c. Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil
kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
jangka waktu pantas. Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau
peristiwa yang akan datang. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan berakhir kelangsungan hidupnya setelah menerima laporan dari auditor yang tidak
memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan, tidak berarti dengan sendirinya menunjukkan kinerja audit
yang tidak memadai.
II.4. Opini audit
Opini audit merupakan bagian penting informasi yang disampaikan oleh auditor ketika mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan yang
menitikberatkan pada kesesuaian antara laporan keuangan dengan standart akuntansi berterima umum. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa
tahap audit sehingga auditor dapat memberikan pendapatnya atas laporan keuangan sebuah perusahaan yang telah diaudit. Arens 1996 mengemukakan
bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor dalam memberikan pendapat sudah didasarkan pada keyakinan
profesionalnya. Opini auditor terdiri dari lima jenis Mulyadi, 2002:416 yaitu :
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion
Dengan pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Laporan
audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut terpenuhi :
1. Semua laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan. 2.
Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor.
3. Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah
melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan.
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia. 5.
Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas
Unqualified Opinion with Explanatory Language
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraph penjelas atau bahasa penjelas yang lain dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi
penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata- kata dalam laporan audit baku adalah:
1. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
2. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.
3. Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 4.
Penekanan atas suatu hal 5.
Laporan audit yang melibatkan auditor lain.
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian Qualified Opinion