Community preferences on urban park availability at Pekanbaru City-Province of Riau

PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP KETERSEDIAAN
TAMAN KOTA DI KOTA PEKANBARU-PROPINSI RIAU

DEVY SANDRA
A451090041

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER IMFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Preferensi Masyarakat
Terhadap Ketersediaan Taman Kota di Kota Pekanbaru-Propinsi Riau adalah
karya saya sendiri dengan arahan pembimbing dan belum pernah diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka pada bagian
akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2012


Devy Sandra
NRP. A451090041

ABSTRACT
DEVY SANDRA. Community Preferences on Urban Park Availability at
Pekanbaru City-Province of Riau. Under supervision of SITI NURISJAH and
NURHAYATI HADI SUSILO ARIFIN
Urban park is one type of public open space in urban areas that people use
to interact with the environment and other people. At present, many parks are
available at urban area but rarely used or visited by the urban community because
of those parks are not suitable to people preferences. This study aims to determine
and analyze community preferences on the availability of urban park in Pekanbaru
City. The method used in this study were qualitative and quantitative methods of
analysis, which consist of content analysis and Multiple Correspondency Analysis
(MCA). The study showed that the current system of urban park system in
Pekanbaru City are the distribution pattern of the park where the park has not been
evenly spread across the center of city, the availability of the park is still low
(0.17 m2/jiwa of 0.3 m2/person it should be) and 93.8% of the whole park is a
large garden (> 1500 m2), the shape and design of the park tend to be equal to the

characteristic feel of Malays in the ornaments, the dominant function of the park
that is a function of architecture as part of the aesthetic aspects of the city, and
facilities predominantly recreational park (children playground, lawn, sports
facilities (reflection track, volleyball court, basketball court and the tenant of the
park is dominated by the city government's. Analysis of legal aspects related park
system shown that the existing regulatory system already supports existing
landscaping, but has not spelled out in technical detail and the lack of community
participation in planning and formulation of regulations. Community preferences
to park variables are park location close to settlements ( 1500 m2), the function as a place of recreation and sports, and facilities within
the park area. Recommendations resulting from this study that urban park
availability based on community preference in Pekanbaru City are distribution
within the city evently, short distance from home or center of daily activities,
active type of recreation, quite large park size, organic design, save and comfort
park. The recommendation of the availability model of a city park are expected to
contribute to the Government of Pekanbaru City in determining the policies and
actions in the management of urban parks in the future.
Keywords : Public Open Space, Park Users, Function of Park

RINGKASAN
DEVY SANDRA. Preferensi Masyarakat Terhadap Ketersediaan Taman Kota Di

Kota Pekanbaru-Propinsi Riau. Dibimbing oleh SITI NURISJAH dan
NURHAYATI HADI SUSILO ARIFIN.
Taman kota merupakan salah satu bentuk ruang terbuka publik di daerah
perkotaan yang dapat mendatangkan manfaat bagi penggunanya. Keberadaan
taman kota dengan berbagai luasan dan fasilitas yang ada di dalamnya diharapkan
dapat mengoptimalkan pemanfaatan taman tersebut dalam mengakomodir
kebutuhan masyarakat. Kenyataannya keberadaan taman kota belum memberikan
manfaat pada masyarakat perkotaan secara keseluruhan. Taman kota sangat
penting bagi kesehatan baik fisik maupun psikis. Banyak taman yang dibangun
dengan baik, indah secara visual dan dana yang besar namun tidak ada yang
datang, tetapi ada taman yang biasa saja secara visual namun sangat ramai
dikunjungi. Kota Pekanbaru seperti kota besar lainnya di Indonesia pada saat ini
sudah memiliki taman kota sebagai salah satu bentuk Ruang Terbuka Hijau.
Sebagai salah satu kota metropolitan dengan perkembangan pembangunan yang
pesat terutama dalam bidang perdagangan dan jasa, Kota Pekanbaru mengalami
kemajuan yang pesat dengan pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum di
hampir seluruh kawasan kota. Pembangunan taman kota sebagai salah satu bentuk
fasilitas umum juga menjadi perhatian Pemerintah Kota Pekanbaru. Diketahui
bahwa taman kota sangat erat keberadaannya dengan masyarakat sebagai
pengguna taman. Berdasarkan permasalahan adanya taman yang ramai dan tidak

ramai dikunjungi maka penelitian ini dilakukan untuk menentukan ketersediaan
taman kota yang sesuai dengan preferensi masyarakat di Kota Pekanbaru sehingga
nantinya semua taman kota akan ramai dikunjungi.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk merumuskan preferensi
masyarakat terhadap ketersediaan taman kota yang ada di Kota Pekanbaru. Tujuan
utama dicapai dengan menetapkan tujuan khusus dari penelitian ini yaitu
(a) mengidentifikasi dan mendeskripsikan sistem pertamanan di Kota Pekanbaru;
(b) menganalisis aspek legal terkait dengan sistem pertamanan; (c) menganalisis
keinginan masyarakat terhadap ketersediaan taman kota; (d) mengidentifikasi dan
menganalisis hubungan ketersediaan taman kota dengan keinginan pengguna
taman serta (e) menyusun rekomendasi model ketersediaan taman kota yang
sesuai preferensi masyarakat.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis kualitatif dan kuantitatif. Sistem pertamanan kota dengan aspek legal
yang terkait dengan sistem tersebut dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif
dan Content Analysis. Kriteria masyarakat pengguna taman kota dengan keinginan
mereka terhadap desain taman kota dianalisis dengan analisis deskriptif
kuantitatif, deskriptif kualitatif dan Crosstabs Analysis. Hubungan ketersediaan
taman dan keinginan masyarakat dianalisis dengan Multiple Correspondency
Analysis (MCA). Hasil analisis hubungan ini menjadi peubah ketersediaan taman

