Metode Evaluasi 1. Pengumpulan Data

32 Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian depan, berdasarkan Arsis pengguna user pada sebuah rumah tinggal yang ideal meliputi: a. 5 empat komponen tetap terdiri dari: suami -istri, anak, kakek – nenek dan kerabat anak yatim terlantar miskin dan handai taulansaudara dan pembantu b. satu 1 komponen tidak tetap , yaitu tamu. Agar penggunaan rumah dapat dilihat dengan baik, maka data desain rumah dikembangkan melalui pembuatan simulasi user dari kombinasi komponen di atas. Masing-masing komponen memiliki jumlah yang bervariasi. Oleh karenanya pada masing-masing type ukuran rumah dan ukuran site dibuat simulasi 11 variasi penghuni user sebagai berikut: a. 1 ibu dan 1 ayah suami istri tanpa anak b. 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan atau 1 anak laki-laki c. 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki d. 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki, 1 pembantu e. 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki, 1 pembantu, kakek dan atau nenek f. 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki, 1 pembantu, kakek dan atau nenek, anak yatim terlantar g. 1 ibu, 1 ayah, 2 anak perempuan, 2 anak laki-laki h. 1 ibu, 1 ayah, 2 anak perempuan, 2 anak laki-laki, 1 pembantu i. 1 ibu, 1 ayah, 2 anak perempuan, 2 anak laki-laki, 1 pembantu, kakek dan atau nenek j. 1 ibu, 1 ayah, 2 anak perempuan, 2 anak laki-laki, 1 pembantu, kakek dan atau nenek, tamu menginap k. 1 ibu, 1 ayah, 2 anak perempuan, 2 anak laki-laki, 1 pembantu, kakek dan atau nenek, tamu menginap, anak yatim terlantar Catatan: anak yang dimaksud di sini adalah anak di atas balita 6 tahun ke atas, di mana anak usia tersebut sudah harus dipisahkan tidurnya dari tempat tidur orang tua memiliki kamar tidur sendiri. 33 Dari 2 type rumah serta 11 variasi user, diharapkan akan terjadi 22 simulasi. Simulasi dilakukan untuk seluruh variasi user, atau sampai pada suatu kondisi di mana kondisinya menjadi “buruk”. Untuk mempermudah proses, maka dilakukan pengkodean sebagai berikut: 1 Type 2154 Kode Penghuni User 2154-A 1 ibu dan 1 ayah suami istri tanpa anak 2154-B 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan atau 1 anak laki-laki 2154-C 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki 2154-D 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki, 1 pembantu 2154-E 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki, 1 pembantu, kakek dan atau nenek 2154-F 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki, 1 pembantu, kakek dan atau nenek, tamu menginap, anak yatim terlantar 2 Tpe 3690 Kode Penghuni User 3690-A 1 ibu dan 1 ayah suami istri tanpa anak 3690-B 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan atau 1 anak laki-laki 3690-C 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki 3690-D 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki, 1 pembantu 3690-E 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki, 1 pembantu, kakek dan atau nenek 3690-F 1 ibu, 1 ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-laki, 1 pembantu, kakek dan atau nenek, anak yatim terlantar

4.1.2. Analisis

Sebagaimana dikemukakan di bagian depan, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode analisis yang diguinakan adalah metoda scoring terhadap suatu keadaan. Metoda ini merupakan pengembangan skala likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti: Sangat tidak setuju, Tidak setuju, Netral, Setuju dan sangat Sangat setuju. Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. 34 Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip Dawes, 2008. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu dalam rangka mengevaluasi sejauh mana RS Sehat mampu menampung dan mengembangkan konsep Arsis, maka skala yang digunakan adalah bagaimana tingkat keterwadahan aktifitas dalam suatu ruang. Scoring ditetapkan dengan variasi sebagai berikut: 1 Score 4 Baik Sempurna = BaS, jika aktivitas dapat dilakukan secara representative. 2 Score 3.5 – 3.9 Baik Mendekati Sempurna = BaMS. 3 Score 3.0-3.4 Kurang Baik = KBa, jika aktivitas dapat dilakukan, kurang representatif, tidak mengganggu aktivitas lain. 4 Score 2.5-2.9 Cenderung Mengganggu = CM. 5 Score 2.0-2.4 Mengganggu = M, jika aktivitas pada dasarnya tidak dapat dilakukan secara bersamaan karena akan mengganggu ataktifitas lain. Aktifitas dapat dilakukan dengan adanya time sharing. 6 Score 1.5-1.9 Cenderung Buruk = CBu. 7 Score 1.0-1.4 Buruk = Bu, jika aktivitas sama sekali tidak dapat dilakukan. Sebagaimana dikemukakan di bagian depan, criteria desain untuk rumah sederhana sehat dan konses Arsis cukup banyak, tetapi penelitian lebih difokuskan pada upaya mengahsilkan alternative desain yang masih dalam konteks murah low income housing. Oleh karenanya evaluasi focus pada konsep hasan fungsional dan thoyib baikbermutu tidak menyertakan konsep jamil estetika dan kenyamanan untuk aspek layouttata ruang tidak sampai pada sistem utilitas. Beberapa konsep tersebut, meliputi: a. Kesesuaian Konsep Hasan Manfaat Fungsi b. Kesesuaian Konsep Tauhid Pengesaan Tuhan, tidak mendorong Syirik, tidak sia-sialahwun, tidak melalaikan, tidak membuat sombong c. Kesesuaian Konsep Mahram Privacy, aturan tentang hubungan pria dan wanita pengaturan zonasi hubungan ruang dengan hijab d. Kesesuaian Konsep Thaharah Suci: bersih - terhindar dari Najis e. Kesesuaian Konsep Qiblat Orientasi ke Baitul Haram di Mekah 35

