Pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah (BPD Riau) terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Riau

(1)

(Tinjauan Laporan Ekonomi Provinsi Tahun 2009)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)

Oleh: Beni Eko Nandar Nim: 206046103816

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(Tinjauan Laporan Ekonomi Makro Provinsi Tahun 2009) Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)

Oleh Beni Eko Nandar Nim: 206046103816

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hendra Kholid, MA Dr. H. M. Nurul Irfan, M. Ag Nip: 197308082003121001

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan (pedoman penulisan skripsi) yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 3 September 2010

BENI EKO NANDAR


(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Pengaruh Pembiayaan Bank Riau Syariah (BPD Riau) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau (Tinjauan Laporan Ekonomi Makro Provinsi Tahun 2009), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 9 Desember 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA (...) NIP. 195510151979031002

Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA (...) NIP. 196404121994031004

Pembimbing I : Dr. Hendra Cholid, MA (...) NIP.

Pembimbing II : Dr. H. M. Nurul Irfan, MA (...) NIP. 197308082003121001

Penguji I : Dr. Anwar Abbas, M.Ag, MM (...) NIP. 195502151983031002

Penguji II : Iding Rosyidin, S.Ag., M.S.I (...) NIP. 197010132005011003


(5)

i

Beni Eko Nandar

The Effect of Islamic Financing Riau Sharia Bank to Economic Growth Riau Province

Riau province is one of the strategic province of the position of the Golden Triangle (North Sumatera, West Sumatera, Riau) is located on the island of Sumatra. This makes the position very much the province of Riau ogled by investors. Because of Riau province is very much economic activity. Besides banking conditions in the area of Riau province is very easy to grow rapidly.

In the last five years, economic conditions Riau experienced significant events. Riau Province gradually grow into a new economic centers outside of Java. Even since the last five years of economic growth rates above the Riau always average economic growth of Indonesia.

Autonomous status that carried Riau province can develop all economic factors to enhance the prosperity of society and can assist provincial governments in formulating policies and planning of regional development. The progress of economic growth factors can impact on the development of the Riau Province.

Economic growth in the economy means that the development activities that lead to the goods and services produced within the community grow and increase the prosperity of society. Problems of economic growth can be seen as a macroeconomic


(6)

problem in the long term. From one period to another the ability of countries to produce goods and services will increase. An increased ability is due to factors of production will always be added in the quantity and quality.

Economic growth reflects economic activity. Economic growth can be positive and also negative. If the economy experiences a period of positive growth, means that economic activity has increased during this period. Meanwhile, if the economy experiences a period of negative growth, means that economic activity during this period decreased.

Riau province economic growth can’t be separated from the role of Regional Development Banks. In accordance with Regulation No 10 Year 2002 written that development banks as one of the areas owned enterprises need enhanced role in helping promote and improve people's economic growth and equitable regional development.

Financing programs offered by the Riau Sharia Bank very diverse. The purpose of these financing products can’t be separated to help economic activity and population of the Riau Province of automatically increasing the output generated by the province of Riau.


(7)

iii

Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas kekuatan yang diberikan Allah padaku untuk bisa berjuang menyelesaikan amanah dan segala kewajibanku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH BANK RIAU SYARIAH (BPD Riau) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI RIAU. Skripsi ini tersusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Syarih dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa pula shalawat serta salam penulis hantarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai sumber makna dan inspirasi umat islam untuk terus berjuang dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dan adanya ayat suci Al-Qur’an yang menjaga penulis untuk tetap semangat dan terus maju.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang penulis miliki. Terima kasih atas segala kritik dan saran yang bersifat membangun yang telah dan akan penulis terima. Penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. H.M. Nurul Irfan, M.A dan Dr. Hendra Kholid, MA

selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, waktu, tenaga, arahan, dan motivasi dengan segala ketelitian dan kesabarannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(8)

Sebagai makhluk sosial, penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tak lepas dari peranan orang – orang yang terkait dengan pembahasan skripsi ini. Baik yang mendukung dengan kasih sayang dan kritik pedas.

Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma SH., MA., MM, selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum yang pernah berkata “ Lulusan sarjana syariah itu belum

tentu kerja di Bank” dalam acara stadium general.

2. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag yang telah memberikan inspirasi kepada penulis sewaktu seminar proposal skripsi

3. Untuk dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan inspirasi mengenai perbankan syari’ah lebih detail. Berkat mereka pemahaman penulis menemukan arti mengapa memilih perbankan syariah “it’s suppose to do” telah terjawab.

4. Terima kasih banyak untuk Bank Riau Syariah atas perhatiannya dalam skripsi ini. Terus perjuangkan “spirit to grow” dalam membangun perbankan syariah dan pembangunan di Provinsi Riau.

5. Terima kasih untuk BAPPEDA yang telah memberikan referensi dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Pimpinan Perpustakaan, terutama Farhan sebagai staf perpustakaan yang telah mengijinkan penulis untuk mencari referensi dan membereskan buku yang telah penulis gunakan.


(9)

7. Kak Fidah dan kak Syafi’I yang telah membantu penulis dalam proses pengajuan

skripsi.

8. Untuk ibunda tercinta Yusnibar yang telah memberikan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Untuk ayahanda Zulkarnaen Bas yang telah memberikan literatur mengenai Provinsi Riau dengan jelas.

10.Untuk kakakku tercinta Dr. Yossie Eka Putri, Dr. Yenni Dwi Putri dan Dr. Hidayat Pua Upa yang selalu mengingatkan saya segera tamat kuliah.

11.Untuk Rifyatur Rohmawati yang selalu menemani dari ujian awal sampai ujian terakhir selama masa kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

12.Untuk anak SBC angkatan 2006 (uki, jajang, fahd, budi, aceng, amrul, tajudin, shofy, wita, rini, rizqa, ary, dewi, yuni, sinta, dini, dila, yasin, agil, aryo, eko, micky, alwi, reza, apoy, putri, bams, kang awo dan anak – anak alumni SBC)

13.Untuk Popy, Tya, Nuy, Helen dan anak-anak kost salsabila II yang selalu menghibur penulis jikala stress.

14.Untuk Bapak Mahmud, SE, MM dari BI Surabaya yang telah memberikan penulis referensi yang begitu banyak tentang perbankan syariah.

15.Untuk Rizwar Ghazali dan Tante Iin yang telah menemani penulis untuk mencari bahan di Surabaya dan Semarang.

16.Untuk Teni, Tania dan Alex yang telah memberikan link dalam mencari bahan di Universitas Riau.


(10)

Semoga kontribusi dan amal baik mereka dibalas oleh Allah Swt dengan pahala yang melimpah.

Penulis menyadari akan kekurangan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Tangerang, 3 September 2010 Penulis


(11)

vii

ABSTRAK …………... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GRAFIK ………... x

DAFTAR TABEL………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 7

E. Medote Penelitian ……….... 8

F. Sistematika Penulisan ………... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Pertumbuhan Ekonomi ………...………... 16

1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi ……….... 16

2. Tujuan Pertumbuhan Ekonomi ………... 21

3. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi……….... 22


(12)

5. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Islam ……….... 25

B. Bank Pembangunan Daerah ………... 29

1. Definisi Bank Pembangunan Daerah ………... 29

2. Fungsi Bank Pembangunan Daerah ………... 29

3. Tujuan Bank Pembangunan Daerah ………... 30

4. Sejarah Singkat Bank Pembangunan Daerah ………... 31

5. Dasar Hukum Bank Pembangunan Daerah ……….... 32

C. Pengaruh Pembiayaan Bank Terhadap Pertumbuhan Ekonomi... 33

BAB III OBJEK PENELITIAN A. Provinsi Riau ………... 39

1. Letak Geografi ……….... 39

2. Kabupaten Dan Kota Provinsi Riau ………... 40

3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau...………... 41

B. Bank Riau Syariah ……….………... 60

1. Sejarah Bank Riau Syariah ………... 60

2. Produk – Produk Bank Riau Syariah ………... 63

BAB IV HASIL – HASIL PENELITIAN A. Produk Pembiayaan Bank Riau Syariah Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau ... 65

B. Jenis Pembiayaan Dominan Yang Digunakan Dalam Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau ... 68


(13)

C. Pengaruh Pembiayaan Bank Riau Syariah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau ………... . 71

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... 81

B. Saran ……….………... 82

DAFTAR PUSTAKA ………... 84


(14)

x

Grafik 4.1 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Riau Syariah …………. 69 Grafik 4.2 Jumlah Pembiayaan Bank Riau Syariah ………... 70


(15)

xi

Tabel 2.1 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Kemiskinan ... 35 Tabel 2.2 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Pengangguran ... 36 Tabel 2.3 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Illeteracy dan