dalam menyusun rekomendasi bentuk taman kota berdasarkan preferensi
masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini sistem pertamanan kota
dicirikan dengan (a) pola distribusi taman belum merata dimana lokasi taman
tersebar di pusat kota (b) ketersediaan taman masih rendah (0.17 m2/jiwa dari 0.3
m2/jiwa yang seharusnya) dan 93.8 % dari keseluruhan taman adalah taman yang
luas (> 1.500 m2) (c) bentuk dan desain taman cenderung sama dengan ciri nuansa
Melayu pada ornamen; (d) fungsi taman yang dominan adalah fungsi arsitektur
yaitu sebagai bagian dari aspek estetika kota; dan (e) Fasilitas taman didominasi
fasilitas rekreasi (arena bermain anak, lapangan rumput, fasilitas olah raga
(refleksi track, lapangan volly, lapangan basket. Hasil analisis terhadap aspek
legal terkait bidang pertamanan menunjukkan bahwa regulasi yang ada sudah
mendukung sistem pertamanan yang ada, namun belum dijabarkan secara teknis
yang rinci dan belum adanya peran serta masyarakat dalam perencanaan dan
perumusan regulasi di bidang pertamanan.
Preferensi masyarakat terhadap peubah taman adalah (a) lokasi taman
yang dekat dengan pusat kegiatan (permukiman, pusat kota, sekolah/kantor
dimana jaraknya < 1.000 m dengan waktu tempuh < 15 menit; (b) luas taman
yang besar (>1.500 m2); (c) fungsi taman sebagai tempat rekreasi dan olah raga;

(d) bentuk taman yang organik/natural dengan dominasi berbagai jenis tanaman;
dan (e) banyak terdapat fasilitas di dalam taman.
Direkomendasikan pada perancang/desainer taman, baik yang berasal dari
pihak pemerintah kota ataupun non-pemerintah kota untuk memperhatikan
preferensi masyarakat kota terhadap ketersediaannya. Dari hasil yang didapatkan
pada penelitian ini, disarankan pada pihak pemerintah kota dan non-pemerintah
kota untuk membangun taman-taman untuk rekreasi yang cukup luas dengan
banyak fasilitas pada tiap kawasan permukiman.
Kata Kunci : Ruang Terbuka Publik, Pengguna Taman, Fungsi Taman

@Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuuk apapun tanpa izin IPB


PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP KETERSEDIAAN
TAMAN KOTA DI KOTA PEKANBARU-PROPINSI RIAU

DEVY SANDRA

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Arsitektur Lanskap

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Agr.Sc

Judul Tesis

:


Nama
NRP
Program Studi

:
:
:

Preferensi Masyarakat Terhadap Ketersediaan Taman
Kota Di Kota Pekanbaru – Propinsi Riau
Devy Sandra
A451090041
Arsitektur Lanskap

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA.
Ketua


Dr. Ir. Nurhayati HSA, M.Sc.
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi
Arsitektur Lanskap

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA.

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr

Tanggal Ujian :

Tanggal Lulus :

PRAKATA


Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT semata yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Judul Tesis ini adalah “Preferensi Masyarakat Terhadap ketersediaan Taman Kota
Di Kota Pekanbaru-Propinsi Riau”. Tesis ini merupakan syarat untuk
menyelesaikan jenjang pendidikan S2 dan memperoleh gelar Magister Sains dari
Program Studi Arsitektur Lanskap, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih disertai
penghargaan kepada :
1.

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA. dan Dr. Ir. Nurhayati Hadi Susilo Arifin, M.Sc.
sebagai Ketua dan Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, saran sekaligus perhatian yang mendalam kepada penulis
selama melaksanakan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

2.

Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Agr.Sc selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran dalam penyempurnaan tesis ini.

3.

Kepada kedua orang tua (Papa dan Mama) dan kakak-adek (Uni Dila, Elok
Desi, Ilin, Upik dan Adek) tercinta yang telah memberikan bantuan moril
maupun materil. Perjuangan ini begitu berat dan ternyata sangat indah pada
waktunya.

4.

Walikota Pekanbaru atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
mendapatkan kesempatan melaksanakan Pendidikan S2 di IPB melalui
Beasiswa Tugas Belajar di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru.

5.

Kepala Dinas beserta jajaran staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Pekanbaru sebagai instansi tempat penulis bekerja dan memperoleh data
untuk penelitian ini.

6.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Pekanbaru sebagai instansi yang
membawahi program Beasiswa Tugas Belajar di Lingkungan Pemerintah
Kota Pekanbaru

7.

Kepala Bappeda Kota Pekanbaru beserta staf yang telah membantu penulis
dalam pengumpulan data untuk penyusunan tesis ini.

8.

Kepala Dinas Tata Kota Pemko Pekanbaru beserta jajarannya untuk
bantuannya dalam penelitian ini.

9.

Kepala Badan Pusat Statistik Propinsi Riau beserta staf atas bantuan dalam
pengumpulan data untuk penyusunan tesis ini, terutama untuk sahabatku
Meita, Staf BPS Propinsi Riau.

10. Staf dosen dan staf akademik Departemen Arsitektur Lanskap atas ilmu yang
bermanfaat dan pelayanan yang baik selama penulis kuliah di IPB.
11. Teman satu angkatan di Arsitektur Lanskap IPB 2009, Ibu Sulis, Kak Lina,
Sabahan, Pak Joni dan Nahda untuk kebersamaan selama kuliah dan selama
penulis menyelesaikan tesis ini. Putri dan Syita untuk kebersamaan yang
cuma sebentar tapi memberi arti tersendiri bagi kita semua.
12. Teman-teman satu halaqoh (Vivi, Icha, Wini, K Yusra, Rifah) dan murobi
(ibu Yudiwanti) serta teman kos di Pondok Annisa (Kakak Nurhadiah, SP,
M.Si) terima kasih untuk kebersamaan, semangat dan dukungannya.
13. Teman-teman Program Studi Arsitektur Lanskap IPB angkatan 2008 dan
2010 atas dukungan dan bantuannya kepada penulis.
14. Teman-teman Ilmu Sosiologi Pedesaan angkatan 2010 atas kebersamaan
selama penulis kuliah Ekologi Manusia dan menyusun proposal tesis ini.
15. Teman-teman di DKP (Riyo, Bang Andi, Lina Irawati, Mas Langgeng dan
Bang Osdepindo), terima kasih atas bantuannya selama penulis kuliah dan
menyelesaikan tesis ini.
Terakhir, karya ilmiah ini penulis persembahkan untuk suami tercinta (Uda
AL) dan putri tersayang (Jingga), atas kasih sayang, cinta, kebersamaan,
semangat, dukungan, dedikasi dan doa yang tiada henti.
Penulis berharap tesis ini dapat memberikan manfaat dalam memperkaya
khasanah keilmuan arsitektur lanskap pada masa yang akan datang. Semoga karya
ilmiah ini dapat membawa barokah untuk kita semua. Amin, terima kasih.

