 40 nasabah (43%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas usia 31-40 tergolong usia yang produktif. Dengan demikian nasabah KSS I PT Bank Sumut termasuk nasabah yang masih produktif yang dapat ditingkatkan potensi yang dimilikinya

Analisis deskriptif berdasarkan jenis

usaha

Table 7. Karakteristik

Nasabah

Berdasarkan Jenis Usaha

Jenis usaha Jumlah Persentase

responden

(%)

Usaha

25 26

kelontong

Usaha

15 16

ikan

Usaha

40 43

makanan

Jasa 14 15

menjahit

Total

94 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2012

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa usaha nasabah KSS I PT. Bank Sumut paling banyak dalam usaha dagang makanan sebanyak 40 nasabah (43%). Dalam hal ini menunjukkan bahwa kemamuan dan keinginan ibu–ibu untuk berusaha sanagt tinggi,walaupun masih dalam skala mikro. Artinya peluang dan potensi pasar mikro masih sangat luas. Hal ini didukung, dimana Bank Sumut telah masuk kesemua Kabupaten dan Kecamatan di Sumatera Utara.
Uji Asumsi Klasik Uji normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Ada dua cara untuk mendeteks data berdistribusi normal atau tidak, yakni dengan pendekatan grafik dan pendekatan KolmogorvSmirnov.
Salah satu cara adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Pendekatan Histogram
Gambar 1. Grafik Histogram Uji Normalitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan Gambar 1 grafik histogram dapat diketahui bahwa varialel kepuasan nasabah berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut berbentuk lonceng tidak melenceng ke kiri dan ke kanan.

13

Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013 Pendekatan Grafik

heteroskedastisitas adalah dengan metode Grafik.
Pendekatan Grafik

Gambar 2. Normal P-P Plot Uji Normalitas

Pada Gambar 2 scatter plot dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan dari titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal.

Pendekatan Kolmogorv-Smirnov Tabel 8. One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test

Unstandardi zed Residual

N 94

Normal Parametersa,,b

Mean Std. Deviation

24.3085 1.83178

Most Extreme Differences

Absolute Positive

.126 .088

Negative

-.126

Kolmogorov-Smirnov Z

1.220

Asymp. Sig. (2-tailed)

.102

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,102 dan diatas nilai signifikan (0,05), hal ini berarti residual data berdistribusi normal.

Uji heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji
apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan yang lain, jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Salah satu cara untuk mendeteksi data atau tidaknya

Gambar 3. Scatter

Plot

Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Pngolahan SPSS

Uji

Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titiktitik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Uji multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen., Adanya Multikoliniearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Varince Inflation Faktor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah apabila Tolerance Value < 0,1 dan VIF > 5 dan sebaliknya.
Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisi matriks korelasi antar variabel independent dan perhitungan Tolerance Value dan Variance Inflation Factor, dapat dilihat pada Tabel 9.

14

Yulinda: Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan…

Tabel 9. Uji Nilai Tolerancean VIF

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients
B Std. Error

Standardized Coefficients
Beta

(Constant)

7.868

2.011

X1

.261 .123

.215

X2

.314 .131

.226

X3

.326 .140

.224

X4

.262 .126

.186

X5

.150 .111

.110

a. Dependent Variable: Y (kepuasan nasabah) Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

T
3.913 2.125 2.388 2.327 2.084 1.342

Sig.
.000 .036 .019 .022 .040 .183

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

.598 1.673 .684 1.463 .663 1.509 .767 1.303 .914 1.094

a. Nilai VIF dari nilai kualitas pelayananl lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terkena multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Nilai Tolerance dari kualitas pelayanan lebih besar dari 0,1 ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.

Analisis Regresi Linier Berganda Metode Analisis Regresi linier
berganda adalah metode analisis yang tujuannya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable bebas yang terdiri dari reability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3), empathy (X4), dan tangibles (X5) terhadap kepuasan nasabah (Y). Hasil pengujian menggunakan program SPSS statistic 15.0 for windows, maka hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa

Uns tandardized Standardized Coefficients Coefficients

Model

Std. B Error

Beta

T Sig.