Pendidikan... 37 Tabel 2.4 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Inflasi ... 37 Tabel 3.1 Kabupaten Dan Kota Provinsi Riau ……….. 40 Tabel 3.2 Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Unggulan

Kabupaten/Kota ……….... 42 Tabel 3.3 Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi …………... 44 Tabel 3.4 Jumlah Produksi Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi ……... 45 Tabel 3.5 Luas Hutan Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan di

Kabupaten/Kota ……… 47

Tabel 3.6 Jumlah Populasi Ternak Masing-masing

Kabupaten/Kota Tahun ………. 50 Tabel 3.7 Jumlah Produksi Daging Ternak Masing-masing

Kabupaten/ Kota ………... 51 Tabel 3.8 Produksi Pertambangan di Provinsi Riau ……….. 53 Tabel 3.9 Potensi Pertambangan Menurut Jenis di Provinsi Riau ……... 54


(16)

xii

Tenaga yang Dibangkitkan ……… 57

Tabel 3.12 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Provinsi Riau Melalui Pintu Masuk Utama ……… 59

Tabel 4.1 Posisi Pembiayaan PT Bank Riau 2008 ………. 68

Tabel 4.2 Posisi Pembiayaan PT Bank Riau 2009 ……….. 69

Tabel 4.3 Posisi Pembiayaan Bank Riau Syariah Tahun 2008 dan 2009... 70

Tabel 4.4 PDRB Provinsi Riau Tahun 2008 dan 2009 ………... 71

Tabel 4.5Data faktor X dan Y ……… 76 Tabel 4.6 Hasil Descriptive Statistics SPSS 17.0 ……… 76

Tabel 4.7 Hasil Regresi SPSS 17.0 ………. 77

Tabel 4.8 Hasil Korelasi SPSS 17.0 ……… 78


(17)

xiii 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Permohonan Pembimbing Permohonan Wawancara Surat Penelitian Bank Riau

Produk-Produk Bank Riau Syariah

Laporan Keuangan Bank Riau Maret 2009 Laporan Keuangan Bank Riau Juni 2009 Laporan Keuangan Bank Riau September 2009 Laporan Keuangan Bank Riau Desember 2009 Annual Report Bank Riau 2009

Laporan Pembiayaan Bank Riau Syariah 2008/2009 Potensi Ekonomi Wilayah Riau

88 89 90 91 97 98 99 100 101 132 133


(18)

1

A. Latar Belakang Masalah

Provinsi Riau merupakan salah satu Provinsi strategis dari posisi segitiga emas (Sumut, Sumbar, Riau) yang berada di pulau Sumatra. Hal ini membuat posisi Provinsi Riau sangat banyak dilirik oleh para investor. Karena Provinsi Riau sangat banyak melakukan kegiatan ekonomi. Selain itu kondisi perbankan di wilayah Provinsi Riau sangat mudah berkembang pesat1.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kondisi perekonomian Riau mengalami berbagai peristiwa yang signifikan. Secara bertahap Provinsi Riau tumbuh menjadi sentra ekonomi baru di luar Pulau Jawa. Bahkan semenjak lima tahun terakhir angka pertumbuhan ekonomi Riau selalu berada di atas angka rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Status otonomi yang disandang Provinsi Riau dapat mengembangkan seluruh faktor ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran masyarakatnya dan dapat membantu pemerintah daerah Provinsi dalam merumuskan kebijaksanaan dan perencanan pembangunan daerah 2. Kemajuan dari faktor-faktor pertumbuhan ekonomi dapat berdampak pada pembangunan Provinsi Riau3.

1

Tempo interaktif online, diakses pada tanggal 26 Maret 2010 dari www.tempo.com

2

Sjafrizal. Ekonomi Regional. (Padang : Niaga Swadaya, 2008), h. 86.

3

Soetrisno. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia (Suatu Studi), cet. II, (Yogyakarta : Penerbit Andi Offset Yogyakarta, 1992.), h. 234.


(19)

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.

Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami peningkatan. Sedangkan jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami penurunan.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tidak lepas dari peran Bank Pembangunan Daerah. Sesuai dengan PERDA No 10 Tahun 2002 tertulis bahwa bank pembangunan derah riau sebagai salah satu badan usaha milik daerah perlu ditingkatkan peran sertanya dalam membantu mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat dan pemerataan pembangunan daerah.

Dapat dilihat pada PERDA No 10 Tahun 2002 terdapat hubungan antar Bank Riau dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau. Saat ini Bank Riau (BPD Riau) memiliki UUS yaitu Bank Riau Syariah. Dimana program dari Bank Riau Syariah


(20)

tidak berbeda jauh dari Bank Riau. Karena Bank Riau Syariah tetap menjadi Bank Pembangunan Daerah Provinsi Riau dengan menggunakan prinsip syariah.

Program pembiayaan yang ditawarkan Bank Riau Syariah sangat beragam. Tujuan dari produk pembiayaan tersebut tidak lepas untuk membantu kegiatan perekonomian penduduk Provinsi Riau dan secara otomatis akan meningkatkan output yang dihasilkan oleh Provinsi Riau.

Oleh karena itu produk pembiayaan yang ditawarkan Bank Riau Syariah akan menjadi salah satu faktor yang membantu perkembangan Bank Riau Syariah dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

Pada tahun 2008 telah disahkan UU no 21 tentang perbankan syariah yang secara garis besar UU ini bertujuan untuk meningkatkan market share untuk industri

perbankan syariah4. Bukan hanya itu Visi Provinsi Riau sangat mendukung berkembangnya ekonomi syariah. Visi Provinsi Riau adalah untuk menjadikan Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam lingkungan Masyarakat Agamis, Sejahtera lahir dan bathin di Asia Tenggara 2020.

Dari visi ini bila dicermati tentu saja membutuhkan kehadiran Bank Syariah sebagai penunjang utama perekonomian Riau di masa depan. Peran yang dapat dimainkan oleh Pemerintah Provinsi Riau adalah membantu mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan bank syariah di daerah Provinsi Riau dan mampu

4

Andri Soemitra. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, cet. I, ( Jakarta : Kencana, 2009), h. 65.


(21)

menjadi penggerak aktivitas perekonomian dalam lingkungan masyarakat yang agamis5.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan dan keterikatan antara Bank Riau Syariah dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau saling berhubungan. Untuk itu maka skripsi ini mengambil judul : “PENGARUH PEMBIAYAAN BANK RIAU SYARIAH (BPD Riau) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI RIAU (Tinjauan

Laporan Ekonomi Provinsi Tahun 2009)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yang ditujukan agar pembahasan yang dilakukan tidak melebar atau mencakup hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan tujuan dari skripsi ini. Oleh karena itu penulis melakukan pembatasan masalah pada :

a. Pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.

b. Pertumbuhan ekonomi yang di bahas menggunakan kajian ekonomi makro, dimana pertumbuhan ekonomi dilihat dari satu kesatuan yaitu PDRB. Untuk memperdalam penelitian maka dipilihlah pembiayaan Bank Riau Syariah sebagai variable bebas (X) dan sebagai variable yang tak diketahui/variable terikat pertama (Y) adalah PDrill provinsi Riau. Dan tidak menutup kemungkinan semua

5


(22)

variable dapat berubah karena ada beberapa aspek untuk memperoleh jawaban harus mengubah variabel.6

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam pelaksanaan penelitian. Berdasarkan masalah pokok penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut :

a. Apa Jenis Produk Pembiayaan Bank Riau Syariah Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau?

b. Apa jenis pembiayaan dominan yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi provinsi Riau?

c. Bagaimana pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui produk pembiayaan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara teoritis.

b. Mengetahui jenis pembiayaan dominan yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.

c. Mengetahui seberapa besar pengaruhnya pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.

6


(23)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah tehadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: a. Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran atau studi banding bagi mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian yang sejenis. Di samping itu, guna meningkatkan keterampilan, memperluas wawasan yang akan membentuk mental mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja.

b. Bagi Instansi Terkait

Penelitian merupakan syarat yang wajib bagi penulis dalam menyelesaikan studi, maka penulis mengadakan penelitian ini dan hasilnya diharapkan mampu memberikan informasi dan penambahan wawasan bagi pihak-pihak terkait dengan permasalahan ekonomi, dengan demikian diharapkan dapat menentukan kebijakan dengan tepat.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman atau menambah pengetahuan bahwa Bank Pembangunan Daerah dan pertumbuhan ekonomi itu saling terkait untuk mensejahterakan masyarakat Provinsi Riau.