Bogor, Agustus 2012

Devy Sandra

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lubuk Alung-Sumatera Barat pada tanggal
03 Maret 1977 sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Hasan Jass
dan Rabiatul Hadil Adawiyah.
Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA di Lubuk
Alung. Tahun 1996 penulis lulus dari SMA Negeri Lubuk Alung dan pada tahun
yang sama diterima di IPB melalui Jalur PMDK pada Program Studi Arsitektur
Pertamanan,

Jurusan

Budidaya

Pertanian,

Fakultas

Pertanian.

Penulis

menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 pada tahun 2000.
Pada saat ini penulis bekerja sebagai Staf Bidang Pertamanan di Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru sejak tahun 2006. Pada tahun 2009
penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Strata-2 di Sekolah
Pascasarjana IPB pada Mayor Arsitektur Lanskap melalui Beasiswa Tugas Belajar
di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

xix
xxi
xxiii

1. PENDAHULUAN ................................................................................
1.1. Latar Belakang .............................................................................
1.2. Rumusan Permasalahan ...............................................................
1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................
1.5. Kerangka Pemikiran ......................................................................

1
1
4
5
6
6

2. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
2.1. Ruang Publik ................................................................................
2.2. Taman Kota ..................................................................................
2.3. Sistem Pertamanan Kota ..............................................................
2.4. Desain dan Karakteristik Taman Kota .........................................
2.5. Preferensi dan Karakteristik Pengguna Taman Kota ...................
2.6. Analisis Crosstabs dan Multiple Correspondence
Analysis (MCA) .............................................................................

9
9
11
14
14
21

3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................
3.2. Bahan dan Alat .............................................................................
3.3. Jenis dan Sumber Data .................................................................
3.4. Metode Penentuan Sampel ...........................................................
3.5. Metode Pengumpulan Data ..........................................................
3.5.1. Pengamatan Taman Kota ...................................................
3.5.2. Wawancara .........................................................................
3.5.3. Pengisian Kuisioner ...........................................................
3.5.4. Studi Pustaka ......................................................................
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................
3.6.1. Pengolahan Data ................................................................
3.6.2. Analisis Sistem Pertamanan Kota ......................................
3.6.3. Analisis Pengelola Taman dan Aspek Legal Terkait
Bidang Pertamanan ............................................................
3.6.4. Analisis Keinginan Masyarakat Pengguna Taman Kota
Terhadap Ketersediaan Taman Kota ..................................
3.6.5. Analisis Hubungan Ketersediaan Taman Kota dan
Keinginan Masyarakat ........................................................
3.6.6. Rekomendasi Model Taman Kota Yang Sesuai
Keinginan Masyarakat .......................................................
3.7. Batasan Dalam Penelitian ............................................................
3.8. Istilah Dalam Penelitian ...............................................................

27
27
28
28
29
29
29
30
30
31
31
31
31

25

32
32
33
34
36
36

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
4.1. Sistem Pertamanan .......................................................................
4.1.1. Kondisi Pertamanan Kota ...................................................
4.1.2. Pengelola Taman dan Aspek Legal Terkait Bidang
Pertamanan ..........................................................................
4.2. Masyarakat Pengguna Taman di Kota Pekanbaru ........................
4.3. Hubungan Ketersediaan Taman Kota dengan Keinginan
Masyarakat ....................................................................................
4.4. Rekomendasi Model Taman Sesuai Preferensi Masyarakat .........

37
37
37

81
102

5. SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
5.1. Simpulan .......................................................................................
5.2. Saran .............................................................................................

107
107
108

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................

111
117

54
65

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Standar Kebutuhan Taman Pada Daerah Perkotaan ............................

13

2.

Standar Lokasi Taman dalam Peraturan Daerah Perkotaan ................

16

3.

Alat Penelitian ......................................................................................

28

4.

Jenis Data Dalam Penelitian ................................................................

29

5.

Peubah Demografi untuk Mengetahui Preferensi Masyarakat
Terhadap Ketersediaan Taman Kota ...................................................

6.

33

Peubah Ketersediaan Taman Kota untuk Rumusan Model Taman
Kota Sesuai Preferensi Masyarakat .....................................................

35

7.

Persebaran Taman dalam Kota Pekanbaru ...........................................

37

8.

Penggunaan Lahan dan Kecendrungan Alih Fungsi Penggunaan dari
Tahun 1991 hingga 2006 Berdasarkan Ranperda Tentang RTRW
Kota Pekanbaru Tahun 2006 ...............................................................

41

9.

Densitas Penduduk Kota Pekanbaru ....................................................

42

10.

Jumlah dan Luas Taman di Kota Pekanbaru ........................................

45

11.

Jenis, bentuk dan desain taman di Kota Pekanbaru .............................

48

12.

Jenis dan Fungsi Taman di Kota Pekanbaru ........................................

50

13.

Jenis dan Fasiltas Taman di Kota Pekanbaru .......................................

52

14.

Kondisi taman saat ini di Kota Pekanbaru ............................................

54

15.

Taman yang dikelola oleh Pemerintah Kota dan Non-Pemerintah
Kota ......................................................................................................

55

16.

Aspek Legal terkait Bidang Pertamanan ..............................................

56

17.

Karakteristik Responden Pengguna Taman .........................................

65

18.

Persepsi Masyarakat Terhadap Peubah Taman Kota ...........................

67

19.

Persentase Pengguna Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin
Terhadap Peubah Ketersediaan Taman ...............................................

20.

70

Persentase Pengguna Berdasarkan Kelompok Umur Terhadap
Peubah Ketersediaan Taman ...............................................................

70

21.

Distribusi Penduduk menurut Kelompok Umur di Kota Pekanbaru ...

73

22.

Persentase Pengguna Berdasarkan Kelompok Tingkat Pendidikan
Terhadap Peubah Ketersediaan Taman ...............................................

74

23.

Persentase Pengguna Berdasarkan Kelompok Jenis Pekerjaan
Terhadap Peubah Ketersediaan Taman ...............................................

24.

