Kewenangan Penuntut Umum Tinjauan Tentang Kewenangan Jaksa Penuntut Umum dalam

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Kewenangan Jaksa Penuntut Umum dalam

Proses Pembuktian Pidana a. Pengertian Jaksa dan Penuntut Umum Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan, jaksa ialah Pejabat Fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai Penuntut Umum dan Pelaksana Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang- undang. Sedangkan menurut Undang-Undang No 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan dan KUHAP. Penuntut Umum ialah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penuntutan dan pelaksanaan Penetapan Hakim. Kejaksaan ialah lembaga penuntutan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang- undang. Hal ini berdasarkan pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan.

b. Kewenangan Penuntut Umum

Secara normatif dirumuskan oleh KUHAP melalui Pasal 14, yaitu : a Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau penyidik pembantu. b Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat 3 dan ayat 4, dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dan penyidik. 11 12 c Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan lanjutkan dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik. d Membuat surat dakwaan. e Melimpahkan perkara ke pengadilan. f Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun kepada saksi untuk datang pada sidang yang telah ditentukan. g Melakukan penuntutan. h Menutup perkara demi kepentingan hukum. i Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sebagai Penuntut Umum menurut ketentuan undang- undang ini. j Melaksanakan penetapan hakim.

c. Surat Dakwaan

Dokumen yang terkait

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP RESIDIVIS PENGEDAR NARKOTIKA DI KOTA YOGYAKARTA.

0 3 13

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN LEBIH BERAT DARI TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA KORUPSI.

0 2 12

BAB 1 PENDAHULUAN PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN LEBIH BERAT DARI TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA KORUPSI.

0 2 13

PUTUSAN BEBAS DAN PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA PIDANA Putusan Bebas Dan Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum Dalam Perkara Pidana.

0 1 11

PUTUSAN BEBAS DAN PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA PIDANA Putusan Bebas Dan Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum Dalam Perkara Pidana.

0 2 19

PUTUSAN BEBAS DAN PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA PIDANA Putusan Bebas Dan Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum Dalam Perkara Pidana.

0 2 19

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENGGELAPAN PASAL 372 KUHP (Studi Kasus Perkara Nomor 192/PID.B/2011/PN/PDG).

0 1 20

ALASAN PENGAJUAN BANDING DAN PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM MENERIMA DENGAN MENJATUHKAN PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM TERDAKWA DALAM PERKARA PENIPUAN (STUDI PUTUSAN PENGADILAN TINGGI DENPASAR NOMOR 24/PID/2015/PT.DPS).

0 0 17

ARGUMENTASI HUKUM HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DAN UPAYA HUKUM PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA EKONOMI.

0 1 10

TINJAUAN ARGUMENTASI HUKUM HAKIM MENYATAKAN DAKWAAN TERBUKTI TETAPI BUKAN MERUPAKAN TINDAK PIDANA DENGAN MENJATUHKAN PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA SURAT PALSU (Studi Putusan nomer:173/Pid.B/2013/PN.Amt).

0 0 14