B. Kerangka Berfikir
M Aktiv
itas
Aman Alternatif pengawetan
alami bersifat antimikroba untuk menghambat
mikroba pembusuk dan pencegah oksidasi lemak
Pengawetan pada umumnya pengawetan dengan
pengemasan, simpan suhu rendah, dan bahan pengawet
C. Hipotesis
Penambahan konsentrasi madu akan mempengaruhi karakteristik fisik, kimia, dan mikrobiologis daging sapi segar selama proses penyimpanan.
Pema nfaata
n Memperpanjang umur
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dan di Laboratorium Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penelitian ini telah dilakukan
selama 3 bulan April – Juni 2010.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu daging sapi segar
giling. Daging sapi diperoleh dari pasar Legi Surakarta. Daging sapi dipilih yang segar yaitu dengan ciri-ciri daging berwarna merah segar, aroma
daging beraroma khas daging segar dan teksur daging kenyal bila ditekan dengan jari cepat kembali ke bentuk asal. Bahan yang digunakan sebagai
pengawet daging sapi cincang adalah madu. Madu yang digunakan adalah jenis madu randu. Madu yang digunakan adalah mad
u dengan merk ”Madu Perhutani”. Dari penelitian pendahuluan diketahui bahwa madu randu
memiliki aktivitas antimikroba yang paling efektif dibandingkan dengan madu hutan, madu rambutan dan madu kelengkeng. Pengujian jumlah
bakteri menggunakan alkohol dan PCA. Uji TBA menggunakan akuades, larutan TCA, dan larutan TBA. Uji TVB menggunakan larutan asam borat,
indikator, larutan 7 trikloroaseta TCA, larutan kalium karbonat K
2
CO
3
jenuh, larutan 40 formalin, vaselin, larutan 10 formalehid, pelarut toluene, larutan kalium hidroksida KOH, kristal natrium sulfat
Na
2
SO
4
anhidrous, larutan 0,02 asam pikrat toluene, dan larutan stok