Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, KUALITAS AUDIT DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI

AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

DEVI YANTI 120522013

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

     


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going

Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

Devi Yanti NIM : 120522013


(3)

ABSTRAK

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, KUALITAS AUDIT, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI

AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh likuiditas, leverage, kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2009 hingga tahun 2012.

Populasi penelitian ini sebanyak 131 perusahaan manufaktur. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 23 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2009 - 2012) dengan 69 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit, laporan auditor independen, dan laporan tahunan dari perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yaitu www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dengan metode regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap opini audit going

concern sedangkan likuiditas dan kualitas audit berpengaruh negatif dan tidal

signifikan terhadap opini audit going concern.

Kata Kunci : Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya, Opini Audit Going Concern.


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LIQUIDITY, LEVERAGE, AUDIT QUALITY, AND PRIOR AUDIT OPINION TO THE GOING CONCERN AUDIT

OPINION IN MANUFACTURE COMPANY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXHANGE

The purpose of this research is to discover and analyze the effect of liquidity, leverage, audit quality, and prior audit opinion to the going concern audit opinion in manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2012.

The population of this research are 131 manufacture companies. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, so I get 23 company samples to 3 years (2009-2012) with 69 analysis or observation units by access the financial statement of auditee, independent audit report, amd annual report on website www.idx.co.id. Analysis data technique that is usedin this research is description statistics analysis with logistic regression method.

The results of this research indicate that leverage and prior audit opinion has positive influence and significantly influence to the going concern audit opinion, while liquiditas and audit quality have negative influence and insignificantly to the going concern audit opinion.

Keywords : Liquidity, Leverage, Audit Quality, Prior Audit Opinion, Going Concern Audit Opinion


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan memberkati penulis selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” disusun guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh Karen itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Kepada keluarga tercinta, Bapak D. Butarbutar dan Mama S. Simanjuntak, S.Pd serta Bang Dedi dan Adik Dina terima kasih untuk doa, kasih sayang, dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis serta teman seperjuangan akuntansi ekstensi 2012, OSF team, dan para mamen yang telah memberikan doa dan dukungan.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ke depan. Semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pihak yang membaca.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

Devi Yanti NIM : 120522013


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 6

1.3 Perumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 9

2.1.1 Teori Keagenan ... 9

2.1.2 Auditing ... 10

2.1.3 Opini Audit ... 15

2.1.4 Opini Audit Going Concern ... 17

2.1.4.1 Tanggung Jawab Auditor ... 19

2.1.4.2 Prosedur Audit ... 20

2.1.4.3 Pertimbangan atas Kondisi dan Peristiwa ... 21

2.1.4.4 Pertimbangan atas Dampak Informasi Kelang sungan Hidup ... 23

2.1.5 Likuiditas ... 25

2.1.6 Leverage ... 25

2.1.7 Kualitas Audit ... 26

2.1.8 Opini Audit Tahun Sebelumnya ... 27

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 28

2.3 Kerangka Konseptual ... 31

2.4 Hipotesis Penelitian ... 32

2.4.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Opini Audit Going Concern ... 32

2.4.2 Pengaruh Leverage terhadap Opini Audit Going Concern ... 33

2.4.3 Pengaruh Kualitas Auditterhadap Opini Audit Going Concern ... 34

2.4.4 Pengaruh Opini AuditTahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern ... 35


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

3.3 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data ... 42

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 42

3.5 Metode Analisis Data ... 46

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 46

3.5.2 Pengujian Data ... 46

3.5.3 Pengujian Model ... 48

3.5.4 Pengujian Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 51

4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 52

4.3 Pengujian Data ... 55

4.3.1 Uji Multikolonieritas ... 55

4.3.2 Uji Autokorelasi ... 56

4.4 Pengujian Model ... 57

4.4.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model ... 57

4.4.2 Menilai Kelayakan Model Regresi ... 59

4.4.3 Koefisien Determinasi ... 61

4.4.4 Matriks Klasifikasi ... 62

4.5 Pengujian Hipotesis ... 63

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

4.6.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Opini Audit Going Concern ... 67

4.6.2 Pengaruh Leverage terhadap Opini Audit Going Concern ... 67

4.6.3 Pengaruh Kualitas Auditterhadap Opini Audit Going Concern ... 68

4.6.4 Pengaruh Opini AuditTahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 28

Tabel 3.1 Proses Seleksi Berdasarkan Kriteria ... 37

Tabel 3.2 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 38

Tabel 3.3 Defenisi Operasional dan Skala Penukuran Variabel Penelitian ... 45

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 52

Tabel 4.2 Statistics ... 53

Tabel 4.3 Kualitas Audit (KA) ... 53

Tabel 4.4 Opini Audit Tahun Sebelumnya (OTS) ... 54

Tabel 4.5 Opini Audit Going Concern ... 55

Tabel 4.6 Uji Multikolonieritas ... 56

Tabel 4.7 Uji Run Test ... 57

Tabel 4.8 Likehood Block 0 ... 58

Tabel 4.9 Likehood Block 1 ... 58

Tabel 4.10 Hosmer and Lemeshow Test ... 60

Tabel 4.11 Contigency Table for Hosmer and Lemeshow Test ... 60

Tabel 4.12 Nagerkerke and Square Model Summary ... 61

Tabel 4.13 Classification Table ... 62

Tabel 4.14 Case Processing Summary ... 63

Tabel 4.15 Variables in The Equation ... 64


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 32


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern ... 78

Lampiran 2 Data Sampel Penelitian ... 79

Lampiran 3 Descriptive Statistics ... 88

Lampiran 4 Statistics ... 88

Lampiran 5 Uji Run Test ... 89

Lampiran 6 Uji Multikolinearitas ... 89

Lampiran 7 Logistic Regresion ... 90

Lampiran 8 Likehood Block 0 ... 92

Lampiran 9 Likehood Block 1 ... 93  

                                 


(12)

ABSTRAK

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, KUALITAS AUDIT, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI

AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh likuiditas, leverage, kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2009 hingga tahun 2012.

Populasi penelitian ini sebanyak 131 perusahaan manufaktur. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 23 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2009 - 2012) dengan 69 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit, laporan auditor independen, dan laporan tahunan dari perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yaitu www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dengan metode regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap opini audit going

concern sedangkan likuiditas dan kualitas audit berpengaruh negatif dan tidal

signifikan terhadap opini audit going concern.

Kata Kunci : Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya, Opini Audit Going Concern.


