dalam setahun. Data dari Korps Lalu-Lintas POLRI mengungkapkan bahwa presentasi korban dengan latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Atas
mencapai 57 persen, untuk lulusan Sekolah Menegah Pertama sebesar 17 persen, lulusan Sekolah Dasar sebanyak 12 persen, dan kemudian disusul oleh lulusan
perguruan tinggi sebesar 6 persen. Angka kecelakaan untuk pengguna sepeda motor diatas terbilang cukup besar dan salah satu penyumbang dari angka
kecelakaan lalu lintas tersebut adalah anak-anak usia sekolah pada rentang usia 17 tahun ke bawah yang tidak taat aturan serta belum memiliki surat izin
mengemudi.
7
Berbagai regulasi telah diberlakukan dalam menangani persoalan- persoalan mengenai penggunaan kendaraan bermotor yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Regulasi yang ada sampai dengan saat ini dirasakan perlu adanya perubahan-perubahan untuk tetap mengikuti
perkembangan zaman dalam penegakan serta mencegah tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dipaparkan penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai Sanksi Pidana Terhadap Orang Tua Yang
Memberikan Izin Kepada Anak di Bawah Umur Pengguna Kendaraan Bermotor.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaturan yang berkaitan dengan pemberian sanksi pidana
terhadap orang tua yang memberikan izin kepada anak di bawah umur sebagai pengguna kendaraan bermotor?
7
Darmawansyah, 2016, Tidak memberikan Fasilitas Bermontor untuk Anak Usia dibawah 17 Tahun, http:www.pontianakpost.comtidak-memberikan-fasilitas-bermotor-untuk-anak-usia-dibawah-
17-tahun, diakses 22 September 2016, pukul 08.25 WIB.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan untuk mengetahui pengaturan yang berkaitan dengan pemberian sanksi pidana
terhadap orang tua yang memberikan izin kepada anak di bawah umur sebagai pengguna kendaraan bermotor
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian dapat menambah pemahaman hukum, mengenai sanksi pidana terhadap orang tua yang memberikan izin kepada anak di bawah umur
pengguna kendaraan bermotor. 2.
Manfaat Praktis a.
Bagi aparat penegak hukum: agar dapat memberikan penegakan hukum terhadap orang tua yang memberikan izin kepada anak pengguna
kendaraan bermotor. b.
Bagi masyarakat: agar dapat memberi pengetahuan dan himbauan tentang sanksi pidana terhadap orang tua yang memberikan izin kepada
anak sebagai pengguna kendaraan bermotor. c.
Bagi keluarga: agar dapat mengetahui pentingnya pengawasan dan pemberian izin terhadap anak sebagai pengguna kendaraan bermotor.
d. Bagi penulis: Diharapkan bermanfaat untuk terus menyumbangkan
pemikiran-pemikiran mengenani bidang hukum, dan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana.
E. Keaslian Penelitian
Penulisan penelitian merupakan hasil karya penulis sendiri dan bukan
merupakan duplikasi dari penelitian hukum hasil penulis lain. Judul penulisan skripsi saya adalah Sanksi Pidana Terhadap Orang Tua Yang Memberikan Izin
Kepada Anak Pengguna Kendaraan Bermotor.
Dibuktikan dengan
membandingkan hasil karya penulis lain yang terlebih dahulu menulis sebelum hasil karya ini ditulis oleh saya, yaitu sebagai berikut:
1. EVA MEI DONA TAMBUNAN 060509454 Universitas Atma Jaya
Yogyakarta Fakultas Ilmu Hukum, dengan judul “Tugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia Dalam Memperoleh Data Dan Informasi
Tentang Anak Sebagai P elaku Dan Korban Tindak Pidana”
a. Rumusan Masalah
1 Bagaimanakah tugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam
memperoleh data dan informasi tentang anak sebagai pelaku dan korban tindak pidana?
2 Apa saja kendala yang dihadapi Komisi Perlindungan Anak Indonesia
dalam memperoleh data dan informasi tentang anak sebagai pelaku dan korban tindak pidana?
b. Tujuan Penelitian
1 Mengetahui tugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam
memperoleh data dan informasi tentang anak sebagai pelaku dan korban tindak pidana.