75

Persentase Pengguna Berdasarkan Kelompok Tingkat Pendapatan
Terhadap Peubah Ketersediaan Taman ...............................................

77

25.

Preferensi masyarakat terhadap fungsi taman kota ..............................

88

26.

Preferensi Masyarakat terhadap Fasilitas Taman Kota .......................

89

27.

Hubungan antar Peubah Demografi dengan Aktifitas Masyarakat
dalam Menghabiskan Waktu Luang ....................................................

28.

29.

101

Hubungan Kondisi Sistem Pertamanan dengan Preferensi
Masyarakat Terhadap Peubah Taman Kota ........................................

101

Rekomendasi Peubah Taman Berdasarkan Preferensi Masyarakat ....

104

xvi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................

2.

Model tindakan yang masuk akal tentang faktor-faktor yang

7

menentukan perilaku seseorang ................................................................

24

3.

Peta Lokasi Penelitian ..............................................................................

27

4.

Peta Persebaran Taman di Kota Pekanbaru ..............................................

38

5.

Model pedestrian yang melindungi pejalan kaki dan berfungsi sosial ....

39

6.

Teknis dan standar untuk pedestrian ........................................................

40

7.

Bentuk Desain Ornamen dan Fasilitas Taman dengan Nuansa Melayu ...

47

8.

Fasilitas Olah Raga dan Bermain Anak di Taman Kota ..........................

53

9.

Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru

61

10. Plot Category Lokasi Taman Kota Sesuai Preferensi Masyarakat ...........

84

11. Plot Category Ukuran Taman Kota Sesuai Preferensi Masyarakat .........

85

12. Plot Category Desain Taman Kota Sesuai Preferensi Masyarakat ..........

87

13. Plot Category Waktu Kunjungan Ke Taman Kota ..................................

91

14. Plot Category Jumlah Waktu Yang Digunakan di Taman Kota ..............

92

15. Plot Category Frekuensi Kunjungan Ke Taman Kota ..............................

93

16. Plot Category Keberadaan Pihak Keamanan Di Taman Kota ..................

94

17. Plot Category Dengan Siapa Masyarakat Ke Taman Kota ......................

95

18. Plot Category Desain Pagar Pembatas Taman Kota ................................

96

19. Plot Category Bagian Taman Kota yang Sering Dikunjungi ..................

97

20. Plot Category Lama Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Berjalan Ke
Taman ......................................................................................................

98

21. Plot Category Cara Masyarakat Memanfaatkan Waktu Luang ...............

99

22. Desain fasilitas-fasilitas taman kota yang dapat dijadikan rekomendasi ..

104

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

Profil Taman Yang Diamati di Lapangan ..............................................

119

2.

Dokumentasi Taman Kota Jalan Diponegoro ........................................

123

3.

Dokumentasi Taman Lingkungan Kayu Putih di Jl. Tambelan .............

124

4.

Dokumentasi Taman Lingkungan Cinta Raja di Jl. Khairil Anwar .......

125

5.

Dokumentasi Taman Pulau Jalan di Jl. Cut Nyak Dien .........................

125

6.

Dokumentasi Taman Depan Kantor Riau Pos .......................................

125

7.

Dokumentasi Taman Bina Widya Unri (Taman Ilmu/Science Park) ....

125

8.

Dokumentasi Taman Politeknik Caltex Riau (PCR) ..............................

126

9.

Taman Yang Dikelola Pemerintah Kota Dan Non-Pemerintah Kota ....

127

10. Berita/Artikel Tentang Taman Kota ......................................................

130

11. Kuisioner ................................................................................................

131

12. Panduan Wawancara ..............................................................................

138

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketersediaan ruang, terutama ruang publik, sangat berpengaruh dalam
kehidupan manusia dan membentuk perilaku manusia tersebut dalam berinteraksi
dengan lingkungan di sekitarnya. Ruang publik merupakan bentuk makro dari
penggunaan ruang oleh manusia dan sebagai cirinya ruang ini dapat diakses oleh
semua orang tanpa harus mengeluarkan biaya. Oldenburg (1999) mendefinisikan
ruang publik sebagai ruang ketiga (third place), tempat khusus di luar rumah atau
kantor dimana warga bisa saling bertemu. Ruang publik adalah sebuah kawasan
yang khusus dibangun untuk memberi ruang pada publik secara luas, murah,
memberi kesan santai dan bisa dimanfaatkan kalangan dari berbagai strata sosial
dan tingkatan umur.
Salah satu bentuk ruang publik di daerah perkotaan adalah taman kota,
baik yang berada ditengah perkotaan maupun yang terdapat di daerah pemukiman.
Taman kota merupakan salah satu contoh Ruang Terbuka Publik yang dimiliki
oleh Pemerintah Daerah Kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat
secara umum, seperti yang dituangkan dalam penjabaran Pasal 29 UU No. 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 05/Prt/M/2008 Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, taman kota dapat dimanfaatkan penduduk
untuk melakukan berbagai kegiatan sosial pada satu kota atau bagian wilayah
kota.
Pada saat sekarang ini, hampir di seluruh kota yang ada di Indonesia bisa
ditemui adanya taman kota sebagai salah satu bentuk RTH perkotaan. Namun,
keberadaan taman kota tersebut terkadang hanya sebagai simbol sebuah kota dan
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Halim (2008) mengemukakan tentang
paradoks ruang publik kota Jakarta : kesepian di tengah keramaian. Paradoks ini
menerangkan tentang fenomena taman-taman di Jakarta sebagai salah satu bentuk
ruang publik, tetapi fungsinya sebagai tempat berinteraksi sosial malah semakin
hilang sehingga warga Jakarta akan gagal memelihara hubungan sosial antar
mereka dengan keberagaman latar belakang. Hubungan sosial di perkotaan ini

