Kromatografi Gas TINJAUAN PUSTAKA

k. Demam l. Radang Gusi, Gusi Berdarah m. Sariawan, Ulkus di Rongga Mulut n. Ulkus Lambung o. Meningkatkan Nafsu Makan p. Lemas Karena Kadar Glukosa Darah Rendah

2.4 Kromatografi Gas

Kromatografi gas KG merupakan teknik instrumental yang dikenalkan pertama kali pada tahun 1950-an. KG merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa- senyawa gas anorganik dalam suatu campuran. Perkembangan teknologi yang signifikan dalam bidang elektronik, komputer, dan kolom telah menghasilkan batas deteksi yang lebih rendah serta identifikasi senyawa menjadi lebih akurat melalui teknik analisis dengan resolusi yang meningkat. KG merupakan gas sebagai gas pembawa fase geraknya. Ada 2 jenis kromatografi gas, yaitu 1 kromatografi gas-cair KGC yang fase diamnya berupa cairan yang diikatkan pada suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase diam; dan 2 kromatografi gas-padat KGP, yang fase diamnya berupa padatan dan kadang-kadang berupa polimerik. Prinsip dasar kromatografi gas melibatkan volatilisasi atau penguapan sampel dalam inlet injektor, pemisahan komponen-komponen dalam campuran, dan deteksi tiap komponen dengan detektor. Sistem peralatan KG ditunjukkan dengan komponen utama adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Kontrol dan penyedia gas pembawa fase gerak Fase gerak pada KG juga disebut dengan gas pembawa karena tujuan awalnya adalah untuk membawa solut ke kolom, karenanya gas pembawa tidak berpengaruh pada selektifitas. Syarat gas pembawa adalah: tidak reaktif; murni kering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor, dan dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi biasanya merah untuk hidrogen, dan abu-abu untuk nitrogen 2. Ruang suntik sampel Lubang injeksi didesain untuk memasukkan sampel secara cepat efesien. Desain yang populer terdiri atas saluran gelas yang kecil atau tabung logam yang dilengkapi dengan septum karena pada satu ujung untuk mengakomodasi injeksi dengan semprit syringe. Karena helium gas pembawa mengalir melalui tabung, sejumlah volume cairan yang diinjeksikan biasanya antara 0,1-3,0 µL akan segera diuapkan untuk selanjutnya di bawa menuju kolom. Berbagai macam ukuran semprit saat ini tersedia di pasaan sehingga injeksi dapat berlangsung secara mudah dan akurat. Septum karet, setelah d ilakukan pemasukan sampel secara berulang, dapat diganti dengan mudah. Sistem pemasukan sampel katup untuk mengambil sampel gas dan untuk sampel padat juga tersedia di pasaran. Pada dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu : a. Injeksi langsung direct injection, yang mana sampel yang diinjeksikan akan diuapkan dalam injektor yang panas dan 100 sampel masuk menuju kolom Universitas Sumatera Utara b. Injeksi terpecah split injection, yang mana sampel yang diinjeksikan diuapkan dalam injektor yang panas dan selanjutnya dilakukan pemecahan c. Injeksi tanpa pemecahan splitness injection, yang mana hampir semua sampel diuapkan dalam injektor yang panas dan dibawa ke dalam kolom karena katup pemecah ditutup; dan d. Injeksi langsung ke kolom on column injection, yang mana ujung semprit dimasukkan langsung ke dalam kolom. Teknik injeksi langsung ke dalam kolom digunaan untuk senyawa- senyawa yang mudah menguap; karena kalau penyuntikkannya melalui lubang suntik, dikhawatirkan akan terjadi peruraian senyawa tersebut karena suhu yang tinggi atau terjadi pirolisis. 