1 (Constant) 7.868 2.011

3.913 .000

X1

.261 .123

.215 2.125 .036

X2

.314 .131

.226 2.388 .019

X3

.326 .140

.224 2.327 .022

X4

.262 .126

.186 2.084 .040

X5

.150 .111

.110 1.342 .183

a. Dependent Variable Y : Kepuasan Nasabah dan variable independent x : kualitas pelayanan

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 10 maka

diperoleh persamaan hasil regresi linier berganda sebagai berikut:
Koefisien determinasi (R2) Pengujian koefisien determinasi (R2)
digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2 ≥ 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) sangat besar terhadap variabel terikat (Y). Hali ini berarti model yang digunkan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.
Tabel 11. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summaryb
Std. R Error of Mo Squar Adjusted the Durbindel R e R Square Estimate Watson 1 .678a .460 .429 1.38359 1.654 a. Predictors: (Constant), X5, X2, X4, X3, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa: 1. R = 0,678 berarti hubungan antara
variabel kualitas pelayanan (reability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3), empathy (X4) dan tangibles (X5) terhadap kepuasan nasabah (Y) adalah erat.

15

Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013

2. R Square sebesar 0.46 berarti 46% kepuasan nasabah dapat dijelaskan oleh kualitas pelayanan. Sedangkan sisanya 41,8% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Adjusted R Square sebesar 0.429 berarti 43% kepuasan nasabah dapat dijelaskan oleh kualitas pelayanan (reability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3), empathy (X4) dan tangibles (X5). Sedangakan sisanya dapat dijelaskan oleh variable-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk
melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Tabel 12. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAb

Model

Sum of

Mean

Squares Df Square F Sig.

1 Regression 143.594 5 28.719 15.002 .000a

Residual 168.459 88 1.914

Total

312.053 93

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 15.002 dengan tingkat signifikansi = 0,000 lebih kecil dari nilai FTabel yakni 2,37 dengan tingkat kesalahan =5% atau
dengan kata lain Fhitung FTabel (15 2,37).
Menunjukkan kualitas pelayanan (reability (X1), responsiveness (X2) assurance (X3), empathy (X4) dan tangibles (X5) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah KSS I pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan.

Uji parsial (Uji t) Uji–t adalah untuk menentukan
seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap varibel terikat. Hasil pengujian menggunakan dengan program SPSS 15.0 for windows (lihat Tabel 10).

1. Nilai thitung variabel reliability (X1)
sebesar 2,125 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah KSS I PT. Bank Sumut, hal ini terlihat dari nilai signifikan sebesar 0,036 < 0,05 . Hipotesis Ho ditolak karena thitung
tTabel (2,125 1,658) yang artinya
variabel reliability jika ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan nasabah (Y) akan meningkat sebesar 0,261.
2. Nilai thitung variabel responsiveness (X2)
sebesar 2,388 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabh KSS I PT. Bank Sumut, hal ini terlihat dari nilai signifikan sebesar 0,019 < 0,05. Hipotesis H0 ditolak karena thitung
tTabel (2,388 1,658) yang artinya
variabel responsiveness (X2) jika ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan nasabah (Y) akan meningkat sebesar 0,314.
3. Nilai thitung variabel assurance (X3)
sebesar 2,327 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah KSS I PT. Bank Sumut, hal ini terlihat dari nilai signifikan sebesar 0,022 < 0,05. Hipotesis Ho ditolak karena thitung
tTabel (2,327 1,658) yang artinya
variabel assurance bila ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan nasabah (Y) akan meningkat sebesar 0,326.
4. Nilai thitung variabel empathy (X4)
sebesar 2,084 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah KSS I PT Bank Sumut, hal ini terlihat dari nilai signifikan sebesar 0,040 < 0,05. Hipotesis H0 ditolak karena thitung
tTabel (2,084 1,658) yang artinya
variabel empathy (X4), jika ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan nasabah KSS I (Y) akan meningkat sebesar 0,262.

16

Yulinda: Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan…

5. Nilai thitung variabel tangibles (X5)
sebesar 1,342 tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah KSS I PT. Bank Sumut, hal ini terlihat dari nilai signifikan sebesar 0,183 > 0,05. Hipotesis H0 diterima karena thitung < tTabel (1,342