2

sebenarnya adalah intisari kehidupan sebuah kota. Oleh sebab itu, warga Jakarta
akan merasa kesepian meski berada di tengah keramaian ruang publik yang
ironisnya juga, jumlahnya semakin terbatas dan berkurang “dimakan” oleh lahanlahan untuk mal dan apartemen. Hal serupa juga terjadi di kota-kota besar
Indonesia lainnya.
Keberadaan taman kota sebagai bentuk ruang publik di daerah perkotaan
sangat berhubungan dengan sistem pertamanan kota secara keseluruhan. Sistem
pertamanan kota yang baik menjadi salah satu indikator suatu kota yang teratur
dan berkelanjutan. Beberapa aspek yang terkait dengan sistem pertamanan kota
seperti fungsi, peran, manfaat keberadaan suatu taman, skala, tata letak, aspek
legal yang mendukung bidang pertamanan, adanya peran serta masyarakat dan
rancangan-rancangan khusus serta peruntukkan wilayah untuk pertamanan perlu
diperhatikan oleh pembuat dan pelaksana kebijakan di suatu kota sehingga dapat
terwujud sistem pertamanan kota yang baik (Nurisjah, 2010).
Kenyataan yang terjadi pada kota-kota di Indonesia khususnya Kota
Pekanbaru adalah masih terdapatnya permasalahan-permasalahan pada sistem
pertamanan kota seperti masalah sumber daya alam suatu kota, sumber daya
manusia terutama kependudukan dan kebijakan pembangunan kota yang belum
mendukung sistem pertamanan secara menyeluruh. Taman hanya sebagai
penghias kota dan bukan merupakan atribut fungsional tata ruang kota.
Permasalahan tersebut di atas akan mempengaruhi pada perkembangan
ketersediaan ruang publik seperti taman kota, rendahnya kepedulian masyarakat
terhadap kualitas lingkungan dan keberlanjutan suatu kota.
Selain permasalahan tersebut, diduga kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang taman kota, adanya keinginan masyarakat yang berbeda terhadap
bentuk/desain taman kota yang ada dan status sosial ekonomi masyarakat
perkotaan yang beragam menyebabkan banyak taman kota yang tidak
dimanfaatkan. Sebagian besar masyarakat kota yang sudah disibukkan dengan
aktivitas rutin sehingga mereka tidak lagi memiliki waktu luang untuk
mengunjungi taman. Aktivitas di waktu luang yang telah dikomersialisasi dan
dimodifikasi bersamaan dengan berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi (seperti internet dan telepon genggam), penggunaan media elektronik

3

dan media cetak di dalam rumah dengan iklan-iklan komersial yang menggiurkan
membuat mereka semakin terkurung dan mendorong mereka untuk hidup dalam
perilaku komsumtif ketika keluar rumah dan tidak lagi butuh taman sebagai
tempat berinteraksi (Halim, 2008).
Kota Pekanbaru, sebagai Ibukota Propinsi Riau, merupakan kota yang
sedang berkembang pesat terutama pada sektor perdagangan dan jasa. Dalam
upaya menarik investor untuk berinvestasi di Kota Pekanbaru dan mengundang
wisatawan untuk berkunjung ke kota ini, Pemerintah Kota Pekanbaru fokus pada
penataan ruang perkotaannya terutama pada bidang kebersihan dan pertamanan.
Keadaan kota yang bersih, rapi dan teduh akan mampu membuat suhu kota yang
panas sedikit lebih nyaman, sejuk dan sehat serta mengundang wisatawan untuk
datang.
Perhatian Pemerintah Kota Pekanbaru pada bidang kebersihan dan
pertamanan sangat besar karena sampai bulan Juni 2010, Kota Pekanbaru sudah
terhitung selama 5 (lima) kali berturut-turut meraih penghargaan Adipura untuk
kategori kota besar terbersih se-Indonesia. Dalam bidang pertamanan, Kota
Pekanbaru memiliki banyak taman sebagai salah satu bentuk ruang terbuka hijau
perkotaan, luas areal taman yang ada di Kota Pekanbaru dan dikelola oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru ± 27,91 km2 atau ± 4,42% dari
keseluruhan luas Kota Pekanbaru (632,26 km2)(Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Pekanbaru, 2010).
Pada kenyataannya banyak taman yang dibangun oleh Pemerintah Kota
Pekanbaru, tetapi sebagian besar tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Meskipun perhatian pemerintah sangat besar dalam bidang pertamanan ini, namun
keberadaan taman yang terdapat di seluruh wilayah kota mulai dari kecamatan
hingga ke pusat kota sepertinya belum bisa memenuhi keinginan masyarakat kota
dan berfungsi sesuai dengan perencanaan awal. Fenomena yang terjadi umumnya
bahwa taman yang indah, teduh dan memiliki fasilitas bermain dan olah raga serta
dibangun dengan menghabiskan dana yang besar lebih sering terlihat sepi dari
pengunjung kecuali pada waktu-waktu tertentu. Hal ini terjadi karena sebagian
besar taman kota yang ada biasanya dibangun berdasarkan keinginan pihak
tertentu (pihak pemerintah dan swasta) tanpa mempertimbangkan keinginan

4

(wants) dan kebutuhan (needs) masyarakat kota sebagai pengguna taman itu
nantinya. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang sudah terjadi maka
diperlukan suatu kajian menyeluruh tentang taman kota dan masyarakat sebagai
user/pengguna untuk mengetahui bagaimana bentuk taman kota yang sesuai
dengan keinginan masyarakat.

1.2. Rumusan Permasalahan
Sistem pertamanan dalam suatu kota yang baik hendaknya memenuhi
kriteria readable (terbaca bentuk/desain taman yang ada, mempunyai tema
tertentu), sistematik (memudahkan dalam pengelolaan) dan fungsional mencakup
fungsi ekologis, sosial, arsitektur dan estetika (Nurisjah, 2010).
Meskipun diketahui bahwa keberadaan taman-taman dan RTH di daerah
perkotaan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM),
meningkatkan hubungan sosial antar masyarakat yang terjadi karena adanya
interaksi di dalam taman, terciptanya iklim kota yang sejuk dan nyaman dan
sebagainya, tetapi kenyataannya banyak taman yang tidak dikunjungi karena
dinilai tidak mengakomodasi leisure lifestyles (gaya hidup masyarakat di suatu
kota dalam mempergunakan waktu luangnya), legislation (terkait kebijakan suatu
kota terutama pada bidang pertamanan), technology (teknologi yang digunakan
dalam membangun taman) dan values (berhubungan dengan nilai-nilai, seperti
siapa user taman yang dibangun) (Nurisjah, 2010).
Berdasarkan informasi awal tentang kondisi taman yang diamati,
ditemukan keadaan bahwa tidak semua taman digunakan oleh masyarakat.
Bahkan ada taman yang hampir tidak ada pengunjungnya. Dengan asumsi bahwa
taman yang sesuai dengan preferensi masyarakat akan didatangi, maka kajian ini
diperlukan untuk mengetahui bagaimana model desain taman kota yang
memenuhi preferensi masyarakat tersebut.
Berawal dari permasalahan yang terjadi, sebagai praktisi pada salah satu
dinas di Pemerintah Kota Pekanbaru maka peneliti merasa perlu dan punya
kepentingan untuk melakukan kajian terhadap taman kota yang ada di Kota
Pekanbaru.

