Hasibuan R., 2015.
2.2.4 Sifat Kimia Dan Fisika Klorpirifos
Nama Umum : chlorpyrifos BSI, E-ISO, ANSI, ESA, BAN
Nama Kimia : O,O-diethyl O-3,5,6-trichloro-2-pyridyl phosphorothioate Nama Dagang : Lorsban, Dursban
Berat Molekul : 350.6 Rumus Empiris : C9H11Cl3NO3PS
Bentuk : Butiran Kristal Warna : Putih hingga kecoklatan
Bau : Merkaptan lembut Titik Leleh : 41.5
– 42.5°C Titik Didih : 300°C
2.3 Tomat
2.3.1 Mengenal Tomat
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena
mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengand ung karbohidrat, protein, lemak dan kalori.
Buah tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna
makanan, sampai kepada bahan kosmetik, obat-obatan dan bahan baku industri saus Fitriani, E., 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Sejarah Perkembangan Tomat
Sejarah pertomatan dimulai dari daratan Amerika Latin, lebih tepatnya di sekitar Peru, Equator. Dari daerah inilah tanaman tomat mulai menyebar ke seluruh
bagian daerah tropis Amerika. Tidak lama kemudian orang Meksiko mulai membudidayakan tanaman ini. Tanaman tomat mulai masuk ke Eropa pada awal
abad ke-16, sedangkan penyebarannya ke benua Asia dimulai dari Filipina melewati jalur Amerika Selatan. Sekitar tahun 1650 tanaman ini sudah mucul di
Malaysia. Di benua Afrika penyebaran buah tomat dilakukan oleh para pedagang Portugis yang mendarat di Mesir atau Sudan kemudian dari sana menyebar ke
Afrika Barat. Walaupun nenek moyang buah tomat berasal dari benua Amerika ternyata
tanaman ini terlambat dikenal oleh orang Amerika Serikat. Mereka baru mengenal tanaman ini sekitar abad ke-18 sebab ketika tanaman ini mulai masuk Amerika
Serikat mendapat sambutan yang kurang hangat. Konon kabarnya, orang Amerika Serikat menganggap tomat sebagai cendawa n beracun sehingga mereka acuh tak
acuh terhadap tanaman ini, bahkan takut untuk memakannya. Ketakutan ini berakhir ketika tahun 1820 Robert Gibon Johnson dari kota Salem, New Hersey
nekat mempertontonkan “adegan bunuh diri” di hadapan orang-orang Salem. Disaksikan oleh dua orang dokter spesialis perut, Robert melahap buah tomat satu
persatu. Dengan rasa cemas orang Salem menyaksikan Robert masih segar bugar setelah memakan beberapa buah tomat. Sejak itu orang mulai percaya bahwa
tomat bukan tanaman beracun. Bahkan mulai menyebar secara luas dan banyak digemari oleh orang Amerika Serikat Trisnawati.,1997.
Universitas Sumatera Utara
Tanaman ini di Indonesia mulai tampak menyebar di mana- mana dalam tahun-tahun terakhir penjajahan Belanda. Di beberapa daerah dan negara
diberikan nama tersendiri baginya, dan hingga sekarang masih berlaku, namun sebutan “tomat” sudah merupakan umum di seluruh nusantara
Rismunandar.,1995.
2.3.3 Klasifikasi dan Kandungan Zat Gizi