(24)

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

Adapun kajian yang berkaitan dengan masalah yang ingin dibahas oleh penulis yang diambil dari redaksi terdahulu yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum antara lain :

Tabel 1.1 Kajian Terdahulu

No Nama/ tahun penulisan

Judul Kesimpulan

1. Abdullah Suhari/2004

Sistem Ekonomi Islam; Solusi Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi

1.Dalam karya ini hanya menjelaskan secara garis besar bagaimana kondisi

perekonomian islam di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

2.Karya tulis ini hanya memperlihatkan secara

perbandingan laporan keuangan Indonesia ditengah kondisi krisis ekonomi.

2. Dondy/2003 OTDA Dan Pengaruhnya terhadap ekonomi Umat dikota tangerang

1.Penelitian dilakukan pada kota TANGERANG

2.Penelitian ini hanya melihat garis besar PDRB kota TANGERANG. 3.Penelitian ini belum

memperlihatkan jaminan dari perbankan syariah ini.

Dapat dilihat bahwa kedua penelitian diatas hanya menjelaskan garis besar dari ekonomi Islam dan PDRB saja. Adapun perbedaan yang dapat dipaparkan penulis antara lain :

1. Penelitian dilakukan di PROVINSI RIAU.


(25)

3. Penelitian ini bertujuan untuk mencari seberapa besar peran perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi PROVINSI RIAU.

4. Penelitian ini memaparkan besarnya peran perbankan syariah dalam berbagai metode dan hasilnya berbentuk angka.

E. Metode Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Bank Riau Syariah (BPD Riau) dan laporan ekonomi makro provinsi Riau tahun 2009.

2. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian diambil dari sektor PDRB Provinsi Riau tahun 2009 yang mengacu pada Visi dan Misi Riau 2020 dan pembiayaan Bank Riau Syariah.

3. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Deskriptif dan analisis Induktif (Inferensial statistic). Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik

mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain statistik deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan.7

Pengertian dari jenis penelitian yang akan di pakai penulis sebagai berikut :

7

Derbitson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik untuk Ekonomi dan Bisnis, cet. II (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,2006), h.5.


(26)

1. Penelitian deduktif, yakni penelitian yang bertujuan menguji hipotesis melalui validasi teori atau pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu, tipe penelitian ini menggunakan hipotesis a priori 8 sebagai pedoman

untuk memilih, mengumpulkan dan menganalisis data. Hasil pengujian data digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian, mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah teoritis.

2. Penelitian induktif, yakni penelitian yang bertujuan mengembangkan teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta (fact finding). Tipe

penelitian ini bertujuan menemukan teori dengan mengumpulkan dan analisis data secara sistematis melalui penelitian sosial.

Statistik induktif adalah mencangkup metode yang berkaitan dengan analisis sebagian data (data dari sampel) yang kemudian digunakan untuk melakukan peramalan atau penaksiran kesimpulan (generalisasi) mengenai data secara

keseluruhan (populasi). Generalisasi tersebut mempunyai sifat “tidak pasti” karena

hanya berdasarkan pada data dari sampel. Oleh sebab itu, dalam statistika induktif harus didasari dengan teori peluang.9

8

Yang dimaksud a priori adalah berdasarkan teori, bukan berdasarkan fakta)

9

Douglas A Lind and partner. Statistical techniques in business and economic with global data sets 13th. (The McGraw-Hill Companies Inc, 2007), h. 7.


(27)

4. Sumber Data Penelitian

Jenis data yang menjadi objek penelitian adalah data kuantitatif dan kualitatif. a. Sumber data primer

Sumber data primer dalam penelitian ini dari laporan data – data yang dikeluarkan oleh KBI Provinsi Riau, BPS Provinsi Riau, BAPPEDA Provinsi Riau dan Bank Riau Syariah baik yang di publikasikan pada Web dan data yang disampaikan langsung dari pihak-pihak yang terkait di Provinsi Riau.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari hasil media baik elektronik dan surat kabar (wacana,opini).

5. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara mengumpulkan data atau bahan dari media elektronik, buku-buku bacaan, surat kabar, dokumen-dokumen dari pihak-pihak yang terkait.

Dan teknik lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui beberapa cara, yaitu:

a. Studi dokumenter

Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen – dokumen lembaga-lembaga yang berwenang di Provinsi Riau (KBI Riau, BAPPEDA, BPD, BPS)

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan bersifat informal kepada lembaga-lembaga yang berhubungan dengan perekonomian Provinsi Riau, dalam hal ini peneliti dapat


(28)

memeperoleh bagian atau rumusan yang dapat di modifikasi untuk memperoleh hasil yang lebih terbaru. Seperti yang dituliskan pada bab satu kemungkinan ada pengubahan posisi variabel.

6. Teknik analisa dan Interprestasi data

1. Kualitatif : analisa lebih lanjut untuk kedalaman pembahasan.

2. Kuantitatif : analisa berupa angka yang didapat dari dokumen atau data dengan menggunakan metode statistika.10

Untuk menganalisa data yang ada, penulis menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif yaitu analisis korelasi yang mengukur kuatnya hubungan linear antara variable bebas dengan variable terikat. Variabel bebas dengan (independent variable) disimbolkan dengan variable X dan satu variabel terikat (dependent variable) yang disimbolkan dengan variabel Y. Semua data ini diambil selama 1 tahun, yaitu kajian ekonomi Provinsi Riau 2009.

Untuk menganalisa data yang ada, penulis menggunakan alat bantu yaitu SPSS 17.0 dan SSP

analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan fungsi berikut : Y = f (X)

Dimana :

Y = PDrill Provinsi Riau

X = Pembiayaan Bank Riau Syariah

10

Ali Mauludi . Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Ciputat: PT Prima Heza Lestari, 2006) h. 98.


(29)

Model yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Regresi Linear Sederhana11

Y = a + bX

Y : PDRill Provinsi Riau

X : Pembiayaan Bank Riau Syariah a : konstanta

b : kemiringan

Adapun yang yang menjadi metode penghitungan variabel adalah sebagai berikut :

b : n � XiYi− Xi (Yi)

=1

Xi2-(Xi)2

a :  � � - b(  � � )

Korelasi Linier Sederhana12

Koefisien Korelasi (R) : ukuran hubungan linier peubah X dan Y 1. Nilai R berkisar antara (+1) sampai (-1)

2. Nilai R yang (+) ditandai oleh nilai b yang (+) 3. Nilai R yang (-) ditandai oleh nilai b yang (-)

11

Regresi Linear sederhana diakses pada 10 Agustus 2010 dari http://blogtutorialspss.blogspot.com/2009/01/regresi-linear-sederhana.html.

12

Regresi Linear sederhana diakses pada 10 Agustus 2010 dari http://blogtutorialspss.blogspot.com/2009/01/regresi-linear-sederhana.html.


(30)

Setelah melihat hasil tersebut dapat diambil kesimpulan :

 Jika nilai R mendekati +1 atau R mendekati -1 maka X dan Y memiliki korelasi

 linier yang tinggi

 Jika nilai R = +1 atau R = -1 maka X dan Y memiliki korelasi linier sempurna  Jika nilai R = 0 maka X dan Y tidak memiliki relasi (hubungan) linier

(dalam kasus R mendekati 0, anda dapat melanjutkan analisis ke regresi eksponensial)

Untuk memperoleh rumusan korelasi, dapat diperoleh dengan rumusan sebagai berikut13 :

nXY - XY r =

√nX2 – (X)2 nY2 – (Y)2

Setelah melihat dua buah metode penghitungan secara statistik, maka peneliti akan menghitung sesuai metode ekonomi yang sudah di tetapkan. Adapun metodenya sebagai berikut :

PN-riil1 – PN-riil0

G = X 100 PN-riil0

13

Ety Rochaety, Ratih Tresnati dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 47.


(31)

Untuk menghitung pendapatan riil (PN riil) dengan mendeflasikan pendapatan

nasional pada harga masa kini dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut :

HI0

PNriiln = X PN masa kini

HIn

7. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Diduga Bank Riau Syariah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau 2009.

8. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang dipakai dalam laporan penelitian ini mengacu kepada

“Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan


(32)

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bab awal yang berisi latar belakang bab, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam landasan teori, penulis membahas tinjauan umum tentang pertumbuhan ekonomi, pembiayaan dan BPD Riau.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Dalam Objek penelitian ini akan di bahas mengenai Provinsi Riau dan Bank Riau Syariah.

BAB IV HASIL-HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti memaparkan seluruh hasil penelitian baik secara matematis maupun secara penjelasan.

BAB V PENUTUP

Pada bab akan berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian serta saran untuk instansi-instansi terkait, kemudian dicantumkan lampiran-lampiran.