5

Pada dasarnya permasalahan banyaknya taman yang tidak dikunjungi karena
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang taman, teori/istilah yang berkembang
dikalangan masyarakat tentang taman kota sehingga membentuk persepsi tertentu
yang biasanya bertentangan dengan kenyataan yang ada dan perilaku/behaviour
user/pengguna taman tersebut.
Melalui pengamatan di lapangan dapat diketahui bahwa kasus yang sama
juga terjadi di Kota Pekanbaru. Kurangnya antusiasme masyarakat kota untuk
berkunjung ke taman-taman yang ada walaupun banyak taman yang sudah
dibangun pemerintah kota pada setiap tahun anggaran menuntut adanya kajian
khusus untuk menemukan penyebab fenomena tersebut. Untuk itu penelitian ini
diperlukan untuk mendapatkan jawaban :
1. Bagaimana sistem pertamanan (urban park system) di Kota Pekanbaru?
2. Apakah sistem pertamanan sudah didukung oleh aspek legal yang berlaku?
3. Bagaimana persepsi masyarakat tentang taman kota?
4. Bagaimana perilaku masyarakat terhadap taman kota yang ada di Kota
Pekanbaru sekarang ini?
5. Bagaimana preferensi masyarakat terhadap model ketersediaan taman kota di
Kota Pekanbaru?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah merumuskan Preferensi
Masyarakat terhadap ketersediaan taman kota yang ada di Kota Pekanbaru.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan sistem pertamanan di Kota Pekanbaru
saat ini.
2. Menganalisis aspek legal yang terkait dengan bidang pertamanan
3. Mengidentifikasi dan menganalisis keinginan masyarakat terhadap ketersediaan taman kota
4. Mengidentifikasi dan menganalisis hubungan ketersediaan (klasifikasi model
dan fungsi ) taman kota dengan keinginan user/pengguna taman
5. Menyusun rekomendasi model ketersediaan taman kota yang sesuai
keinginan/preferensi masyarakat.

6

1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka pada akhirnya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi utama untuk menetapkan arahan model
ketersediaan taman kota yang sesuai dengan preferensi masyarakat di Kota
Pekanbaru. Secara rinci manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi para stakeholders, khususnya Pemerintah Kota Pekanbaru mendapatkan
referensi tentang bagaimana model ketersediaan taman kota yang sesuai
dengan keinginan masyarakat dan bermanfaat dalam mengambil langkahlangkah penjabaran tata ruang perkotaan selanjutnya.
2. Bagi masyarakat kota, mendapatkan referensi bagaimana bentuk taman kota
yang dapat mengakomodir keinginan dan waktu luang mereka.
3. Bagi desainer lanskap, mendapatkan preferensi bagaimana model ketersediaan
taman kota yang sesuai dengan preferensi masyarakat.
4. Sebagai panduan bagi daerah-daerah lain yang mempunyai latar belakang sama
dengan Kota Pekanbaru.
5. Menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan kebijakan dalam perencanaan
dan pengelolaan taman kota di Kota Pekanbaru khususnya dan kota-kota lain
pada umumnya.
6. Menghasilkan standar untuk model taman kota dalam kaitannya dengan ilmu
Arsitektur Lanskap bidang perencanaan dan desain
7. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian
selanjutnya.

1.5. Kerangka Pemikiran
Keberadaan taman kota sebagai salah satu ruang publik di perkotaan
ternyata belum mampu mengakomodasi keinginan masyarakat menggunakan
waktu luang di ruang terbuka kota/taman publik secara keseluruhan. Banyak kasus
taman kota hanya sebagai ruang publik tanpa pengunjung. Sebagai studi kasus
dalam penelitian ini adalah taman kota di Kota Pekanbaru.
Terbatasnya pengetahuan publik tentang taman kota dan perbedaan
kepentingan antara pemerintah kota sebagai pihak berwenang dengan keinginan
masyarakat dalam keberadaan suatu taman kota sangat mempengaruhi pada

7

bentuk taman kota dan penggunaan selanjutnya.Keberadaan taman kota sangat
berpengaruh pada sistem pertamanan dan keberlanjutan kota secara keseluruhan
dimasa sekarang dan yang akan datang. Diperlukan adanya suatu acuan/standar
tentang model taman kota yang sesuai melalui kajian keinginan/preferensi
masyarakat kota sebagai user/pengguna taman tersebut.
Kajian tentang sistem pertamanan di Kota Pekanbaru nantinya bermanfaat
untuk menetapkan klasifikasi taman kota dan distribusinya, menemukan
permasalahan sistem pertamanan yang ada sekarang ini sehingga permasalahan
taman kota yang dijadikan sebagai latar belakang penelitian ini akan dapat
dijawab. Berikut adalah kerangka pemikiran tentang bagaimana preferensi
masyarakat terhadap model ketersediaan taman kota di Kota Pekanbaru
(Gambar 1).

