Permasalahan Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan

Putusan kompensasi di atas dalam pelaksanaannya terhambat karena secara normatif dimana eksekusi putusan tersebut hanya bisa dilaksanakan setelah ada keputusan pengadilan yang bersifat tetap. Artinya kompensasi akan diterima oleh korban pada saat terdakwa dinyatakan bersalah di tingkat Mahkamah Agung, sebaliknya jika ternyata terdakwa dibebaskan di tingkat banding atau Mahkamah Agung maka kompensasi tersebut akan gugur. Hal ini karena konsep kompensasi kepada korban menggantungkan faktor kesalahan dari terdakwa dan bukan karena hak yang melekat terhadap setiap korban pelanggaran HAM. Pengadilan HAM ad hoc Tanjung Priok telah secara nyata menerapkan dan mengadopsi kekeliruan dalam memahami konsep kompensasi dan restitusi. Hal ini tampak dari adanya prasyarat yang harus terpenuhi agar korban mendapatkan kompensasi dan restitusi yaitu dinyatakan bersalah dan dipidananya pelaku. 7 7 Putusan No. 01Pid. HAMAd Hoc2003PN.JKT.PST atas nama Sutrisno Mascung, dkk, 20 Agustus 2004, hal. 143-145. Pernyataan di atas berbeda dengan apa yang sudah menjadi prinsip hukum HAM internasional bahwa korban pelanggaran HAM berat berhak mendapatkan kompensasi dan atau restitusi tanpa harus menunggu apakah pelakunya dipidana atau tidak. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “ PEMBERIAN KOMPENSASI DAN RESTITUSI DALAM PELANGGARAN HAM BERAT DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

B. Permasalahan

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka identifikasi masalah yang akan dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hukum positif di Indonesia dan Statuta Roma mengatur mengenai mekanisme kompensasi dan restitusi terhadap korban pelanggaran HAM berat? 2. Bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan dalam rangka pemberian kompensasi dan restitusi terhadap korban pelanggaran HAM berat?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana hukum positif di Indonesia mengatur mengenai mekanisme kompensasi dan restitusi terhadap korban pelanggaran HAM berat. 2. Untuk mengetahui bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan dalam rangka pemberian kompensasi dan restitusi terhadap korban pelanggaran HAM berat.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang ingin dicapai oleh penulis dalam skripsi ini mencakup kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Universitas Sumatera Utara a. Diharapkan memberikan gambaran yang berguna bagi pengembangan dan penelitian secara lebih jauh terhadap ilmu hukum pidana yang berhubungan dengan perlindungan saksi dan korban dalam pemberian kompensasi dan restitusi di Indonesia, sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil yang bermanfaat dan berguna untuk masa yang akan datang. b. Diharapkan sebagai telaah dan bahan koreksi untuk penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut mengenai prosedur dan jaminan pemberian kompensasi dan restitusi bagi korban pelanggaran HAM berat. 2. Manfaat Praktis Diharapkan dapat berguna dalam memecahkan permasalahan bagi pihak-pihak yang bersangkutan dalam hal ini lembaga hukum dan pemerintah guna menjamin pemberian kompensasi dan restitusi bagi korban pelanggaran HAM berat serta penerapannya dalam proses perkara pidana. Selain itu bagi masyarakat pada umumnya, hasil penelitian sebagai bentuk pengabdian penulis dalam rangka mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi.

E. Keaslian Penulisan

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI HAK KORBAN UNTUK MENDAPATKAN RESTITUSI MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 7 9

SKRIPSI IMPLEMENTASI HAK KORBAN UNTUK MENDAPATKAN RESTITUSI MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 3 13

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI HAK KORBAN UNTUK MENDAPATKAN RESTITUSI MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 3 14

PENUTUP IMPLEMENTASI HAK KORBAN UNTUK MENDAPATKAN RESTITUSI MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 5 7

PEPELA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PELANGGARAN HAM BERAT MELALUI KOMPENSASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 3 16

PENDAHULUAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PELANGGARAN HAM BERAT MELALUI KOMPENSASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 3 19

PENUTUP PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PELANGGARAN HAM BERAT MELALUI KOMPENSASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 3 9

PENDAHULUAN KAJIAN TERHADAP KETENTUAN RESTITUSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 3 10

PENUTUP KAJIAN TERHADAP KETENTUAN RESTITUSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 4 8

FUNGSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (LPSK) DALAM KASUS PELANGGARAN HAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 0 15