2 Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh Komisi Perlindungan
Anak Indonesia dalam memperoleh data dan informasi tentang anak sebagai pelaku dan korban tindak pidana.
c. Hasil Penelitian
1 Tugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam memperoleh data
dan informasi tentang anak sebagai pelaku dan korban tindak pidana, yaitu berupa:
a Membangun jejaring kerja sama dan bersinergi dengan berbagai
pihak, terutama 3 tiga pilar utama pembangunan, yaitu instansi pemerintah, dunia usahaswasta dan lembaga swadaya masyarakat
peduli anak. b
Pengumpulan data dan informasi dengan mendasarkan pada pengelolaan website secara profesional, mengumpulkan data
berdasar kluster Konvensi Hak Anak KHA, serta perolehan data melalui surat kabar.
c Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam memperoleh data dan
informasi tentang anak sebagai pelaku dan korban tindak pidana belum maksimal karena sebatas memperoleh data melalui 5 lima
surat kabar. 2
Komisi Perlindungan Anak Indonesia mempunyai kendala dalam memperoleh data dan informasi tentang anak sebagai pelaku dan korban
tindak pidana, karena belum maksimal merealisasikan jejaring dengan
pihak-pihak terkait. kendala yang muncul adalah sebatas kendala awal dalam mempublikasikan KPAI kepada masyarakat.
2. SUDARMONO SIRINGO-RINGO 080509820 Universitas Atma Jaya
Yogyakarta Faku ltas Ilmu Hukum, dengan judul “Penerapan Diversi Dalam
Penyelesaian Perkara Pidana Pelanggaran Lalu Lintas Yang Dilakukan Oleh Anak”.
a. Rumusan Masalah
1 Bagaimanakah Penerapan Diversi Dalam Penyelesaian Perkara
Pidana Pelanggaran Lalu Lintas Yang Dilakukan Oleh Anak? 2
Apakah kendala yang dihadapi dalam Diversi Dalam Penyelesaian Perkara Pidana Pelanggaran Lalu Lintas Yang Dilakukan Oleh Anak?
b. Tujuan Penelitian
1 Untuk memperoleh data tentang Diversi dalam penyelesaian perkara
pidana pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak. 2
Untuk mengetahui kendala-kendala apa yang dihadapi dalam penerapan Diversi dalam penyelesaian perkara pidana pelanggaran
lalu lintas yang dilakukan oleh anak. c.
Hasil Penelitian 1
Penerapan Diversi dalam penyelesaian perkara pidana pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak dapat diterapkan jika mendapat
persetujuan dari korban atau keluarga korban. Diversi dapat diterapkan mulai dari tingkat penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan perkara di sidang pengadilan yang berwenang.
2 Dalam proses pelaksanaan Diversi di pengadilan masih terdapat
kendala yaitu apabila dari pihak korban tidak hadir dan Pembimbing Kemasyarakatan serta Pekerja Sosial Profesional sibuk sehingga tidak
bisa hadir dalam proses pelaksanaan Diversi di pengadilan. 3.
PRADANA ADIPUTRA 100510267 Universitas Atma Jaya Yogyakarta Faku
ltas Ilmu Hukum, dengan judul “Pertanggungan Jawaban Pidana Pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Anak Yang Menyebabkan Korban
Meninggal Dunia”. a.
Rumusan Masalah 1
Apakah putusan hakim yang dikenakan pada anak dibawah umur yang mengendarai kendaraan bermotor hingga menyebabkan korban
meninggal dunia? 2
Apakah pertimbangan yang digunakan oleh hakim dalam memutus perkara kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal
dunia yang dilakukan oleh anak? b.
Tujuan Penelitian 1
Untuk mengetahui apa putusan hakim yang dikenakan pada anak dibawah umur yang mengendarai kendaraan bermotor hingga
menyebabkan korban meninggal dunia. 2
Untuk mengetahui apa pertimbangan yang digunakan oleh hakim dalam memutus perkara kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban
meninggal dunia yang dilakukan oleh anak.
c. Hasil Penelitian
1 Putusan yang dijatuhkan pada anak yang mengendarai kendaraan
bermotor yang mengakibatkan korban meninggal dunia adalah berupa pemidanaan bersyarat, tujuannya adalah resosialisasi terhadap pelaku
dari pada menjerakan perbuatannya. Tujuan dari penjatuhan sanksi bukan karena anak telah melakukan kejahatan, melainkan supaya anak
tidak melakukan kejahatan. 2
Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pemidanaan bersyarat terhadap anak yang mengendarai kendaraan bermotor hingga
menyebabkan korban meninggal dunia adalah: a
Usia anak masih dibawah 18 tahun b
Status anak yang masih menempuh bangku pendidikan c
Latar belakang keluarga d
Adanya pemberian santunan oleh orang tua anak kepada ahli waris korban disertai perjanjian tertulis.
F. Batasan Konsep