Keterpakaian Taman-Taman Kota yang Fungsional dan Estetis

Ruang Terbuka / Taman-Taman kota

Masyarakat Kota sebagai User/pengguna
taman

Taman-Taman Kota (Kondisi Eksisting)
Informasi/Pengetahuan
Peubah Ketersediaan Taman Kota (pola
distribusi dan lokasi, jumlah dan luas,
bentuk dan desain, fungsi, dan fasilitas)
Pengelola taman dan Aspek Legal
Bidang Pertamanan

Persepsi
Perilaku dalam menggunakan taman

Sistem Pertamanan Kota

Life style masyarakat Kota Pekanbaru dalam
menggunakan taman

Ketersediaan taman kota

Preferensi masyarakat terhadap taman kota

Rekomendasi Model Ketersediaan Taman Kota Sesuai Keinginan Masyarakat

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ruang Publik
Pada dasarnya ruang adalah tempat dimana makhluk hidup termasuk
manusia tinggal dan beraktifitas di dalamnya. Menurut Tuan (1977), ruang
merupakan bentuk tiga dimensi yang memiliki volume, mutlak dan tidak terbatas.
Selanjutnya dijelaskan bahwa ruang yang dijadikan sebagai tempat oleh manusia
menggabungkan rasa keberadaan manusia dalam masyarakat dan rasa identitas
sosial secara spasial. Tempat secara historis dipandang sebagai lokasi fisik,
dengan anugrah dari alam dan emosional yang berbicara dengan batas-batas
kebebasan manusia. Tidak hanya sebagai identitas, manusia terikat dengan bukitbukit dan lembah-lembah yang ada pada alam di mana mereka hidup tetapi rasa
kemanusiaan yang sangat dirasakan adalah keterikatan mereka dengan alam.
Alam adalah tempat yang melahirkan rasa kemanusiaan dalam bentuk perasaan,
lampiran, rindu, nostalgia, keinginan, melankolis, dan ketakutan.
Setiap manusia memiliki kebutuhan ruang dengan skala tertentu, hal ini
mengakibatkan ruang terbagi-bagi menurut kebutuhan tersebut, seperti ruang
personal dan ruang publik. Ruang publik merupakan bentuk ruang yang
digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Untuk
mendapatkan ruang publik yang bisa mengakomodasi keinginan mereka, maka
manusia mendesain ruang tersebut sebaik mungkin. Suatu desain ruang yang baik
biasanya akan bersifat efisien, memberi energi terhadap manusia yang ada
didalamnya dan mampu mengakomodasi kebutuhan manusia sebagai pengguna
ruang tersebut (Rutledge, 1985).
Kegiatan manusia di luar rumah/lingkungan sangat dipengaruhi bagaimana
perilaku dan lingkungan itu sendiri. Kegiatan ini ada yang bersifat wajib dan ada
yang bersifat sukarela. Kegiatan wajib bisa berupa bekerja dan belajar, sedangkan
kegiatan sukarela seperti pergi ke taman atau ruang publik. Keadaan ruang publik
yang berkualitas akan sangat mempengaruhi seperti berapa lama individu
melakukan aktifitasnya, jenis kegiatan yang dapat dilakukan dan jumlah orang
yang menggunakan ruang publik. kualitas ruang publik ini terkait dengan desain
dan tata ruang perkotaan. Data dari taman Bryant Park di New York City

10

memberikan bukti bahwa penyediaan berbagai fasilitas, seperti kios makanan,
program kegiatan publik seperti pameran dan pertunjukkan musik, informasi
tentang desain ulang/renovasi taman serta kursi bergerak untuk area beraspal dan
rumput mampu memberikan nilai tambah terhadap kunjungan masyarakat ke
taman tersebut. Hal ini juga dapat dijadikan pedoman dasar untuk pembangunan
taman baru. Pedoman desain tertentu yang dihasilkan mampu memberikan respon
positif terhadap perilaku manusia dalam konteks sosial yang lebih luas seperti
perilaku di ruang publik. Lawson (2001) telah meringkas tentang panduan dan
kebijakan konvensional pada aspek-aspek perilaku manusia dalam konteks intim,
pribadi, sosial dan publik, apakah di dalam ruangan atau di luar ruangan dalam
lingkungan binaan. Lawson (2001) menyarankan dalam konteks umum, orang dan
kelompok-kelompok sosial perlu jarak minimal 4 m dari orang lain sehingga
mereka akan merasa nyaman dan mampu mengabaikan orang lain dalam
lingkungan (Golicnik and Catharine, 2010).
Ruang publik secara umum didefinisikan sebagai tempat fisik dan kasat
mata yang ada di dalam kota atau di mana saja kita lihat orang berkumpul (Halim,
2008). Selanjutnya dijelaskan bahwa ruang publik memiliki peran sosial yang
lebih besar dari sekedar menciptakan sebuah interaksi, di dalam ruang publik
semua orang berkedudukan sama dan tidak ada perbedaan status sosial. Ruang
publik juga bersifat demokratis karena terbuka bagi semua orang dan tidak ada
seorang pun boleh menutup akses ke ruang publik. Desain ruang publik dibuat
terbuka sehingga orang dapat memilih untuk bersosialisasi menurut waktu luang
mereka masing-masing dan mengaktualisasikan diri mereka secara penuh di ruang
publik.
Ruang publik yang baik adalah yang memiliki aksesibilitas bagi komunitas
terhadap ruang tersebut, dimana interaksi sosial antara komunitas menjadi hal
yang penting untuk diperhatikan. Fasilitas dan eksistensi ruang publik sebagai
tempat yang kreatif, imajinatif, dan akomodatif haruslah dipenuhi dalam desain
ruang publik. Manusia mendesain ruang publik sebaik mungkin supaya menjadi
ruang yang akomodatif dan memungkinkan dilakukan dengan manipulasi
lingkungan dengan aspek visual berdasarkan kognitif mereka dalam orientasi
terhadap ruang (Haris and Dines, 1988).

11

Sebenarnya manusia butuh ruang publik yang bisa memberikan inspirasi,
rangsangan, penyegaran, keindahan, dan pencerahan. Untuk itu ruang publik yang
baik harusnya tidak mengabaikan keadaan alam di sekitarnya, dengan kata lain
harus terintegrasi dengan lingkungan sehingga ketersediaan udara yang bersih,
cahaya matahari, air, tanaman menjadi sangat penting dalam suatu ruang publik
(Simonds and Starke, 2006).
Ruang terbuka publik di daerah perkotaan memiliki fungsi sebagai tempat
rekreasi, habitat kehidupan liar, tempat berlangsungnya event-event/kegiatan
tertentu dan sebagai paru-paru kota. Pada skala yang besar, area ruang terbuka
publik harus memiliki link/keterhubungan, baik pergerakan sesama manusia dan
kehidupan satwa (Carmona, et al, 2003).