(33)

16

A. Pertumbuhan Ekonomi

1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu : (1) proses, (2) output per kapita, dan (3) jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.

Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan sesuatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu Negara.1

1

Sadono Sukirno, Makro ekonomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 423.


(34)

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu pembahasan dari Ekonomi Makro. Yang di mana dalam makro ekonomi merupakan analisis suatu masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.

2. Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian.

3. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.

Dalam Makro ekonomi terdapat berbagai macam masalah ekonomi yang akan dihadapi oleh suatu negara. Makro Ekonomi merupakan suatu proyeksi mewakili perkembangan ekonomi yang mengambarkan status ekonomi suatu negara dan masyarakat yang tinggal di negara tersebut.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh Ekonomi Makro suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi2. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi jangka panjang.

Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai

“kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada

2

Sadono Sukirno, Makro ekononomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 9.


(35)

kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang

dibutuhkannya”.

Dalam analisanya yang mendalam, Kuznet memisahkan enam karakteristik yang terjadi dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara dan dari pendapatnya tersebut di bawah ini terlihat bahwa salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.3

1. Dua variabel ekonomi agregatif : tingginya tingkat pertumbuhan output per kapita dan populasi dan tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara keseluruhan atau terutama produktivitas tenaga kerja.

2. Dua transformasi struktural : tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi dan tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi.

3. Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional : kecenderungan negara-negara maju secara ekonomi untuk menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar (ekspor) dan bahan baku dan pertumbuhan ekonomi ini hanya dinikmati oleh sepertiga populasi dunia.

Pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dengan kenaikan output (Produk Domestik Bruto) dan pendapatan riil perkapita memang bukanlah satu-satunya sasaran di negara-negara berkembang, namun kebijakan ekonomi dalam

3

Nobel Ekonomi 1971, artikel ini diakses pada tanggal 26 Juli 2010 dari http://budirismayadi.tripod.com/ekbang-5.htm.


(36)

meningkatkan pertumbuhan output perlu dilakukan karena merupakan syarat penting untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan untuk mendukung tujuan kebijakan pembangunan lainnya.

Dalam prinsip ekonomi Islam pengertian pertumbuhan ekonomi tidak jauh berbeda. Seperti yang di jelaskan oleh model dinamika Ibnu Khaldun yang dimana menggambarkan hubungan antara rakyat akan berpengaruh terhadap syariah, akan berpengaruh terhadap pemerintah, akan berpengaruh terhadap kesejahteraan atau ekonomi, akan berpengaruh terhadap keadilan, akan berpengaruh terhadap pembangunan.

Konsep dari Ibnu Khaldun tersebut dapat digambarkan sebagai berikut4 :

Penjelasan dari gambar di atas, bisa dikatakan bahwa seluruh komponen tersebut menurut Ibnu Khaldun saling berhubungan.

G : Pemerintah S : Syariah

4

Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 ), h. 19.

G

j & g

W N


(37)

N : Rakyat

W : Kesejahteraan atau Kesejahteraan j : Keadilan

g : Pembangunan

M.Akram Kan juga menjelaskan bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan partisipasi5.

Menurut M. Umer Chapra, ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berbeda dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu6.

Output atau PDB adalah faktor yang dapat menghitung pertumbuhan ekonomi. PDB7 adalah nilai seluruh barang jadi dan jasa-jasa yang diperoleh dan merupakan nilai seluruh produksi yang dibuat di dalam negeri, tanpa membedakan apakah produk tersebut dibuat dari faktor produksi yang berasal dari dalam negara tersebut atau faktor produksi yang berasal dari negara-negara lain yang digunakan negara tersebut.Perlu dicatat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak mencerminkan kemakmuran suatu negara.Oleh karena itu perlu kiranya mengukur tingkat

5

Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 ), h. 1.

6

Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 ), h. 2.

7

Sadono Sukirno, Makro ekonomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 34.


(38)

pertumbuhan dengan menggunakan PDB perkapita sehingga tidak hanya mengukur kenaikan PDB, melainkan juga kenaikan jumlah penduduk.

PDB adalah kumpulan untuk suatu negara, maka untuk setiap Provinsi adalah PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto). PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah tersebut. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost).8

2. Tujuan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu tujuan akhir pertumbuhan ekonomi adalah menciptakan masyarakat sejahtera, baik pada generasi saat ini maupun generasi yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan paradigma pembangunan ekonomi, maka telah terjadi perubahan tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dari pendekatan pertumbuhan (growth) menjadi pendekatan kualitas hidup (quality of life).9

Landasan empirik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu dapat memecahkan persoalan kesejahteraan seperti kemiskinan dan taraf hidup masyarakat secara luas.10 Negara berkembang pertumbuhan ekonomi menyisakan sederet permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, kerusakan lingkungan, dan penyebabkan kondisi politik yang tidak kondusif.

Idealnya pertumbuhan ekonomi nasional dapat menyebabkan demand driven, sehingga mengakibatkan perubahan yang lebih baik pada kinerja sektor-sektor

8

Robinson Tarigan, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 18. 9

Sjafrizal, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, h. 85. 10


(39)

ekonomi, khususnya sektor pertanian, sehingga peningkatan intensitas dan produktivitas komoditas pertanian dapat menyebabkan pertumbuhan output sektor pertanian.11

Selain itu, dalam mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi nasional saat ini belum tampak secara jelas strategi yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya penurun kualitas lingkungan yang disebabkan karena adanya eksternalitas dari proses produksi, dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang ada sebenarnya bersifat

”semu”. Sejak sebelum tahun 1960-an dengan pendekatan pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan pembangunan ekonomi, maka telah berimplikasi terhadap kebijakan nasional yang tidak seimbang antara sektor pertanian versus non pertanian atau pengembangan kapital dan sektor riil. Lebih condong kepada sektor kapital yang dipandang dapat menciptakan pendapatan dan kedua sektor pertanian dipandang sebagai sektor yang inferior, sehingga pembangunan sektor pertanian menjadi terabaikan.

3. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:12

a. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin

11

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080804211847AA3FGdM

12http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html (tanggal 31 agustus 2010) pukul 08.15


(40)

meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.

b. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negeri oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.

c. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal).

4. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomidan factor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas masalah perkembangan ekonomi.13

a.Teori Inovasi Schum Peter

Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik. Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.14

13

http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010.

14

Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007) h. 26.


(41)

b.Model Pertumbuhan Harrot-Domar

Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan. Model ini dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihar tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapital-output.15

c.Model Input-Output Leontief.

Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antarindustri. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah.16

d.Model Pertumbuhan Lewis

Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negar sedang berkembang banyak(padat)penduduknya. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.

15

Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007) h. 27.

16

http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010.


(42)

e.Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow

Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahp-tahap pertumbuhan ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, ahap gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsimsi tinggi.17

5. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Islam

Islam memiliki beberapa karakteristik yang mencirikan pertumbuhannya, antara lain :

a.Serba Meliputi18

Islam melihat bahwa pertumbuhan lebih dari sekedar persoalan materi dan memiliki tujuan yang lebih universal dibandingkan dengan orientasi terbatas yang ingin dicapai oleh system-sistem kontemporer, yaitu untuk menciptakan keadilan sosial.

Islam dalam pedomannya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi mendorong keadilan sosial yang berimbang, baik dalam sisi material maupun spiritual.

Kehidupan spiritual dalam Islam tidak seperti yang digambarkan oleh sebagian orang dalam bentuk-bentuk kerahiban dan kepasrahan yang meninggalkan

17

Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007) h. 28.

18

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.299


(43)

usaha dan produksi. Akan tetapi, kehidupan itu berupa keimanan kepada Allah dan disertai adanya tanggung jawab untuk melakukan aktivitas berguna.

Pondasi serba meliputi dalam pertumbuhan ekonomi menuntut agar pertumbuhan ekonomi itu mengandung jaminan terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia secara sempurna.

b. Berimbang19

Posisi Berimbang dalam pertumbuhan ekonomi memerlukan adanya keberimbangan usaha-usaha pertumbuhan. Oleh karena itu, Islam tidak menerima langkah kebijakan pertumbuhan perkotaan yang mengabaikan perdesaan, industri yang mengabaikan pertanian, mendahulukan kebutuhan tersier dan sekunder diatas kebutuhan pokok dan primer, mengutamakan pembangunan industri diatas industri ringan, atau dengan menkonsentrasikan percepatan pembangunan program tertentu dengan mengabaikan sarana umum dan prasarana pokok lainnya.

c. Realistis20

Kajian tentang sifat realistis Islam dalam bidang pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk mencapai keadaan paling baik dan produksi palin sempurna yang masih mungkin dicapai manusia dalam sisi ekonominya.