4.2. Tahap Sintesis – Eksplorasi Desain

Untuk membuat alternatif desain, dilakukan eksplorasi desain dengan tahapan proses perancangan arsitektur mengacu prinsip umum metode desain glass box yaitu : a. Obyektif, mempunyai variable serta penetapan criteria b. Analisis yang lengkap, atau sedikit mencoba sebelum solusi dicari. c. Evaluasi dalam cakupan yang dan bahasa yang luas dan logis. d. Strategi ditetapkan sebelumnya tapi dapat berupa operasi paralel, kondisi operasi dan recycling. Obyektifitas penetapan kriteria didasarkan pada konsep arsitektur Islam yang telah dihasilkan pada penelitian sebelumnya. Setelah itu dilakukan proses pembuatan alternatif desain dengan langkah sebagai berikut: a. Bertolak dari hasil penelitian sebelumnya akan diketahui ruang-ruang dan aktifitas apa saja yang baik atau buruk untuk semua type rumah dan semua variasi user. b. Diidentifikasi ruang-ruang yang berpeluang dilakukan pengembangan melalui simulasi evaluasi sebagaimana pada tahap penelitian. c. Faktor yang harus dipertimbangkan selanjutnya adalah batasan ”keterjangkauan harga”. Peningkatan harga di sini dibatasi sebanyak 10 dari harga rumah. Gb 4.1. Diagram metode penelitian untuk tahun kedua Tahun II dan III Penerapan konsep ARSIS dalam perancangan rumah RS Sehat Rumah Type 2154 dan 3690 Dg variasi User type A, B, C, D, E, F Alternatif desain Analisis - Evaluasi Hasil Penelitian terdahulu Hibah PEKERTI 2007 dan Hibah Bersaing t2009 – tahap I Konsep Manfaat, Mahram, Suci, Tauhid dan Qiblat. Skala keterwadahan akt dan ruang: Bas, BaMS, Kba, CM, M, Cbu dan Bu Simulasi - evaluasi Tingkat keterwadahan aktifitas dan ruang Alternatif desain Rumah Sederhana Sehat Berdasarkan Arsitektur Islam HASIL PENELITIAN TAHUN II Alternatif desain Kompleks Perumahan Rumah Sederhana Sehat Berdasarkan Arsitektur Islam HASIL PENELITIAN TAHUN III 29

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

3.1. Tujuan

Penelitian yang diusulkan ini merupakan kelanjutan dari penelitian terdahulu yang telah menghasilkan beberapa konsep Arsis yang telah tersusun secara hirakhis. Pelaksanaan penelitian lanjutan ini tahun II dirancang selama 8 bulan. Tujuan penelitian tahun II ini adalah : 1 Mengevaluasi sejauh mana RSH mampu menampung dan mengembangkan konsep Arsis 2 Membuat pendekatan desain untuk menghasilkan alternative desain RSH berdasarkan Arsis

3.2. Manfaat

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk : a. Meningkatnya pemahaman arsitek, akademisi maupun masyarakat umum tentang desain RSH dan lingkungannya berdasarkan Arsis, b. Menyediakan acuan dasar bagi masyarakat muslim maupun pengembang developer dalam mmendesain atau membangun RSH dan lingkungnnya seuai kaidah-kaidah Arsis. c. Menyediakan alternative desain rumah sehat sederhana yang dapat dipilih dengan cepat, terutama terkait dengan permasalahan keterbatasan luas lahan dan bangunan. d. Dalam jangka panjang, desain RSH dan lingkungan yang sesuai dengan kaidah Arsis diharapkan mampu berperan dalam meningkatnya ketaqwaan dan akhlaqul qarimah masyarakat muslim.

3.3. Luaran

Seluruh kegiatan penelitian ini menghasilkan 3 luaran, 1 luaran untuk masing-masing tahun, yaitu: Penelitian tahun I : Skala Prioritas Konsep Desain berdasarkan Arsitektur Islam.