pengujian 3 karakter pengujian 4 karakter pengujian 5 karakter pengujian 6 karakter Hasil perbandingan Running Time pencocokan string

Tabel 4.7 proses akhir algoritma Brute Force

4.3. Hasil Pengujian

Pengujian sistem ini dilakukan untuk melihat hasil akhir pencarian dan perbedaan running time dari Algoritma Boyer Moore dan Algoritma Brute Force. Pengujian ini dilakukan pada 4 kasus uji coba, antara lain: 1. Pengujian terhadap 3 karakter 2. Pengujian terhadap 4 karakter 3. Pengujian terhadap 5 karakter 4. Pengujian terhadap 6 karakter Hasil pengujian akan ditampilkan dalam bentuk grafik pada akhir pengujian.

4.3.1 pengujian 3 karakter

Gambar 4.9 Pengujian 3 karakter pada kata “air” Teks M E M A S A K Pattern M A Indeks 1 2 3 4 5 6 Universitas Sumatera Utara Pada gambar 4.9 terlihat bahwa pada proses pengujian algoritma Boyer Moore kiri dan pengujian Brute Force kanan pada 3 karakter yaitu “air” dengan arti kata “shui”, menampilkan masing masing running time sebesar 2ms

4.3.2 pengujian 4 karakter

Gambar 4.10 P engujian 4 karakter pada kata “mata” Pada gambar 4.10 terlihat bahwa pada proses pengujian algoritma Boyer Moore kiri dan pengujian Brute Force kanan pada 3 karakter yaitu “mata” dengan arti kata “yan”, menampilkan masing masing running time sebesar 3ms dan 4ms

4.3.3 pengujian 5 karakter

Gambar 4.11 P engujian 5 karakter pada kata “makan” Universitas Sumatera Utara Pada gambar 4.11 terlihat bahwa pada proses pengujian algoritma Boyer Moore kiri dan pengujian Brute Force kanan pada 3 karakter yaitu “makan” dengan arti kata “chi”, menampilkan masing masing running time sebesar 3ms dan 4ms

4.3.4 pengujian 6 karakter

Gambar 4.12 P engujian 6 karakter pada kata “bahaya” Pada gambar 4.12 terlihat bahwa pada proses pengujian algoritma Boyer Moore kiri dan pengujian Brute Force kanan pada 3 karakter yaitu “bahaya” dengan arti kata “weixian”, menampilkan masing masing running time sebesar 4ms dan 5ms

4.3.5 Hasil perbandingan Running Time pencocokan string

Hasil perbandingan Running Time pencarian menggunakan algoritma Boyer Moore dan algoritma Brute Force ditampilkan pada table 4.8 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil perbandingan dari segi running time Kata Rata – Rata Air Mata Makan Bahaya Algoritma Boyer Moore 2ms 3ms 3ms 4ms 3ms Algoritma Brute Force 2ms 4ms 4ms 5ms 3.75ms Dari table 4.8 dapat dilihat bahwa algoritma Boyer Moore memiliki running time yang lebih cepat dari Brute Force yaitu dengan perbedaan 0.75ms. Running Time ms 1 2 3 4 5 6 0.. 1 2 3 karakter 4 karakter 5 karakter 6 karakter Panjang Karakter Boyer Moore Brute Force Gambar 4.13. Grafik perbedaan Running Time Algoritma Boyer Moore dan Algoritma Brute Force Berdasarkan Gambar 4.13 terlihat perbedaan Running Time Algoritma Boyer Moore garis biru dan Algoritma Brute Force garis pink secara grafik, perbedaan rata – rata Universitas Sumatera Utara dari grafik tersebut adalah 0.75ms dimana Algoritma Boyer Moore memiliki rata – rata sebesar 3ms dan Algoritma Brute Force memiliki rata – rata 3.7ms. Berdasarkan kompleksitas waktu pencarian Algoritma Boyer Moore dan Algoritma Brute Force sama – sama memiliki kompleksitas waktu pencarian Big Ө m × n , sehingga dapat kita lihat pada gambar grafik memiliki lengkungan garis nilai yang sama, namun Algoritma Boyer Moore lebih cepat karena memiliki perbandingan karakter teks 3n sedangkan Algoritma Brute Force memiliki perbandingan karakter teks 2n. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan