HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

flow model yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman Sugiyono, 2011:337, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawingverification.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari hasil wawancara mendalam, observasi, dukumentasi terdiri dari berbagai macam variasi data. Data yang peneliti peroleh kemudian divalidasi dan dianalisis. Validasi data sangat perlu dilakukan agar diperoleh data yang valid. Teknik validasi data yang digunakan peneliti teknik analisis interaktif. Analisa data yang digunakan peneliti adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Setelah data divalidasi dan dianalisis, peneliti akan memperoleh data yang mendukung tujuan penelitian ini. Tujuan penelitian ini ada dua yaitu mendiskripsikan pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi dan mendiskripsikan pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. Pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi terhadap peserta didik dilakukan kepala sekolah dengan cara memberikan pengarahan dan pembinaaan kepada guru agar guru bersikap terbuka terhadap peseta didik dengan menunjukkan sikap mau menerima dan mengajarkan ilmu kepada semua peserta didik tanpa pilih kasih. Guru selama melaksanakan pembelajaran mengembangkan sikap komunikasi dialogis terhadap peserta didik. Ini didukung oleh jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulfija 2013 yang menyatakan bahwa faktor kunci dalam keberhasilan pendidikan inklusif terhadap peserta didik adalah guru dapat untuk bekerja sama dengan anak-anak, sikap terbuka tanpa memandang status sosial, suku dan agama. Guru mengembangkan sikap komunikasi dialogis terhadap peserta didik. Berarti pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif 8 tehadap peserta didik dapat dilakukan Kepala Sekolah dengan cara memberikan pengarahan dan pembinaan kepada guru agar guru bersikap terbuka dengan mau menerima dan mengajarkan ilmu kepada semua peserta didik tanpa pilih kasih. Pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif terhadap sesama guru dilakukan dengan cara dilakukan dengan cara menunjukkan sikap terbuka terhadap sesama guru, mengakui keberadaan pengalaman yang dimiliki teman guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Ini selaras dengan jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Anif 2012 yang menyatakan bahwa kompetensi sosial merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru dengan menjaga hubungan guru dengan teman sejawat, menciptakan suasana yang kondusif tanpa diskriminatif. Berarti pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif terhadap sesama guru dilakukan dengan cara dilakukan dengan cara menunjukkan sikap terbuka terhadap sesama guru, mengakui keberadaan pengalaman yang dimiliki teman guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Adapun pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi terhadap masyarakat dilakukan dengan cara menunjukkan sikap terbuka terhadap masyarakat sekitar, menjalin hubungan yang baik dengan wali murid. Ini didukung oleh jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Keengwe 2010 yang menyatakan bahwa guru memiliki sikap yang ramah, penuh semangat dan hangat dalam berinteraksi dengan warga masyarakat akan dapat membangkitkan motivasi kemajuan pendidikan, rasa senang terhadap warga masyarakat dengan ditunjukkan sikap peduli, sikap akomodatif, sikap bekerjasama. Berarti pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi terhadap masyarakat dilakukan dengan cara menunjukkan sikap terbuka terhadap masyarakat sekitar, menjalin 9 hubungan yang baik dengan wali murid ditunjukkan sikap peduli, sikap akomodatif, sikap bekerjasama Pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,d an status sosial ekonomi di SD Negeri 2 Mojorebo dilakukan kepala sekolah terhadap tiga objek tersebut adalah peserta didik, guru dan masyarakat sekitar atau wali yang dilakukan kepala sekolah dengan cara memberikan pengarahan dan pembinaaan kepada guru, cara menunjukkan sikap terbuka terhadap masyarakat sekitar, menjalin hubungan yang baik dengan wali murid. Ini selaras dengan jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Puluhulawa 2013 yang menyatakan bahwa arti semakin baik kecerdasan emosional dan spiritual guru, semakin baik dampak yang dihasilkan dari peningkatan kompetensi sosial guru, terhadap siswa, teman pendidik, dan masyarakan Berarti bahwa pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,d an status sosial ekonomi di SD Negeri 2 Mojorebo dlakukan kepala sekolah terhadap tiga objek tersebut adalah peserta didik, guru dan masyarakat sekitar atau wali yang dilakukan kepala sekolah dengan cara memberikan pengarahan dan pembinaaan kepada guru, cara menunjukkan sikap terbuka terhadap masyarakat sekitar, menjalin hubungan yang baik dengan wali murid. Pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua, dan masyarakat Pembahasan hasil penelitian pengelolaan kompetensi sosial guru SDN 2 Mojorebo aspek berkomunikasi dan bergaul secara efektif terhadap peserta didik, dilakukan kepala sekolah dengan cara meningkatkan kemampuan komunikasi guru terhadap peserta didik. Ini dilakukan kepala sekolah dengan mengadakan pembinaan guru secara rutin guru setiap bulan. Ini selaras dengan jurnal hasil penelitian dari Pambudi 2012 yang menyatakan bahwa pembinaan kompetensi bidang sosial dilakukan oleh kepala sekolah dalam kegiatan pembinaan rutin 10 untuk meningkatkan kemampuan komunikasi. Berarti Pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan kemampuan komunikasi guru terhadap peserta didik harus dilaksanakan secara rutin minimal sebulan sekali. Pengelolaan kompetensi sosial guru aspek berkomunikasi dan bergaul secara efektif terhadap teman sejawat dilakukan kepala sekolah melalui rapat- rapat rutin guru setiap bulan. Hal ini mampu memberikan suasana komunikasi dan hubungan pergaulan yang baik dan efektif terhadap teman sejawat di lingkungan sekolah. Ini selaras dengan jurnal hasil penelitian dari Handayani 2009 yang mengatakan kompetensi sosial guru aspek berkomunikasi dan bergaul terhadap sesama teman kerja dapat ditingkatkan oleh kepala sekolah melalui pembinaan guru setiap bulan dan berkala. Hal ini mampu memberikan suasana komunikasi dan hubungan pergaulan yang baik dan efektif terhadap teman sejawat di lingkungan sekolah. Berarti kompetensi sosial guru aspek berkomunikasi dan bergaul secara efektif terhadap teman sejawat ditingkatkan kepala sekolah melalui melalui pembinaan guru setiap bulan dan berkala. Pengelolaan kompetensi sosial guru aspek berkomunikasi dan bergaul secara efektif terhadap masyarakat atau wali murid dilakukan dengan cara menjalin komunikasi, berdialog dengan wali murid, melalui rapat-rapat rutin komite dan wali murid. Hal ini didukung oleh jurnal hasil penelitian dari Martínez 2014 bahwa pengembangan kemampuan kompetensi sosial dan emosional dalam berkomunikasi, interaksi guru terhadap warga masyarakat dapat ditingkatkan cara menjalin komunikasi, berdialog dengan wali murid. Sehingga memecahkan beberapa kesulitan yang ia dia dapatkan, temukan di dalam kelas dan di luar kelas di masyarakat. Berarti Pengelolaan kompetensi sosial guru aspek berkomunikasi dan bergaul secara efektif terhadap masyarakat atau wali murid dilakukan dengan cara menjalin komunikasi, berdialog secara efektif. Pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua, dan masyarakat agar terjadi peningkatan secara terus menerus sehingga sampai pada tataran yang matang terhadap kompetensi yang dimiliki oleh guru khususnya 11 kompetensi sosial. Sebab kompetensi sosial yang dimiliki guru akan sangat berpengaruh terhadap seluruh proses pembelajaran yang dilaksanakan guru.

4. KESIMPULAN