2.2. Taman Kota
Taman adalah sebuah link yang menghubungkan manusia dengan dunia
luar tempat mereka hidup. Sebuah taman dapat memberikan keuntungan sebagai
tempat menanam tanaman yang memiliki unsur estetika, tempat hidup yang
menyenangkan secara keseluruhan dan tempat orang-orang untuk melihat satu
sama lainnya (Crowe, 1981).
Taman (Garden) dalam bahasa Ibrani terdiri dari dua kata yaitu Gan dan
Oden, Gan berarti melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu
lingkungan berpagar, Oden berarti kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan.
Sehingga secara lengkap taman dapat diartikan sebagai sebidang lahan berpagar
yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan
(Laurie, 1986).
Taman dikategorikan ke dalam dua aktifitas yaitu taman buatan (artificial)
yang berupa taman aktif dan taman pasif. Taman aktif yaitu taman yang di
dalamnya dibangun suatu kegiatan untuk pengguna taman, sehingga pengguna
taman secara aktif menggunakan fasilitas di dalamnya. Taman pasif yaitu taman
yang dibentuk agar dapat dinikmati keindahan visualnya, sebagai aksentuasi untuk
menarik perhatian, dan karena kerindangannya, tetapi tidak mengadakan aktifitas
di dalamnya seperti taman yang berada pada pertigaan, di perempatan, median
jalan perkotaan dan lainnya.

12

Menurut Rutledge (1985) banyak kegiatan yang bisa dilakukan orang di
taman, seperti berolah raga, berdiri, berlari sekeliling taman, duduk, berbicara,
bermain alat musik, membaca, berjemur, berjalan dengan hewan peliharaan,
mengajari anak-anak, menikmati cerutu dan sebagainya. Secara umum dapat di
kategorikan ke dalam 3 kelompok cara orang menggunakan taman :
1. Untuk melihat dan dilihat
2. Sebagai panggung/tempat untuk mengaktualisasikan diri dan kemampuan
3. Sebagai tempat mengenang memori/mengasingkan diri sementara waktu
dari orang lain dan pekerjaan.
Secara histori, taman publik pertama kali muncul di Yunani kuno (kota
Athena) untuk menghibur warga kota, tempat para filsuf beradu argumen, tempat
meditasi dan sebagai arena permainan/pertandingan. Di Eropa Utara pada zaman
revolusi industri (abad 18), taman publik dibuat untuk pekerja industri melepaskan
kepenatan. Pada tahun 1845, Joseph Paxton membuat taman di area pembuangan
sampah (kota Birkenhead) dan membawa pengaruh yang sangat besar. Ide ini
berkembang cepat dan menginspirasi Olmsted dan Vaux (tahun 1858)
membangun Central Park di New York yang menjadi cikal bakal perkembangan
taman kota (Crowe, 1981).
Menurut Eckbo (1964) taman kota adalah ruang terbatas penggunaannya
dan lentur bentuknya yang dikembangkan dengan struktur yang minimal dan
didominasi oleh elemen-elemen yang dipergunakan untuk tempat santai secara
umum. Taman kota (Urban Park) merupakan ruang terbuka yang menyediakan
sarana rekreasi di area terbuka (outdoor recreation) bagi masyarakat suatu
perkotaan, baik berada di dekat ataupun relatif agak jauh dari lingkungan temapt
tinggalnya.
Sedangkan menurut Gold (1980), taman kota adalah suatu tempat untuk
melayani beberapa kegiatan tertentu dari masyarakat suatu kota. Taman ini
diperlukan masyarakat kota untuk keluar dari kebisingan dan kepadatan kota
tanpa harus melakukan perjalanan jauh. Sebuah taman kota bisa berisi area
vegetasi, topografi yang bervariasi dengan pemandangan air, area rekreasi untuk
motorboat dan berenang, jalan setapak dan jalan untuk kendaraan, area berkemah
dan beberapa fasilitas olah raga lain.

13

Taman kota merupakan fasilitas kota yang dibuat dengan fungsi sebagai
sarana rekreasi, berolahraga, bersosialisasi dan penambah keindahan visual kota
(elemen estetika perkotaan). Adapun fungsi taman kota yang ada adalah sebagai
berikut :
1. Fungsi Arsitektur, fungsi ini bisa dilihat melalui taman kota sebagai wajah
kota. Taman kota berfungsi sebagai penambah keindahan visual wajah kota
(unsur estetika kota)
2. Fungsi Sosial, sebagai sarana untuk bersosialisasi bagi masyarakat kota
3. Fungsi ekonomi, sebagai tempat untuk kegiatan ekonomi (berjualan, pameran)
4. Fungsi ekologis, sebagai ruang untuk kepentingan kelestarian ekologi/
lingkungan.
Kebutuhan terhadap suatu pertamanan kota tergantung dari kondisi kota
itu sendiri yang mencakup kondisi topografi, luas wilayah kota, jumlah penduduk,
kebiasaan sosial masyarakat dan kebijakan pemerintah kota (Nurisjah, 2001).
Salah satu standar untuk menghitung kebutuhan pertamanan di wilayah perkotaan
adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan (Tabel 1).

Tabel 1. Standar Kebutuhan Taman Pada Daerah Perkotaan
No

Jenis
Pertamanan

1

Taman tempat
main

2

Taman tempat
main
Taman tempat
main,
Lapangan OR
Taman tempat
main,
Lapangan OR
Taman tempat
main,
Lapangan OR

3

4

5

6

Minimal
Penduduk
(jiwa)
250

2.500
30.000

120.000

480.000

Jalur Hijau

Sumber : Kepmen PU No. 378/KPTS/1987

Lokasi

Di tengah
kelompok
perumahan
Di pusat
kegiatan RW
Dikelompokkan dengan
sekolah
Dikelompokkan dengan
sekolah
Di pusat
wilayah, zona
non pusat
wilayah
Menyebar

Luas
Tanah
(m2)
250

% Terhadap
Daerah yang
Dilayani
2,000

Standar
(m2/org)

1.250

1,040

0,5

9.000

0,625

0,3

24.000

0,416

0,2

124.000

0,830

0,3

n.a

n.a

15,0

1,0

14

2.3. Sistem Pertamanan Kota
Taman kota merupakan salah satu bagian penting dalam sistem
pertamanan suatu kota. Sistem pertamanan dapat dilihat dari beberapa hal
diantaranya kondisi fisik taman-taman (luas, jumlah dan distribusi), fungsi taman,
jenis taman, status kepemilikan/pengelola dan proporsi serta letak fisik taman
dalam sistem Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) (Parsaulian, 200