19

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.302

20

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.305


(44)

Sifat realistis dalam bidang pertumbuhan ekonomi menjelaskan bahwa Islam melihat persoalan ekonomi dan sosial yang mungkin terjadi dimasyarakat Islam dengan tawaran solusi yang juga realistis.

d. Keadilan21

Islam telah menjamin terwujudnya keadilan diantara manusia dalam usaha untuk memperbesar pemasukan dan distribusinya antara kaum muslim dengan golongan non-muslim. Dalam pertumbuhan ekonomi Islam akan menjamin kesejahteraan seluruh penduduk yang bertempat tinggal di satu negara.

e. Bertanggung Jawab22

Landasan adanya tanggung jawab sebagai salah satu pondasi paling penting

diungkapkan secara jelas dan gamblam dalam syari’at Islam. Jika kita mengikuti

syari’at ini, maka kita dapat menyimpilkan bahwa adanya tanggung jawab mencakup

dua sisi;

1) Tanggung jawab antara sebagian anggota masyarakat dengan sebagian golongan lainnya.

2) Tanggung jawab negara terhadap masyarakat.

21

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.308

22

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.311


(45)

f. Mencukupi23

Islam tidak hanya menetapkan adanya karaktristik tanggung jawab seperti yang telah diungkapkan, namun tanggung jawab itu haruslah mutlak dan mampu mencakup realisasi kecukupan bagi manusia. Hal ini karena tujuan tanggung jawab itu bukan hanya fardlu dan kewajiban orang kaya terhadap golongan miskin, akan tetapi juga ditujukan untuk menghilangkan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan dalam masyarakat Islam.

g. Berfokus Pada Manusia24

Karakter ini sesuai dengan posisi manusia yang merupakan duta Allah di muka bumi ini dan inilah yang mencirikan tujuan dan pengaruh pertumbuhan ekonomi dalam Islam. Hal ini berbeda dengan tujuan system lain. Tujuan pertumbuhan ekonomi kapitalis adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar mungkin dengan lebih mementingkan pemenuhan produksi kebutuhan sekunder dan tersier yang dibutuhkan oleh kalangan borjuis, kapitalis, dan pemilik modal sebagaimana yang ada di masyarakat barat, dibandingkan dengan produksi untuk kebutuhan primer. Pertumbuhan ekonomi dalam sistem sosialis adalah kesetaraan, bukan keuntungan sebagaimana yang dianut oleh sistem kapitalis. Hanya saja hal iyu tidak lain untuk memenuhi kebutuhan negara sesuai dengan kehendak para pemimpin partai dan para pengambil keputusan, bukan dilandaskan atas kebutuhan warga

23

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.314

24

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.316


(46)

negara itu sendiri dengan menekankan kepentingan bersama melalui pembatasan kebebasan pribadi. Manusia hanyalah merupakan alat dan instrumen, bukan tujuan.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Islam tidaklah ditujukan untuk memperoleh keuntungan sebagaimana dalam sistem kapitalis atau untuk kepentingan para pemimpin partai sebagaimana dalam sistem sosialis. Namun, pertumbuhan itu ditujukan untuk menciptakan batas kecukupan bagi seluruh warga negara agar ia terbebas dari segala bentuk penghambaan – baik dalam bidang finansial ataupun hukum – kecuali hanya penghambaan kepada Allah semata. Fokus pertumbuhan ekonomi Islam tidak lain adalah manusia itu sendiri agar tidak diperbudak oleh materi. Oleh karena itu Islam menginginkan agar manusia dapat memperoleh derajat tinggi sebagai makhluk Allah yang mulia yang diciptakan dalam bentuk paling baik25.

B. Bank Pembangunan Daerah26

1. Definisi Bank Pembangunan Daerah

Bank Pembangunan Daerah yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito atau mengeluakan kertas-kertas beharga jangka menengah dan panjang, dan dalam usahanya memberikan kredit terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

2. Fungsi Bank Pembangunan Daerah

Bank Pembangunan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :

25

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.317

26


(47)

a. Bahwa untuk mempercepat terlaksananya usaha-usaha pembangunan yang merata diseluruh Indonesia perlu adanya pengerahan modal dan potensi didaerah-daerah untuk pembiayaan pembangunan daerah.

b. Bahwa pelaksanaan proyek-proyek pembangunan daerah sebaiknya dijalankan sedemikian rupa, sehingga modal pembelanjaannya dapat diperoleh dari hasil proyek-proyek pembangunan tersebut.

c. Bahwa karena itu perlu mempertinggi daya-usaha didaerah untuk membangun antaranya dengan jalan memberikan kemungkinan mendirikan bank-bank didaerah-daerah yang tidak menjalankan usaha-usaha bank umum dan bertugas mengerahkan modal dan potensi didaerah-daerah dengan mengikut sertakan pihak swasta nasional progresip untuk mengusahakan pembiayaan proyek-proyek daerah dalam rangka Pembangunan Nasional Semesta Berencana.

3. Tujuan Bank Pembangunan Daerah27

Bila dilihat dari sisi tujuan, keberadaan Bank Riau memiliki tiga visi sebagai berikut :

a. Menjadi bank terkemuka di daerah.

27


(48)

b. Membantu percepatan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

c. Pemberdayaan ekonomi masyarakat d. Sebagai Bank sehat elit dan merakyat.

e. Sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. f. Sebagai pengelola Pemerintah Daerah.

g. Sebagai sumber pendapatan daerah.

h. Sebagai pembina, pengembang, dan pendamping usaha kecil dan menengah

4. Sejarah Singkat Bank Pembangunan Daerah Riau28

Bank Pembangunan Daerah Riau merupakan kelanjutan kegiatan usaha dari PT. Bank Pembangunan Daerah Riau (PT. BAPERI) yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Syawal Sutan Diatas Nomor 1 tanggal 2 Aguatus 1961, dan izin Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-4-45 tanggal 15 Agustus 1961.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor 52/IV/1966 tanggal 1 April 1966, seluruh aktiva dan pasiva PT. BAPERI dilebur ke dalam Bank Pembangunan Daerah Riau.

Selanjutnya landasan berdirinya BPD Riau disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah.

Terhitung tanggal 1 April 1966 secara resmi kebiatan Bank Pembangunan Daerah Riau dimulai dengan predikat sebagai Bank Milik Pemerintah Daerah Riau.

28


(49)

Selanjutnya status pendirian Bank Pembangunan Daerah Riau disesuaikan dengan Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah Tingkat I Riau Nomor 10 Tahun 1975, kemudian diatur kembali berdasarkan Perda Nomor 18 Tahun 1986 dan untuk terakhir kalinya Bank Pembangunan Daerah Riau diatur dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1992 tentang Bank pembangunan Daerah Riau berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang direvisi dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

5. Dasar Hukum Bank Pembangunan Daerah29

Sebuah Bank Pembangunan Daerah tidak boleh dirikan begitu saja. Harus ada dasar hukum yang mengatur. Dasar hukum yang mengatur sebagai berikut :

a. Izin Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-4-45 tanggal 15 Agustus 1961.

b. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor 52/IV/1966 tanggal 1 April 1966.

c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah.

d. Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah Tingkat I Riau Nomor 10 Tahun 1975.

e. Perda Nomor 18 Tahun 1986.

f. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1992 tentang Bank pembangunan Daerah Riau.

29


(50)

g. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. h. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

Demikianlah semua peraturan–peraturan yang ditetapkan oleh daerah dan negara Indonesia yang harus dipatuhi dalam pendirian Bank Pembangunan Daerah. Sebuah bank akan dinyatakan Bank Pembangunan Daerah apabila telah sesuai dengan peraturan-peraturan tersebut.

C. Pengaruh Pembiayaan Bank terhadap Pertumbuhan Ekonomi30

Pendekatan awal dalam melihat hubungan Islamic Bank dan Ekonomi Makro dapat dilakukan dengan melihat Agregat Demand Shocks dan kredit perbankan. Dari sisi ekonomi Makro, untuk melihat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan agregat demand dan pada akhirnya menyebabkan perubahan terhadap pertumbuhan ekonomi jangka pendek biasanya didekati dengan model IS-LM. Kurva IS menggambarkan hubungan antara suku bunga dengan kondisi pasar barang dan jasa, sedangkan kurva LM melihat hubungan suku bunga dengan kondisi pasar uang.

Dari sisi perbankan secara eksplisit terlihat dari kredit perbankan. Sejalan dengan semakin berkembangnya aktivitas perbankan dalam suatu perekonomian, volume kredit perbankan tentu akan terus meningkat. Kenaikan kredit tersebut tentu

30

The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) Surakarta, 2-5 November 2009

“ PERAN ISLAMIC BANK (IB) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA” oleh Maya Panorama


(51)

akan mendorong permintaan agregat, baik melalui peningkatan konsumsi ataupun investasi.