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LIQUIDITY, LEVERAGE, AUDIT QUALITY, AND PRIOR AUDIT OPINION TO THE GOING CONCERN AUDIT

OPINION IN MANUFACTURE COMPANY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXHANGE

The purpose of this research is to discover and analyze the effect of liquidity, leverage, audit quality, and prior audit opinion to the going concern audit opinion in manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2012.

The population of this research are 131 manufacture companies. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, so I get 23 company samples to 3 years (2009-2012) with 69 analysis or observation units by access the financial statement of auditee, independent audit report, amd annual report on website www.idx.co.id. Analysis data technique that is usedin this research is description statistics analysis with logistic regression method.

The results of this research indicate that leverage and prior audit opinion has positive influence and significantly influence to the going concern audit opinion, while liquiditas and audit quality have negative influence and insignificantly to the going concern audit opinion.

Keywords : Liquidity, Leverage, Audit Quality, Prior Audit Opinion, Going Concern Audit Opinion


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal perusahaan saja namun juga memiliki pengaruh ke pihak lain, seperti kreditur, investor, juga terhadap akuntan publik. Dalam Statement of

Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 dijelaskan bahwa tujuan utama dari

laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi berkualitas yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Umumnya mereka mengandalkan informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan, tetapi sering ditemukan perbedaan kepentingan antara para prinsipal (shareholders) dengan agen (manajemen) perusahaan. Konflik ini terjadi karena prinsipal dan agen mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.

Jika agen dan prinsipal berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka ada alasan untuk percaya bahwa agen (manajemen) tidak selalu bertindak sesuai keinginan prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976). Oleh karena itu, diperlukan peran auditor independen sebagai mediator yang dapat menjembatani kepentingan pihak prinsipal dengan pihak agen (manajemen) dalam mengelola keuangan perusahaan.


(15)

Auditor melalui opininya yang terangkum dalam laporan audit berperan untuk mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan, sehingga dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang benar. Auditor juga bertanggung jawab untuk menilai apakah terdapat keraguan besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu yang tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (IAI, 2001: SPAP Seksi 341, 02).

Fenomena yang pernah terjadi yang berkaitan dengan kelangsungan usaha suatu perusahaan adalah kasus Enron. Perusahaan Enron merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri energi dan memiliki sangat banyak diversifikasi usaha. Perusahaan ini memanipulasi laporan keuangan yang disajikan dan auditor eksternal (KAP Arthur Anderson) yang memeriksa tidak independen. Fenomena ini menunjukkan adanya praktik bisnis yang tidak sehat dan mengakibatkan kehancuran baik bagi kelangsungan usaha perusahaan maupun KAP (Kantor Akuntan Publik) yang memeriksa.

Kelangsungan usaha (going concern) dapat dinilai melalui faktor eksternal dan internal perusahaan tersebut. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi yaitu yang berhubungan dengan auditor eksternal, seperti kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya. Kasus Enron merupakan satu contoh yang menunjukkan kualitas audit yang buruk karena auditor eksternal perusahaan tersebut tidak independen, sedangkan faktor internal yang dapat mempengaruhi yaitu


(16)

kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya baik dilihat dari ekuitas, kewajiban, serta pertumbuhan penjualannya.

Dalam memberikan opini audit going concern bukanlah merupakan suatu hal yang mudah. Kesulitan tersebut disebabkan oleh terjadinya dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini audit going concern. Penyebabnya adalah adanya hipotesis self-fulfilling prophecy yang menyatakan bahwa apabila auditor memberikan opini audit going concern, maka perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena banyak investor yang membatalkan investasinya atau kreditor yang menarik dananya dari perusahaan tersebut (Venuti, 2007 dalam Januarti, 2009). Penyebab yang lain adalah tidak terdapatnya prosedur penetapan status going concern yang terstruktur (Joanna L.Ho, 1996 dalam Januarti, 2009), sehingga pemberian status going concern terhadap suatu perusahaan bukanlah tugas yang mudah. Meskipun demikian, opini going concern harus diungkapkan agar perusahaan mampu bertindak cepat di dalam menyelamatkan usaha yang sempat mengalami masalah.

Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Pengeluaran opini going concern yang tidak diharapkan oleh perusahaan berdampak pada kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditur, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Hilangnya kepercayaan publik terhadap citra perusahaan dan manajemen perusahaan tersebut akan memberi imbas yang sangat signifikan terhadap keberlanjutan bisnis perusahaan ke depan.


(17)

Memburuknya citra perusahaan serta hilangnya kepercayaan dari kreditur akan menyulitkan perusahaan apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana guna membiayai operasional usahanya. Begitu juga dengan pelanggan, hilangnya pelanggan akan mengakibatkan terhentinya bisnis perusahaan.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi. Salah satu faktor yang menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup adalah ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo dalam jangka pendek atau tingkat likuiditas perusahaan. Beberapa peneliti (Mutchler, 1985; Chen dan Church, 1992) menggunakan current ratio dalam dan menemukan bahwa current ratio berpengaruh signifikan pada keputusan opini audit going concern. Namun penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2007) serta Masyitoh dan Adhariani (2010) menemukan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan pada penerbitan opini audit going concern.

Peneliti menggunakan rasio leverage untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang yang diukur dengan menggunakan debt to assets ratio yaitu membandingkan total kewajiban dengan total aktiva. Perusahaan yang memiliki aktiva yang lebih kecil daripada kewajibannya akan menghadapi bahaya kebangkrutan (Chen dan Church, 1992). Namun penelitian Rudyawan dan Badera (2008) menyatakan bahwa rasio leverage tidak berpengaruh signifikan pada kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Penelitian tentang kualitas audit dilakukan oleh Januarti (2009) yang diproksi dengan auditor industry specialization dan hasil penelitian berpengaruh


(18)

signifikan terhadap opini going concern. Sedangkan hasil penelitian Tamba (2009) dan Tampubolon (2011) tidak berpengaruh signifikan, dengan KAP big

four dan non-big four sebagai proksi kualitas audit.

Rahmadhany (2004) membuktikan mengenai opini audit going concern yang diterima tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan, yaitu ditemukannya hubungan positif yang signifikan antara opini audit going

concern tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan.

Mutcher (1985) menyatakan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih berisiko menerima opini audit going concern dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Hal ini dimungkinkan karena auditor mempercayai bahwa perusahaan yang lebih besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan yang lebih kecil.