3. Kolom Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena didalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada KG. Ada tiga jenis kolom pada KG yaitu kolom kemas packing column dan kolom kapiler capillary column; serta kolom preparatif preparative column. Kolom kemas terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari tembaga dan alumunium. Panjang kolom jenis ini adalah 1-5 meter dengan diameter dalam 104 mm. Kolom kapiler sangat banyak dipakai karena kolom kapiler memberikan efesiensi yang tinggi harga jumlah pelat teori yang sangat besar 300.000 pelat. Kolom preparatif digunakan untuk menyiapkan Universitas Sumatera Utara sampel yang murni dari adanya senyawa tertentu dalam matriks yang kompleks. Fase diam yang dipakai pada kolom kapiler dapat bersifat non polar, polar, atau semi polar. Fase diam non polar yang paling banyak digunakan adalah metil polisiloksan Hp-1; DB-1; SE-30; CPSIL-5 dan fenil 5- metilpolisiloksan 95 HP-5; DB-5; SE-52; CPSIL-8. Fase diam semi polar adalah seperti fenil 50- metilpolisiloksan 50 HP-17; DB-17; CPSIL-19, sementara itu fase diam yang polar adalah seperti polietilen glikol HP-20M; DB-WAX; CP-WAX; Carbowax-20M. 4. Detektor Komponen utama selanjutnya dalam kromatografi gas adalah detektor. Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase gerak gas pembawa yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik. Sinyal elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah di antara fase diam dan fase gerak. Pada garis besarnya detektor pada KG termasuk detektor diferensial, dalam arti respons yang keluar dari detektor memberikan relasi yang linier dengan kadar atau laju aliran massa komponen yang teresolusi. Kromatogram yang merupakan hasil pemisahan fisik komponen-komponen oleh KG disajikan oleh detektor sebagai deretan luas puncak terhadap waktu. Waktu tambat tertentu dalam kromatogram dapat digunakan sebagai data kualitatif, Universitas Sumatera Utara sedangkan luas puncak dalam kromatogram dapat dipakai sebagai data kuantitatif yang keduanya telah dikonfirmasikan dengan senyawa baku. Akan tetapi apabila kromatografi gas digabung dengan instrumen yang multipleks misalnya GCFT-IRMS, kromatogram akan disajikan dalam bentuk lain. 5. Komputer Komponen KG selanjutnya adalah komputer. KG modern menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya software untuk digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain: a. Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen seperti: aliran fase gas; suhu oven dan pemrograman suhu; serta penyuntikan sampel secara otomatis. b. Menampilkan kromatogram dan informasi- informasi lain dengan menggunakan grafik berwarna. c. Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan statistik. d. Menyimpan data parameter anaisis untuk analisis senyawa tertentu. Kromatografi gas telah digunakan untuk menganalisis bahan-bahan yang terkait dengan bidang farmasi seperti palarut, pengawet, dan bahan obat, mengamati stabilitas suatu obat, dan untuk analisis se nyawa obat dalam cairan bilogis Rohman, A., 2009. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tanaman tomat termasuk keluarga besar “solanaceae”. Keluarga ini terdiri tidak kurang dari 2.200 spesies, yang secara alamiah diciptakan untuk membantu kelangsungan dan kebahagiaan hidup manusia Rismunandar.,1995. Kelezatan cita rasa masakan seolah-olah kurang sempurna tanpa kehadiran tomat, baik berupa buah segar atau berupa saos. Demikian juga tomat sebagai minuman, juice tomat, semakin digemari orang. Bahkan, tanpa susah payah pun sebenarnya tomat sudah bisa dinikmati dengan lezat sebab tomat enak dimakan segar. Bentuk buahnya yang bulat dengan warna merah merekah serta rasanya yang manis- manis asam merupakan daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh buah yang lainnya Trisnawati.,1997. Tomat adalah buah yang banyak mengandung vitamin A dan C. Kandungan vitamin A nya mencapai 1600 IU yang dapat mencegah penyakit mata. Sedangkan kandungan vitamin C pada tomat dapat mencapai 35 mg. Pada tomat yang besarnya sedang, sedikitnya terkandung 30 kalori didalamnya. Sangat baik untuk mmelihara kesehatan gusi dan mempercepat kesembuhan luka. Tomat menjadi buah atau sayuran yang paling pas disajikan dalam bentuk lalapan Fitriani, E.,2012. Universitas Sumatera Utara