Schumpeter melakukan observasi terhadap pasar financial sekitar 80 tahun yang lalu. Dia mengatakan bahwa pasar keuangan memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dengan cara mempertemukan dana dari penabung ke peminjam dengan cara efficient untuk memberikan fasilitas phisik dan inovasi bagi proses perbaikan. Prediksi Schumpeter di perkuat oleh beberapa penelitian terdahulu seperti King dan Levine, (1993) yang menemukan bukti bahwa financial development sebagai prediktor ekonomi pembangunan dan pengembangan produktivitas yang akan datang. Juga efektivitas kebijakan ekonomi berhubungan secara positive dengan system kerja pembiayaan.

King dan Levin (1993) lebih lanjut menujukkan hubungan antara perbankan dan ekonomi makro dengan menyimpulkan bahwa pengaruh perbankan tidak hanya bersifat sementara saja, namun berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Berkembangnya sistem perbankan memiliki korelasi positif dan hubungan yang signifikan terhadap pertumbuhan, investasi dan efisiensi kapital.

Produk yang ditawarkan oleh Islamic Bank cukup beragam dan tidak kalah dengan produk dari bank konvensional. Produk-produk ini baik secara langsung dan tidak langsung mampu berperan dalam mengatasi permasalahan dalam ekonomi.

Peran Produk Islamic Bank dalam mengatasi masalah pembangunan ekonomi dapat dilihat dari beberapa variable yaitu:


(52)

2. Mampu mengontrol tingkat pengangguran

3. Mampu mengontrol tingkat illitreracy dan pendidikan 4. Mampu mengontrol tingkat inflasi

Adapun produk Islamic bank dan hubungannya dengan ekonomi dapat di jelaskan sebagai berikut :

Tabel 2.1

Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Kemiskinan

Mode of finance Recommendation to control poverty

Musyarakah  Mendorong terjalinnya kemitraaan dengan pihak pihak terkait.  Sebagian besar laba yang tidak diketahui akan dilihat dengan akurat dan sebagian besar laba akan masuk ke bank dan akhirnya akandiperuntukkan bagi depositor. Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang hanya memberikan keuntungan dari sisi tingkatbunga saja.

 Semua aktivitas ini akan membantu menghilangkan “black economy” dan sumber daya yang menganggur untuk digunakan dan dibagikan bagi para deposan kecil, mengurangi jumlah penduduk yang berada di garis kemiskinan.

Mudharabah Mudaraba merupakan alat yang sangat potensial untuk menghilangkan Riba/bunga dari masyarakat dengan menyediakan sebuah alat yang bebas bunga untuk penggunaan keterampilan dan khususnya dapat memobilisasi sumber daya masyarakat dengan menjadikan mereka mudarib ketika bank akan menyediakan jasa keuangan dan juga mendukung kesempatan system PLS yang tidak terdapat dalam jasa keuangan yang berbasis bunga untuk modal usaha. Pedagang kecil dan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khususnya di bidang agricultur dan kerajinan rakyat dapat memacu ekspor yang akhirnya akan mengurangi pemiskinan.

Salam Salam sangat berguna untuk mengurangi kemiskinan di sektor agriculture dengan mudah, melalui memberikan kemungkinan pada bank dan petani untuk bekerjasama memanen dan mendapatkan dana pada saat yang tepat, bukan melalui pinjaman riba, yang pada akhirnya memperburuk keadaan


(53)

Istishna’ Istisna berguna khususnya dalam sektor perumahan, meningkatkan permintaan terhadap konstruksi, menciptakan kesempatan kerja, dan mensejahterakan masyarakat tanpa efek yang berbahaya dari riba/ bunga

Murabahah Murabaha tidak memiliki dampak langsung pada pengurangan tingkat kemiskinan, tetapi secara tidak langsung akan menyediakan alat yang baik bagi penjualan yang ditangguhkan (deferred sale) menjadi lebih efisien,

Ijarah Ijarah tidak memiliki efek langsung pada pengurangan tingkat kemiskinan

Tabel 2.2

Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Pengangguran

Mode Of Finance Recommendation to control unemployment

Musyarakah Musharakah menciptakan pekerjaan bagi banyak penduduk, menjadi produk utama pembiayaan, mempromosikan kewirausahaan dan kemitraan usaha

Mudharabah Mudarabah memiliki efek dalam mengurangi pengangguran di sector bisnis, karena mendorong manajemen usaha melalui tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan mempromosikan aktivitas perdagangan. Pengangguran berkurang dalam jangka pendek dan jangka panjang

Salam Salam juga memiliki potensi besar dalam mengurangi tingkat pengangguran di sector pedesaan dan mengurangi kecenderungan penduduk melakukan urbanisasi. Melalui petani, salam melibatkan penduduk pedesaan dan perkotaan, mengurangi beban pengangguran di sector perkantoran, perusahaan dan industry.

Istishna’ Istisna juga memiliki efek baik dalam mengurangi pengangguran melalui peningkatan aktivitas konstruksi dan perumahan dan secara umum aktifitas manufaktur

Murabahah Murabaha memiliki efek kecil dalam mengurangi pengangguran Ijarah Ijarah memiliki efek kecil mengurangi pengangguran


(54)

Tabel 2.3

Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Illiteracy dan Pendiidikan

Mode of finance Recommendation to control illiteracy and education

Musyarakah Tidak memiliki efek langsung tetapi mempromosikan budaya usaha dan bisnis dalam masyarakat, peningkatan jumlah penduduk yeng memiliki keterampilan sangat dibutuhkan jadi mungkin membantu dalam meningkatkan literacy31. Lebih lanjut, pembiayaan pendidikan dan universitas melalui musharakah dapat membantu meningkatkan fasilitas pendidikan Mudaraba

Mudharabah Tidak ada efek langsung

Salam Menghasilkan agricultur dan pembangunan sector pedesaan dan akhirnya akan meningkatkan income bagi masyarakat, dimana 70% masyarakat akan bersekolah.

Istishna’ Tidak ada efek langsung Murabahah Tidak ada efek langsung

Ijarah Tidak ada efek langsung

Tabel 2.4

Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Inflasi

Mode of finance Recommendation to control inflation

Musyarakah Musharakah memiliki efek manjur dalam mengontrol inflasi dan menyebarkan kredit, mempromosikan kemitraan usaha (joint venture) tanpa harus melakukan penelitian dan investigasi sudah dapat dipastikan usaha akan sukses, bukan spekulasi dalam kesuksesan bisnis. Musharakah juga berbasis PLS, membagi resiko kerugian untuk menambah laba

31

Literacy adalah Kepandaian membaca dan menulis. Menurut S Wojowasito dalam Kamus Inggeris Indonesia.


(55)

Mudharabah Mudharabah juga membantu mengontrol inflasi dengan mempromosikan bisnis bebas bunga. Bunga dan kreasi kredit yang dilakukan bank adalah factor utama memicu laju inflasi. Mudaraba melibatkan bank dan stakeholder dalam penilaian laba dan rugi.

Salam Salam memiliki efek yang besar dalam mengurangi inflasi, dimana makanan telah mencapai harga puncak, jalan utama memotong inflasi adalah melalui peningkatan agregat supply dan meningkatkan produksi dengan penggunaan pestisida pada saat yang tepat, meningkatkan jumlah sawah dan ladang dan pertanian.

Istishna’ Istisna memiliki efek yang kecil dalam mengontrol inflasi

Murabahah Murabaha juga memiliki efek yang baik dalam mengurangi inflasi, seperti melibatkan penggunaan agen kontrak dengan peminjam yang diusulkan yang dapat membeli barang, pada harga diskon atau mungkin harga terendah bagi agen, yang terdapat dalam kontrak, tidak perlu bunga pinjaman dan ini akan mengurangi inflasi

Ijarah Ijarah juga memiliki potensi besar mengurangi inflasi bagi penduduk kelas menengah dan pengusaha dengan cara penggunaan asset tanpa pengeluaran cash yang tergesa gesa atau tiba tiba. Ini membuat mereka dapat memodifikasi atau bahkan mengganti peralatan dan mesin setelah beberapa bulan atau tahun tanpa teralu banyak kas yang mengalir. Tetapi Ijarah seperti leasing biasa, kadang kadang dapat menyebabkan inflasi jika ekonomi berada pada kondisi full employment, kemudian akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan akan meningkatkan harga di pasaran


(56)

34

1. Letak Geografi

Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi (luas sesudah pemekaran Provinsi Kepulauan Riau) yang terdiri dari pulau-pulau dan laut-laut. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai Laut Cina Selatan, terletak antara 1°15´ Lintang Selatan sampai 4°45´ Lintang Utara atau antara 100°03´-109°19´ Bujur Timur Greenwich dan 6°50´-1°45´ Bujur Barat Jakarta.

Daerah Provinsi Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari.

Menurut catatan Stasiun Metereologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru menunjukkan optimum pada 27,6 ° Celsius dalam interval 23,4-33,4° Celsius. Kejadian kabut tercatat terjadi sebanyak 39 kali dan selama Agustus rata-rata mencapai 6 kali sebagai bulan terbanyak terjadinya kejadian1.

Provinsi Riau sebagai salah satu Provinsi di Pulau Sumatera, dengan ibukotanya Pekanbaru, wilayahnya meliputi bagian timur Pulau Sumatera bagian tengah, yang dikenal sebagai Riau Daratan dan daerah Riau Kepulauan yang terdiri

1


(57)

atas 3.214 pulau sedang dan kecil. Provinsi Riau memiliki wilayah seluas 329.867,60 km2.2

Wilayahnya di utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Singapura, di timur dengan Laut Cina Selatan, di selatan dengan Provinsi jambi dan Selat Berhala, di barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara.

Daerah Riau terletak pada jalur pelayaran internasional Laut Cina Selatan dan Selat Malaka, yang menghubungkan wilayah Asia-Pasifik dengan Eropa. Oleh karena itu lokasinya sangat menguntungkan dari segi ekonomi.

2. Kabupaten dan Kota Provinsi Riau

Tabel 3.1

Kabupaten dan Kota Provinsi Riau

No. Kabupaten/Kota Ibu kota

1 Kabupaten Bengkalis Bengkalis

2 Kabupaten Indragiri Hilir Tembilahan 3 Kabupaten Indragiri Hulu Rengat

4 Kabupaten Kampar Bangkinang

5 Kabupaten Kuantan Singingi Teluk Kuantan

6 Kabupaten Pelalawa Pangkalan Kerinci

2

Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor : 4 tahun 2002, tentang RENSTRA Provinsi Riau, h.2-1.


(58)

7 Kabupaten Rokan Hilir

Ujung Tanjung (de juree3), Bagan Siapi-api (de

facto4)

8 Kabupaten Rokan Hulu Pasir Pengaraian

9 Kabupaten Siak Siak Sri Indrapura

10

Kabupaten Kepulauan Meranti

Selatpanjang

11 Kota Dumai -

12 Kota Pekanbaru Pekanbaru

3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau a. Sektor tanaman Pangan5

Struktur ekonomi Provinsi Riau sangat didominasi oleh sektor yang berkaitan dengan migas seperti sektor pertambangan dan industri. Namun apabila unsur migas dikeluarkan dari perhitungan perekonomian Provinsi Riau maka sektor pertanian menjadi salah satu motor penggerak dan memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian Provinsi Riau selain sektor industri tanpa migas dan sektor perdagangan.

3De jure

(dalam bahasa Latin Klasik : de iure) adalah ungkapan yang berarti "berdasarkan (atau menurut) hukum",

4De facto

dalam bahasa Latin adalah ungkapan yang berarti "pada kenyataannya" atau "pada prakteknya". Istilah de facto dapat pula digunakan apabila tidak ada hukum atau standar yang relevan, tetapi sebuah praktik yang lazim sudah mapan dan diterima, meskipun mungkin tidak sepenuhnya bersifat universal.

5


(59)

Meskipun Provinsi Riau bukan merupakan daerah produksi gabah/beras, namun beberapa daerah masih dapat diandalkan untuk menghasilkan gabah/beras untuk mengcukupi kebutuhan sendiri. Bahkan Pemerintah Provinsi Riau telah mencanangkan Program Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) sebagai tindak lanjut program ketahanan pangan nasional dalam rangka mewujudkan swasembada beras di Provinsi Riau pada tahun 2013. Salah satu tujuan dari Program OPRM adalah untuk melepaskan ketergantungan Riau akan suplai beras dari luar.

Melihat kondisi geografis Provinsi Riau, dimana keberadaan air guna mendukung suplai air untuk pertanian sangat diperlukan. Untuk itu penyedian air melalui saluran irigasi sangat mutlak diperlukan. Keberadaan saluran irigasi guna mendukung aktifitas pertanian di Provinsi Riau sudah ada sebelumnya, namun kondisinya sekarang sudah banyak tidak berfungsi sebagaimana mestinya, baik itu saluran irigasi primer, sekunder maupun tersier.

Tabel 3.2

Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Unggulan Kabupaten/Kota6 No. KABUPATEN/

KOTA

PADI JAGUNG SINGKONG/

UMBI

LAP JP LAP JP LAP JP

1. 2.

Kuantan Singingi Indragiri Hulu

9.412 4.608

30.517 13.577

219 966

470 2.045

369 398

3.760 3.707

6


(60)

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai 30.721 9.844 5.860 8.980 14.763 10.473 36.895 0 4.621 103.911 30.618 18.717 25.900 36.325 33.245 123.714 0 12.846 5.417 4.928 366 1.218 1.351 227 515 128 204 12.333 11.162 784 2.672 2.967 487 1.106 274 428 286 251 222 849 628 479 271 238 217 3.666 2.426 4.709 10.631 4.923 5.122 3.520 2.344 3.078 T O T A L 136.177 429.380 15.53934.728 4.208 47.586

Keterangan : LAP = Luas Areal Produksi (Ha) JP = Jumlah Produksi (Ton)

Dari hasil tabel diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa kabupaten yang potensial untuk dikembangkan menjadi lumbung pertanian adalah Kabupaten Indragiri Hilir dan Rokan Hilir. Sedangkan kabupaten/kota yang tidak potensial untuk areal pertanian adalah Kota Pekanbaru dan Dumai.


(61)

b. Sektor Perkebunan

Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan perkebunan di Provinsi Riau menujukkan trend yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi rata-rata pertahun, dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, kakao dan tanaman lainnya.

Peluang pengembangan tanaman perkebunan semakin memberikan harapan, hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap usaha perkebunan rakyat, tumbuhnya berbagai industri yang membutuhkan bahan baku dan semakin luasnya pangsa pasar produk perkebunan.

Tabel 3.3

Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi7 No. KABUPATEN/ KOTA LUAS AREAL (Ha)

KLP. SAWIT KELAPA KARET KOPI

1. 2. 3. 4. 5. Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak 60.547,70 55.667,00 37.547,00 54.392,00 93.115,18 2.274,95 2.024,15 379.509,00 26.316,00 3.395,80 157.070,12 72.894,15 3.225,00 22.436,50 18.124,95 389,40 1.276,40 4.234,00 830,00 801,56 7


(62)

6. 7. 8. 9. 10. 11. Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai 139.195,00 105.998,00 99.575,00 80.399,00 0 21.933,00 2.892,00 760,23 50.407,00 5.944,00 0 2.033,00 81.691,00 46.087,00 50.779,00 36.678,00 0 1.736,00 379,00 634,57 1.217,50 1.054 0 0

R A K Y A T 748.368,88 475.556,13 490.721,72 10.816,43

P B N 72.011,00 - 10.901,00 -

P B S 709.770,51 - 12.847,00 -

J U M L A H 1.530.150,39 475.556,13 514.469,72 10.816,43

Tabel 3.4

Jumlah Produksi Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi8 No. KABUPATEN/ KOTA JUMLAH PRODUKSI (ton)

KLP. SAWIT KELAPA KARET KOPI

1. 2. 3. 4. 5. Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak 147.355,57 143.322,40 42.656,88 144.063,12 254.005,49 2.315,20 1.467,74 358.860,97 30.745,79 3.288,65 145.740,40 37.747,70 1.983,06 18.675,60 16.054,02 247,61 301,70 643,30 178,20 399,56 8


(63)

6. 7. 8. 9. 10. 11. Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai 398.553,00 265.634,20 189.697,41 152.597,30 0 40.645,20 2.080,00 971,80 52.558,86 3.109,80 0 862,60 42.198,00 61.619,00 35.763,25 16.169,00 0 931,58 175,00 152,00 1.229.56 474,00 0 0

R A K Y A T 1.778.530,57 456.261,41 376.881,61 3.803,93

P B N 309.151,19 - 16.867,00 -

P B S 2.571.582,11 - 22.157,07 -

T O T A L 4.659.263,87 456.261,41 415.905,68 3.803,93

c. Sektor Kehutanan9

Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mengcakup semua upaya memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu.

