BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Teori Legitimasi
Teori Legitimasi memfokuskan pada interaksi antara perusahaan dengan masyarakat Ulman, 1982; dalam Ghozali dan Chariri, 2007. Menurut Ghozali
dan Chariri 2007 hal yang melandasi teori legitimasi adalah kontrak sosial dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber
ekonomi. Sesuai dengan pendapat Guthrie dan Parker 1990, legitimacy theory adalah organisasi mendasarkan operasi bisnisnya pada lingkungan sosial
perusahaan melalui kontrak sosial yang disetujui dan berbagai keinginan masyarakat sebagai bentuk penghargaan atas persetujuan organisasi dan
keberlanjutan perusahaan. Dengan teori ini, perusahaan harus memperhatikan kepentingan dari berbagai pihak, bukan hanya dari pihak perusahaan saja.
Semakin banyak perusahaan melakukan kegiatan sosial yang memberikan dampak positif bagi pihak lain membuat manfaat dan kemajuan tersendiri bagi pihak
perusahaan.
2.1.2 Teori Stakeholder
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun juga harus mampu
memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tersebut. Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi
yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu, power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas sumber ekonomi
tersebut Ghozali dan Chariri, 2007. Adanya teori stakeholder ini memberikan landasan bahwa suatu perusahaan harus mampu memberikan manfaat bagi
stakeholdernya. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program Corporate Social Responsibility CSR. Adanya program tersebut pada
perusahaan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pelanggan, dan masyarakat lokal. Sehingga diharapkan terjalin hubungan yang
baik antara perusahaan dengan lingkungan sekitar Ira, 2013. Dalam program CSR dimungkinkan adanya nilai-nilai yang menjadi
pedoman bagi perusahaan untuk mendapat keuntungan yang berlebih. Disini dapat diartikan nilai-nilai itu adalah perusahaan yang menjunjung tinggi keadilan
kepada semua stakeholder. Kasmir, 2010:8 mengatakan bahwa dalam praktiknya tujuan semua
perusahaan menurut ahli keuangan tidak jauh berbeda satu sama lainnya. Artinya, semua tujuan perusahaan didirikan adalah sama, hanya saja cara untuk mencapai
tujuannya saja yang berbeda. Berikut ini beberapa tujuan perusahaan yang dirangkum dari pendapat beberapa ahli keuangan, yaitu :
1. Memaksimalkan nilai perusahaan
2. Memaksimalisasi laba
3. Menciptakan kesejahteraan bagi stakeholder
Universitas Sumatera Utara
4. Menciptakan citra perusahaan
5. Meningkatkan tanggung jawab perusahaan
Semua tujuan ini lebih banyak dibebankan kepada manajer keuangan dengan dibantu oleh manajer lainnya. Tugas manajer keuangan dalam hal
memaksimalkan nilai perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tercapai tidaknya tujuan ini dapat dilihat dan diukur dari harga saham perusahaan
yang bersangkutan dari waktu ke waktu. Keuntungan dengan meningkatnya nilai saham perusahaan adalah perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari lembaga
keuangan perbankan untuk memperoleh pinjaman dengan persyaratan yang lebih lunak dan kepercayaan dari para supplier. Selanjutnya dalam rangka
menyejahterakan stakeholder, maka manajer keuangan harus mampu
memaksimalisasi laba, dalam dalam hal ini arti maksimalisasi laba adalah memaksimalkan penghasilan perusahaan setelah pajak. Dengan laba yang
maksimal, maka tujuan menyejahterakan para stakeholder akan mudah tercapai. Sedangkan tujuan membangun kesejahteraan para stakeholder adalah
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesejahteraan dan kesehatan kepada pemegang saham, manajemen, pelanggan, kreditor, supplier, dan
masyarakat. Kesejahteraan pemegang saham secara otomatis akan meningkat dengan meningkatnya nilai perusahaan. Artinya dengan meningkatnya nilai
perusahaan berarti akan meningkatkan nilai saham yang dimilikinya baik dari segi harga, maupun perolehan pembagian dividen. Bagi manajemen tentu saja dengan
meningkatnya nilai saham juga akan memperoleh kesejahteraan berupa adanya peningkatan pembagian bonus atau kenaikan penghasilan atau tunjangan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Teori Agensi