Hasil penelitian yang tidak konsisten antara penelitian terdahulu, mendorong penulis untuk mengkaji kembali pengaruh variabel- variabel tersebut terhadap penerimaan opini audit going concern pada tahun berbeda, yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dengan objek penelitian perusahan manufaktur.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(19)

1.2 Batasan Masalah

Adapun keterbatasan penulis dalam waktu, pengetahuan, dan tenaga maka dibuatlah batasan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Periode penelitian dibatasi dari tahun 2009 s/d 2012. 2. Rasio likuiditas yang digunakan hanya current ratio.

Penulis membatasi penelitian dengan menggunakan current ratio karena ingin mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan membayar kembali kewajibannya kepada para kreditur dalam menjalankan usaha

(going concern).

3. Rasio leverage yang digunakan hanya Debt to Assets Ratio (DAR). Penulis membatasi penelitian hanya dengan menggunakan DAR karena ingin mengetahui sejauh mana perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber aktivanya dalam menjalankan usaha (going concern).

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan maka yang menjadi perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern?

3. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit


(20)

4. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, leverage, kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going

concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai pengaruh likuiditas, leverage, kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern. 2) Bagi Investor dan Calon Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan mengenai going concern (keberlangsungan usaha suatu perusahaan) sehingga investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi.

3) Bagi Auditor Independen

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan dan bahan referensi dalam melakukan audit terkhususnya ketika melakukan audit yang berhubungan dengan going concern.


(21)

4) Bagi Manajemen Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk keberlangsungan perusahaannya.

5) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dan bahan kajian lanjut bagi penelitian yang berkaitan dengan opini going concern.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (prinsipal) meminta pihak lainnya (agen) untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan atas nama prinsipal yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. Jika kedua pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut berusaha untuk memaksimalkan utilitas mereka maka ada kemungkinan bahwa agen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan terbaik prinsipal. Dengan tujuan memotivasi agen maka prinsipal merancang kontrak sedemikan rupa sehingga mampu mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan.

Kontrak yang efisien merupakan kontrak yang memenuhi dua asumsi, yaitu sebagai berikut :

1. Agen dan prinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun prinsipal memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri.

2. Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil yang berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai


(23)

imbalan yang diterimanya. Namun, pada kenyataannya agen sebagai pengelola perusahaan umumnya memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan prinsipal sebagai pemilik perusahaan sehingga menimbulkan terjadinya asimetri informasi.

Auditor sebagai pihak yang independen dibutuhkan untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen apakah telah bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal melalui laporan keuangan. Prinsipal mengharapkan auditor memberikan peringatan awal mengenai kondisi keuangan perusahaan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor (Komalasari, 2007). Auditor bertugas untuk memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan, dan mengungkapkan permasalahan

going concern yang dihadapi perusahaan apabila auditor meragukan

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. 2.1.2 Auditing

ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) dalam Halim (2008:1) mendefinisikan auditing sebagai suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti audit secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang


(24)

berkepentingan. Menurut Mulyadi (2002:9), secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Menurut Jusup (2001:11) auditing atau pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan Agoes (2000:1) mendefinisikan auditing sebagai suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa auditing adalah proses untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi sehingga dapat ditentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan memberikan pendapat mengenai kewajaran pernyataan tersebut.


(25)

Dalam setiap audit baik audit pada perusahaan besar maupun pada perusahaan kecil selalu terdapat empat tahapan kegiatan (Jusup, 2001:169) berikut ini :

1. Penerimaan penugasan audit

Tahap awal suatu audit adalah mengambil keputusan untuk menerima atau menolak suatu kesempatan menjadi auditor untuk klien baru, atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. Mulyadi (2002:122) menyebutkan bahwa perikatan adalah kesempatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian. Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditor menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya.

Langkah-langkah yang ditempuh oleh auditor di dalam mempertimbangkan penerimaan perikatan audit dari calon kliennya adalah sebagai berikut:

a. mengevaluasi integritas manajemen,

b. mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa, c. menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit, d. menilai independensi,

e. menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesional,


(26)

Tahap ini hanya melibatkan standar umum dari standar auditing yang perlu diterapkan. Pada umumnya keputusan untuk menerima (menolak) ini sudah dilakukan sejak enam bulan hingga sembilan bulan sebelum akhir tahun buku yang akan diperiksa (Jusup, 2001:169).

2. Perencanaan audit

Tahap kedua dari suatu audit menyangkut penerapan strategi audit untuk pelaksanaan dan penentuan lingkup audit. Perencanaan merupakan tahap yang cukup sulit dan menentukan keberhasilan penugasan audit. Pada tahap ini perlu diterapkan standar umum dan standar pekerjaan lapangan dari standar auditing. Perencanaan audit biasanya dilakukan antara tiga hingga enam bulan sebelum akhir tahun buku klien. Tahapan yang ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya adalah sebagai berikut:

a. memahami bisnis dan industri klien, b. melaksanakan prosedur audit,

c. mempertimbangkan tingkat materialitas awal, d. mempertimbangkan risiko bawaan,

e. mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama,

f. mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan, g. memahami pengendalian intern klien.


(27)

3. Pelaksanaan pengujian audit

Tahap ketiga dalam audit laporan keuangan adalah melaksanakan pengujian audit. Tahap ini sering disebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan. Tujuan utama tahap audit ini adalah mendapatkan bukti audit mengenai efektivitas Struktur Pengendalian Intern (SPI) klien dan kewajaran laporan keuangannya. Pada tahap ini harus diterapkan standar umum dan standar pekerjaan lapangan dari standar auditing. Pengujian ini dilakukan tiga sampai empat bulan sebelum akhir tahun buku hingga satu sampai tiga bulan sesudah akhir tahun buku klien.

4. Pelaporan Temuan

Tahap keempat atau tahap terakhir dari suatu audit adalah pelaporan temuan. Laporan audit bisa berupa laporan standar yaitu laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau bisa juga menyimpang dari laporan standar. Pada tahap ini harus dilaksanakan standar umum dan standar pelaporan dari standar auditing. Laporan audit biasanya diterbitkan antara satu hingga tiga minggu setelah berakhirnya pekerjaan lapangan. Ada dua langkah yang dilaksanakan oleh auditor dalam pelaporan audit ini (Mulyadi,2002:122), yaitu:

a. menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik kesimpulan,


(28)

2.1.3 Opini Audit

Dalam SA Seksi 110 paragraf 01 dijelaskan bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001). Pemberian opini audit dapat mengurangi asimetri informasi antara manajemen dengan

stakeholders perusahaan karena memungkinkan pihak di luar perusahaan

untuk memverifikasi validitas laporan keuangan.

Menurut Halim (2008:75), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu sebagai berikut ini :

1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan.


(29)

penjelasan (unqualified opinionwith explaratory language)

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut :

a. pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain,

b. adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan IAI, c. laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material, d. auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya,

e. auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip dan metode akuntansi.

3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini diberikan apabila :

a. tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan,


(30)

prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. Auditor harus menjelaskan alasan pengecualian dalam satu paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat.

4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat tidak wajar diberikan terhadap laporan keuangan.

5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) Pernyataan auditor untuk tidak memberikan pendapat ini diberikan apabila:

a. ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu,

b. auditor tidak independen terhadap klien. 2.1.4 Opini Audit Going Concern

Going concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas. Dengan

adanya asumsi going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang, tidak akan


(31)

dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Suatu entitas dianggap going

concern apabila perusahaan dapat melanjutkan operasinya dan memenuhi

kewajibannya. Pihak manajemen bertanggung jawab untuk menentukan kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going

concern dan auditor bertanggung jawab untuk meyakinkan dirinya bahwa

penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan.

Dalam penentuan opini going concern, auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkian hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain.

Dalam SA Seksi 341 paragraf 01 dinyatakan bahwa kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya, informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup entitas adalah berhubungan dengan ketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari


(32)

luar, dan kegiatan serupa yang lain (IAI, 2001). Kelangsungan hidup suatu entitas selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen untuk membawa entitas tersebut untuk bertahan selama mungkin.

2.1.4.1 Tanggung Jawab Auditor

Dalam SA Seksi 341 paragraf 03 dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam perioda waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit dengan cara berikut ini (IAI, 2001) :

1) Auditor mempertimbangkan apakah seluruh hasil prosedur yang dilaksanakannya menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas. Mungkin diperlukan informasi tambahan mengenai kondisi dan peristiwa beserta bukti-bukti yang mendukung informasi yang mengurangi kesangsian auditor.

2) Jika auditor yakin terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus:

a. memperoleh informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut,


(33)

3) Setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor mengambil kesimpulan apakah masih terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas.

SA Seksi 341 paragraf 04 menyatakan bahwa auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan datang. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan berakhir kelangsungan hidupnya setelah menerima laporan dari auditor yang tidak memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan, tidak berarti dengan sendirinya menunjukkan kinerja audit yang tidak memadai. Oleh karena itu, tidak dicantumkannya kesangsian besar dalam laporan audit tidak seharusnya dipandang sebagai jaminan mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (IAI, 2001).

2.1.4.2 Prosedur Audit

Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.

Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau peristiwa tersebut:


(34)

2. Review terhadap peristiwa kemudian,

3. Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian penarikan utang,

4. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite atau panitia penting yang dibentuk,

5. Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang perkara pengadilan, tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara pengadilan yang melibatkan entitas tersebut,

6. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan.

2.1.4.3 Pertimbangan atas Kondisi dan Peristiwa

SA Seksi 341 paragraf 06 menyatakan bahwa auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas (tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit). Contoh kondisi dan peristiwa tersebut adalah sebagai berikut ini (IAI, 2001) :

1) Tren negatif, sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang jelek,


(35)

2) Petunjuk lain tentang kemungkinan financial distress, sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utang atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva,

3) Masalah intern, sebagai contoh pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atau sukses proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi,

4) Masalah luar yang telah terjadi, sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi, kehilangan franchise, lisensi atau paten penting, kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.

Arens dan Lobbecke (1996:52) menyatakan beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan adalah :


(36)

1) kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal kerja,

2) ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo dalam jangka pendek,

3) kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak diasuransikan seperti gempa bumi dan banjir atau masalah perburuhan yang tidak biasa,

4) perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang sering terjadi yang dapat membahayakan kemampuan perusahaan untuk beroperasi.

2.1.4.4 Pertimbangan Dampak Informasi Kelangsungan Hidup Entitas terhadap Laporan Auditor

SA Seksi 341 paragraf 10-14 memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap laporan auditor sebagai berikut ini (IAI, 2001) :

1. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa yang terjadi, auditor tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian,

2. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa yang terjadi, auditor menyangsikan kemampuan


(37)

satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen. Dalam hal satuan usaha tidak memiliki rencana manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen entitas tidak dapat secara efektif mengurangi dampak negatif kondisi atau peristiwa tersebut maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat.

3. Apabila auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat secara efektif dilaksanakan maka auditor harus mempertimbangkan mengenai kecukupan pengungkapan mengenai kelangsungan hidup satuan usaha,

mitigating factor, dan rencana manajemen. Apabila auditor

berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut memadai maka ia memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

4. Jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak memadai maka ia akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.


(38)

kesangsian atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dapat dilihat pada Lampiran 1 tentang pedoman pernyataan pendapat going concern.

2.1.5 Likuiditas

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Likuiditas suatu perusahaan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh current ratio yaitu membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini dapat memberikan sebuah ukuran likuiditas yang cepat, mudah digunakan dan mampu menjadi indikator terbaik sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat (Brigham & Houston, 2009:95).

2.1.6 Leverage

Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Leverage mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari utang perusahaan kepada kreditor. Rasio leverage dapat diukur dengan menggunakan rasio debt to total

assets. Rasio ini mengukur tingkat presentasi hutang perusahaan terhadap total

aktiva yang dimiliki atau seberapa besar tingkat presentase total aktiva dibiayai oleh hutang. Rasio leverage yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio leverage, semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan


(39)

ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit going

concern.

Rasio leverage yang tinggi dapat menimbulkan kerugian yang tinggi pula bagi perusahaan, dan kerugian yang tinggi tersebut akan membawa perusahaan pada kondisi keuangan yang bermasalah. Kondisi keuangan yang bermasalah tersebut dpat menjadi indikasi bagi auditor dalam penerbitan opini

going concern.

2.1.7 Kualitas Audit

Auditor memiliki tanggung jawab yang besar dalam menghasilkan informasi berkualitas tinggi yang akan berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Auditor yang memilki kualitas yang baik akan lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concern terhadap perusahaan yang memang seharusnya mendapatkan opini tersebut.

Kualitas audit diproksikan dengan kantor akuntan publik (KAP) yang berafiliasi dengan The Big Four maupun dengan Non Big Four. Umumnya

KAP the big four memiliki kualitas audit yang lebih baik dibanding dengan

non big four. Ukuran kantor akuntan publik the big four didasarkan atas

besarnya jumlah pendapatan yang diterima atas jasa audit atau jasa lainnya. Kantor Akuntan Publik dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasiasi dengan KAP yang Big Four dan kantor akuntan publik lainnya.Kategori KAP the big four di Indonesia :


(40)

KAP Osman Bing Satrio dan rekan,

2. KAP Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantoro, Sarwoko dan Sandjaja,

3. KAP Price Waterhouse, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan,

4. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja.

2.1.8 Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima perusahaan pada tahun sebelumnya atau satu tahun sebelum tahun penelitian. Mutchler (1984) melakukan wawancara dengan praktisi auditor yang menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan. Mutler (1985) menguji pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa model analisis diskriminan yang memasukkan tipe opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibandingkan model yang lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Mutchler (1984), Carcello dan Neal (2000), Lennox (2002), Ramadhany (2004), Setyarno dkk. (2006), serta Januarti (2009) menemukan hubungan positif antara opini audit going


(41)

sebelumnya perusahaan menerima opini audit going concern, maka pada tahun berjalan akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima kembali opini audit concern.

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu dalam Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu

No. Peneliti/

Tahun Judul Variabel

Alat Regresi

Hasil Penelitian 1.

Tampu-bolon (2011) Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas,

Leverage, dan

Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Variabel Independen : kualitas audit, profitabilitas,

leverage, opini

audit tahun sebelumnya. Variabel Dependen : Opini audit going concern.

Regresi Logistik

Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan kualitas audit, profitabilitas, dan leverage tidak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.


(42)

2. 3. Tamba (2009) Doris (2010) Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Quick Ratio, Long Term Debt to Asset Ratio, Return on Asset, Kualitas Audit, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Variabel Independen : debt default, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya. Variabel Dependen : Opini Audit Going Concern. Variabel Independen : quick ratio, long term debt to asset ratio, return on

asset ,kualitas

audit, pertunbuhan perusahaan. Variabel Dependen :Opini audit wajar dengan pernyataan going concern. Regresi Logistik                           Regresi Logistik Debt default dan opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan untuk kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Quick ratio, return on asset, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern.

Sedangkan long term debt to

asset ratio dan

kualitas audit berpengauh berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pemberian opini audit


(43)

4. 5. Ramadha ny(2004) Eko Budi Setyarno, Indira Januarti, dan Faisal (2006) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going

Concern pada

Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Variabel Independen : Default hutang, kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya. Variabel Dependen : Opini audit going concern. Variabel Independen : Kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan. Variabel Dependen : Opini audit going concern. Regresi Logistik Regresi Logistik   Status default hutang, kondisi keuangan, dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Kualitas Audit berpengaruh terhadap opini audit going concern, Penggunaan model prediksi kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap opini audit going concern, Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.


(44)

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian teoritis, dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah likuiditas, leverage, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya yang menjadi variabel dependen adalah opini audit going concern.

HH1 H1

H2

H3

3 H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dan tidak dapat mengetahui pengaruhnya secara simultan karena hasil pengujian dengan metode regresi logistik hanya ada pengujian secara parsial. Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu

Likuiditas (X1)

Leverage (X2)

Kualitas Audit (X3)

Opini Audit Tahun Sebelumnya (X4)

 

 

Opini Audit Going

Concern (Y)


(45)

yang sering ditunjukkan oleh current ratio.

Leverage digunakan untuk mengetahui kapasitas perusahaan untuk

memenuhi kewajiban yang umumnya diukur dengan menggunakan debt to total

assets yaitu membandingkan total kewajiban dengan total aktiva. Auditor yang

berkualitas tinggi cenderung akan menerbitkan opini audit going concern jika klien terdapat masalah berkaitan going concern perusahaan. DeAngelo (1981) menyimpulkan bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan KAP kecil.

Dalam melakukan audit, auditor bertugas untuk memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau satu tahun sebelum tahun penelitian dari auditor independen.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

2.4.1 Pengaruh Likuditas terhadap Opini Audit Going Concern

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Likuiditas suatu perusahaan sering ditunjukkan oleh current ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Mutchler (1985) dengan analisis diskriminan menunjukkan bahwa current ratio


(46)

sebagai salah satu dari enam rasio keuangan yang hasilnya signifikan dalam membuat keputusan opini going concern. Chen dan Church (1992;1996) melakukan penelitian dengan menggunakan empat rasio keuangan, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa current

ratio signifikan dalam menjelaskan keputusan opini going concern. Konsisten

dengan penelitian sebelumnya Behn et al. (2001) membuktikan bahwa current

ratio menunjukkan hasil negatif signifikan untuk memprediksi

dikeluarkannya opini going concern. Makin rendah nilai current ratio menunjukkan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila perusahaan tidak mampu memenuhi klaim kreditor jangka pendek maka hal tersebut dapat memengaruhi kredibilitas perusahaan dan dapat dianggap sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan sedang menghadapi masalah yang dapat mengganggu kelangsungan usahanya.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Likuiditas berpengaruh negatif pada opini audit going concern. 2.4.2 Pengaruh Leverage terhadap Opini Audit Going Concern

Rasio leverage dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio leverage umumnya diukur dengan menggunakan debt

ratio yaitu membandingkan total kewajiban dengan total aktiva. Jumlah utang


(47)

modal atau saldo ekuitas bernilai negatif. Makin besar rasio ini menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Chen dan Church (1992) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva yang lebih kecil daripada kewajibannya akan menghadapi bahaya kebangkrutan. Penelitian Carcello dan Neal (2000) serta Masyitoh dan Adhariani (2010) menemukan bahwa leverage berhubungan positif dengan pemberian opini audit going concern.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H2 : Leverage berpengaruh positif pada opini audit going concern. 2.4.3 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Opini Audit Going Concern

Auditor bertanggung jawab untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen dan menilai mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam perioda waktu yang pantas. Auditor yang berkualitas tinggi cenderung akan menerbitkan opini audit going concern jika klien terdapat masalah berkaitan going concern perusahaan. DeAngelo (1981) menyimpulkan bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan KAP kecil.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(48)

concern.

2.4.4 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern

Mutchler (1984), Carcello dan Neal (2000), Lennox (2002), Ramadhany (2004), Setyarno dkk (2006), Praptitorini dan Januarti (2007), Januarti (2009), dan Putra (2010) menemukan hubungan positif antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya perusahaan menerima opini audit going

concern, maka pada tahun berjalan akan semakin besar kemungkinan

perusahaan untuk menerima kembali opini audit going concern.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H4 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif pada opini audit going concern.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian sebab akibat

(causal research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi

hubungan sebab akibat antara variabel dependen dan independen (Erlina, 2008:21). Adapun yang menjadi variabel independen di dalam penelitian ini adalah kualitas audit, leverage, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya. Variabel dependennya adalah opini audit going concern.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu yang dijadikan objek penelitian (Erlina, 2008:75). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2012.

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili (Erlina, 2008: 76). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu (Erlina, 2008:83).


(50)

No Kriteria

Jumlah Pelanggaran

Kriteria

Akumulasi 1 Total perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian (2009-2012).

131 2 Perusahaan tidak keluar (delisiting) di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian (2009-2012).

(5) 126

3 Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen selama periode penelitian (2009-2012).

(9) 117

4 Mengalami rugi bersih setelah pajak sekurang-kurangnya dua periode laporan keuangan (dua tahun) selama periode penelitian (2009-2012).

(94)

Jumlah sampel total selama periode penelitian (2009-2012)

23 Adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2012.

2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan tahun 2009-2012.

3. Memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen selama tahun 2009-2012.

4. Mengalami rugi bersih setelah pajak sekurang-kurangnya dua tahun periode laporan keuangan selama periode pengamatan tahun 2009-2012. Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 23 perusahaan, dengan 3 tahun pengamatan.

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

.


(51)

Setelah dilakukan teknik purposive sampling, maka emiten yang lolos uji adalah: Tabel 3.2

Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No Nma Perusahaan Kode

Kriteria Penentuan

Sampel Sampel 1 2 3 4

1 Akasha Wira International Tbk. ADES √ √ √ X - 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA √ √ √ X -

3 Cahaya Kalbar Tbk. CEKA √ √ √ X -

4 Davomas Abadi Tbk. DAVO √ √ √ X -

5 Delta Jakarta Tbk. DLTA √ √ √ X -

6 Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. ICBP √ √ √ X -

7 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF √ √ √ X -

8 Mayora Indah Tbk. MYOR √ √ √ X -

9 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI √ √ √ X - 10 Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI √ √ √ X - 11 Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN √ √ √ X -

12 Sekar Laut Tbk. SKLT √ √ √ X -

13 Siantar Top Tbk. STTP √ √ X X -

14 Ultra Jaya Milk Tbk. ULTJ √ √ √ X -

15 Darya -Varia Laboratoria Tbk. DVLA √ √ √ X - 16 Indofarma (Persero) Tbk. INAF √ √ √ X -

17 Kalbe Farma Tbk. KLBF √ √ √ X -

18 Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF √ √ √ X -

19 Merck Tbk. MERK √ √ √ X -

20 Pyridam Farma Tbk. PYFA √ √ √ X -

21 Schering Plough Indonesia Tbk. SCPI √ √ √ √ Sampel 1 22

Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk. SQBI √ √ √ X -

23 Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC √ √ √ X -

24 Gudang Garam Tbk. GGRM √ √ √ X -

25 Hanjaya Mandala Sampoerna


(52)

26 Bantoel International Investama

Tbk. RMBA √ √ √ X -

27 Kedaung Setia Industrial Tbk. KDSI √ √ √ X - 28 Kedaung Indag Can Tbk. KICI √ √ √ √ Sampel 2 29

Langgeng Makmur Industry

Tbk. LMPI √ √ X -

30 Martina Berto Tbk. MBTO √ √ √ X -

31 Mustika Ratu Tbk. MRAT √ √ √ X -

32 Mandom Indonesia Tbk. TCID √ √ √ X -

33 Unilever Indonesia Tbk. UNVR √ √ √ X - 34 Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk. INTP √ √ √ X -

35 Holcim Indonesia Tbk. SMCB √ √ √ X -

36 Semen Gresik Tbk. SMGR √ √ √ X -

37 Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG √ √ √ X - 38 Arwana Citra Mulia Tbk. ARNA √ √ X - 39 Inti Keramik Alam Asri Industri

Tbk. IKAI √ √ √ X -

40 Keramika Indonesia Assosiasi

Tbk. KIAS √ √ √ X -

41 Mulia Industrindo Tbk. MLIA √ √ √ √ Sampel 3 42 Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO √ √ √ X - 43 Alaska Industrindo Tbk. ALKA √ √ X - 44

Alumindo Light Metal Industry

Tbk. ALMI √ √ √ X -

45 Beton Jaya Manunggal Tbk. BTON √ √ √ X -

46 Citra Turbindo Tbk. CTBN √ √ √ X -

47 Gunawan Dianjaya Steel Tbk. GDST √ √ √ X - 48 Indal Aluminium Industry Tbk. INAI √ √ √ X -

49 Itamaraya Tbk. ITMA √ √ √ X -

50 Jakarta Kyoei Steel Work LTD

Tbk. JKSW √ √ √ √ Sampel 4

51 Jaya Pari Steel Tbk. JPRS √ √ √ X -

52 Krakatau Steel Tbk. KRAS √ √ X -

53 Lion Metal Works Tbk. LION √ √ √ X -

54 Lionmesh Prima Tbk. LMSH √ √ √ X -

55 Hanson International Tbk. MYRX √ √ √ X - 56 Pelat Timah Nusantara Tbk. NIKL √ √ √ X - 57 Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO √ √ √ X - 58 Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS √ √ √ X - 59 Barito Pasific Tbk. BRPT √ √ √ √ Sampel 5


(53)

60 Budi Acid Jaya Tbk. BUDI √ √ √ X - 61 Duta Pertiwi Nusantara DPNS √ √ X - 62 Ekadharma International Tbk. EKAD √ √ √ X - 63 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA √ √ X - 64 Intan Wijaya International Tbk. INCI √ √ √ √ Sampel 6 65 Sorini Agro Asia Corporindo

Tbk. SOBI √ √ X -

66 Indo Acitama Tbk. SRSN √ √ √ X -

67 Chandra Asri Petrochemical TPIA √ √ √ X - 68 Unggul Indah Cahaya Tbk. UNIC √ √ √ X - 69 Alam Karya Unggul Tbk. AKKU √ √ √ √ Sampel 7 70

Argha Karya Prima Industry

Tbk. AKPI √ √ X -

71 Asiaplast Industries Tbk. APLI √ √ √ X -

72 Berliana Tbk. BRNA √ √ √ X -

73 Titan Kimia Nusantara Tbk. FPNI √ √ √ √ Sampel 8 74 Champion Pasific Indonesia

Tbk. IGAR √ √ √ X -

75 Indopoly Swakarsa Industry

Tbk. IPOL √ √ √ X -

76 Sekawan Intiprima Tbk. SIAP √ √ √ X -

77 Siwani Makmur Tbk. SIMA √ √ √ √ Sampel 9

78 Trias Snetosa Tbk. TRST √ √ √ X -

79 Yana Prima Hasta Persada Tbk. YPAS √ √ √ X - 80 Charoen Pokphand Indonesia

Tbk. CPIN √ √ √ X -

81 Japfa Comfeed Indonesia Tbk. JPFA √ √ √ X -

82 Malindo Feedmill Tbk. MAIN √ √ √ X -

83 Siearad Produce Tbk. SIPD √ √ X -

84 Sumalindo Lestari Jaya Tbk. SULI √ √ √ √ Sampel 10 85 Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT √ √ √ √ Sampel 11

86 Alkindo Naratama Tbk. ALDO √ √ √ X -

87 Fajar Surya Wisesa Tbk. FASW √ √ √ X - 88 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. INKP √ √ √ X -

89 Toba Pulp lestari Tbk. INRU √ √ √ X -

90 Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk. KBRI √ √ √ √ Sampel 12

91 Surabaya Agung Industri Pulp &

Kertas Tbk. SAIP √ √ √ √ Sampel 13

92 Suparma Tbk. SPMA √ √ √ X -


(54)

94 Astra International Tbk. ASII √ √ √ X -

95 Astra Auto Part Tbk. AUTO √ √ √ X -

96 Indo Kordsa Tbk. BRAM √ √ X -

97 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR √ √ √ X -

98 Gajah Tunggal Tbk. GJTL √ √ √ X -

99 Indomobil Sukses International

Tbk. IMAS √ √ √ X -

100 Indospring Tbk. INDS √ √ √ X -

101 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN √ √ √ X - 102 Multistrada Arah Sarana Tbk. MASA √ √ √ X -

103 Nipress Tbk. NIPS √ √ √ X -

104 Prima alloy steel Universal Tbk. PRAS √ √ √ √ Sampel 14

105 Selamat Sempurna Tbk. SMSM √ √ √ X -

106 Polychem Indonesia Tbk. ADMG √ √ √ X -

107 Argo Pantes Tbk. ARGO √ √ √ √ Sampel 15

108 Centex Tbk-Saham Seri B CNTB √ √ X X -

109 Centex Tbk. CNTX √ √ √ √ Sampel 16

110 Eratex Djaya Tbk. ERTX √ √ √ √ Sampel 17 111 Ever Shine Textile Industry Tbk. ESTI √ √ X - 112 Pan Asia Indosyntec Tbk. HDTX √ √ √ X - 113 Indo Rama Synthetic Tbk. INDR √ √ √ X - 114 Karwell Indonesia Tbk. KARW √ √ √ √ Sampel 18 115 Apac Citra Centertex Tbk. MYTX √ √ √ √ Sampel 19 116 Pan Aia Filament Inti Tbk. PAFI √ √ √ √ Sampel 20

117 Pan Brothers Tbk. PBRX √ √ √ X -

118 Asia Pasific Fibers Tbk. POLY √ √ √ X - 119 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY √ √ √ X - 120 Sunson Textile Manufacturer

Tbk. SSTM √ √ √ X -

121 Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT √ √ √ X -

122 Unitex Tbk. UNTX √ √ √ √ Sampel 21

123 Primarindo Asia Infrastructure

Tbk. BIMA √ √ √ X -

124 Surya Intrindo Makmur TBk. SIMM √ √ √ √ Sampel 22

125 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI √ √ √ X -

126 Jembo Cable Company Tbk. JECC √ √ √ X - 127 KMI Wire and Cable Tbk. KBLI √ √ √ X -

128 Kabelindo Murni Tbk. KBLM √ √ √ X -

129 Supreme Cable Manufacturing


(55)

130 Voksel Electric Tbk. VOKS √ √ X X -

131 Sat Nusa Persada PTSN √ √ √ √ Sampel 23

Sumber : www.idx.co.id diolah Peneliti

Jumlah observasi penelitian selama 3 tahun adalah 69 observasi (pengamatan).

3.3. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yakni data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti (Hadi, 2006:42). Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang didapat secara langsung dari obyek penelitian (Hadi, 2006:39). Data diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia mengenai laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dengan mengunduh data dari website Bursa Efek Indonesia yang berupa laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit beserta laporan auditor independen. 3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan penulis di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (Erlina, 2008:42). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going concern. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor dikarenakan adanya keraguan mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Opini dengan modifikasi going concern terdiri dari opini wajar tanpa


(56)

pengecualian dengan bahasa penjelas going concern (unqualified opinion

with explanatory language), opini wajar dengan pengecualian mengenai

going concern (going concern qualified opinion), dan opini tidak

memberikan pendapat mengenai going concern (going concern disclaimer

opinion). Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana

perusahaan yang mendapat opini going concern mendapat kode 1 dan perusahaan yang tidak mendapat opini going concern mendapat kode 0. 2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen (Erlina, 2008:42). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas, kualitas audit, leverage opini audit tahun sebelumnya.

a. Likuiditas

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio yaitu aktiva lancar dibagi kewajiban lancar (Mutchler, 1985). Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan mampu untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

Current Asset

Current Ratio = x 100% Current Liabilities


(57)

b. Leverage

Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Leverage mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari hutang perusahaan kepada kreditor. Rasio leverage diukur dengan menggunakan rasio debt to total assets, untuk melihat berapa bagian dari seluruh kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang, yang dihitung dengan :

Total Liabilities

DAR = x 100% Total Assets

c. Kualitas Audit

Kualitas audit diproksikan dengan menggunakan ukuran KAP. Ukuran KAP ini dibedakan menjadi dua yaitu untuk KAP yang berafiliasi dengan

The big four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan The big four. Variabel

ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana angka 1 diberikan jika auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP The

big four dan 0 jika ternyata perusahaan diaudit oleh KAP non big four.

d. Opini Audit Tahun sebelumnya

Opini audit tahun sebelumnya didefenisikan sebagai opini audit yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Opini audit sebelumnya dalam penelitian ini diambil dari opini audit tahun 2009-2011. Variabel ini diukur dengan variabel dummy, dimana opini audit


(58)

concern (NGCAO) diberi kode 0. Data opini audit tahun sebelumnya disajikan dalam skala nominal.