9


(64)

Hilangnya ketiga fungsi diatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja Provinsi Riau pada khususnya tapi Indonesia pada umumnya adalah masalah illegal logging. Masalah ini merupakan akar dari masah lalu yang sulit sekali untuk diberantas.

Tabel 3.5

Luas Hutan Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan di Kabupaten/Kota10 No.KABUPATEN/

KOTA

HL HSAW HPT HPTb HB

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir 49.040,66 21.315,58 34.973,05 0 0 41.697,04 67.574,05 1.995,80 12.197,64 48.817,23 147.304,99 24.761,92 33.976,47 72.314,30 102.097,33 0 94.184,28 559,60 0 54.506,18 217.634,62 424.456,69 188.187,69 34.392,45 51.592,17 212.767,32 138.739,08 127.145,33 161.698,97 54.731,34 297.018,16 215.229,48 304.072,31 134.771,75 347.591,18 276.385,08 0 0 63.534,01 444,78 6.830,56 0 0 47.600,02 8.441,46 10


(65)

10. 11.

Pekanbaru Dumai

0 0

749 4.721,60

0 145.840,58

15.024 644,86

0 11.582,79 T O T A L 228.793,82529.487,021.468.116,781.934.312,12138.433,62

Keterangan :

HL : Hutan Lindung (Ha)

HSAW : Hutan Suaka Alam dan Wisata (Ha) HPT : Hutan Produksi Tetap (Ha)

HPTb : Hutan Produksi Terbatas (Ha) HB : Hutan Bakau (Ha)

Hutan suaka alam dan wisata bertujuan untuk melindungi keanekaragaman tumbuh-tumbuhan dan satwa tertentu yang memerlukan upaya konservasi serta ekosistemnya yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Bila dilihat luas hutan suaka alam dan wisata pada masing-masing kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau,

Provinsi Riau disamping kaya akan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui juga kaya akan sumber daya alam yang bisa diperbaharui seperti hasil hutan. Hasil hutan Provinsi Riau berupa kayu bulat, kayu gergajian, kayu olahan dan jenis kayu lainnya.

Semakin banyaknya praktek illegal logging telah menyebabkan pengawasan terhadap kayu di perketat. Hal ini telah berdampak kepada mahalnya harga kayu di


(66)

Provinsi Riau. Sehingga bagi masyarakat yang membangun rumah dari kayu merasa keberatan akibat melambungnya harga kayu.

d. Sektor Peternakan11

Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan pendapatan peternak. Usaha peternakan di Provinsi Riau pada umumnya merupakan usaha rakyat bersifat sambilan dan berskala kecil (sapi, kerbau, kambing dan unggas), namun cukup memberikan harapan dalam hal pengembangannya. Meskipun demikian ada juga usaha peternakan dalam skala besar, khususnya bagi petani yang mempunyai modal besar. Adapun permasalahan dalam hal pembangunan sub sektor peternakan adalah relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia, belum berkembangnya pembibitan hewan ternak, usaha peternakan rakyat masih belum dikelola secara profesional dan minimnya sarana dan prasarana penunjang usaha peternakan rakyat. Pada umunya peternakan di Provinsi Riau masih bersifat tradisional, meskipun demikian beberapa daerah mendapatkan penyuluhan dari Petugas Lapangan yang didatangkan dari Dinas Peternakan dalam upaya peningkatan produksi ternak serta imunisasi ternak terhadap berbagai kemungkinan terserang penyakit. Hal ini perlu dilakukan agar jangan terjadi meluasnya wabah penyakit yang dapat merugikan peternak.

11


(1)

3. Pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah (BPD Riau) terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Riau dapat dilihat dari empat pernyataan. Pertama, Koefisien regresi menyatakan setiap penambahan Rp 1 Bank Riau Syariah maka akan menigkatkan PDriil Provinsi Riau sebesar Rp 62,401(dalam miliar) per tahun. Kedua, dana yang diberikan melalui pembiayaan Bank Riau Syariah bekerja sangat efektif. Gambaran tersebut dapat dilihat dari Koefisien Determinasi menerangkan bahwa pembiayaan Bank Riau Syariah bekerja 100% efektif terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tahun 2009. Ketiga, dari hasil penghitungan diperoleh angka korelasi 1.000, artinya hubungan kedua variabel sangat kuat, korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan yang searah. Artinya semakin sering Bank Riau Syariah mengadakan pembiayaan sektor riil, maka total PDriil pun akan meningkat. Keempat, pembiayaan Bank Riau Syariah dapat membantu pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau sebesar 0,2 % dari jumlah pendapatan daerah pada tahun 2009.

B. Saran

Agar lebih memaksimalkan hubungan antara PDRB dan Bank Riau Syariah, dengan didasari hasil studi dan metode penghitungan asumsi serta observasi yang tertera dalam penelitian ini, penulis akan mengemukakan saran-saran sebagai berikut:


(2)

83

1. Untuk Bank Riau Syariah hendaknya segera membangun KCU untuk 8 kabupaten dan kota lainnya supaya dapat membantu dalam pengalokasian dan untuk sektor riil.

2. Disarankan untuk Bank Riau Syariah dapat memprioritaskan pogram pembiayaan pada sektor riil, bukan pada sektor konsumsi atau murabahah dan Bank Riau Syariah harus berinovasi lagi atau bermanuver dalam pemasaran supaya minat masyarakat menabung terus bertambah.

3. Disarankan untuk masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Provinsi Riau untuk menabungkan pendapatannya di Bank Riau Syariah, hal ini dilakukan untuk kebaikan kesejahteraan masyarakat.


(3)

84 Yogyakarta: Magistra Insania Press. 2004.

Badan Pusat Stastik (BPS) Provinsi Riau Januari-Desember 2009 diakses pada tanggal 23 februari 2010 dari www.riau.bps.go.id.

Djarwanto. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. 1982.

Economic system of islam by syed abdul a’ala maududi edited by prof khurshid ahmad MA, English rendering riaz Husain, M.A 2nd edition 1994 feb.

Huda Nurul, dkk. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana. 2008.

http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010

Isman, Indra. Dimensi Krisis Ekonomi Indonesia. Jakarta : PT Elex Media Koputindo.

Karim, Adiwarman A. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.

KER (Kajian Ekonomi Regional) Prov Riau tahun 2009 di unduh pada bulan januari dari www.bi.go.id.

Laporan Akhir Neraca Sumber Daya Alam Daerah Provinsi Riau. Riau : BAPPEDA. 2003.


(4)

85

Laporan Akhir Revisi Rencana Strategis Provimsi Riau. Riau : BAPPEDA. 2004.

Lind, Douglas A and partner. Statistical techniques in business and economic with global data sets 13th. The McGraw-Hill Companies Inc, 2007.

Majalah Tempo Edisi Khusus 60 Tahun Kemerdekaan Indonesia.”Merawat Indonesia”. Jakarta. 2005.

Marthon, Said Saad. Ekonomi Islam di Tengah Krisis Ekonomi Global. Jakarta: Zikrul Hakim. 2004.

Master Plan Riau 2020 Volume 1.

Mauludi, Ali. Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, Ciputat : Penerbit PT Prima Heza Lestari, 2006.

Muhammad. Bank Syariah 2nd, cet. I. Jakarta : unknown, 2006.

PERDA Provinsi Riau Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Provinsi Riau tahun 2004-2008.

PERDA Provinsi Riau Nomor : 4 tahun 2002 tentang Rencana Strategis Provinsi Riau tahun 2001-2003.


(5)

Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Riau tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Riau tahun 2009-2013.

Rochaety, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta : Mitra Wacana Media. 2007.

Siagian, Derbitson dan Sugiarto. Metode statistika untuk bisnis dan ekonomi, cet. II. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Simangunsong, Wilson. Matematika Dasar, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1991.

Sjafrizal. Ekonomi Regional. Padang : Niaga Swadaya, 2008.

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, cet. I. Jakarta : Kencana, 2009.

Soetrisno. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia (Suatu Studi), cet. II. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset Yogyakarta, 1992.

Sukirno, Sadono. Mikro Ekonom Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2005.

---, Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarata : PT Raja Grafindo Persada. 2006.

Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga. 2001.


(6)

87

Sutikno, Mike Rini. Fund Planning. Jakarta : Grasindo, 2009.

S, Alam. Ekonomi Untuk SMA Dan MA Kelas XI. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. 2007.

Tarigan, Robinson. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Tempo interaktif online, diakses pada tanggal 26 Maret 2010 dari www.tempo.com.

Wojowasito, S. Kamus Inggeris Indonesia. Malang : C.V.Pengarang. 1976.

www.riau.go.id.

www.bankriau.co.id