Tabel 3.3

Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Variabel Penelitian

Defenisi Operasional

Pengukuran Skala

Dependen Opini Audit Going Concern Opini yang dikeluarkan oleh auditor mengenai keberlangsungan usaha auditeenya

1, jika opini audit going

concern dan

0, jika opini audit non going concern

Nominal

Independen Likuiditas Ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu

CA

CR = x100% CL

Rasio

Leverage Rasio yang

mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Total Liabilites DAR= x100%

Total Assets


(59)

Kualitas Audit Probabilitas auditor untuk dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi

auditee.

1, Jika diaudit oleh

KAP big- four

and partner 0, Jika diaudit oleh KAP non

big-four

Nominal

Opini Audit

Tahun Sebelumnya

Opini audit yang diterima oleh auditee setahun sebelum tahun penelitian.

1, jika opini audit going

concern dan

0, jika opini audit nongoing concern

Nominal

Sumber : Hasil olahan peneliti

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Karakteristik data yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya. Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi. 3.5.2 Pengujian Data

Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik sedangkan pengujian model dan pengujian hipotesis menggunakan regresi logistik. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Pada regresi logistik tidak menggunakan uji normalitas dan


(60)

heteroskedastisitas karena variabel bebasnya tidak harus memiliki distribusi normal dan memiliki varian yang sama (Mudrajat, 2001:217).

1. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinearitas b. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas

c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas

d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas. 2. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteteksi ada tidaknya gejala autokorelasi, maka uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Runs Test. Bila hasil output


(1)

Lampiran 7

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 69 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 69 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 69 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original

Value Internal Value

0 0

1 1

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant CACL TLTA KA OTS

Step 1 1 47.098 -1.787 -.008 .462 .319 2.743

2 40.812 -2.736 -.025 1.163 .640 3.491

3 39.016 -3.324 -.072 1.703 .886 3.965

4 38.684 -3.430 -.145 1.851 1.001 4.199

5 38.679 -3.470 -.150 1.884 1.016 4.250

6 38.679 -3.470 -.150 1.884 1.016 4.251

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 92.367

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 53.688 4 .000


(2)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 53.688 4 .000

Block 53.688 4 .000

Model 53.688 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 38.679a .541 .733

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 5.586 8 .693

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Going Concern = .00 Going Concern = 1.00

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 7 6.788 0 .212 7

2 7 6.427 0 .573 7

3 6 6.074 1 .926 7

4 4 4.496 3 2.504 7

5 1 1.749 6 5.251 7

6 0 .651 7 6.349 7

7 1 .398 6 6.602 7

8 1 .252 6 6.748 7

9 0 .147 7 6.853 7

10 0 .018 6 5.982 6

Classification Tablea

Observed

Predicted

Going Concern

Percentage Correct

0 1

Step 1 Going Concern 0 24 3 88.9

1 3 39 92.9


(3)

Classification Tablea

Observed

Predicted

Going Concern

Percentage Correct

0 1

Step 1 Going Concern 0 24 3 88.9

1 3 39 92.9

Overall Percentage 91.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a CACL -.150 .164 .839 1 .360 .861 .624 1.187

TLTA 1.884 .816 5.335 1 .021 6.583 1.330 32.571

KA 1.016 .925 1.207 1 .272 2.763 .451 16.940

OTS 4.251 .936 20.644 1 .000 70.189 11.216 439.243

Constant -3.470 1.094 10.063 1 .002 .031

a. Variable(s) entered on step 1: CACL, TLTA, KA, OTS.

Correlation Matrix

Constant CACL TLTA KA OTS

Step 1 Constant 1.000 -.231 -.772 -.334 -.614

CACL -.231 1.000 .098 -.116 -.202

TLTA -.772 .098 1.000 .127 .367

KA -.334 -.116 .127 1.000 .088

OTS -.614 -.202 .367 .088 1.000

Lampiran 8

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 92.368 .435

2 92.367 .442

3 92.367 .442

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 92.367


(4)

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 92.368 .435

2 92.367 .442

3 92.367 .442

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 92.367

c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Going Concern

Percentage Correct

0 1

Step 0 Going Concern 0 0 27 .0

1 0 42 100.0

Overall Percentage 60.9

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .442 .247 3.208 1 .073 1.556

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables CACL 2.088 1 .148

TLTA 9.017 1 .003

KA 3.768 1 .052

OTS 39.500 1 .000

Overall Statistics 42.442 4 .000

Lampiran 9

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients


(5)

Step 1 1 47.098 -1.787 -.008 .462 .319 2.743

2 40.812 -2.736 -.025 1.163 .640 3.491

3 39.016 -3.324 -.072 1.703 .886 3.965

4 38.684 -3.430 -.145 1.851 1.001 4.199

5 38.679 -3.470 -.150 1.884 1.016 4.250

6 38.679 -3.470 -.150 1.884 1.016 4.251

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 92.367

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 53.688 4 .000

Block 53.688 4 .000

Model 53.688 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 38.679a .541 .733

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 5.586 8 .693

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Opini Audit Going Concern (GCAO) = .00

Opini Audit Going Concern (GCAO) = 1.00

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 7 6.788 0 .212 7

2 7 6.427 0 .573 7

3 6 6.074 1 .926 7

4 4 4.496 3 2.504 7

5 1 1.749 6 5.251 7

6 0 .651 7 6.349 7

7 1 .398 6 6.602 7

8 1 .252 6 6.748 7

9 0 .147 7 6.853 7


(6)

Classification Tablea

Observed

Predicted Opini Audit Going Concern

(GCAO)

Percentage Correct

0 1

Step 1 Opini Audit Going Concern (GCAO)

0 24 3 88.9

1 3 39 92.9

Overall Percentage 91.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a CACL -.150 .164 .839 1 .360 .861 .624 1.187

TLTA 1.884 .816 5.335 1 .021 6.583 1.330 32.571

KA 1.016 .925 1.207 1 .272 2.763 .451 16.940

OTS 4.251 .936 20.644 1 .000 70.189 11.216 439.243

Constant -3.470 1.094 10.063 1 .002 .031

a. Variable(s) entered on step 1: CACL, TLTA, KA, OTS.

Correlation Matrix

Constant CACL TLTA KA OTS

Step 1 Constant 1.000 -.231 -.772 -.334 -.614

CACL -.231 1.000 .098 -.116 -.202

TLTA -.772 .098 1.000 .127 .367

KA -.334 -.116 .127 1.000 .088

OTS -.614 -.202 .367 .088 1.000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 61 99

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 85

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 77

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11